Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
FAKULTAS TEKNIK
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan,
kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Alat Bantu Rem” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan dibantunya dari berbagai pihak tentangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis menguncapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi otomotif tidak bisa dipungkiri lagi, serta tidak
bisa dihindari dan disingkirkan dalam kehidupan yang penuh akan kreatifitas dan inovasi
ini. Sehingga setiap hari perkembangan dari setiap system yang berada di otomotif dengan
tujuan untuk memanjakan para konsumen dalam menikmati perjalannya. Didalam system
pasti ada perkembangan yang ada untuk semakin menambah kenyaman dan keamanan
untuk penumpang dan pengendara sehingga diperlu alat bantu untuk menambah hal-hal
tersebut. Rem adalah sustu system untuk memberhentikan dan mengurangi laju kendaraan
ketika berjalan sehingga dapat kenyaman dari pengemudi dan kenyaman bagi penumpang
ketika berjalan atau melaju dari kendaraan tersebut.
Dalam pengethuannya alat bantu banyak sekali jenis dan macam salah satunya yaitu
booster, rem angina, excaust brake dan lain-lain. Dari macam-macam tersebut ada
beberapa konstruksi dan penempatan namun fungsinya sama untuk membantu
pengereman ketika kendaraan berjalan diatas jalan.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengertian dan fungsi dari “Alat Bantu Rem” dari kendaraan ?
b. Bagaimana konstruksi dan komponen apa saja yang terdapat dari “Alat Bantu Rem”
pada kendaraan ?
c. Bagaimana cara kerja dan jenis-jenis “Alat Bantu Rem” kendaraan ?
d. Bagaimana karakteristik dan perkembangan dari “Alat Bantu Rem” pada kendaraan ?
e. Bagaimana pengembangan dari terkini dari “Alat Bantu Rem” pada kendaraan ?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
a. Mengetahui pengertian dan fungsi dari “Alat Bantu Rem” dari kendaraan.
b. Mengetahui konstruksi dan komponen apa saja yang terdapat dari “Alat Bantu Rem”
pada kendaraan.
c. Mengetahui cara kerja dan jenis-jenis “Alat Bantu Rem” kendaraan.
d. Mengetahui karakteristik dan perkembangan dari “Alat Bantu Rem” pada kendaraan.
e. Mengetahui pengembangan dari terkini dari “Alat Bantu Rem” pada kendaraan.
4. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana pengertian dan fungsi dari “Alat Bantu Rem” dari
kendaraan.
b. Untuk mengetahui konstruksi dan komponen apa saja yang terdapat dari “Alat Bantu
Rem” pada kendaraan.
c. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja dan jenis-jenis “Alat Bantu Rem” kendaraan.
d. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan perkembangan dari “Alat Bantu Rem”
pada kendaraan.
e. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan dari terkini dari “Alat Bantu Rem” pada
kendaraan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembukaan
Rem (Brake) adalah suatu system untuk menghentikan dan mengurangi
kecepatan dan laju dari kendaraan yang sedang berjalan dipermukaan jalan. Rem
diperuntukaan bagi kendaraan yang digerakkan oleh mesin/mekanis untuk
mempermudah kendaraan untuk berhenti.
Sistem pengereman pada kendaraan bermotor sekarang ini sudah ada beberapa
yang dilengkapi dengan komponen tambahan berupa booster rem. Booster rem
merupakan alat bantu rem untuk meningkatkan kenyamanan saat mengemudi.
Booster rem berfungsi untuk membantu memperingan pengemudi saat
menginjak pedal rem. Dengan adanya booster rem pada sistem rem maka saat
menginjak pedal rem tidak memerlukan banyak energi, berbeda dengan sistem rem
tanpa booster rem, yang mana saat pengemudi menginjak pedal rem akan
memerlukan energi yang lebih banyak, atau terkesan lebih berat.
Booster rem bekerja pada saat mesin hidup, ketika mesin mati booster rem tidak
bekerja sehingga saat mesin mati gaya yang dibutuhkan untuk menginjak rem akan
sama dengan kendaraan yang tidak menggunakan booster rem.
Booster rem tipe vakum menambah gaya pengereman yang berguna untuk
memperingan pengemudi saat menginjak pedal rem yaitu menggunakan kevakuman
pada intake manifold.
Sehingga booster rem tipe Vacum akan bekerja ketika mesin hidup, sedangkan saat
mesin mati booster rem tidak akan bekerja saat pedal rem diinjak karena saat mesin
mati tidak ada kevakuman pada intake manifold.
Booster rem tipe vakum didalamnya terdapat diafragma, ada dua jenis boster
rem tipe vakum ini yaitu boster rem dengan diafragma tunggal dan boster rem tipe
Booster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekanan tetap/constant pressure
chamber) dan bagian belakang (rung tekanan variasi/variable pressure chamber),
dan masing masing ruang dibatasi dengan membran dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol (Control valve mechanism) berfungsi untuk
mengatur tekanan didalam ruang tekan variasi. Termasuk katup udara (air valve),
katup vacum (vacuum valve). katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan
dengan pedal rem melalui batang penggerak katup (valve operating rod).
Brake booster terdiri dari komponen komponen berikut ini.
Dalam sistematis kerjanya rem buster memiliki mekanisme untuk membantu pengereman
didalam berkendara, sehingga cara kerja rem buster dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Saat Pedal Rem Belum Di Injak
Air valve tertarik ke kanan oleh air valve return spring bertemu dengan control valve
sehingga tertutup, dan udara luar tidak bisa masuk ke variable pressure chamber.
Vacum valve terbuka menyebabkan terjadinya kevakuman pada constant dan variable
pressure chamber. Piston terdorong ke kanan oleh pegas diapragma.
Valve operating rod mendorong air valve dan control valve, menyebabkan vacum valve
tertutup dan air valve terbuka. Hal ini menyebabkan udara luar masuk ke variable
pressure chamber. Perbedaan tekanan antara variable dan constant pressure chamber
menyebabkan piston bergerak ke kiri.
Cara kerja dari boster rem tipe hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolik untuk
membantu meringankan pengemudi saat menginjak pedal rem. Tekanan hidrolik
ini didapatkan dari pompa.
Pompa yang digunakan pada boster tipe hidrolis ini menggunakan atau memanfaatkan
pompa pada power steering hidrolik.
b. Rem Angin
a. Kompressor
Berfungsi untuk menekan udara luar untuk masuk ke tempat penyimpanan
yang disebut air tank serta untuk menyediakan udara bertekanan yang
digunakan sebagi media pemindah tenaga pengereman dari pengemudi.
Kompressor memanfaatkan tenaga mesin sebagai sumber tenaga untuk
memutarnya, Oleh karena itu kompressor dilengkapi dengan sebuah presure
regulator yang akan menghentikan kompresi udara saat tekanan maksimal
telah dicapai.
b. Air Tank
Udara bertekanan dari kompresor udara akan disimpan di air tank. Udara ini
hanya bersifat sementara, karena udara bertekanan ini akan disalurkan ke
berbagai sistem yaitu pengereman, horn, dan komponen lainya. Air tank
dilengkapi dengan air dryer yang akan menyaring air dan debu yang terbawa
ikut terbawa udara pada saat dikompresikan oleh kompressor. Uap air itu akan
dikumpulkan dalam suatu bagian dan air tersebut harus dibuang melalui check
valve.
c. Brake Chamber
Brake chamber berfungsi mengubah tenaga angin menjadi gerakan mekanis.
Rangkaian ini terdiri dari membran, pegas diafragma, tuas, dan slack adjuster.
Kondisi brake chamber sangat mempengaruhi daya pengereman suatu
kendaraan.
d. Brake Valve
Brake valve terdiri dari pegas dan serangkaian katup. Brake valve akan
membuka dan menutup aliran udara bertekanan dari air tank ke brake
chamber. Brake valve dilengkapi relay valve untuk mengaktifkan rem dengan
cepat.
e. Brake Lining
Brake lining atau kampas rem. Umumnya bus dan truk menggunakan sistem
rem tromol, sehingga tuas dari brake chamber diteruskan dengan mekanikal
untuk menggerakan kampas rem,.kanvas rem berfungsi sebagai bidang gesek
dengan tromol rem pada saat terjadi proses pengeremen.
f. Air Hose
Air hose atau selang udara berfungsi sebagai saluran untuk mengalirnya udara
bertekanan. Selang ini terbuat dari karet sintetis dan logam sehingga
kemungkinannya kecil terjadi kebocoran saat distribusi udara.
Pada saat pedal rem diinjak,maka piston pada mekanisme brake chamber akan
mendorong plunger sehingga membuka saluran menuju brake chamber dan
menutup release valve. Pada brake chamber, tekanan angin ini diubah menjadi
gerakan mekanis,tuas brake chamber akan menekan brake linning sehingga
terjadi gesekan antara brake linning dengan drum brake akibatnya kendaraan
akan diperlambat putarannya atau bahkan berhenti.
Pada Saat pedal rem dilepas,maka plunger pada mekanisme brake chamber
akan terdorong keatas oleh return spring akibatnya brake valve tertutup dan
release valve terbuka,sehingga tekanan dari air tank dihentikan dan tekanan
didalam brake chamber berbalik ke release valve untuk di buang ke
atmosfer,tekanan di dalam brake chamber sama dengan tekanan
atmosfer,dengan bantuan return spring tuas brake chamber kembali ke posisi
semula akibatnya rem bebas.
Karakteristik Rem Angin:
A. Keuntungan Rem Angin
1. Daya pengereman yang dihasilkan tinggi
2. Tenaga Penekanan yang dibutuhkan ringan
3. Tidak terdapat kebocoran fluida atau oli rem
4. Tidak ada permasalahan masuk angin pada sistem rem.
B. Kekurangan Rem Angin
1. Sistem ini Lebih Memakan banyak ruang dan tempat
2. Konstruksinya lebih rumit
3. Pemeliharaannya lebih sulit
Perkembangan
Air Brake System pertama kali di gunakan pada kereta api, system ini di
temukan oleh Westinghouse pada tahun 1868, kemudian system air brake di
gunakan pada trailer, truk besar, dan bus
c. Exhaust Brake
Dilihat dari prinsip kerjanya bisa dipahami bahwa rem ini hanya di khususkan
untuk mengurangi laju kendaraan dan bukan untuk menghentikannya. Dalam
penerapannya, Rem Knalpot ini memiliki beberapa metode untuk
pengoperasiannya.
Ada yang di operasikan secara manual lewat tuas di area stir yang bisa di
kendalikan oleh supir sesuai kebutuhan. Ada juga yang bekerja otomatis
mengikuti pedal gas yang ketika pedal gas di lepas maka rem knalpot akan
aktif. Ada lagi yang bekerja otomatis sesuai pengereman yang dilakukan, jadi saat
pedal rem di tekan maka rem knalpot juga bekerja. Fitur ini biasanya bisa mulai
bekerja dengan mengaktifkannya terlebih dahulu melalui tombol yang ada di
dashboard.
Sekali rem ini aktif maka ia akan bekerja sesuai setingan yang telah diterapkan.
Keberadaan rem knalpot ini dapat membantu menghemat penggunaan Kampas
Rem, tapi memang penggunaannya tidak bisa setiap saat dan setiap waktu.
Oleh karena ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar rem knalpot ini aktif
dan bekerja sebagaimana mestinya seperti; statusnya sudah diaktifkan, posisi gear
tidak netral, pedal kopling dilepas, pedal gas dilepas, Cruise Control Disable dan
untuk kendaraan yang kecepatannya di bawah 15km/jam maka exhaust brake
tidak berfungsi.
Rem ini akan menghasilkan suara bising saat beroperasi, dan jika digunakan
berlebihan tanpa perawatan yang tepat pada mesin, akan membuat kerusakan
seperti oli mesin yang mudah kotor karena terkontaminasi partikel karbon dari gas
buang.
Seperti diketahui, gas buang memiliki tekanan yang cukup tinggi dan berusaha
mencari jalan keluar kesegala arah, ketika saluran keluarnya tertutup maka ia akan
menekan kesegala arah termasuk lewat celah piston dan dinding silinder dan jika
piston, ring piston dan dinding silinder tidak dalam kondisi prima maka gas buang
bisa menyusup masuk ke ruang engkol.
Untuk mengantisipasi tekanan yang terlalu besar pada ruang knalpot
(Overpressure), beberapa katup exhaust brake seperti buatan PacBrake di pasang
katup tambahan yang akan membuka jika tekanan di knalpot melebihi batas yang
di tentukan. 60 Psi bisa jadi angka maximum, tapi ini juga tentu berbeda untuk
setiap pabrikan.
Perkembangan
Exhust brake menghasilkan suara bising yang sangat keras, maka dari itu
exhaust brake sekarang sudah di gantikan dengan brake retarder yang tidak
mengeluarkan suara bising.
d. Katup Pengimbang
Jika roda belakang ini mengunci maka akan terjadi slip antara roda belakang
dengan permukaan jalan, bagian belakang kendaraan akan bergerak ke kanan dan ke
kiri seperti ekor ikan dan kemudi akan sangat susah untuk dikontrol (dikendalikan).
Maka hal tersebut harus dicegah agar tidak mengalami resiko kecelakaan.
Dengan alasan tersebut maka pada sistem rem kendaraan dilengkapi dengan
katup pengimbang (propotional valve) atau disingkat dengan katup P. Katup pembagi
atau propotional valve ini berfungsi untuk membedakan gaya pengereman yang
disalurkan antara roda bagian depan dan roda bagian belakang yang mana gaya
pengereman pada bagian roda belakang diturunkan atau lebih kecil dibanding dengan
bagian roda depan.
Jika pada Proportioning Valve sifat pengaturan tekanannya bersifat tetap (fix),
LSPV umum dipasang di bagian belakang kendaraan dan terkait dengan suspensi
Dengan dipasangnya LSPV pada sistem rem untuk roda belakang, maka
kestabilan kendaraan di setiap kondisi pengereman tetap bisa didapatkan
meskipun terjadi perubahan beban pada kendaraan.
3. Katup DSP
Pengembangan
Semakin berkembangnya teknologi Proportioning valve sudah tergantikan
menjadi EBD (Electronic Brake Distribution) dengan sistem elektrik yang
jauh lebih sempuran dalam hal pendistibusian gaya pengereman ke masing
masing roda sesuai dengan beban dan kondisi kendaraan.
e. Rem Retarder
Retarder adalah alat bantu pegereman non friksi/non kontak untuk meningkatkan
fungsi dari sistem pengereman utama. Perangkat ini biasanya digunakan pada
kendaraan berat seperti Bus dan Truck.
Sistem pengereman yang berbasis gesekan rentan terhadap pemudara rem (aus) ketika
digunakan secara terus menerus, yang dapat berbahaya. Misalnya jika truk atau bus
yang menurun di turunan panjang. Oleh sebab itu, kendaraan berat sering dilengkapi
dengan sistem tambahan yang tidak berbasis gesekan untuk membantu pengereman
sehingga tingkat keausan rem konvensional berumur panjang & safety lebih terjaga.
Fungsi Retarder ini adalah untuk memperlambat kendaraan, atau
mempertahankan kecepatan stabil pada turuan sehingga Sebagai gesekan pada rem bisa
dikuranggi, terutama pada kecepatan yang lebih tinggi.
sumber foto : www.bismania.com
Keterangan :
EB : EB: Exhaust Brake
R : Retarder
KESIMPULAN
Masing msaing alat bantu rem tentu memiliki keterbatasan, contohnya boster vakum ini msih
layak jika di gunakan untuk kendaraan kecil dengan mesin bensin, namun untuk kemdaraan
besar dengan bermesin diesel booster vakum sudah tidak memenuhi syarat, karena kevakuma
intake manifold mesin diesel yang tidak konstan, bahkan sampai tekanan positif akibat
pengguaan torbo charger, makan booster rem vakum sangat sulit di aplikasikan, maka di
kembangkan menjadi booster rem hidrolik untuk kendaraan truk kecil, dan untuk kendaraan
besar seperti trailer digunakan system rem angin, yang jauh lebih kuat di bandig booster rem.
Kemudian ada alat bantu rem lainya seperti exhaust brake dan retarder sebagai penunjang rem
utama.
Daftar Pustaka:
1. Andi juli (2018), Fungsi dan Cara Kerja Boster Rem, dari
http://lksotomotif.blogspot.com/2018/09/fungsi-dan-cara-kerja-booster-rem.html dikutip pada
25/03/2019 16:15.
2. Prasetyadi juan (2018), Fungsi Katup Pengimbang atau Propotional Valve (Katup P), dari
https://www.teknik-otomotif.com/2018/03/fungsi-katup-pengimbang-atau.html dikutip pada
26/03/2019 4:25.
3. Muchta amrie (2015), Cara Kerja Sistem Rem Angin Pada Bus + Nama Komponen, dari
https://www.autoexpose.org/2015/09/sistem-rem-angin-deskripsi-dan-cara.html dikutip pada
25/03/2019 18:05.