Anda di halaman 1dari 33

STUDI KASUS

RHINITIS ALERGI DENGAN RESIKO PAPARAN DEBU MELALU PENDEKATAN


KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN

Disusun Oleh :
ERIYASIH 1102013099

Pembimbing :
dr. Erlina Wijayanti, M.PH, DipIDK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA
2018

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “PENGARUH PAPARAN DEBU DENGAN
RHINITIS ALERGI DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI
PUSKESMAS KECAMATAN SENEN” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipublikasikan
dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta,September 2018

Pembimbing,

dr. Erlina Wijayanti, M.PH, DipIDK

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahii wa Barakatuuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa kami ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim
penulis sehingga Laporan Diganosis Holistik yang berjudul “Pengaruh paparan
debu debu dengan rhinitis alergi dengan pendekatan keluarga di Puskesmas
Senen” ini dapat diselesaikan.

Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas


kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi
pembaca, terutama pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat, semoga dapat
memberikan manfaat.

Penyelesain laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf
pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang terkait.
Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku dosen pembimbing dan Kepala Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
2. dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK selaku koordinator dan staf pengajar Kepanitraan
Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku bendahara dan staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. Prof. Qomariyah, MS.PKK. AIFM, dr. Dian Mardhiyah, MKK, dr.Dini
Widianti,M.KK, dr. Sophianita, MKK, PKK, DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes,
selaku staf pengajar Kepanitraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.

iii
5. drg. Kristy Wathini selaku ketua Puskesmas Kecamatan Senen.
6. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Senen.
7. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan
kerjasama sehingga tersusun laporan ini.

Penulis sadar masih banyaknya kekurangan dari penyusunan


laporan ini. Maka dari itu, penulis menerima kritik serta saran yang
membangun sehingga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata, dengan mengucap Alhamdulilah, semoga Allah SWT selalu
meridhoi kita semua, Amin.

Jakarta, September 2018

Penulis

4
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. L
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 18 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Alamat : Jln. Kramat Sawah X Rt 006/002
Jenis Pembayaran : BPJS
Tanggal Pemeriksaan : 09 Agustus 2018

B. Anamnesis

Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis terhadap pasien pada tanggal 09


Agustus 2018 pada pukul 10.00:
1. Keluhan Utama :
Bersin-bersin terus menerus sejak 3 bulan yang lalu

2. Keluhan Tambahan :
Pilek dan hidung tersumbat sejak 4 hari yang lalu.

3. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke poli umum Puskesmas Senen karena bersin-bersin terus menerus
setiap hari sejak 3 bulan yang lalu. Setiap bersin dapat mencapai 3-5 kali. Bersin
didapatkan pada waktu yang tidak menentu, baik pagi siang ataupun malam. Bersin
meningkat apabila terpapar debu. Bersin didapatkan selama ±3-4 hari dalam 1
minggu. Keluhan juga disertai dengan pilek, hidung tersumbat, dan rasa gatal pada
hidung. Pilek dengan cairan berwarna bening, encer, dan banyak, namun tidak
berbau. terkadang sampai dengan hidung tersumbat. Pasien juga sering merasakan
gatal pada hidung, dan kemudian menggaruk hidung dengan menggunakan
punggung tangan. Keluhan pada pasien tidak mengganggu aktivitas, karena pasien

6
masih dapat bekerja pada siang hari. Keluhan tidak disertai dengan batuk, nyeri
tenggorok, nyeri kepala dan penurunan fungsi pendengaran. Sebelumnya jika
pasien mengalami gejala bersin-bersin, pasien membeli obat flu di warung dekat
rumah.
Pasien sangat khawatir terhadap penyakitnya, yang kadang sering menganggu
aktivitas dan waktu istirahat di malam hari. Pasien mengetahui mengapa ia sering
mengalami bersin-bersin yaitu karena debu dan udara dingin. Oleh karena itu pesien
ingin mengetahui obat yang dapat menyembuhkan penyakitnya, dan berharap
penyakitnya dapat segera sembuh. Pasien percaya sakit yang dideritanya adalah
cobaan dari Allah dan dapat sembuh dengan pertolongan dokter.

4. Riwayat Penyakit dahulu


• Keluhan serupa (+)
• Asthma (-)
• Alergi (+)
Pasien memiliki alergi terhadap debu . Alergi terhadap makanan, dan obat-
obatan, disangkal.

5. Riwayat penyakit keluarga


Kakek pasien pernah mengalami keluhan yang serupa dengan pasien.

6. Riwayat pengobatan
Pasien 3 hari yang lalu sudah mencoba mengobati sendiri demamnya dengan
menggunakan procold yang dibeli di warung, namun tidak kunjung membaik.

7. Riwayat Sosial Ekonomi


Ny. L adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Ayah Ny. L yaitu Tn. S bekerja di
salah satu perusahaan swasta di Jakarta dan ibu Ny. M merupakan ibu rumah
tangga. Ny.L mempunyai adik laki-laki yang berusia 8 tahun yaitu An. F Untuk
kebutuhan sehari-hari serta biaya kuliah Ny. L ditanggung oleh ayah Ny. L. dengan
penghasilan sebesar ± Rp 8.000.000 per bulan.

7
8. Riwayat Kebiasaan
Pasien merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. dan
untuk berangkat ke universitas, pasien menggunakan kendaraan bermotor roda dua.
Pasien jarang menggunakan masker saat mengendarai kendaraan bermotor dan saat
beraktvitas di luar rumah.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Tampak sakit sedang


2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Pernafasan : 20 x/ menit
c. Nadi : 85 x/menit
d. Suhu : 36.6 c
o

4. Status Gizi
a. Berat badan : 60 kg
b. Tinggi badan : 157 cm
c. IMT : BB (kg) / TB (m) 2

60 kg / (1,57 meter)² = 24.3 kg/m² (normal)


5. Status Generalis
a. Kepala : Bentuk Normocephal, Rambut Hitam dan tidak
mudah cabut
b. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor
c. Leher : Trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah
bening (-) pembesaran kelenjar tiroid (-)
d. Thoraks : Cor Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-),
gallop(-)
e. Pulmo : vesikuler diseluruh lapang paru,wheezing -/-,
rhonki -/-
f. Abdomen : Datar, bising usus (+) normal, hepar dan lien

8
tidak teraba pembesaran
g. Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-/-/-), sianosis (-/-/-/-)
6. Status Lokalis
Telinga
Tabel 1. Pemeriksaan Telinga

Auris
Bagian Kelainan
Dextra Sinistra

Preaurikula Kelainan kongenital - -


Radang - -
Tumor - -
Trauma - -
Nyeri tekan - -

Aurikula Kelainan kongenital - -


Radang - -
Tumor - -
Trauma - -
Nyeri tarik - -

Retroaurikula Edema - -
Hiperemis - -
Nyeri tekan - -
Radang - -
Tumor - -
Sikatriks - -

Canalis Acustikus Kelainan kongenital - -


Externa Kulit - -
Sekret - -
Kloting - -
Serumen - -
Edema - -
Jaringan granulasi - -
Massa - -
Cholesteatoma - -

Membrana Timpani Intak + +


Reflek cahaya + +

9
Fungsi Pendengaran
Tidak di lakukan Pemeriksaan

Hidung
• Bentuk : normonasi
• Cavum nasi : lapang (+/-), perdarahan mengalir (-/-), blood clotting (-/-)
• Mukosa : Hiperemis (-/+)
• Concha : concha inferior eutrofi (+/-)
• Septum : C-Shape deviasi ke arah sinistra
• Sinus paranasal : nyeri tekan pada: pangkal hidung (-), pipi (-), dahi (-), tidak
terlihat pembengkakan pada daerah muka
Tenggorokan :
• Mukosa : Hiperemis (-/-), Granul (-/-)
• Uvula : Deviasi (-/-)
• Tonsil : T1 – T1, Hiperemis (-), kripta melebar (-/-), detritus (-/-)

D. Pemeriksaan Penunjang : Tidak Dilakukan

10
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga Pasien


a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 42 Tahun
Status : Menikah
Alamat : Jln. Kramat Sawah X Rt 006/002
Salemba
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Karyawan Swasta

b. Identitas pasangan
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 36 Tahun
Status : Menikah
Alamat : Jln. Kramat Sawah X Rt 006/002
Salemba
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh Pabrik

c. Struktur komposis keluarga


Keluarga, terdiri atas Tn. S sebagai kepala keluarga dan Ny. M sebagai istri,
sudah menikah sejak 19 tahun yang lalu. Pasangan ini memiliki 2 orang anak
yaitu anak pertama seorang perempuan (An. L) berusia 18 tahun, dan anak kedua
seorang laki-laki (An. F) berusia 11 tahun.

11
Tabel 2. Karakteristik Keluarga

No Nama Keduduk Gender Umur Pendi Pekerjaan Keteran


an dalam gan
keluarga dikan Tambah
an

1. Tn. S Kepala Laki-laki 42 D3 Karyawan Selaku


Keluarga tahun Swasta Ayah
Pasien
2. Ny. M Istri Perempuan 36 SMA Buruh Selaku
tahun Pabrik Ibu
Pasien
3. An. L Anak Perempuan 18 SMA Mahasiswa Selaku
tahun Pasien

4. An. F Anak Laki-laki 11 SD Pelajar Selaku


tahun adik
pasien

2. Genogram
a. Bentuk keluarga
Keluarga terdiri atas 1 generasi. Bentuk keluarga ini merupakan The nuclear
family dengan keluarga terdiri atas keluarga inti Keluarga terdiri atas Tn. S
sebagai suami dan kepala keluarga, Ny. M sebagai istri, sudah menikah sejak 19
tahun yang lalu . Pasangan ini memiliki 2 orang anak, anak pertama seorang
perempuan (An. L) berusia 18 tahun dan anak kedua seorang laki-laki (An. F)
berusia 11 tahun.

b. Tahapan siklus keluarga


Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Ny. L berada
pada tahapan siklus keluarga yang keempat, yaitu keluarga dengan anak usia
sekolah.

12
Bagan 1.1 Genogram keluarga Ny. L

Keterangan Gambar :
: Laki-Laki : Pasien
: Perempuan : Pernikahan
: Keturunan : Meninggal
: Tinggal satu rumah
c. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis
Keluarga pasien mampu menghasilkan keturunan, namun pasangan Tn. S dan
Ny. M tidak ingin menambah anak lagi, sehingga menggunakan alat kontrasepsi
hormonal yaitu suntik setiap 3 bulan. Keluarga mampu memenuhi kebutuhan
makanan, namun tidak sesuai dengan pola gizi seimbang yaitu jarang
mengonsumsi buah, sayur-sayuran, serta susu,dan jarang melakukan aktivitas
fisik secara teratur seperti berolah raga.

13
b. Fungsi Psikologis
Masing-masing anggota keluarga saling menyayangi. Pasien sering bermain
bersama adiknya An.F. Pasien merasa tidak keberatan membantu ibunya dalam
mengurus pekerjaan rumah tangga.

c. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga tidak hanya bertumpu pada kepala keluarga, yaitu Tn. S
yang bekerja sebagai pegawai swasta dan berpenghasilan Rp 5.000.000 setiap
bulannya yang di bantu dengan Ny.M yang bekerja sebagai buruh pabrik.
Penghasilan tersebut dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
harinya

d. Fungsi Sosial
Lingkungan tempat keluarga tinggal termasuk lingkungan padat penduduk.
Lingkungan rumah pasien terdapat banyak tumbuhan tidak terawat. keadaan
rumah terdapat banyak debu dan barang-barang tidak terpakai seperti kardus
sepatu yang jarang dibersihkan. Keluarga Ny. M dikenal sebagai keluarga yang
baik dan sopan terhadap tetangga.

e. Fungsi Pendidikan
Tn. S dan Ny. M menyadari akan pentingnya pendidikan, mereka berharap
anaknya dapat menempuh pendidikan yang tinggi. Berharap ke dua anaknya
yang masih sekolah bisa melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi.

14
3. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Pedoman Penilaian Rumah Sehat
Table 3. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH 31

1 Langit-langit a. Tidak ada 0


b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2 2

2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 1


b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau 2
batu yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air.
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang diplester) 3 3
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 2

4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0 0


b. Ada 1
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0 0
b. Ada 1

6 Ventilasi a. Tidak ada 0


b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2

7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0 0


b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai dapur 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai dapur 2
(asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan
atau ada peralatan lain yang sejenis.

8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 0


b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca 1 1
dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan
untuk 2
membaca dengan normal.

II SARANA SANITASI 25

1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0


b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). kesh. 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 2
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 3
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 4 4

15
KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH
31

2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0


ngan kotoran). b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke 1
sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai 2
atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3
4
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4
3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman 0
Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak 1
sumber air (jarak dengan sumber air < 10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak 3 3
dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk 4
diolah lebih lanjut.

4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0


Sampah/Tempat
Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3
III PERILAKU PENGHUNI 44

1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0 0


Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2

2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0


Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari dibuka 2

3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0


dan halaman b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari 2

4 Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0


dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2

5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0


pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2

TOTAL HASIL PENILAIAN

16
Keterangan :
Hasil Penilaian : Nilai x Bobot

1. 9 x 31 = 279
2. 13 x 25 = 325
3. 4 x 44 = 276
Total = 880

Kriteria

1. Rumah Sehat : 1068 – 1200


2. Rumah Tidak Sehat : < 1068
Kesimpulan :
Dari hasil penilaian yang telah dihitung berdasarkan perkalian nilai dengan
bobot, didapatkan hasil 880 yang berarti penilaian rumah termasuk rumah tidak
sehat.

b. Kepemilikan barang-barang berharga:


Keluarga Ny. L memiliki beberapa barang elektronik di rumahnya antara lain, satu
unit televisi, satu unit kipas angin, satu unit rice cooker, satu unit kompor, satu unit
dispenser , satu unit setrikaan, satu unit lemari es dan satu unit motor.

c. Denah rumah

Gambar 2. Denah Rumah Keluarga Tn. S

17
4. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:
a. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit
Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Tn. S lebih sering pergi
ke puskesmas

b. Perilaku Terhadap Makanan


Pasien makan di rumah 2-3 kali sehari dengan waktu yang tidak menentu setiap
harinya. Ibu pasien jarang memasak untuk keluarga pada pagi hari . Pada pagi
hari pasien dan adiknya sarapan nasi uduk yang dibeli di depan rumah, pada
siang hari pasien makan di kantin universitas dan pada sore atau malam hari
pasien makan di rumah. Pasien jarang memakan sayur dan buah, lebih suka
goreng-gorengan dan makanan berbumbu.

c. Perilaku Terhadap Pelayanan Kesehatan


Keluarga Ny.L menggunakan jaminan kesehatan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS).

d. Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan (kondisi rumah)


Tn. S tinggal di lingkungan yang cukup padat. Ny.M jarang membersihkan
rumah karena kesibukan bekerja, sehingga banyak barang tidak terpakai yang
berdebu di dalam rumah. Rumah Tn. S memiliki 2 kamar tidur, 1 kamar mandi,
1 dapur, dan 1 ruang tamu. Tersedia air bersih, jamban pribadi, tempat sampah.

18
5. Sarana Pelayanan Kesehatan
Table 4. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

Faktor Keterangan Kesimpulan


Cara mencapai pusat Naik angkutan umum/ Letak Puskesmas
pelayanan kesehatan motor kecamatan Senen dekat
dari rumah. Pasien pergi
Tarif pelayanan Tanpa biaya ke puskesmas Kecamatan
kesehatan Senen dengan
Kualitas pelayanan Cukup Memuaskan menggunakan angkutan
umum atau motor. Untuk
kesehatan
biaya pengobatan diakui
Ny. L untuk biaya
pengobatan diakui murah
karena menggunakan
ditanggung oleh BPJS.
Pelayanan puskesmas
dirasakan Ny. L sudah
memuaskan.

6. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan:
Keluarga Ny. L memiliki kebiasaaan makan 2-3 kali sehari. Menu makanan bisanya
terdiri dari lauk dan sayur. Ny. M memasak makanan untuk keluarga.
Pasien makan 3x dalam satu hari. Lauk yang sering dikonsumsi pasien sama seperti
lauk yang dikonsumsi oleh keluarga. Porsi setiap kali pasien makan dalam porsi yang
sedang.
Ny.L kurang mengerti dalam pengaturan pola makan dan menu makanan yang tepat
dan menarik sehingga pasien lebih senang jajan .Menurut pasien dalam satu hari
pasien minum air putih sekitar 6 gelas.
Keluarga Ny.L berusaha membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan dengan air mengalir dan sabun.
b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Untuk penerapan pola gizi seimbang Ny. L sebaiknya mengikuti Pedoman Gizi
Seimbang yang dijabarkan menjadi 10 pesan dasar, sebagai berikut :
1. Syukuri dan nikmati keanekaragaman makanan

19
2. Banyak makan sayuran dan cukupn buah-buahan
3. Biasakan konsumsi anekaragaman makanan pokok
4. Biasakan konsumsi lauk pauk yang berprotein tinggi
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
6. Biasakan sarapan
7. Meminum air bersih, aman dan jumlah yang cukup, yaitu minimal 2 liter atau
setara dengan 8 gelas setiap harinya.
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10. Melakukan aktivitas fisik cukup dan pertahankan berat badan normal.

Keluarga Ny.L belum menerapkan pola gizi seimbang. Menu makanan


keluarga yang selalu ada saat setiap harinya ialah nasi, lauk pauk seperti
ayam, tahu, tempe, ikan, telur. Menu lainnya seperti sayur, daging dan
buah-buahan jarang dikonsumsi walaupun mereka sanggup membelinya.
Kurang minum air putih dalam jumlah yang cukup, tidak pernah membaca
label pada kemasan pangan dan masih malas melakukan aktivitas fisik.

20
Tabel 5. Food Recall Pola Makan Ny. L Selama Tiga Hari Terakh

Tanggal Waktu Menu makanan Jumlah Protein Karbohidr Lemak


Kalori at

06/08/18 Pagi Nasi Kuning (100 105kkal 4,2gr 44,08gr 0,44gr


gr)
211kkal 16,03gr 7,49gr 12,5gr
Ayam Goreng (1)
124 kkal 0 0 14 gr
Minyak (1 sdm)
464kkal 20,23 51,57 26,94
Total

Siang Nasi Putih (100gr) 129kkal 4,2gr 44,08gr 0,44gr

Sayur Sup (100gr) 31kkal 3,62gr 8,58gr 2,84gr

Telur goreng (46gr) 89kkal 6,24gr 0,43gr 6,76g

Tempe (1 ptg) 34kkal 2gr 1,79gr 2,28gr

Minyak (1sdm) 124kkal 0 0 14gr

Air Mineral 0 0 0 0

Total 407kkal 16,06 54,88 26,32

Malam Nasi Putih (100gr) 129kkal 4,2gr 44,08gr 0,44gr

Sayur Sup (100gr) 31kkal 3,62gr 8,58gr 2,84gr

Ikan Goreng (1) 211kkal 16,03gr 7,49gr 12,5gr

Minyak (1sdm) 124kkal 0 0 14gr

Air Mineral 0 0 0 0

Total 495kkal 23,85 60,15 29,78

07/08/18 Pagi Mie instan (1) 410kkal 6gr 47gr 13gr

Telur Rebus 77kkal 6,26gr 0,56gr 5,28gr

Susu kental manis 140kkal 1gr 23gr 4,5gr


(42gr)

Air Mineral

21
Menu Makanan Jumlah Protein Karbohidr Lemak
Kalori at
Total 0 0
0 0
13,26 22,78
627kkal 70,56

Siang Nasi Putih (100gr) 129kkal 4,2gr 44,08gr 0,44gr

Hati ayam (50gr) 58kkal 4,46gr 0gr 2,42gr

Tahu Goreng (2) 70kkal 4,46gr 2,72gr 5,24gr

Sayur Bayam (cup) 7kkal 2,86gr 3,63gr 0,39gr

Minyak 124kkal 0 0 14 gr

Air Mineral 0 0 0 0

Total 264kkal 15,98 50,43 8,49

Malam Nasi Putih (100gr) 129kkal 4,2gr 44,08gr 0,44gr

Sayur Bayam (cup) 7kkal 2,86gr 3,63gr 0,39gr

Telor Dadar (sdg) 93kkal 6,48gr 0,42gr 7,33gr

Teh manis hangat 55kkal 0 14,36gr 0

Total 304kkal 13,54 47,71

08/08/18 Pagi Bubur Ayam 372kkal 27,56gr 36,12gr 12,39

Susu Kental Manis 140kkal 1gr 23gr 4,5gr


(42gr)

Air Mineral
0 0 0 0
total
512 kkal 28,56 56,12 16,89

Siang Nasi putih (100gr) 129kkal 4,2gr 44,08gr 0,44gr

Dendeng sapi (1) 49kkal 33,2gr 11gr 25,6gr

Sayur Asem 80kkal 3,18gr 12,9gr 2,76gr

Minyak 124kkal 0 0 14 gr

Air Mineral 0 0 0 0

Total 382kkal 40,58 67,98 42,8

22
Menu Makanan Jumlah Proteri Karbohird Lemak
Kalori n rat
Malam Mie Goreng 16gr
410kkal 8gr 58gr
Telur goreng (46gr) 6,76gr
89kkal 6,24gr 0,43gr
Minyak 0 14gr
124 kkal 0
Total 15,24 41,26
623 kkal 81,43

Perhitungan rata - rata total konsumsi kalori Ny. L sehari


= ( 1366 + 1195 +1517)/3 = 4078 kalori

Penentuan Status Gizi


Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 157 cm
IMT : BBkg/(TBm)2 = 22,9 kg/m2
Status Gizi : Normal

BB ideal = (Tinggi Badan-100)– 10%(Tinggi Badan-100)


BB Ideal : (157-100) x 10% x 60
= 57 – 6 = 51 kg
Jumlah kebutuhan kalori perhari:(Rumus Harris Benedict)
Kebutuhan kalori basal= 655 + (9,6x BB) + (1,8x TB) – (4.7 x U)
= 655 + (9.6 x 60) + (1.8 x 157 ) – (4,7 x 18)
= (655 + 576 + 282.5 – 84.6)
= 1.428,9
Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 20 % karena aktivitas yang dilakukan
pasien termasuk aktivitas sedang.
(20% KKB)
20% x 1.428,9 kalori = 285,78kalori

Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah :


1.428,9 kalori + 285,78 kalori = 1.714,6 kalori

23
Kalori selama tiga hari :
Rata – rata konsumsi kalori pasien per hari
= ( 1366 + 1195 +1517)/3 = 1.359,3 kalori

Kekurangan kalori pasien :


1.714,6kal – 1.359,3 kal = 355.3 kalori/ hari

Kesimpulan : Setelah menghitung jumlah BBI, kebutuhan energi/kalori serta


kebutuhan zat gizi pada pasien, juga dengan melihat food recall pasien selama 3
hari sebelum datang ke puskesmas maka dapat disimpulkan bahwa setiap harinya
menu makan pasien kurang dari jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap
harinya dan belum mencakupi gizi yang seimbang. Pasien disarankan agar
mengkonsumsi makanan tambahan agar kebutuhan kalori pasien tiap harinya dapat
terpenuhi, termasuk mengkonsumsi variasi makanan yang banyak mengandung
protein seperti daging, ayam, dan buah-buahan serta mengurangi makanan yang
mengandung pengawet karena tidak baik untuk kesehatan tubuh pasien.

7. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor Pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga :
Pasien didukung keluarga untuk sembuh, sarana pelayanan kesehatan cukup
memuaskan dan jarak dari rumah pasien tidak terlalu jauh, Biaya pelayanan kesehatan
pasien yang bersumber dari BPJS dirasa sangat membantu pasien berobat sampai
keluhan berkurang.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga :


Kebiasaan anggota keluarga yang kurang peduli terhadap kebersihan dan kerapihan
rumah sehingga rumah berdebu dan tidak bersih dan pengetahuan keluarga tentang
penyebab penyakit pasien merupakan penyebab sering kambuhnya penyakit pasien.

8. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga


Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit pasien, yang salah satunya dapat
disebabkan karena kurangnya waktu ibu pasien untuk membersihkan rumah. Keluarga
kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, sehingga

24
usaha dalam merubah pola kebersihan dan kerapihan rumah kurang diperhatikan.
Konsumsi sayuran dan buah – buahan pada keluarga pasien masih kurang, dan
kurangnya kesadaran akan kebiasaan olahraga secara rutin pada keluarga pasien.

25
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK

A. Diagnosis Holistik( Multiaksial)


1. Aspek personal
a. Alasan kedatangan :Pasien datang ke Puskesmas Senen. Saat diperiksa
pasien mengeluhkan Bersin-bersin terus menerus sejak 3 bulan yang lalu,
dan hidung tersumbat serta gatal pada hidung sejak 4 hari.
b. Harapan : Pasien dan keluarganya berharap sakit yang diderita pasien bisa
lekas sembuh.
c. Kekhawatiran : Pasien Khawatir penyakitnya akan mengganggu aktivitas
sehari-hari. Pasien juga khawatir karena bersin-bersin yang dialami pasien
tidak kunjung membaik.
d. Persepsi : Pasien yakin penyakitnya bisa disembuhkan dengan pengobatan
yang diberikan, karena biasanya orang tua pasien jika ada yang sakit
langsung di bawa ke puskesmas dan biasanya sembuh dengan obat dari
puskesmas. Orang tua pasien menganggap penyakit anaknya dapat
disembuhkan dengan obat-obatan .
e. Aspek Religi : Pasien belum sadar tentang kewajiban sholat, sehingga saat
sakitpun Ny..L jarang sholat dan jarang berdoa kepada Allah agar diberi
kesembuhan.

2. Aspek klinik (diagnosis kerja dan diagnosis banding)


1. Diagnosis kerja : Rhinitis Alergika
2. Diagnosis banding : Rhinitis Vasomotor
3. Dasar diagnosis : Bersin-bersin sejak 3 bulan dan pilek demam (-), batuk
(-), pilek (+), hidung tersumbat (+), malaise (-). Pemeriksaan Fisik : Status
generalis dalam batas normal. Status lokalis :Mukosa hidung dextra hiperemis
(+) concha inferior dextra eutrofi (+), Cavum nasi dextra tidak lapang (+).

26
3. Aspek risiko internal (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien):
Rhinitis alergi merupakan penyakit genetik yang dapat menular ke
pasien, karena riwayat kakek pasien yang juga mengalami penyaki ini.
Ditambah dengan kebiasaan pasien yang jarang membersihkan kamar, sehingga
kamar pasien berdebu dan menyimpan barang-barang tidak terpakai yang dapat
berpotensi menimbulkan debu dan menimbulkan gejala penyakit pasien.

4. Aspek psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah)


Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap penyebab penyakit yang di
derita oleh pasien, sehingga ibu pasien jarang membersihkan rumah, dan rumah
dipernuhi dengan debu.

5. Aspek fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari)


Aspek fungsional pasien merupakan skala 2, karena pasien dapat melakukan
aktivitas sehari-hari namun berkurang karena pasien merasa tidak nyaman dengan
bersin-bersin dan hidung tersumbat.

27
B. Rencana Pelaksanaan

Tabel 6. Rencana Pelaksanaan


Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up

PeppPersonal • Melakukan pemeriksaan Pasien dan Saat pasien • Pasien


Sa tidak lagi • Pasien dan orang
fisik dan menegakkan orang tua berobat ke mengkhawatirkan tua pasien mengerti
diagnosis pasien Puskesmas keadaannya bahwa sakit yang
• Menjelaskan mengenai dan saat • Pasien paham mengenai diderita adalah
penyakit rhinitis alergi penyakitnya, pasien rhinitis alergika.
kunjungan ke
yang di deritanya, faktor- menjaga agar penyakitnya • Pasien dan orang
faktor yang dapat rumah pasien tidak bertambah parah, tua pasien mejandi
menyebabkan terjadinya pasien memahami lebih tau dengan
rhinitis alergi dan cara pentingnya berobat. penyakitnya dan
pencegahannya • Pasien tidak terbebani berusaha
• Menjelaskan pasien dengan penyakitnya, dan menghindari
bahwa penyakit pasien mengetahui cara faktor-faktor yang
tidak dapat sembuh selain menghindari pemicu bisa memperparah
dengan menghindari penyakitnya. penyakinya.
pemicunya yaitu debu • Pasien tidak sungkan • Pasien dan
• Menjelaskan kepada datang ke puskesmas jika keluarganya
pasien karena pasien sakit. menjadi lebih
telah memiliki kartu • Pasien mengertahui peduli dengan
BPJS sehingga biaya penyebab penyakitnya, dan kebersihan rumah
ditanggung oleh BPJS lebih peduli terhadap dengan
• Menjelaskan pasien kebersihan rumah membersihkan
bahwa untuk mencegah rumah setiap hari.
terjadinya kekambuhan

28
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up

penyakit pasien, pasien • Pasien mampu rajin sholat • Pasien lebih rajin
harus rajin membersihkan dan berdoa kepada Allah sholat 5 waktu dan
rumah dan memakai SWT agar disembuhkan mengaji serta
masker jika mengendarai penyakitnya. berdoa untuk
roda 2 untuk menghindari kesembuhanya.
debu
• Memberitahukan Pasien
tetap dapat beribadah 5
waktu

Klinis • Memberikan obat berupa : Pasien Saat pasien berobat • Mengurangi keluhan • Obat yang
- Cetirizine 2 x 10 mg dan pasien sehingga pasien diberikan dari
- Pseudoefedrin 3x60 mg kunjungan ke dapat melakuan aktivitas puskesmas sudah
• Menganjurkan untuk rumah pasien tanpa gangguan dan dihabiskan dan
menghindari debu dan mencegah timbulnya keluhan sudah
memakai masker jika komplikasi tidak dirasakan .
berkendara roda dua.

29
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up

RisirResiko Internal • Memberitahu pasien dan Pasien dan kunjungan ke • Pasien dan orang tua
Saat • Rumah pasien
orang tua pasien untuk Orang tua rumah pasien. pasien membersihkan bersih dan bebas
membersihkan rumah secara rumah setiap hari agar dari debu
teratur agar rumah bersih dan rumah tidak berdebu. • Ibu pasien mengerti
tidak berdebu • Pasien dan orang tua tentang penyakit
• Memberi tahu pada pasien, mengetahui bahwa, anaknya dan
bahwa penyakitnya ini ada penyakitnya merupakan mengetahui bahwa
kemungkinan merupaka turunan dari kakeknya dan anak keduanya
turunan dari kakek pasien. seluruh keluarga berisiko beresiko mengalami
• Memberi tahu manfaat dapat terkena penyakit penyakit yang
kebersihan dalam rumah, tersebut. sama.
agar terhindar dari berbagai • Pasien merasakan • Pasien jarang
penyakit. perbedaan setelah rajin mengalami
membersihkan rumah, penyakitnya
yaitu tidak kambuhnya kambuh.
penyakit pasien.
Psi Psikososial • Mengingatkan orang tua Orang tua Saat • Pasien mendapat perhatian • Orang tua pasien
ppp pasien untuk lebih pasien kunjungan ke lebih dari orang tuanya. kini lebih perhatian
memperhatikan pasien. rumah pasien. • Mencegah timbulnya untuk masalah
• Menganjurkan orang tua penyakit-penyakit akibat kesehatan anaknya .
pasien untuk selalu menjaga lingkungan yang kurang • Orang tua pasien
kebersihan lingkungan sekitar. sehat. lebih peduli dengan
kebersihan
rumahnya .

Fungsional • Menyarankan pasien agar Pasien .Saat • Mencapai kondisi • Obat yang diberikan
beristirahat di rumah kunjunagan kesehatan yang optimal dan puskesmas sudah
ke rumah agar dapat melakukan habis dan keluhan

30
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up

• Menganjurkan pasien agar pasien aktivitasnya kembali. sudah tidak


meminum obat secara teratur dirasakan.

31
F. Prognosis
1. Ad vitam : Ad bonam
2. Ad sanationam : Ad bonam
3. Ad functionam : Ad bonam

4. Dokumentasi

32
33

Anda mungkin juga menyukai