Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses manajemen kebidanan diawali dari mengumpulkan semua

data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan.

Berasal dari data-data dasar tersebut baik subjektif maupun objektif

dilakukan interpretasi kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis

khusus.

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan

dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur

diagnosa kebidanan yang terdiri dari diakui dan telah disyahkan oleh

profesi, berhubungan langsung dengan praktek kebidanan, memiliki ciri

khas kebidanan, didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan

dan dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.

Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak

dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan.

Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita

yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga

sering menyertai diagnosa.

Pada masalah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial lain berdasaran rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini

membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan akan di lakukan


pencegahan. Sambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap

bila diagnosa atau masalah potensial benar-benar terjadi.

1.2. Rumusan Masalah


BAB II

TINJAUN TEORI

2.1. Interpretasi Data Diagnosa/Masalah Aktual

Berasal dari data–data dasar yang di kumpulkan

menginterpretasikan data kemudian diproses menjadi masalah atau

diagnosis khusus. Kata masalah dan diagnosis sama – sama digunakan

karena beberapa masalah tidak dapat diidentifikasikan dalam

mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh. Masalah

sering berkaitan dengan bagaimana ibu menghadapi kenyataan tentang

diagnosisnya dan ini seringkali bisa diidentifikasi berdasarkan pengalaman

bidan dalam mengenali masalah seseorang.

Dalam perumusan diagnosa atau masalah aktual pada masa nifas

terbagi dalam beberapa pokok bahasan diantaranya, nyeri, infeksi, masalah

cemas, perawatan perineum, perawatan payudara, masalah ASI eksklusif,

masalah KB, gizi ibu nifas, tanda-tanda bahaya pada masa nifas, senam

nifas dan cara menyusui.

2.1.1. Masalah Nyeri

Gangguan rasa nyeri pada masa nifas banyak dialami

meskipun pada persalinan normal tanpa komplikasi. Hal tersebut

menimbulkan tidak nyaman pada ib, ibu diharapkan dapat mengatasi

gangguan ini dan memberi kenyamanan pada ibu. Gangguan rasa

nyeri yang dialami ibu antara lain :


1.) After pains / keram perut.

Hal ini disebabkan konktraksi dalam relaksasi yang terus

menerus pada uterus. Banyak terjadi pada multipara. Anjurkan

untuk meengosongkan kandung kemih, tidur tengkurap dengan

bantal dibawah perut bila perlu beri analgestik.

2.) Pembengkakan payudara.

Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang

dan nyeri yang terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh

darah sebagai tanda ASI mulai banyak diproduksi. Jika karena

sakit ibu malah berhenti menyusui, kondisi ini akan semakin

parah, ditandai dengan mengeliatnya payudara dan ibu

mengalami demam.

3.) Nyeri perineum.

Ibu nifas mengalami nyeri tidak lebih dari 8 minggu yang

disebabkan oleh trauma persalinan (laserasi ataupun episiotomi)

dan penjahitan robekan perineum.

4.) Konstipasi.

Disebabkan karena motilitas usus berkurang selama

paersalinan, obat anastesi, dan mungkin ibu takut karena sakit

atau merusak jahitan.

5.) Haemoroid.

Hemoroid disebabkan adanya penekanan uterus terhadap vena

didalam anus dan rectum selama kehamilan dan pada saat proses

persalinan. Pada ibu yang sudah mengalami hemoroid sebelum


kehamilan penekanan tersebut akan memperparah keadaan

hemoroid.

6.) Diuresis.

Dalam 12 jam pertama paska melahirkan ibu akan mulai

membuang kelebihan cairan yang tertimbun di dalam jaringan

selama hamil. Pengeluaran kelebihan cairaan ini terutama terjadi

di malam hari.Hal ini terjadi karena penurunan kadar estrogen,

hilangnya peningkatan tekanan.

2.1.2. Masalah Infeksi

Infeksi nifas merupakan salah satu penyebab kematian ibu,

infeksi yang mungkin terjadi adalah infeksi saluran kencing, infeksi

pada genitalia, infeksi payudara, infeksi saluran pernafasan.

Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi pasca persalinan.

Infeksi masa nifas merupakan penyebab tertinggi angka kematian

ibu. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi

yang meluas kesaluran urinaria dan pembedahan merupakan

penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi dapat dilihat

dari suhu pembengkakan taki kardia dan malaise. Gejala lokal

berupa uterus lembek, kemerahan, rasa nyeri pada payudara atau

adanya disuria. Ibu berisiko infeksi postpartum karena adanya

pelepasan plsenta, laserasi pada saluran genital termasuk episiotomi.

Penkyebab infeksi adalah bakteri endogen dan eksogen.

Masalah infeksi terbagi atas beberapa macam yaitu :


1.) Infeksi genital

Ibu beresiko mengalami infeksi postpartum karena

adanya luka pada area pelepasan plasenta,laserasi pada saluran

genital dan episiotomi pada perineum penyebab infeksi adalah

bakteri endogen dan eksogen faktor predisposisi infeksi

meliputi nutrisi yang buruk defisiensi zat besi , persalinan lama,

ruftur membran episiotomi atau sexio sesarea .

Gejala klinis endometritis tampak pada hari ketiga

postpartum disertai suhu yang mencapai 39 c, sakit kepala ,

kadang dapat uterus yang lembek. Untuk itu , ibu harus diisolasi.

Infeksi genital dapat di cegah dengan menjaga kebersihan di

daerah vulva, vagina dan perineum. Pembalut harus diganti

dengan teratur dan sering. Hal ini untuk menghindari gesekan

antara anus dan vulva ketika mengangkat pembalut karna dapat

memindahkan organisme dari anus sehingga mengontaminasi

vulva dan perenium ketika melepaskan pembalut harus dari arah

depan ke belakang

2.) Infeksi saluran kemih

Dapat terjadi karena kurang menjaga kebersihan dan

lebih sering lterjadi jika terdapat retensi urine kurangnya asupan

cairan dan latihan. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan

vulva, tidak menahan kencing minum lebih banyak, melakukan

latihan dan menghindari konstipasi

3.) Infeksi saluran pernafasan atas


Bidan yang sedang flu berat seharusnya tidak dekat ibu

dan bayi atau menggunakan masker.jika berada di dekat mereka

sehingga tidak terjadi infeksi silang. Demikian juga dengan

anggota keluarga yang sedang sakit

4.) Infeksi payudara

Infeksi payudara seperti mastitis dan abses dapat terjadi

karena manajemen laktasi yang tidak benar yang dapat

menyebabkan trauma pada puting sehingga merupakan tempat

masuknya kuman pathogen. Hal ini dapat di cegah dengan

manajemen laktasi yang benar dan menyusui bayi nya on

demand.

Data dasar subjektif : luka yang semakin nyeri dan badan panas

dingin.

Data objektif bisa diamati dari :

1. Vital sign (adanya peningkatan suhu, frekuensi nadi, dan

pernafasan).

2. Inspeksi : adanya tanda-tanda infeksi pada luka jahitan.

Dolor : Perubahan rasa nyeri

Kalor : Perubahan suhu (Meningkat)

Rubor : Perubahan warna kulit (Memerah)

Functio Laesa : Gangguan Fungsi Tubuh

Tumor : Perubahan Bentuk


2.1.3. Masalah Cemas

Rasa cemas sering timbul pada ibu masa nifas karna

perubahan fisik dan emosi masih menyesuaikan diri dengan

kehadiran bayi. Pada periode ini tersebut” masa krisis”karena

memerlukan banyak perubahan perilaku,nilai peran. Tingkat

kecemasan akan berbeda antara satu dengan yang lain. Bidan harus

bersikap empati dalam memberikan support mental pada ibu untuk

mengatasi kecemasan. Ingat ASKEB yang holistic tidak hanya

berfokus pada kebutuhan fisik saja yapi juga psikis. Bagaimanapun

juga keadaan psikis akan mempengaruhi kondisi fisik ibu. Atasi

kecemasan dengan mendorong ibu untuk mengungkapkan

perasaannya,libatkan suami dan keluarga untuk member dukungan

dan beri PENKES sesuai kebutuhan sehingga dapat membangun

kepercayaan diri dalam berperan sebagai ibu.

1.) Post partum blues

Post partum blues (pbb) sering juga disebut sebagai

maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu

sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam

minggu pertama setelahh persalinan.

Post partum blues adalah periode emosional stress yang

terjadi antara hari ketiga dan hari kesepuluh setelah persalinan

yang terjadi 80% pada ibu post partum.(bahiyyatun)

Post partum blues adalah bentuk depresi yang paling

ringan biasanya timbul antara hari kedua sampai dua minggu


yang disebabkan oleh perubahan hormonal pada pertengahan

masa post partum.

Penyebab post partum blues

Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan post partu blues

adalah:

(a) Pengalaman melahirkan, biasanya pada ibu dengan

melahirkan yang kurang menyenangkan dapat

menyebabkan ibu sedih.

(b) Perasaan yang sangat down setelah melahirkan, biasanya

terjadi peningkatan emosi yang disertai dengan tangisan.

(c) Tingkah laku bayi, bayi yang rewel dapat menyebabkan ibu

merasa tidak mampu merawat bayi dengan baik

(d) Kesulitan dalam memenuhi kewajiban setelah melahirkan,

seperti member makan bayi, merawat bayi dan lain-lain.

(e) Adanya konflik dengan staff, misalnya dengan keluarga

atau suami.

2.) Depresi post partum

Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7

hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat

terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan.

Pitt tahun 1988 dalam pitt(regina dkk,2001) depresi post

parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan

menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan


dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk berhubungan

intim dengan suami).

Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang

didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama setelah

melahirkan. Wanita tersebut secara social dan emosional meras

terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

depresi post partum adalah gangguan emosional pasca

persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa

setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6

bulan atau bahkan sampai satu tahun.

3.) Post partum psikosa

Post Partum Psikosa adalah depresi yang terjadi pada

minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan

Disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder

atau masalah psikiatrik lainnya yang disebut schizoaffektif

disorder. Wanita tersebut mempunyai resiko tinggi untuk

terkena post partum psikosa.

Bidan harus dapat menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang

bagaimana mengatasi rasa cemas selama masa nifas yaitu sebagai

berikut :

1.) Bidan dapat memperhatikan dan memberi ucapan selamat atas

kehadiran bayinya yang dapat member perasaan senang pada

ibu
2.) Dalam memberi dukungan bidan dapat melibatkan

suami,keluarga dan teman dalam merawat bayi-nya sehingga

beban ibu berkurang. Hal ini akan menciptakan hubungan baik

antara ibu dan keluarga, ibu dan bidan atau bidan dan keluarga-

nya.

3.) Bidan dapat member informasi atau konseling memngenai

kebutuhan ibu selama periode ini. Sehingga membangun

kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu.

4.) Bidan dapat mendukung penkes termasuk pendidikan dalam

perannya sebagai ibu.

5.) Bidan dapat membantu dalam hubungan ibu dan bayinya serta

menerima bayi dalam keluarganya.

6.) Bidan juga dapat berperan sebagai teman bagi ibu dan keluarga

dalam member nasihat.

7.) Waspadai gejala depresi. Tanyakan pada ibu apa yang ia rasakan

serta apakah ia dapat makan dan tidur dengan nyaman.

2.1.4. Perawatan perineum

Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang

perawatan perineum selama masa nifas :

1.) Anjurkan ibu untuk tidak menggunakan tampon pasca partum

kaerna resiko infeksi.

2.) Jelaskan perkembangan perubahan lochea dari rubra ke serosa

hingga menjadi lochea alba.


3.) Anjurkan ibu untuk menyimpan dan melaporkan bekuan darah

yang berlebihan serta pembalut yang dipenuhi darah banyak.

4.) Ajari ibu cara mengganti pembalut setiap kali berkemih atau

defekasi dan setelah mandi pancuran atau rendam.

5.) Ibu dapat menggunakan kompres es segera mungkin dengan

menggunakan sarung tangan atau bungkus es untuk mencegah

edema.

6.) Ajari ibu untuk menggunakan botol perineum yang diisi air

hangat.

7.) Ajari penting nya membersihkan perineum dari arah depan kea

rah belakang untu mencegah kontaminasi.

8.) Ajari langkah-langkah memberikan rasa nyaman pada area

hemorrhoid.

9.) Jelaskan pentingnya mengosongkan kandung kemih secara

adekuat.

2.1.5. Masalah Payudara

Pembengkakan payudara terjadi karena adanya gangguan

antara akumulasi air susu dan meningkatkan vaskularisasi dan

kongesti. Hal tersebut menyebabkan penyumbatan pada saluran

limfa dan vena. Terjadi pada hari ke 3 post partum baik pada ibu

menyusui maupun tidak menyusui dan berakhir kira-kira 24-28 jam.

Tanda dan gejala gangguan ini meliputi ibu merasa

payudaranya bengkak dan mengalami distensi, kulit payudara


menjadi mengilat dan merah payudara hangat jika disentuh, vena

pada payudara terlihat, payudara nyeri terasa keras dan penuh.

Payudara memiliki beberapa kelainan:

1.) Bendungan air susu

Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi

lacteal, payudar sering mengalami distensi menjadi keras dan

benjol. Keadaan ini yang disebut dengan bendungan air susu

atau caked breast, sering menyebabkan rasa nyeri yang cukup

hebat dan bias disertai dengan kenaikan suhu. Kelainan tersebut

menggambarkan aliran vena normal yang berlebihan dan

pengembungan limpatik dalam payudara yang merupakan

prekusor regular untuk terjadinya laktasi. Keadaan ini bukan

merupakan over destensi system lacteal oleh air susu.

2) Mastitis

Inflamasi perinkimatosa gladula mamae merupakan komplikasi

antepartum yang jarang terjadi tetapi kadang-kadang dijumpai

pada masa nifas dan laktasi. Gejala mastitis supuratif jarang

terlihat sebelum akhir minggu pertama masa nifas dan

umumnya baru di temukan setelah minggu ke 3 dan ke 4.

Bendungan yang mencolok biasanya mendahului inplamasi

dengan keluhan pertama nya berupa menggigil atau gejala tigor

yang sebenarnya yang sering di ikuti oleh kenaikan suhu tubuh

dan peningkatan frekwensi denyut nadi. Payudara kemudian

menjadi serta kemerahan dan pasien mengeluarkan rasa nyeri.


2.1.6. Asi Esklusif

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein

laktosa dan garam organic yang disekresi oleh kedia kelenjar

payudara ibu dan merupakan makanan terbaik untuk bayi. Selain

memenuhi segala kebutuhan makanan bayi baik gizi Imunologi atau

lainnya pemberian ASI memberikan kesempatan bagi ibu mencurah

kan cinta kasih serta perlindungan kepada anaknya. Fungsi ini

mungkin dapat di alihkan kepada ayah dan merupakan suatu

kelebihan kaum wanita ASI eksklusif di berikan sejak umur 0 hari

sampai 6 bulan.

2.1.7. Masalah KB

Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang KB:

1.) Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang kurang nya 2

tahun sebelum ibu hamil kembali setiap pasangan harus

menentukan sendiri nkapan dan bagaimana mereka ingin

merencanakan keluarganya. Akan tetapi petugas kesehatan

mampu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada

mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak di

inginkan.

2.) Biasanya, wanita tidak akan menghasilkan telur ( ovulasi)

sebelum ia mendapatkan lagi haid nya selama menyusui

(amenore laktasi). Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat

digunakan sebelum haid pertama kali untuk mencegah


terjadinya kehamilan baru resiko menggunakan cara ini adalah

2% kehamilan.

3.) Penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman. Terutama apabila ibu

sudah haid lagi.

4.) Sebelum menggunakan metode KB beberapa hal yang harus di

jelaskan pada ibu :

(a) Bagaimana dengan metode ini dapat mencegah kehamilan

dan efektivitas nya.

(b) Kelebihan dan kekurangannya.

(c) Efek samping

(d) Bagaimana menggunakan metode ini?

(e) Kapan metode ini dapat digunajkan untuk wanita pasca

bersalin yang menyusui?

Jika seorang ibu atau pasangan telah memiliki metode KB

tertentu ada baiknya ibu atau pasangan berkunjung ulang 2

minggu kemudian untuk mengetahui apakah metode tersebut

bekerja dengan baik.

2.1.8. Gizi

Bidan berperan dalam penyuluhan tentang gizi pada ibu dan

suaminya selama masa nifas yang meteri nya meliputi:

1.) Mengkonsumsi tambahan 500 kaloti setiap hari

2.) Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan

protein,mineral dan vitamin yang cukup


3.) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu nuntuk

minum setiap kali setelah menyusui)

4.) Tablet zat besi bisa diminum untuk menambah zat gizi

setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.

5.) Minum kapsul vitamin A agar dapat memberikan vitamin A

kepada bayi nya melaalui ASI

Data dasar objektif dapat berupa :

a) Perbandingan BB dan TB termasuk kategori kurus.

b) Lingkar lengan < 23 cm.

c) Hb kurang dari normal.

d) Konjungtiva anemis.
2.1.9. Tanda dan Bahaya

Ketidaktahuan tentang tanda bahaya pada masa nifas dapat

menjadi masalah besar bagi ibu. Bidan berperan menjelaskan pada

ibu dan suami nya tentang tanda bahaya selama masa nifas agar ibu

segera datang ke bidan atau dokter apabila terdapat salah satu dari

tanda bahaya tersebut :

1.) Perdarahan Postpartum pervaginam yang luar biasa atau tiba-

tiba bertambah banyak.

2.) Pengeluaran pervaginam yang berbau busuk (menyengat).

3.) Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung.

4.) Rasa sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik atau

masalah penglihatan.

5.) Pembengkakan di wajah atau di tangan.


6.) Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil, atau jika

merasa tidak enak badan.

7.) Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan sakit.

8.) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.

9.) Nyeri, sakit, edema atau panas di daerah tungkai.

10.) Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab atau

tidak perduli dengan bayinya.

11.) Sembelit, hemoroid.

12.) Sulit menyusui

2.1.10. Senam

Umumnya, para ibu pasca melahirkan takut melakukan

banyak gerakan. Sang ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang

dilakukannya akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

Padahal, apabila ibu bersalin melakukan ambulasi dini, itu bisa

memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke

bentuk semula).

Salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para

ibu setelah persalinan adalah senam nifas. Senam ini dilakukan sejak

hari pertama setelah melahirkan hingga hari kesepuluh. Dalam

pelaksanannya, harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan

kontinyu.

Tujuan senam nifas ini di antaranya memperbaiki sirkulasi

darah, memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan,

memperbaiki tonus otot pelvis, memperbaiki regangan otot


abdomen/ perut setelah hamil, memperbaiki regangan otot tungkai

bawah, dan meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi

otot-otot dasar panggul.

Program senam nifas dimulai dari tahap yang paling

sederhana hingga yang sulit. Dimulai dengan mengulang tiap 5

gerakan. Setiap hari ditingkatkan sampai 10 kali. Adapun gerakan-

gerakannya sebagai berikut:

1.) Hari pertama, ambil nafas dalam-dalam, perut dikembungkan,

kemudian napas dikeluarkan melalui mulut. Ini dilakukan dalam

posisi tidur terlentang.

2.) Hari kedua, tidur terlentang, kaki lurus, tangan direntangkan

kemudian ditepukkan ke muka badan dengan sikap tangan lurus,

dan kembali ke samping.

3.) Hari ketiga, berbaring dengan posisi tangan di samping badan,

angkat lutut dan pantat kemudian diturunkan kembali.

4.) Hari keempat, tidur terlentang, lutut ditekuk, kepala diangkat

sambil mengangkat pantat.

5.) Hari kelima, tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama dengan

mengangkat kepala, tangan kanan, menjangkau lutut kiri yang

ditekuk, diulang sebaliknya.

6.) Hari keenam, tidur terlentang, kaki lurus, kemudian lutut

ditekuk ke arah perut 90o secara bergantian antara kaki kiri dan

kaki kanan.
7.) Hari ketujuh, tidur terlentang kaki lurus kemudian kaki dibuka

sambil diputar ke arah luar secara bergantian.

8.) Hari 8, 9, 10, tidur terlentang kaki lurus, kedua telapak tangan

diletakkan di tengkuk kemudian bangun untuk duduk (sit up).

2.2. Rumusan Diagnosa/ Masalah Potensial

Pada masalah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial lain berdasaran rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini

membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan akan di lakukan

pencegahan. Sambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-

siap bila diagnosa atau masalah potensial benar-benar terjadi. Berikut adalah

beberapa diagnosa potensia yang mungkin ditemukan pada pasien nifas.

2.2.1 Gangguan Perkemihan

Pelvis renalis dan ureter, yang meregang dan dilatasi

selama kehamilan, kembali normal pada akhir minggu keempat

pascapartum. Segera setelah pascapartum kandung kemih,edema,

mengalami kongesti, dan hipotonik, yang dapat menyebabkan

overdistensi, pengosongan yang tidak lengkap, dan residu urine

yang berlebihan kecuali perawatan diberikan untuk memastikan

berkemih secara periodik. Uretra jarang mengalami obstruksi,

tetapi mungkin tidak dapat dihindari akibat persalinan lama dengan

kepala janin dalam panggul.

Efek persalinan pada kandung kemih dan uretra

menghilang dalam 24 jam pertama pascapartum, kecuali wanita

mengalami infeksi seluruh saluran kemih. Sekitar 40 % wanita


pascapartum tidak mengalami proteinuria nonpatologis sejak

segera setelah melahirkan hingga hari kedua pascapartum.

Spesimen urine harus berupa urine yang diambil bersih atau

kateterisasi, karena kontaminasi lokia juga akan menghasilkan

preeklamsia.

Diuresis mulai segera setelah melahirkan dan berakhir

hingga hari kelima pascapartum. Produksi urine mungkin lebih dari

3000 ml per hari. Diuresis adalah rute utama tubuh untuk

membuang kelebihan cairan intertisial dan kelebihan volume

darah. Hal ini merupakan penjelasan terhadap perpirasi yang cukup

banyak yang dapat terjadi selama hari – hari pertama pascapartum.

Pelvis renalis dan ureter, yang meregang dan dilatasi

selama kehamilan, kembali normal pada akhir minggu keempat

pascapartum. Segera setelah pascapartum kandung kemih,edema,

mengalami kongesti, dan hipotonik, yang dapat menyebabkan

overdistensi, pengosongan yang tidak lengkap, dan residu urine

yang berlebihan kecuali perawatan diberikan untuk memastikan

berkemih secara periodik. Uretra jarang mengalami obstruksi,

tetapi mungkin tidak dapat dihindari akibat persalinan lama dengan

kepala janin dalam panggul.

2.2.2 Gangguan BAB

Defekasi atau buang air bersih harus ada dalam 3 hari

postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala


tertimbun di rectum, mungkin akan terjadi febris.. Dengan

diadakannya mobilisasi sedini – dininya, tidak jarang maslah ini

dapat diatasi. Di tekankan bahwa wanita baru bersalin memang

memerlukan istirahat dalam berjam – jam pertama postpartum, akan

tetapi jikapersalinan ibu serba normal tanpa kelainan, maka wanita

yang baru bersalin itu bukan seorang penderita dan hendaknya

jangan dirawat seperti seorang penderita

2.2.3 Gangguan Hubungan Seksual

Secara alami, sesudah melewati masa nifas kondisi organ

reproduksi ibu sudah kembali normal. Tetapi tak jarang masih

mengalami rasa sakit, ini disebabkan oleh proses pengembalian

fungsi tubuh belum berlangsung sempurna seperti fungsi

pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula. Namun,

bisa juga keluhan ini disebabkan karna kram otot, infeksi atau luka

jahitan pada perineum yang masih dalam proses penyembuhan.

Rasa nyeri pada saat sanggama atau dyspareunia. Pada

kasus semacam ini ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi

penyebab, yaitu :

1.) Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses

penyembuhan luka guntingan jalan lahir masih sensitif sehingga

kondisi alat reproduksi belum kembali seperti semula.

2.) Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus, atau

jamur.

3.) Adanya penyakit dalam kandungan (tumor, dll).


4.) Konsumsi jamu. Jamu-jamu ini mengandung zat-zat yang

memiliki sifat astingents yang berakibat menghambat produksi

cairan pelumas pada vagina saat seorang wanita terangsang

seksual.

5.) Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan turut

berperan, seperti:

(a) Kurang siap secara mental untuk berhubungan seks

(persepsi salah tentang seks, dll).

(b) Adanya trauma masa lalu (fisik, seks).

(c) Tipe kepribadian yang kurang fleksibel.

(d) Komunikasi suami istri kurang baik .

Beberapa faktor lain diantaranya:

(a) Beberapa wanita merasakan perannya sebagai orang tua

sehingga timbul tekanan dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri

dengan perannya.

(b) Karena adanya luka bekas episiotomy

(c) Karena takut merusak keindahan tubuhnya

(d) Kurangnya informasi tentang seks setelah melahirkan

2.3. Rencana Asuhan Kebidanan


DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. 2009.Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta. EGC


Suhermi. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra
Cendikia
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan nifas normal
Pusdiknakes. 2003. Asuhan Post Partum.
Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
YBPSP.
Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP.

Anda mungkin juga menyukai