Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENGAJARAN

Materi : Narkotika, Alkohol, Psikotrpika, dan Zat Adiktif lainnya.


Hari, tanggal :
Waktu : 60 menit
Pengajar : Mahasiswa Prodi keperawatan Semarang semester V
Tempat :

A. Latar belakang
Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan zat Adiktif (NAPZA) merupakan
istilah yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita. NAPZA kerap disebut juga
dengan istilah narkoba yang merupakan kependekan dari narkotika, psikotropika
dan bahan brbahaya lain. Sebenarnya narkoba adalah senyawa-senyawa yang
cukup banyak diperlukan di dalam dunia kesehatan, industri dan rumah tangga.
Sebagian besar senyawa narkoba bersifat mempengaruhi kerja system otak. Oleh
karena itu, penggunaannya harus memenuhi aturan-aturan tertentu sebagaimana
telah ditetapkan didalam Undang-Undang kesehatan.
Sebagaimana obat yang bekerja pada system saraf, pemakaian narkoba
dapat menimbulkan berbagai macam pengaruh, mulai dari yang ringan sampai
dengan yang berat. Pengaruh, mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat.
Pengaruh yang ringan, misalnya rasa mengantuk dan rasa santai. Pengaruh yang
berat, misalnya pingsan, mabuk, dan mengantuk dan bahkan mati. Oleh karena
itu, narkoba tidak bisa dikonsumsi seberangan tanpa sepengetahuan tenaga
medis atau tenaga kesehatan. (Ida Listyarini H, 2004).
Menghindari dari NAPZA akan sangat bermanfaat sekali, karena zat
tersebut akan merusak seluruh tubuh sehingga menyebabkan tidak sehat. . Selain
itu juga akan menimbulkan penyakit jantung, kanker, dan kemunduran
mentalitas. Kerusakan susunan saraf juga merupakan dampak yang ditimbulkan
dari penyalahgunaaan napza ini.
. Masalah rokok dan Narkotik serta bahan berbahaya lainnya merupakan
masalah yang sangat komplek saat ini. Rokok merupakan salah satu pemicu
terjadinya masalah penyalahgunaan narkotik dan bahan berbahaya tersebut.
Mengingat rokok bisa memicu terjadinya masalah penyalahgunaan napza, maka
janganlah memulainya apabila anda ingin sehat. Dampak lain yang banyak
mengancam remaja Indonesia adalah kehancuran masa depan mereka. Karena
pengaruhnya pada susunan saraf, sehingga secara tidak langsung mempengaruhi
juga daya ingat dan intelektual.
Dari beberapa pernyataan diatas, kami tergerak hati untuk membekali
dan menambah pengetahuan tentang napza beserta penjelasannya. Say No To
Drug! Napza Enak Berujung Maut.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Peserta didik mampu memahami tentang narkotika, alkohol,
psikotrpika, dan zat adiktif lainnya..
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti pengajaran selama ± 60 menit peserta didik mampu :
a. Menjelaskan pengertian tentang NAPZA dan macamnya.
b. Menyebutkan Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.
c. Menyebutkan tanda dan gejala ketergantungan obat.
d. Menyebutkan bahaya penggunaan NAPZA.
e. Menyebutkan cara pencegahan penggunaan NAPZA
C. Sasaran
Seluruh peserta didik kelas ………………………….
D. Target
Peserta didik …………………….baik siswa putra maupun putri.
E. Pengorganisasian.
Moderator : Hadi Winarso.
Penyampai materi : Yunia Inayah
Fasilitator : Dwi Paryanti
Yulia Nuraida
Observer : Ika Merry C. D
F. Strategi pelaksanaan
Dalam penyampaian materi penyuluhan ini kami menggunakan media
leaflet dan Poster
G Susunan acara
No Acara Waktu
1. Pembukaan, penjelasan tujuan dan do’a 5 menit
2. Acara inti
a. Penyuluhan kesehatan oleh mahasiswa prodi keperawatan 15 menit
Semarang tentang NAPZA.
b. Diskusi dan tanya jawab tentang NAPZA. 20 menit
c. Evaluasi dengan test tertulis 10 menit
3. Penyampaian hasil observasi 5 menit
4. Penutup dan do`a 5 menit

H. Metode
1. Ceramah.
2. Diskusi dan tanya jawab

I. Media
1. Leafleat.
2. Poster
J. Seting tempat

C A

B B B B

B B B B
D D
B B B B

B B B B

B B B B

E
Keterangan :
A : Penyampai materi
B : Peserta didik
C : Moderator
D : Fasilitator
E : Observer

K. Materi
a. Pengertian dan macam- macam NAPZA.
b. Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA.
c. Tanda dan gejala ketergantungan obat.
d. Bahaya penggunaan NAPZA.
e. Cara pencegahan penggunaan NAPZA
L. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Kesepakatan pertemuan dengan pihak sekolah (tempat, waktu dan
peserta didik).
 Kesiapan materi dari mahasiswa.

2. Evaluasi proses.
 Peserta
- ⅔ peserta didik SLTP hadir
- pertemuan berjalan lancar.
- ⅔ peserta didik yang hadir mengikuti kegiatan sampai selesai.
 Mahasiswa
- Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
- Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab.

3. Evaluasi hasil
Tes tertulis dan tes tidak tertulis (tanya jawab) diakhir ceramah.
Daftar pertanyaan
1. Tanya : Apakah yang dimaksud dengan NAPZA ?
Jawab : NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh
manusia, baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung)
maupun intravena (melalui jarum suntik) sehingga dapat mengubah
pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang.

2. Tanya : Sebutkan faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA ?


Jawab : Faktor keluarga, faktor kepribadian, faktor kelompok, faktor
kesempatan, dan faktor lingkungan.

3. Tanya : Sebutkan tanda dan gejala ketergantungan obat?


Jawab : Gejala atau tanda-tanda penyalahgunaan NAPZA.
Pembicaraan cadel, Gangguan koordinasi motorik, Jalan
sempoyongan, Muka menjadi merah, Banyak bicara, Sensitif
Perubahan perasaan, Orientasi waktu terganggu, Suka berkelahi
dan Gangguan pemusatan perhatian.

4. Tanya : Sebutkan bahaya penggunaan NAPZA ?


Jawab :
a. Fisik : sistim syaraf pusat yaitu otak dan sum-sum tulang
belakang, organ-organ otonom (jantung, paru, hati, ginjal) dan
pancaindera.
b. Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak memakai
obat tersebut, percobaan bunuh diri karena tidak dapat
mendapatkan obat yang dibutuhkan, melakukan tindak
kekerasan.
c. Sosial dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah,
lingkungan, masyarakat bahkan bangsa.
d. Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali tidak
dapat mengendalikan diri dan bersikap sesuai dengan norma-
norma umum masyarakat dan hal itu melanggar hukum yang
berlaku di negera Indonesia.
5. Tanya : Sebutkan cara pencegahan penggunaan NAPZA dari diri sendiri ?
Jawab : cara pencegahan dari diri sendiri meliputi :
 Jangan pernah mencoba
 Bergaul dengan selektif
 Jadi diri sendiri
 Melakukan kegiatan yang positif
 Pendirian yang teguh
 Kenali lingkungan dengan benar
 Kenali dengan benar informasi tentang Napza
 Mendekatkan diri dengan Tuhan
NAPZA
(Narkotika, Alkohol, Psikotrpika, dan Zat Adiktif lainnya)

Disusun oleh :
1. Dwi Paryanti 1.1.20355
2. Hadi Winarso 1.1.20360
3. Ika Merry C. D 1.1.20365
4. Yulia Nuraida F 1.1.20387
5. Yunia Inayah 1.1.20388

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2005
NAPZA
(Narkotika, Alkohol, Psikotrpika, dan Zat Adiktif lainnya)

A. Pengertian
Napza merupakan singkatan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya yang bekerja pada pusat penghayatan kenikmatan otak sebagaimana
kenikmatan sensasi, makan, dan stimulasi seksual. Karena itu bagi yang sudah
menghayatinya selalu muncul dorongan kuat untuk menggunakan napza guna
memperoleh kenikmatan lahir batin atau eforia. Semakin kuat napza
mempengaruhan pusat-pusat penghayatan maka semakin kuat pula potensi
ketergantungan yang akan ditimbulkan. ( www.Bali Post.co.id, Nizar R. 2002 ).

NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat


Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,
Psikotropika dan Bahan-bahan berbahaya lainnya) ( www.bkkbn.go.id ).
NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari bahan
candu/kokaina atau turunannya dan padanannya - digunakan secara medis atau
disalahgunakan yang mempunyai efek psikoaktif.
ALKOHOL : zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung
etanol yang berfungsi menekan syaraf pusat
PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat
yang mempengaruhi kesadaran karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat
tertentu di sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Psikotropik
meliputi : Ecxtacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/ tidur, obat anti depresi
dan anti psikosis.
ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan
ketergantungan (aseton, thinner cat, lem). Zat-zat tersebut sangat berbahaya
karena bisa mematikan sel-sel otak. Zat adiktif juga termasuk nikotin (tembakau)
dan kafein (kopi).
NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh
manusia, baik secara oral (melalui mulut), dihirup (melalui hidung) maupun
intravena (melalui jarum suntik) sehingga dapat mengubah pikiran, suasana hati
atau perasaan, dan perilaku seseorang. Penggunaan NAPZA berlanjut akan
mengakibatkan ketergantungan secara fisik dan/ atau psikologis serta kerusakan
pada sistem syaraf dan organ-organ otonom. NAPZA terdiri atas bahan-bahan
yang bersifat alamiah (natural) maupun yang sintetik (buatan). Bahan alamiah
terdiri atas tumbuhan dan tanaman, sedangkan yang buatan berasal dari bahan-
bahan kimiawi.

B. Berbagai Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA


Pada setiap kasus, ada berbagai penyebab yang khas mengapa seseorang
menyalahgunakan NAPZA dan ketergantungan. Artinya, mengapa seseorang
akhirnya terjebak dalam perilaku ini merupakan sesuatu yang unik dan tidak
dapat disamakan begitu saja dengan kasus lainnya. Beberapa faktor yang
berperan pada penyalahgunaan NAPZA adalah :
 Faktor Keluarga
Faktor orangtua atau keluarga yang ikut menjadi pencetus remaja menjadi
penyalahgunaan napza adalah orangtua yang:
Kurang komunikatif dengan anak dan terlalu menuruti kemauan
anak (permisif).
Terlalu sibuk dan kurang memberi perhatian pada anak, Tidak
sepaham dalam mendidik anak.
Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orangtua) mengalami
ketergantungan NAPZA
Keluarga dengan manajemen keluarga yang kacau, yang terlihat dari
pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu.
Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya
penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat
terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, maupun antar-
saudara.
Keluarga dengan orangtua yang otoriter. Di sini peran orangtua
sangat dominan, dengan anak yang hanya sekadar harus menuruti apa kata
orang tua dengan alasan sopan santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan
masa depan anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan
menyatakan ketidaksetujuannya.
Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut
anggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar tinggi yang harus
dicapai dalam banyak hal.
Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan
dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas dan curiga, dan sering
berlebihan dalam menanggapi sesuatu.

 Faktor Kepribadian
Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam
perilaku ini. Pada remaja, biasanya penyalahguna NAPZA memiliki konsep
diri yang negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang
terhambat, dengan ditandai oleh ketidak mampuan mengekspresikan
emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi,
juga turut mempengaruhi.
Selain itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya
secara adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah mencari
pemecahan masalah dengan melarikan diri. Hal ini juga berkaitan dengan
mudahnya ia menyalahkan lingkungan dan lebih melihat faktor- faktor di
luar dirinya yang menentukan segala sesuatu. Dalam hal ini, kepribadian
yang dependen dan tidak mandiri memainkan peranan penting dalam
memandang NAPZA sebagai satu-satunya pemecahan masalah yang
dihadapi.
Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan
dari lingkungan sebagai bagian pencarian identitas diri. Namun bila ia
memiliki kepribadian yang tidak mandiri dan menganggap segala
sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan, akan sangat memudahkan
kelompok teman sebaya untuk mempengaruhinya menyalahgunakan
NAPZA. Di sinilah sebenarnya peran keluarga dalam meningkatkan harga
diri dan kemandirian pada anak remajanya.
 Faktor Kelompok
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok,
yaitu cara teman-teman atau orang-orang seumur untuk mempengaruhi
seseorang agar berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan kelompok
dialami oleh semua orang bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya
semua orang ingin disukai dan tidak ada yang mau dikucilkan.
Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya,
seperti berinteraksi dengan kelompok teman yang lebih populer, mencapai
prestasi dalam bidang olah raga, sosial dan akademik, dapat menyebabkan
frustrasi dan mencari kelompok lain yang dapat menerimanya. Sebaliknya,
keberhasilan dari kelompok teman sebaya yang memiliki perilaku dan
norma yang mendukung penyalahgunaan NAPZA dapat muncul.

 Faktor Kesempatan
Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga dapat
dikatakan sebagai pemicu. Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar
narkotika internasional, menyebabkan zat-zat ini dengan mudah diperoleh.
Bahkan beberapa media massa mendapat informasi bahwa para penjual
narkotika menjual barang dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk
sampai di SD. Penegakan hukum yang belum sepenuhnya berhasil tentunya
dengan berbagai kendalanya juga turut menyuburkan usaha penjualan
NAPZA di Indonesia.

 Faktor lingkungan
Lingkungan masyarakat yang bayak berperan dalam menentukan
karakteristik seseorang, sifat serta perilaku seseorang akan sangat
berpengarug terhadap penyalah gunaan obat tersebut karena kondisi
lingkungan yang kurang aktiv dalam upaya pemberantasan peredaran obat-
obatan tersebut atau sikap tak acuh seolah membiarkan penyalahgunaan
napza.
C. Tanda dan gejala ketergantungan obat
Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah mulai terlibat
dalam penyalahgunaan NAPZA:
1. Prestasi anak menurun tajam
2. Kebiasaan berpakaian yang berubah drastis, dari yang rapih menjadi
buruk
3. Perubahan tingkah laku yang tidak seperti biasanya/semestinya
4. Anak tidak memperhatikan kebersihan diri sendiri
5. Mendadak menjadi pendiam dan sering menyendiri dikamar serta
cenderung apatis
6. Tidak menuruti lagi disiplin rumah
7. Mata sering merah dan nafsu makan berubah
8. Berat badan menurun
9. Gampang tersinggung
10. Anda sering mencium bau aneh dikamarnya
11. Mulai ada insiden-insiden pencurian di rumah atau di sekolah yang
dilaporkan.
12. Dll.

D. Bahaya penggunaan NAPZA.


Semua jenis obat dan zat dapat membahayakan tubuh bila digunakan tidak
sesuai dengan aturan pemakaiannya. Efek obat akan sangat tergantung pada
berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seberapa besar efeknya bagi tubuh
tergantung pada jenis obat yang digunakan, berapa banyak dan sering digunakan,
bagaimana cara menggunakan obat itu, dan apakah digunakan bersama obat lain.
Efek obat terhadap tubuh manusia juga tergantung dari berbagai faktor
psikologis seperti kepribadian, harapan atau perasaan saat memakai, dan faktor
biologis seperti berat badan, kecenderungan alergi, dll. Secara fisiologis organ
tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat (SSP) ,
termasuk otak dan sumsum belakang organ-organ otonom seperti jantung, paru-
paru, hati, ginjal, dan pancaindera. Kerusakan pada organ-organ tubuh itu
menghilangkan dan merusak fungsi-fungsi tubuh pemakai sebagai manusia
normal, sehingga selanjutnya pemakai tidak dapat lagi hidup normal.
NAPZA membahayakan hidup pemakai sendiri maupun orang lain. Bagi
pemakai, selain tidak dapat hidup normal, ia juga bisa menghadapi kematian
karena overdosis atau penyakit lain. Para pemakai NAPZA biasanya juga
menjadi beban bagi orang-orang lain di sekitarnya mulai dari keluarganya sendiri
sampai masyarakat luas.
Orang yang menyalahgunakan NAPZA disebut pengguna obat biasanya
tidak dapat hidup normal. Penyalahgunaan obat menciptakan ketergantungan
fisik maupun psikologis pada tingkat yang berbeda-beda. Ketergantungan atau
kecanduan menyebabkan pengguna tidak dapat hidup tanpa obat.
Ketergantungan dimulai ketika orang dengan sadar memilih untuk
menyalahgunakan obat. Ketergantungan bukan hanya berarti memakai obat
secara berlebih. Ketergantungan disebabkan efek obat pada kerja dan
metabolisme otak yang merubah penyalahgunaan menjadi ketergantungan akan
obat dan sebuah penyakit kronis.
Ketergantungan fisik menyebabkan timbulnya rasa sakit luar biasa bila
ada usaha untuk mengurangi pemakaiannya atau bila pemakaian akan
dihentikan. Ketergantungan secara psikologis menimbulkan tingkah laku yang
kompulsif (berkeras, ngotot) untuk memperoleh obat-obatan tersebut
Ketergantungan ini menyebabkan perilaku orang tersebut menjadi aneh dan
kadang-kadang tak terkendali.
Keadaan ini semakin buruk manakala tubuh sang pemakai menjadi kebal,
sehingga kebutuhan tubuh akan zat yang biasa dipakainya tersebut meningkat
untuk dapat sampai pada efek yang sama "tingginya" (disebut toleransi). Dosis
yang tinggi dan pemakaian yang sering diperlukan untuk menenangkan
keinginan yang besar. Semakin tinggi dosis dan semakin sering pemakaian,
semakin besar kemungkinan pemakai mengalami over dosis (takaran melebihi
kemampuan tubuh menerimanya) yang menyebabkan kematian.
Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan berbagai perasaan enak, nikmat,
senang, bahagia, tenang dan nyaman pada pemakainya. Tetapi perasaan positif
ini hanya berlangsung sementara, yaitu selama zat bereaksi dalam tubuh. Begitu
efek NAPZA habis, yang terjadi adalah justru rasa sakit dan tidak nyaman
sehingga pemakai merasa perlu menggunakannnya lagi. Hal ini terus berulang
sampai pemakai menjadi tergantung. Ketergantungan pada NAPZA inilah yang
mengakibatkan berbagai dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik,
psikologis maupun sosial.
a. Fisik : sistim syaraf pusat yaitu otak dan sum-sum tulang belakang, organ-
organ otonom (jantung, paru, hati, ginjal) dan pancaindera.
b. Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak memakai obat
tersebut, percobaan bunuh diri karena tidak dapat mendapatkan obat yang
dibutuhkan, melakukan tindak kekerasan.
c. Sosial dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah, lingkungan, masyarakat
bahkan bangsa.
d. Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali tidak dapat
mengendalikan diri dan bersikap sesuai dengan norma-norma umum
masyarakat dan hal itu melanggar hukum yang berlaku di negera Indonesia.
e. Lingkungan : pengguna NAPZA akan cenderung berperilaku tidak sesuai
dengan norma dalam masyarakat.

E. Cara Pencegahan Penggunaan NAPZA


Penyembuhan ketergantungan Napza di bagi menjadi tiga bagian yaitu
pencegahan, terapi (pengobatan) dan rehabilitasi. Terapi di bagi menjadi dua
tahapan, detoksifikasi (membersihkan Napza dari tubuh ) dan pasca detoksifikasi
( pemantapan ), yang dalam pengobatannya bermaksud bukan hanya fisik pasien
yang disembuhkan tetapi juga kejiwaan, sosial dan keimanannya.
2. Peranan Diri Sendiri
 Jangan pernah mencoba
 Bergaul dengan selektif
 Jadi diri sendiri
 Melakukan kegiatan yang positif
 Pendirian yang teguh
 Kenali lingkungan dengan benar
 Kenali dengan benar informasi tentang Napza
 Mendekatkan diri dengan Tuhan
3. Peranan Orang Tua
 Menciptakan keluarga yang harmonis
 Menanamkan rasa tanggung jawab dan percaya diri
 Menciptakan komunikasi secara terbuka dan harmonis
 Menyalurkan hobi dan bakatnya secara positif
 Memperlakukan anak secara adil

4. Peranan Masyarakat
 Gerakan kampanye anti Napza
 Bekerjasama dengan orang yang berpengaruh
5. Peranan Pemerintah
 UU tentang Narkotika dan Psikotropika
 Pembentukan LSM
 Pembentukan Tempat Rehabilitasi

Meskipun kita harus bergaul dengan sesama teman tanpa memilih-milih, namun
kita harus tetap menjaga agar pergaulan tidak merugikan dan membahayakan
diri kita. Sedekat apapun hubungan pertemanan kita, kita harus selalu berani
menolak ajakan yang :
 Tidak bermanfaat (misalnya nonkrong sambil mengisap ganja sampai
malam).
 Jelas merugikan atau melanggar aturan (misalnya permintaan untuk
menjualkan obat/NAPZA).
 Menakutkan atau mencurigakan (misalnya menemui bandar NAPZA).
 Menolak ajakan teman tidak perlu dilakukan dengan kasar atau marah, tetapi
dapat dilakukan dengan halus dan sopan tetapi harus tegas, dan dengan
alasan yang masuk akal. Dengan cara yang baik tetapi tegas, teman yang
mengajak dapat mengerti dan berhenti merayu atau memaksa kita. Carilah
alasan yang tepat untuk menolak seperti : "terima kasih, tapi saya tidak mau
karena saya tidak suka nongkrong", "terima kasih, tapi saya tidak mau
terlibat dalam kegiatan yang merugikan saya", "saya tidak mau karena saya
harus mengerjakan hal penting di rumah".
 Bentengi dirimu dengan iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena
dirimu sungguh berarti. Masa depan yang cerah menantimu selalu. Say No
To Drug.

DAFTAR PUSTAKA
 Listyarini H. Ida, (2004). NARKOBA, Perlukah Mengenalnya?. Bandung: PT.
Pakar Raya
 Imran, (1999). Narkoba dan Remaja. Penerbit: PKBI Bandung
 www.google.com NAPZA
 www.yahoo.com Obat-obatan terlarang

Anda mungkin juga menyukai