Anda di halaman 1dari 23

31

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kuantitatif, yaitu suatu

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.Teknik

pengumpulan datanya dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian Kuantitatif lebih

menekankan makna daripada generalisasi.

Sementara itu, dilihat dari teknik penyajian datanya, penelitian

menggunakan pola deskriptif. Yang dimaksud pola deskriptif menurut Best

(sebagaimana dikutip oleh Sukardi), adalah metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.

Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode penelitian

Kuantitatif dengan pola deskriptif yang dilakukan, bermaksud

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek

yang diteliti secara tepat. Adapun alasan peneliti memilih metode ini adalah:

1. Rancangan penelitian berdasarkan tujuan dengan memfokuskan pada

penelitian terapan yang ditujukan untuk memecahkan masalah

praktis, artinya penelitian dilakukan dengan cara menerapkan teori

yang akan dijadikan kerangka pemikiran dengan realitas

dilingkungan kerja atau objek yang akan diambil.


32

2. Hubungan Peneliti dengan yang diteliti Dalam penelitian kuantitatif

hubungan antara peneliti dengan yang diteliti bersifat independen.

Dengan menggunakan angket maka peneliti hampir tidak mengenal

siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data.

3. Rancangan penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya Pada

penelitian ini rancangan yang akan digunakan berdasarkan atas

tingkat eksplanasinya yang menjelaskan hasil penelitian yang

termasuk pada penelitian assosiatif, dimana assosiatif adalah

penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable

atau lebih.

4. Rancangan penelitian berdasarkan jenis data Penelitian ini adalah

penelitian data kuantitatif. Di mana data Kuantitatif adalah data yang

berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar yang kemudian

diangkakan (32coring) menjadi data kuantitatif yang didapat dengan

melakukan skala pengukuran.

Penelitian yang baik harus didahului oleh perencanaan penelitian

agar penelitian berjalan dengan lancar. Sesuai dengan yang dikemukakan

oleh M. Iqbal (2004:24) :”Desain penelitian adalah kerangka kerja dalam

suatu studi tertentu, guna mengumpulkan, mengukur dan melakukan analisis

data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian”.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dikatakan bahwa desain

penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis


33

dalam melaksanakan penelitian, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi pada Rumah

Sakit Marinir Cilandak Jakarta.

2. Menetapakan judul dari fenomena yang didapat, sehingga

dapat diketahui apa yang akan diteliti kemudian menentukan

identifikasi masalah dalam penelitian.

3. Menetapkan variabel penelitian yaitu variabel indevendent:

kepuasan Pelayanan , variabel dependent: kinerja pegawai.

4. Menetapkan indikator variabel independent: gaji, pekerjaan

itu sendiri,rekan sekerja, atasan, promosi, lingkungan kerja.

5. Melihat dan menganalisis data-data mengenai kepuasan

pelayanan karyawan dan prestasi kerja karyawan.

6. Melakukan pembahasan kemudian terdapat masalah melalui

data informasi yang diperoleh dari perusahaan kemudian data

tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis koefisien

korelasi rank spearman, koefisien determinasi dan uji t.

7. Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh

penjelasan dan jawaban atas identifikasi masalah dalam penelitian.


34

3.2 Definisi Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel

penelitian ke dalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan

pengukuran Umi Narimawati (2007:61), Pada penelitian ini konsep-konsep

variabel yaitu :

3.2.1 Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau

timbulnya variabel dependent (terikat). Adapun yang menjadi

variabel independent dalam penelitian ini adalah kepuasan

pelayanan.

3.2.2 Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian

ini yang menjadi variabel dependent adalah prestasi Kinerja

Pegawai.

Tabel 3.1.
Instrumen Penelitian Variabel Kepuasan Pelayanan (X)

Variabel Dimensi Indikator


Kepuasan - Gaji
Pelayanan (X) - Pemberian pujian
- Penghargaan
Intrinsik - Prestasi
- Promosi
- Jabatan
- Hasil kerja
Ekstrinsik - Disiplin
- Antisipasi
- Kondisi kerja
35

- Terpenuhi kebutuhan
pokok
- Terpenuhi kebutuhan
pendidikan
- Terpenuhi kebutuhan
Kebutuhan
tempat tinggal
Karyawan
- Pemenuhan jaminan
sosial dan kesehatan
- Pemenuhan
keamanan dan
keselamatan kerja

Tabel 3.2
Kisi-kisi Penelitian Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Item
Variabel Dimensi Indikator
Koes.
- 1
Kesetiaan 2
- Kerajinan
- Ketekunan 3
Ukuran kinerja
- Sikap dan 4
kerjasama
- 5
Kinerja
Pegawai Kejujuran
- Mutu 6
(Y) - Kecermatan 7
- Efisiensi
Tingkat kinerja - Keterampilan 8
- 9
Ketersediaan
10
- Evaluasi 11
- Ketepatan 12
Interaksi - Kemampuan
adaptasi 13
- Kebijakan 14
-

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
36

Populasi adalah semua individu, anggota atau subyek yang

terdapat didalam kesatuan yang diteliti. Populasi yang diteliti

dalam penelitian ini adalah Pegawai rumah sakit Marinir yang

dinas di Cilandak. Pegawai yang dinas di rumah sakit Marinir

sebanyak 300 Pegawai.

Tabel 1. Jumlah Populasi Pegawai yang dinas di rumah sakit Marinir

sebanyak 300 pegawai yang dinas di Cilandak

No Strata Populasi
1 Militer 150 Orang
2 PNS 150 Orang
Jumlah 300 orang
Sumber : Pengolahan data

3.3.2 Sampel

Untuk melakukan penelitian seorang peneliti dapat meneliti

sebagian (sampel). Penelitian tersebut menggunakan sampel atau

sebagian elemen populasi yang akan mewakili pendapat dari seluruh

populasi. Sedangkan metode pemilihan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang telah ditentukan

kriterianya adapun kriteria subyek yang dipakai ialah :

1. Pegawai administrasi yang berstatus pegawai negeri sipil di

Rumah Sakit Marinir Cilandak.

2. Pegawai yang bergolongan II ke atas

3. Memiliki masa kerja 5 tahun ke atas


37

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Jika

kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut

disebut penelitian sampel. Penentuan besarnya sampel menggunakan

rumus Slovin Dimana :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Error (% yang dapat ditoleransi terhadap ketidaktepatan

penggunaan sampel sebagai pengganti populasi). Dalam hal ini

digunakan error sebesar 10%.

Sehingga besarnya sampel dapat dihitung sebagai berikut :

N
n = --------------
N (e)2 + 1

300
= -----------------
300 (0,1)2 + 1

= 75 sampel

Jadi sampel yang diambil adalah 75 sampel dari 300 populasi pegawai di

Rumah Sakit Marinir Cilandak

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian tergantung dari jenis

penelitian yang dilakukan. Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah


38

penelitian survei, maka untuk memperoleh data digunakan beberapa cara

atau teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan, untuk mendukung gagasan teoritik dan

konseptual mengenai variabel-variabel penelitian. Dalam hal ini didukung

dengan teknik :

a. Riset kepustakaan, berupa penelitian buku-buku teks atau

literatur yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam

penelitian ini.

b. Studi dokumentasi, sebagai pengamatan terhadap gejala-

gejala dari obyek yang diteliti, melalui dokumen yang ada di

Rumah Sakit Marinir Cilandak

2. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan, yang dilakukan dengan cara :

a. Observasi

Teknik observasi memungkinkan peneliti melihat dan mengamati

sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang

terjadi pada keadaan sebenarnya, serta memungkinkan mencatat peristiwa

dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh

dari data.

b. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui daftar pertanyaan

yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dijawab oleh
39

para responden, adapun yang menjadi responden ialah para Pegawai

Rumah Sakit Marinir Cilandak. Sifat dari kuesioner yang diajukan ialah

pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang variasi jawabannya sudah

ditentukan dan disusun terlebih dahulu sehingga para responden hanya

memilih jawaban yang telah disediakan.

Penelitian di lapangan dengan menggunakan daftar pertanyaan,

jawabannya diklasifikasikan menjadi 5 (lima) skor jawaban sebagai

berikut :

a) Nilai jawaban sangat rendah dengan skor: 1 (Sangat Tidak Setuju)

b) Nilai jawaban rendah dengan skor : 2 (Tidak Setuju)

c) Nilai jawaban sedang dengan skor : 3 (Kurang Setuju)

d) Nilai jawaban tinggi dengan skor : 4 (Setuju)

e) Nilai jawaban sangat tinggi dengan skor : 5 (Sangat Setuju)

c. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data berupa tanya

jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Dalam

penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara

terstruktur yang diartikan sebagai tanya jawab yang terarah dan sistematis

untuk mengumpulkan data yang relevan dengan menggunakan pedoman

wawancara sebagai pedoman dasar pertanyaan secara sistematis, sehingga

mudah diolah kembali.

3. Teknik Analisis Data


40

Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan analisis

kuatitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2004:170) bahwa : “Analisis

deskriptif adalah pengujian yang digunakan untuk menganalisis data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum. Dalam penelitian ini analisis deskriptif adalah penyajian data

dari responden melalui tabel dan grafik yang diperoleh dari perhitungan

persentase (%).

Adapun langkah-langkah analisis data deskriptif sebagai berikut :

1. Menghitung Persentase (%) Skor Capaian

Responden Untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian ini maka

dilakukan pengelolaan data hasil skor capaian responden yang

didasarkan hasil dari masing-masng item pertanyaan untuk setiap

indikator dengan formulasi rumus persentase yang dikemukakan oleh

Purwanto (1991 : 113) sebagai berikut :

F
Pr =------------- 100 %
N
Dengan :

Pr = Persentase capaian responden

F = Jumlah jawaban responden

N = Jumlah responden

100 % = Jumlah teap

Pemahaman terhadap rumus di atas sebagai berikut :


41

a. Pr adalah persentase capaian responden untuk setiap alternatif

jawaban.

b. F adalah jawaban responden.

c. N adalah jumlah responden.

Selanjutnya diakumulasikan untuk menetukan skor bagi setiap

sub indikator, kemudian skor setiap sub indikator diakumulasikan lagi

untuk mendapatkan skor setiap indikator penelitian. Skor setiap

indkator diakumulasikan lagi untuk menetukan total variabel yang

diteliti atau untuk menjawab permasalahan penelitian.

Menentukan skor setiap sub indikator dengan memakai

formulasi rumus persentase yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010 :

117) sebagai berikut:

SC
Pr =------------- X 100 %
SI

Dengan :

Pr = Persentase capaian

SC = Jumlah skor capaian

SI = Jumalah Skor ideal

100 % = Jumlah tetap

Pemahaman terhadap rumus di atas sebagai berikut :

a. Pr adalah persentase capaian skor sub indicator.

b. SC adalah Jumlah skor yang ada pada tiap butir soal.


42

c. SI adalah Jumlah responden yang dikalikan dengan jumlah

tertinggi pada alternative jawaban.

2. Mengkonfirmasikan persentase (%) skor capaian responden dengan

kriteria/standar keberhasilan.

Setelah jawaban dianalisis melalui rumus di atas, selanjutnya

dicocokkan atau sesuaikan dengan kualifikasi /kriteria yang diadaptasi

dari sugiyono (2010: 107), seperti pada tabel 1 berikut.

Tabel 3.1. Status Jawaban Responden

Nomor Rentang Status Skor Kualifikasi/Kriteri


1 81-100 Sangat/Tinggi/ Sangat
Tepat //Sangat Banyak
2 61-80 Tinggi/ Tepat/ Banyak
3 41-60 CukupTinggi/ Cukup Tepat
/Cukup Banyak
4 21-40 Rendah/ Tidak Tepat
/ Tidak Banyak
5 0-20 Sangat Rendah/ Sangat tidak
tepat/ Sangat tidak banya

3.4 Metode pengumpulan data

Dalam pengumpulan data dibagi dalam dua macam data yaitu :

3.5.1. Data Primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau

suatu organisasi langsung melalui obyeknya (J. Supranto, hal 120, 1997 ),

metodenya dilakukan dengan cara :

1. Metode Wawancara ( Interview )


43

Wawancara atau interview adalah suatu cara untuk mengumpulkan

data dengan tanya jawab dengan responden.

Dengan wawancara diharapkan mendapatkan informasi yang

sebenarnya mengenai kepuasan pelayanan di Rumah sakit mariner cilandak.

2. Metode Observasi ( Pengamatan )

Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang akan

diteliti. Dalam penyusunan laporan ini data yang didapat akan dijadikan

perbandingan dari apa yang telah disampaikan oleh responden .

2. Metode kuisioner

Metode kuisioner berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden. Dalam penelitian ini

kuisioner di bagikan kepada pegawai Rumah sakit marinir cilandak

sebagai sebagai responden. Adapun alasan yang digunakan dalam metode

kuisioner ini sebagai alat pengumpul data dalam penelitian adalah sebagai

berikut :

- Interprestasi subyek terhadap pertanyaan yang

diajukan kepada responden adalah sesuai dengan maksud peneliti.

- Dalam menjawab pertanyaan responden dapat

lebih leluasa, karena tidak dipengaruhi oleh sikap mental hubungan

antar responden dengan peneliti.

- Data yang terkumpul dapat dengan mudah

dianalisa, masing-masing jawaban akan diberi skala nilai sesuai

dengan pilihan jawaban. Dalam penelitian ini menggunakan data


44

primer yaitu metode kuisioner dengan menyebar kuisioner ke

responden yakni pegawai rumah sakit marinir cilandak.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari literature, studi kepustakaan,

jurnal-jurnal penelitian yang berhubungan dan mendukung penelitian.

3.5 Pengujian Asumsi-Asumsi Model Regresi

Semua data dari hasil penyebaran angket ini diberi skor dan

dianalisis dengan menggunakan uji statistik dengan menggunakan komputer

program Statistical Product for Service Solution (SPSS) 22.0 for windows.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

korelasi, yaitu dengan korelasi sederhana untuk menentukan ada atau

tidaknya hubungan variabel X dengan Y. Adapun langkah-langkah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji Asumsi Klasik dengan Uji Normalitas data dilakukan sebelum

data diolah berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji

normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal.

Sebagai dasar bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusinormal. Jika asumsi ini dilanggar maka model

regresi dianggap tidak valid dengan jumlahsampel yang ada.Ada beberapa


45

teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain uji

chi-kuadrat, uji lilliefors, dan uji kolmogorov-smirnov.

Distribusi Normal menggunakan pendekatan penjumlahan

penyimpangan data observasi tiap kelas dengan nilai yang diharapkan.

Keterangan :

X2 = Nilai X2

Oi = Nilai observasi

Ei = Nilai expected / harapan, luasan interval kelas berdasarkan tabel

normal dikalikan N (total frekuensi) (pi x N)

N = Banyaknya angka pada data (total frekuensi)

Deteksi normalita melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal

dari grafik P-P Plot. Dasar pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:

 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.

 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan / atau tidak mengikuti

arah garis diagonal. Maka model regresi tidak memenuhi asumsi

Normalitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Asumsi Klasik dengan Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresiterjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance tetap maka disebut


46

homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi problem

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homoskesdatisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat scatter plot (nilai prediksi

dependen ZPRED dengan residual SRESID), uji Gletjer, uji Park, dan uji

White.

a. Uji Park

Metode uji Park yaitu dengan meregresikan nilai residual (Lnei2)

dengan masing-masing variabel dependen (LnX1 dan LnX2).

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

1. Ho : tidak ada gejala heteroskedastisitas

2. Ha : ada gejala heteroskedastisitas

Ho diterima bila –t tabel < t hitung < t tabel berarti tidak terdapat

heteroskedastisitas dan Ho ditolak bila t hitung > t tabel atau -t

hitung < -t tabel yang berarti terdapat heteroskedastisitas.

b. Uji Glejser

Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel

independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara

variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas.

c. Melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi

Metode ini yaitu dengan cara melihat grafik scatterplot antara

standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual


47

(SRESID). Ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID

dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X

adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya)

d. Uji koefisien korelasi Spearman’s rho

Metode uji heteroskedastisitas dengan korelasi Spearman’s rho yaitu

mengkorelasikan variabel independen dengan nilai unstandardized residual.

Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika

korelasi antara variabel independen dengan residual di dapat signifikansi

lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas pada model regresi.

e. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan

membandingkan r tabel dengan r hitung.

Nilai r tabel dilihat pada tabel r dengan df= n-2 (n= jumlah

responden/sampel). Pada tingkat kemaknaan 5%, maka akan didapatkan

angka r tabel.

Nilai r hasil/output SPSS dapat dilihat pada kolom”Corrected item-

Total Correlation”.

Keputusan:

Masing-masing pertanyaan/pernyataan dibandingkan nilai r

hasil/output dengan nilai r tabel, bila r hasil>r tabel, maka pertanyaan

tersebut valid.

Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur:


48

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik

Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson.

Rumus korelasi Product Moment ada 2 :

- Korelasi Product moment dengan Simpangan,

- Korelasi Product moment dengan angka kasar

Keterangan:

r xy = koefisien korelasi suatu butir/item

N = jumlah subyek X = skor suatu butir/item

Y = skor total (Arikunto, 2005: 72)

Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan r tabel (r kritis). Bila

r hitung dari rumus di atas lebih besar dari r tabel maka butir tersebut valid,

dan sebaliknya.

Apabila variable I berupa data diskret murni atau data dikotomik,

sedangkan variable II berupa data kontinyu, maka teknik korelasi yang tepat

untuk digunakan adalah teknik korelasi point biserial dengan rumus:

Keterangan :
49

r pbi = Koefisien korelasi point biserial yang melambangkan

kekuatan korelasi antara variable I dengan variable II, yang

dalam hal ini dianggap sebagai Koefisien Validitas Item.

P = Skor rata-rata hitung yang dimiliki otel testee, yang untuk

butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul.

Mt = Skor rata-rata dari skor total.

SDt = Deviasi standar dari skor total.

P = Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item

yang sedang diuji validitas itemnya.

Q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap buitr item

yang sedang diuji validitas itemnya.

f. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten

apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama di lain tempat. Perlu

diketahui bahwa yang diuji reliabilitas hanyalah nomor soal yang sahih saja.

Metode yang biasa digunakan untuk uji kehandalan adalah teknik ukur ulang

dan teknik sekali ukur. Teknik sekali ukur terdiri atas teknik genap gasal,

belah tengah, belah acak, kuder richardson, teknik hoyd dan alpha cronbach.

Tujuan pengujian validitas dan reliabilitas adalah untuk

menyakinkan bahwa kuesioner yang kita susun akan benar-benar baik dalam

mengukur gejala dan menghasilkan data yang valid.

Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk menilai

konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang digunakan


50

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data

yang sama. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini, maka peneliti

menggunakan metode Internal Consistency dengan teknik belah dua dari

Spearman Brown (Split Half) dengan rumus sebagai berikut :

Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000: 312)

yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika

alpha atau r hitung:

- 0,8-1,0 = Reliabilitas baik

- 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima

- kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

Menurut Ety rochaety (2007:50) syarat minimum koefisien

korelasi 0,6 karena dianggap memiliki titik aman dalam penentuan

reliabilitas instrumen dan juga secara umum banyak digunakan dalam

penelitian. Uji relibilitas pada lembar observasi menggunaan inter-rater

reliabiliti. Pengujian untuk lembar observasi menggunakan inter-rater

reliabiliti yaitu dilakukan oleh 2 orang rater atau obsever kemudian

dihitung dengan menggunakan rumus Cohen Kappa. Rumus Cohen Kappa

adalah sebagai berikut:


51

Keterangan :

- KK : Koefisien kesepakatan pengamatan

- Po : Proporsi frekuensi kesepakatan

- Pe : Kemungkinan sepakat

- N : Jumlah keseluruhan nilai yang menunjukkan

munculnya gejala yang teramati

- ∑N1 : Jumlah nilai kategori pertama untuk pengamat

pertama

- ∑N2 : Jumlah nilai kategori pertama untuk pengamat kedua

Nilai Kappa menurut Bhisma Murti (1997) nilai tingkat

reliabilitas antar rater menjadi tiga kategori antara lain:

- Kappa < 0,4 : buruk

- Kappa 0,4 - 0,60 : cukup

- Kappa 0,61 - 0,75 : memuaskan

- Kappa > 0,75 : istimewa

3. Analisis Koefisien Korelasi Pearson Product Moment

Apabila dua variabel independen dan variabel dependen mempunyai

hubungan atau korelasi, maka perubahan nilai variabel diartikan sebagai

variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. (Andi Supangat,


52

2007:295). Adapun cara untuk menghitung korelasi pearson product moment

adalah sebagai berikut:

- Perhitungan Manual

n   XY     X   Y 
r
n X 2
  X 
2
n Y 2
  Y 
2

(Riduwan, 2007:136)

Keterangan:

r = Derajat hubungan.

x = Variabel likuiditas (independen).

y = Variabel Kecukupan Modal (dependen).

n = Lamanya periode.

Nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas -1 ≤ r ≤ 1. Tanda

positif menunjukkan adanya korelasi (pengaruh) positif atau korelasi

langsung. Untuk menafsirkan besarnya koefisien korelasi digunakan

klasifikasi koefisien korelasi sebagai berikut ini:

Tabel 3.2
Interpretasi terhadap Nilai r Analisis Korelasi

Interval nilai r *) Interpretasi


0,001-0,200 Korelasi sangat lemah
0,201-0,400 Korelasi lemah
0,401-0,600 Korelasi cukup kuat
0,601-0,800 Korelasi kuat
0,801-1,000 Korelasi sangat kuat
*) Interpretasi berlaku untuk nilai r positif maupun negative

4. Koefisien Determinasi
53

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya

variabel Y yang dipengaruhi oleh variabel X. koefisien ini diperoleh dengan

rumus sebagai berikut.

Keterangan : KD = Koefisien Determinasi

R = Nilai Koefisien Korelasi

Jika menggunakan SPSS versi 15, maka nilai koefisien determinasi

dapat dilihat dari hasil perhitungan koefisien regresi pada tabel model

summary (R Square) dikalikan dengan 100%.

Anda mungkin juga menyukai