Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI SEIMBANG PADA BALITA

Mata Ajaran : Keperawatan Komunitas


Pokok Ajaran : Gizi Seimbang pada Balita
Sasaran : Ibu – ibu yang memiliki balita di Dusun X
Waktu : 60 menit
Jam : 10.00 WIB - Selesai
Hari/Tanggal : Rabu, 10 April 2019
Tempat : Posyandu X
Pembicara : Dwi Nur Anggraeni S.Kep.,Ns

I. Tujuan Intruksional Umum


Setelah mengikuti pembelajaran selama 60 menit Ibu balita dapat mengerti
dan memahami tentang pentingnya gizi seimbang pada balita serta dapat membuat
menu seimbang bagi balita (Kemenkes RI, 2014)
II. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran selama 60 menit, ibu balita Dusun
Kalirandu dapat :
1. Mengerti pentingnya gizi seimbang untuk balita
2. Mengerti manfaat gizi seimbang untuk balita
3. Mengerti dampaknya tidak menerapkan pedoman gizi seimbang
4. Mengerti dan dapat membuat menu seimbang untuk balita
III. Materi Penyuluhan
1. Definisi Gizi Seimbang
Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan
mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi (Kemenkes
RI,2013)
2. Manfaat pedoman gizi seimbang bagi balita adalah sebagai berikut :
a. Menjaga daya tahan tubuh balita sehingga tidak mudah terserang
penyakit
b. Mempercepat pertumbuhan fisik
c. Untuk pengembangan otak dan mental anak
d. Memenuhi kebutuhan gizi balita
e. Balita menjadi lebih aktif dan besemangat
f. Tidak mudah lelah
3. Pentingnya pedoman gizi seimbang adalah sebagai berikut :
a. Memelihara kesehatan
b. Sebagai sumber energy
c. Mencegah status gizi kurang
d. Meningkatkan kekebalan tubuh
4. Faktor faktor yang menyebabkab gangguan gizi
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan
gizi terutama pada anak balita antara lain sebagai berikut :
a. Prasangka buruk terhadap bahan makanan ter tentu
Banyak bahan makan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi
tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya
prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan
bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan harkat keluarga.
Jenis sayuran seperti genier, daun turi, bahkan daun ubi kayu kaya
akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah yang masih
dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.
b. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan
tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan
tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
c. Sosial ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu
makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan
keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk
keluarga sehari – hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.
5. Dampak Tidak Menerapkan Pedoman Gizi Seimbang
a. Gizi kurang
Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau
ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas
berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kekurangan
zat gizi adaptif bersifat ringan sampai dengan berat. Gizi kurang banyak
terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun (Marimbi, 2014).
Akibat kurang gizi adalah sebagai berikut :
 Kecerdasan kurang
 Kurang darah
 Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
 Mudah terserang penyakit
Tanda dan gejala kurang gizi :
 Berat badan kurang dari normal/kurus
 Tubuh kembang anak lambat
 Nafsu makan kurang
 Rambut tipis dan merah
 Kurang bersemangat
 Mata pucat
 Mudah lelah
 Mudah beraktivitas
 Cengeng
b. Gizi lebih
Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara
konsumsi energi dan pengeluaran energi. Asupan energi yang
berlebihan secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan,
berat badan lebih (overweight) dan obesitas. Makanan dengan
kepadatan energi yang tinggi (banyak mengandung lemak atau
gula yang ditambahkan dan kurang mengandung serat) turut
menyebabkan sebagian besar keseimbangan energi yang positif ini.
selanjutnya penurunan pengeluaran energi akan meningkatkan
keseimbangan energi yang positif (Sodikin, 2015).
IV. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya Jawab

V. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Pengajar Waktu Kegiatan ibu balita
1. Mengucapkan salam, 2’ Menjawab salam,
memperkenalkan diri, memperhatikan, berdoa
mempersilahkan berdoa
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran 3’ Memperhatikan pengajar
3. a. Memberikan penjelasan tentang 15’ Memperhatikan pengajar,
pentingnya gizi seimbang pada
balita
b. Memberikan penjelasan tentang
manfaat gizi seimbang pada
balita
c. Memberikan penjelasan tentang
dampak tidak menerapkan
pedoman gizi seimbang
4. Demontrasi dan memberikan contoh 25’ Memperhatikan pengajar
membuat menu seimbang untuk
balita
5. Tanya jawab 10’ Memberikan pertanyaan,
memperhatikan pengajar
6. Evaluasi Kegiatan 3’ Menjawab pertanyaan
7. Menutup pertemuan dan 2’ Memperhatikan dan menjawab
mengucapkan salam salam
Jumlah waktu 60’
VI. Media
1. Lembar balik
2. Laptop
3. LCD
4. Leaflet menu seimbang pada balita
5. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

VII. Sumber Bahan


Marimbi, Hanum. 2014. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sodikin, 2015. Penyediaan Gizi Seimbang dan Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:
EGC.
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
KIA. Naskah Akademik Pedoman Gizi Seimbang. Direktorat Bina Gizi,
Jakarta 2013.

VIII. Evaluasi
1. Jelaskan pentingnya gizi seimbang untuk balita?
2. Jelaskan manfaat gizi seimbang untuk balita?
3. Jelaskan dampaknya tidak menerapkan pedoman gizi seimbang?
4. Balita memperagakan dapat mengelompokkan makanan sehat

Anda mungkin juga menyukai