Anda di halaman 1dari 33

Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

BAB II
HASIL KALI TITIK DAN SILANG

A. HASIL KALI TITIK ATAU SKALAR

Hasil kali titik atau skalar dari dua buah vektor A dan B yang dinyatakan oleh
AB (dibaca A titik B) didefinisikan sebagai hasil kali antara besarnya vektor-vektor

A dan B dan cosinus sudut  antara keduanya. Disimbolkan sebagai berikut.

AB AB cos , 0   

Perhatikanlah bahwa A B cos merupakan bilangan biasa (skalar). Oleh karena itu,

ABdisebut juga sebagai perkalian skalar.

Secara grafis, misalnya vektor A dan vektor B digambarkan sebagai berikut.


B

θ
A

Untuk mendefinisikan perkalian titik dari vektor A dan B, atau AB maka vektor B

diproyeksikan terhadap vektor A . Proyeksi ini adalah komponen dari vektor B yang

sejajar dengan vektor A , yang besarnya sama dengan B cos.


B

θ
A
B cos

Dengan demikian, AB didefinisikan sebagai besar vektor A yang dikalikan dengan

komponen vektor B yang sejajar dengan vektor A . Secara matematis dituliskan


sebagai berikut.

A B A B cos , 0   

Bagaimana jika perkalian titik antara vektor A dan vektor B dibalik menjadi

Analisis Vektor 1
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

BA? Secara grafis, proyeksi vektor A terhadap vektor B dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

A cos B

θ
A

Dari gambar di atas, perkalian BAdidefinisikan sebagai besar vektor B dikalikan

dengan komponen vektor A yang sejajar dengan vektor B. Secara matematis


dituliskan sebagai berikut.

B A B A cos , 0   

HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU DALAM


PERKALIAN TITIK

  
1. ABBA Hukum komutatif untuk hasil kali titik
    

2. ABCABAC  Hukum distributif

3. m AB  mABABAB
  m    m , dimana m adalah sebuah skalar

ii 
jj kk 1
4.
ij 
jk ki 0

5. Jika A 
1i
AAA 2j k dan B 
3 1i
BBB 2j 3k , maka

AB  ABABAB
11  22  33

2
 AAA
AA 1
2
2
2
 3
2
A
2
BB 
2 2 2
BBB
1 2 3 B
6. Jika AB  0 dan A beserta B bukanlah vektor nol, maka A dan B tegak
lurus

Analisis Vektor 2
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

PEMBUKTIAN HUKUM-HUKUM PERKALIAN TITIK

1. Akan dibuktikan bahwa AB BA (Hukum Komutatif untuk hasil kali titik).

A B A B cos

 B A cos
B A

Jadi, AB BA  (terbukti).

2. Akan dibuktikan bahwa A B C AB BC     Perhatikan gambar berikut.

B C

B +C

G A
E F

Misalkan a sebuah vektor satuan dalam arah A , maka


proyeksiBCpada A proyeksi B pada Aproyeksi C pada A

 BC a  B a  C a
kedua ruas dikalikan dengan A diperoleh

 BC a A  B a A  C a A
A
Karena a  ,maka a A  A sehingga diperoleh A

 BC A  B A  C A


Jadi, A B C AB BC     (terbukti).

Analisis Vektor 3
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

 
3. Akan dibuktikan bahwa mABmA B A B AB  m  m , dimana m

adalah sebuah skalar

a. Akan dibuktikan bahwa mABmA B

mABm AB cos

mA Bcos
mA B

b. Akan dibuktikan bahwa mAB A B m 

mABm AB cos

 A Bm cos


A Bm

c. Akan dibuktikan bahwa mAB AB

m mABm AB cos

 AB cosm
ABm

Dari poin a, b, c dapat disimpulkan bahwa mABmA B A B AB m  


m

(terbukti).

4. Akan dibuktikan bahwa i i j j k k1 dan i


j  j k k i0 z

Berdasarkan gambar di samping, terlihat


bahwa sudut yang dibentuk oleh dua vektor
k
Analisis Vektor j 4
i y

x
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

yang sama adalah 0 , sedangkan sudut yang dibentuk oleh dua vektor

yang berlainan adalah 90. Dengan


menggunakan definisi perkalian titik dua vektor, akan dibuktikan

bahwa i i j j k k1 dan i j  j k k i0

i i j j k k
a. Akan dibuktikan bahwa    1 i

i i i cos0 1 1 1 1   j j j j


cos0 1 1 1 1  
k k k k cos01 1 1 1  
ii jj kk
Jadi,    1 (terbukti).
ij jk ki
b. Akan dibuktikan bahwa     0 i

j i j cos90 1 1 0  0 j k j k


cos90 1 1 0  0
k i k i cos90 1 1 0  0
ij jk ki
Jadi,     0 (terbukti).

5. Jika A   A A A1i 2 j 3 k dan B  B B B1i 2j 3 k

a. Akan dibuktikan bahwa A BAB AB AB1 1  2 2 


33

A BA A A B B B1i 2j

3 k
A B B B1i 1i 2j3kA B B B2j 1i 2j3kA B B B3k 1i 2j 3k
AB AB1 1i i 1 2i jAB1 3i kAB2 1j iAB2 2j jAB2 3j kAB3 1k iAB3
2k jAB3 3k k

Analisis Vektor 5
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

ii jj k k i j j
Berdasarkan hukum 4 diketahui bahwa,    1 dan   

k ki
  0 sehingga

A B AB1 11AB1 2 0AB1 30AB2 10AB2 2 1AB2 30AB3

10AB 0AB 1


32 33

 AB1 1    00 0 AB2 2    0 0 0 AB3 3

 AB AB AB1 1  2 2  3 3
Jadi, A BAB AB AB1 1  2 2  3 3 (terbukti).

b. Akan dibuktikan bahwa A A A A A12 2


2
 32
A2

1) Akan dibuktikan bahwa AA A A A12 22  32

Dengan menggunakan hasil pada poin a diperoleh


A AA A A A A A1i 2j 3 k  1i 2j

3 k
AA AA AA1 1  2 2  3 3
  A A A12
32

2) Akan dibuktikan bahwa A A A 2

Dengan menggunakan definisi perkalian vektor diperoleh

A A A A cos0  A A 1


2

A

AA A2
Berdasarkan hasil 1) dan 2) jadi  A A A1222  32  (terbukti).

c. Akan dibuktikan bahwa B B B B B12 2


2
 32
B2

1) Akan dibuktikan bahwa BB B B B12 22  32


Analisis Vektor 6
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

Dengan menggunakan hasil pada poin a diperoleh



B BB B B1i 2j3k B B B1i 2j 3 k
BB BB BB1 1  2 2  3 3
  B B B12
32

2) Akan dibuktikan bahwa B B B 2

Dengan menggunakan definisi perkalian titik dua vektor diperoleh

B B B B cos0

 B B 1 
 B2

B2
Berdasarkan hasil 1) dan 2) jadi B B B B B1222  32  (terbukti).

6. Akan dibuktikan bahwa Jika AB0dan A beserta B bukanlah vektor nol, maka

A dan Btegak lurus


Dengan menggunakan definisi perkalian titik dua vektor diperoleh

A B 0

 A B cos0

 cos0 (karena diketahui bahwa A 0 dan B 0)


 90

Sudut antara vektor A dan B adalah 90, sehingga A B .

Jadi, jika AB0dan A beserta B bukanlah vektor nol, maka A dan Btegak lurus

(terbukti).

CONTOH SOAL

1. Jika A  i 2jdan B  2i 3j , tentukan:

a. AB
Analisis Vektor 7
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

b. Sudut yang dibentuk oleh A dan B

Penyelesaian

a. A B i 2j2i3j


1 2 23
  2  6
4
b. Berdasarkan definisi perkalian titik dua vektor diperoleh

A B A B cos
A B
 cos
AB

Dari poin a diketahui bahwa AB4. Selanjutnya,

2 2
A  1 2 B 22   32
 1 4
 4 9
 5
 13
Sehingga

AB
cos 
AB
4

513
4

65
4

8.062257748
0.4961389384

 arcsin 0,4961389384  29.7448813 


karena

tandanya (negatif) maka ada dik  uadran II


sehingga
 90  29.7448813 119.7448813

2. Jika A   i 3j 2kdan B   4i 2j 4k , tentukan:


Analisis Vektor 8
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

a. AB

b. A

c. B

d. 3A  2B

e. 2ABA 2B
Penyelesaian:

a. A B  i

2k 4i 2j 4k

1 4 3 2    2 4 


    4  6  8
  4 6 8
10
2
 2
2 2
b. A  13


194
 14
2 2
 2 
2
c. B  4  4

 16 
4 16
 36
6

d. 3A    2B 3i 3j 2k 2 4 i 2j 4k

  3i9j 6k  8i 4j 8k


  11i
2k
3A 2B  112  52 22

 121 25 4
 150

Analisis Vektor 9
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

e. 2A    B 2i 3j 2k  4i 2j 4k

  2 6 4i
k  4 2 4i j k
  6 4 0i
k
 6 4ij

A-2B   i 3j 2k2 4 i 2j 4k


  i 3j 2k-8i4 -8j
 7i 7 -10jk

2ABA 2B  6i


0k-7i 7 -10j k

6 7 47010

  42
0
14

B. HASIL KALI SILANG ATAU VEKTOR

Hasil kali silang atau vektor dari Adan B adalah sebuah vektor C A B 
(Dibaca Asilang B). Besarnya A B didefinisikan sebagai hasil kali antara besarnya

Adan Bdan sinus sudut  antara keduanya. Arah vektor C A B  tegak lurus pada
bidang yang memuat Adan B sedemikian rupa sehingga A, B, dan C membentuk
sebuah sistem tangan-kanan. Disimbolkan sebagai berikut.

A B  A B sinu, 0   

Dimana u adalah vektor satuan yang menunjukkan arah dari A B .

HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU DALAM PERKALIAN SILANG

Analisis Vektor 10
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

1. ABBA
 Hukum komutatif tidak berlaku untuk hasil kali silang

 
2. ABCABAC
 Hukum distributif

3. m AB  mABABAB
 m  m , dimana m adalah sebuah skalar

ii
jj kk 0
4.
ij kjk,  iki
,  j

5. Jika A 
1i
AAA 2j k dan B 
3 1i
BBB 2j 3k , maka

i j k
AB AAA
1 2 3

BBB
1 2 3

AA
2 3 AA
1 3 AA
1 2
 i j k
BB
2 3 BB
1 3 BB
1 2

6. Besarnya AB sama dengan luas jajaran genjang dengan sisi -sisi A dan B
7. Jika AB 0 dan A beserta B bukanlah vektor nol, maka A dan B sejajar.

PEMBUKTIAN HUKUM-HUKUM PERKALIAN SILANG

1. Akan dibuktikan bahwa A B B A  


Untuk membuktikan hukum 1 ini, akan ditunjukkan secara grafis sebagai berikut.

Gambar (a) Gambar (b)

Perhatikan gambar (a)


= × = | || |sin θ
Arah vektor sedemikian rupa sehingga A, B dan C membentuk sebuah sistem tangan
kanan.
Perhatikan gambar (b)
= × = | || |sin θ
Analisis Vektor 11
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

Arah vektor sedemikian rupa sehingga B, A dan D membentuk sebuah sistem tangan
kanan
Dari uraian di atas diketahui bahwa D besarnya sama dengan C. Namun demikian,
dilihat dari gambar (a) dan (b) D dan C memiliki arah yang berlawanan.
Sehingga, C = -D atau × =- ×
Jadi hukum komutatif tak berlaku untuk hasil kali silang.

2. Akan dibuktikan bahwa ×( + )= × + ×


×( + )=( i+ j+ k) × [( i + j+ k) + ( i + j + k)]
= ( i + j + k) × [( + )i + ( + )j + ( + )k] i j k
=
+ + +

=i −j +k ++++++
=[ ( + )− ( + )] − [ ( + )− ( + )]
+[ ( + )− ( + )]
=[ + − − ]−[ + − − ]
+[ + − − ]
=[ − ]−[ − ] + +[ − ]
+[ − ]−[ − ]+[ − ]
= i− j+ k+
b. i − bahwaj +
Akan dibuktikan m( × m() =k ×
j k × ) = m | || |sin θ
i i j k
= + = | |(m| |sin θ)
k)] + = × (m )
= [( i + j + k) + ( i+ j + c. [(Akan dibuktikan
i + j + bahwa
k) + ( m(i +×) j=+( ×k)]
= × + × (terbukti).
m( × ) = m | || |sin θ

3. Akan dibuktikan bahwa m( × ) = (m ) × = × (m ) = = × || )m


( (| |sindi
θ)mana
m m
adalah sebuah skalar = ( × )m
a. Akan dibuktikan bahwa m( × m() = (m Dari poin a, b, c diperoleh bahwa m( ×
(terbukti).
× ) = m| || | sin θ
= (m | |) | |sin θ

= (mA) × B

Analisis Vektor 12
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

(m ) z

k
j
)m y
i

) = (m ) × = × (m ) =
( × )m
4. Akan dibuktikan bahwa i i     j jk k 0, dan i j k j k,  i k i, 
j
Berdasarkan gambar di samping, terlihat bahwa sudut yang dibentuk oleh dua vektor

yang sama adalah 0 , sedangkan sudut yang dibentuk oleh dua vektor yang berlainan

adalah 90. Dengan menggunakan definisi perkalian silang dua vektor, akan dibuktikan

bahwa i i     j j k k 0 dan i j     k j k, i k i, j

a. Akan dibuktikan bahwa i i     j j k k 0 i i  i i sin0 1


1 0  0 j j  j j sin0 1 1 0   0
k k  k k sin01 1 0   0
Jadi, i i     j j
0 (terbukti).

b. Akan dibuktikan bahwa i j     k j k,i k i, j

i) i j  i j sin90 1 1 1  1


Besar i j 1, dan sesuai definisi arah i j tegak lurus dengan bidang yang
memuat i dan , dalam hal ini adalah j k
Karena besar k sendiri adalah 1 maka i j k ii) j
k  j k sin90 1 1 1  1
Besar j k 1, dan sesuai definisi arah j k tegak lurus dengan bidang yang
memuat j dan k, dalam hal ini adalah i
Karena besar i sendiri adalah 1 maka j k i iii)k i
 k i sin90 1 1 1  1
Analisis Vektor 13
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

Besar k i 1, dan sesuai definisi arah k i tegak lurus dengan bidang yang
memuat k dan , dalam hal ini adalah i j
Karena besar j sendiri adalah 1 maka k i  j

Dari i), ii), dan iii) diperoleh i j     k j k,


j (terbukti).

5. Diketahui = i+ j+ k dan = i+ j+ k
Akan dibuktikan bahwa
i j k
× = = i−
j+ k.

× =( i + j + k) × ( i + j + k)
= i ×( i + j + k) + j × (i + j +k) + k ×( i + j + k)
= i ×i + i ×j + i ×k + j ×i + j ×j + j ×k
+ k ×i + k ×j + k ×k
Berdasarkan hukum 4 diketahui bahwa i i     j j
dan
i     jk j k, i k i,j, juga menurut hukum 1 diperoleh j
i     k k, j i i k, j
sehingga
× = (0) + (k) + (−j) + (−k) + (0) + (i)
+ (j) + (−i) + (0)
= k+ (−j) + (−k) + i+ j+ (−i)
= i+ (−i) + j+ (−j) + k+ (−k)
= i− i+ j− j+ k− k
=( − )i + ( − )j + ( − )k

= i+ j+ k

= i− j+ k
i j k
= (terbukti).

6. Akan dibuktikan bahwa besarnya × sama dengan luas jajaran genjang


dengan sisi-sisi A dan B

Analisis Vektor 14
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

Berdasarkan gambar jajaran genjang di samping Luas


jajaran genjang = h| |
A h
= (| |sin )| | θ
= | || |sin B

=| × |
Jadi besarnya × sama dengan luas jajaran genjang dengan sisi-sisi A dan B.

7. Akan dibuktikan bahwa jika × = 0 dan A beserta B bukanlah vektor-vektor nol,


maka A dan B sejajar
× =0
⇔ | || |sin =0 (dengan 0° ≤ ≤ 180°)
⇔ sin = 0 (karena diketahui | | ≠ 0, | | ≠ 0, dan | | = 1)
⇔ = 0° atau 180°
Karena = 0° atau 180° maka A dan B sejajar (terbukti).

CONTOH SOAL

1. Jika =2−2+ dan = 3 + + 2 , tentukan:


a. ×
b. Sudut yang dibentuk oleh A dan B

Penyelesaian :
a. × = (2 − 2 + ) × (3 + + 2 )

=2 −2 1
3 1 2
−2 1 2 1 2 −2
= − +
1 2 3 2 3 1
= (−4 − 1) − (4 − 3) + 2 − (−6)
= (−4 − 1) − (4 − 3) + (2 + 6)
= −5 − + 8
c. Akan dicari sudut yang dibentuk oleh A dan B
Berdasarkan definisi

Analisis Vektor 15
Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

| × | = | || | sin
| × |
⇔ sin =
| || |
| × |
⇔ sin =
| || |
Dari soal diketahui bahwa = 2 − 2 + dan =3
+ + 2 , sehingga

Analisis Vektor 16
| |= (2) + (−2) + (1) | |= (3) + (1) + (2)

=3
Dari poin a diperoleh × = −5 − + 8 , sehingga

| × |= (−5) + (−1) + (8)

| ×|
Maka, sin =
| || |

= 0,845 sehingga θ =
arc sin 0,845 ≈ 57,671°.

2. Jika =2−3− dan = + 4 − 2 , carilah :


a. ×
b. ×
c. ( + )×( − )

Penyelesaian :
a. × = (2 − 3 − )×(+4−2)

= 2 −3 −1
1 4 −2
−3 −1 2 −1 2 −3
= − +
4 −2 1 −2 1 4
= (6 − (−4)) − (−4 − (−1)) + (8 − (−3))
= (6 + 4) − (−4 + 1) + (8 + 3)
= 10 + 3 + 11
b. × = ( + 4 − 2 ) × (2 − 3 − )

=1 4 −2
2 −3 −1
4 −2 1 −2 1 4
= − +
−3 −1 2 −1 2 −3
= (−4 − 6) − (−1 − (−4)) + (−3 − 8)
= (−4 − 6) − (−1 + 4) + (−3 − 8)
= −10 − 3 − 11
c. ( + )×( − ) = [(2 − 3 − ) + ( + 4 − 2 )] × [(2 − 3 − ) − ( + 4 − 2 )]
= (3 + −3) × (−7+ )

=3 1 −3
1 −7 1
1 −3 3 −3 3 1
= − +
−7 1 1 1 1 −7
= (1 − 21) − (3 − (−3)) + (−21 − 1)
= (1 − 21) − (3 + 3) + (−21 − 1)
= −20 − 6 − 22

3. Jika = 3 − 2 + 2 , = 2 + − dan = − 2 + 2 ,carilah :


a. ( × )×
b. ×( × )

Penyelesaian :
a. ( × ) × = [(3 − 2 + 2 ) × (2 + − )] × ( − 2 + 2 )

= 3 −2 2 × ( − 2 + 2 )
2 1 −1
−2 2 3 2 3 −2 (−2+2)
= − + ×
1 −1 2 −1 2 1
= [(2 − 2) − (−3 − 4) + (3 − (−4)) ] × ( − 2 + 2 )
= [(2 − 2) − (−3 − 4) + (3 + 4) ] × ( − 2 + 2 )
= (0 + 7 + 7 ) × ( − 2 + 2 )
=0 7 7
1 −2 2
7 7 0 7 0 7
= − +
−2 2 1 2 1 −2
= (14 − (−14)) − (0 − 7) + (0 − 7)
= (14 + 14) − (0 − 7) + (0 − 7) =
28 + 7 − 7

b. ×( × ) = (3 − 2 + 2 ) × [(2 + − ) × ( − 2 + 2 )]
k
= (3 − 2 + 2 ) × 2 1 −1
1 −2 2

= (3 − 2 + 2 ) × 1 −1 − 2 −1 +2 1
−2 2 1 2 1 −2
= (3 − 2 + 2 ) × [(2 − 2) − (4 − (−1)) + (−4 − 1) ]
= (3 − 2 + 2 ) × [(2 − 2) − (4 + 1) + (−4 − 1) ]
= (3 − 2 + 2 ) × (0 − 5 − 5 )

= 3 −2 2
0 −5 −5
−2 2 3 2 3 −2
= − +
−5 −5 0 −5 0 −5
= (10 − (−10)) − (−15 − 0) + (−15 − 0)
= (10 + 10) − (−15 − 0) + (−15 − 0)
= 20 + 15 − 15

4. Tentukan vektor satuan yang tegak lurus bidang dari = 2 − 6 − 3 dan = 4 + 3 − , ×


adalah sebuah vektor yang tegak lurus dari A dan B.

Penyelesaian :
× = (2 − 6 − 3 ) × (4 + 3 − )

| ×|

Misal c adalah vektor satuan yang tegak lurus dengan × , maka c tegak lurus
dengan bidang A dan B.
×
=
| × |

=
= − +
35 35 35

= − +

|| =

+
=

Karena | | = 1 maka c merupakan vektor satuan

Jadi vektor satuan yang tegak lurus dengan bidang A dan B adalah − + .

C. HASIL KALI TRIPEL

Hasil kali titik dan silang dari tiga buah vektor A, B, dan C dapat menghasilkan
hasil kali yang mempunyai arti dalam bentuk-bentuk berikut ( ∙ ) , ∙ ( × ), dan
×( × ).

HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU DALAM PERKALIAN TRIPEL

1. A B C  A B C 
2. A B C B C A C A B        = volum sebuah jajaran genjang ruang

yang memiliki sisi-sisi A, B, dan C atau negatif dari volum ini, sesuai dengan apakah A,

B, dan C membentuk sebuah sistem tangan kanan ataukah tidak.

Jika A   A A A1i
3k, B   B B B1i 2j 3k, dan C  C C C1i 2 j 3k , maka

A A A1 2

3 A B C   B B B1
2 3

C C C1
3

3. A B C A B C        (Hukum asosiatif tidak berlaku untuk


Hasil Kali Tripel)

 
4. A B C ACB AB C      

A B C ACB BC A  

Hasil kali A B C   seringkali disebut hasil-kali tripel skalar atau hasil-kali

kotak dan dapat dinyatakan dengan ABC. Hasil kali A B C  disebut hasil-kali
tripel vektor.


Dalam A B C  seringkali dihilangkan tanda kurungnya dan dituliskan saja

sebagai AB C , tetapi tanda kurung harus dipergunakan dalam A B C  .

PEMBUKTIAN HUKUM-HUKUM PERKALIAN TRIPEL

1. Akan dibuktikan bahwa ( ∙ )≠ ( ∙ )


( ∙ ) = [( + + )∙( + + )]( + + )
=( + + )( + + )
=( + + )+( + + )
+(( + + )
Sedangkan
( ∙ ) =( + + )[( + + )∙( + + )]
=( + + )( + + )
=( + + )+( + + )
+( + + )
Daari uraian di atas terlihat bahwa ( ∙ )≠ ( ∙ ) (terbukti).

2. Pada hukum kedua ini terdapat 3 hal yang harus dibuktikan, yaitu:
a. ∙( × )= ∙( × )= ∙( × )
b. ∙ ( × ) = volum sebuah jajaran genjang ruang yang memiliki sisi-sisi A, B, dan C atau
negatif dari volum ini, sesuai dengan apakah A, B, dan C membentuk sebuah sistem
tangan kanan ataukah tidak.

c. Jika A   A A A1i 2j 3 k, B   B B B1i 2 j 3 k, dan C   C C C1i 2 j


3k , maka

A A A1 23 AB
C  B B
B1 23

C C C123

Berikut akan dibuktikan satu-persatu


a. Akan dibuktikan bahwa ∙ ( × ) = ∙ ( × ) = ∙ ( × ) 1) Akan
dibuktikan bahwa ∙ ( × ) = ∙ ( × )
∙( × )=( + + ) ∙ [( + + )×( + + )]

=( + + )∙

=( + + )∙ − +

=( + + ) ∙ [( − )−( − )+( − )]
=( − )−( − )+( − )
= − − + + −
= − + − + −
= ( − )+ ( − )+ ( − )
= ( − )− ( − )+ ( − )
=( + + ) ∙ [( − )−( − )+( − )]

=( + + )∙ − +

=( + + )∙

=( + + ) ∙ [( + + )×( + + )]
= ∙( × )

2) Akan dibuktikan bahwa ∙( × )= ∙( × )


∙( × )=( + + ) ∙ [( + + )×( + + )]

=( + + )∙

=( + + )∙ − +

=( + + ) ∙ [( − )−( − )+( − )]
= ( − )− ( − )+ ( − )
= − − + + −
= − + − + −
= ( − )+ ( − )+ ( − )
= ( − )− ( − )+ ( − )
=( + + ) ∙ [( − )−( − )+( − )]

=( + + )∙ − +

=( + + )∙

=( + + ) ∙ [( + + )×( + + )]
= ∙( × )
Dari 1) dan 2) diperoleh ∙( × )= ∙( × )= ∙ ( × ) (terbukti).
b. Akan dibuktikan bahwa harga mutlak ∙ ( × ) = volum sebuah jajaran genjang ruang
(paralel-epipedum) yang memiliki sisi-sisi A, B, dan C, sesuai dengan apakah A, B,
dan C membentuk sebuah sistem tangan kanan ataukah tidak.
Perhatikan gambar berikut.
Misalkan n adalah normal-satuan
terhadap jajar genjang I, yang

A h searah dengan × dan misalkan h

C n adalah tinggi dari titik terminal A di


atas jajaran genjang I.

Volum paralel-epipedum = (tinggi h) (luas jajaran genjang I)


= ( ∙ n)(| × |)
= ∙ {| × | n }
= ∙( × )
Jika A, B dan C tidak membentuk sebuah sistem tangan kanan maka A ∙ n <
0 dan volumnya = | ∙ ( × )|.

d. Akan dibuktikan bahwa jika A   A A A1i 2 j 3 k, B   B B B1i


3k, dan

C  C C C1i 2 j ∙( × )=
3k , maka

∙( × )=( + + ) ∙ [( + + )×( + + )]

=( + + )∙

=( + + )∙ − +
=( + + ) ∙ [( − )−( − )+( − )]
=( − )−( − )+( − )
= − − + + −
= − + − + −
Dengan menggunakan aturan sarrus untuk menghitung determinan maka diperoleh
∙( × )= (terbukti).

3. Akan ditunjukkan bahwa ×( × )≠( × )×


×( × )=( + + ) × [( + + )×( + + )]

=( + + )×

=( + + )× − +

=( + + ) × [( − )−( − )+( − )]

=
− − −

= −
− − − −

+
− −
=[ ( − )− ( − )] − [ ( − )− ( − )]
+[ ( − )− ( − )]
=[ − − + ]
−[ − − + ]
+[ − − + ]

( × )× = [( + + )×( + + )] × ( + + )

= ×( + + )

= − + ×( + + )

= [( − )−( − )+( − )]×( + + )

= − − −
− − − −
= −
− −
+

=[ ( − )− ( − )] − [ ( − )− ( − )]
+[ ( − )− ( − )]
=[ − − + ]
−[ − − + ]
+[ − − + ]
Dari hasil di atas terlihat bahwa ×( × )≠( × ) × (tertunjuk).
Hal ini berarti hukum asosiatif untuk hasil kali tripel vektor tidak berlaku.

4. Pada hukum 4 ini adakan dibuktikan 2 hal, yaitu:


a. ×( × )=( ∙ ) −( ∙ )
b. ( × )× =( ∙ ) −( ∙ )
Berikut dilakukan pembuktian satu-persatu
a. Akan dibuktikan bahwa ×( × )=( ∙ ) −( ∙ )
×( × )=( + + ) × [( + + )×( + + )]

=( + + )×

=( + + )× − +

=( + + ) × [( − )−( − )+( − )]
=( + + ) × [( − )+( − )+( − )]

=
− − −

= −
− − − −

+
− −
=[ ( − )− ( − )]
−[ ( − )− ( − )]
+[ ( − )− ( − )]
=[ − − + ]
−[ − − + ]
+[ − − + ]
= − − + − +
+ − + − − +
= + + + + +
+ + + − − −
− − − − − −
=[ + + + + +
+ + + ]−[ + +
+ + + + + + ]
= [( + + ) +( + + )
+( + + ) ] − [( + + )
+( + + ) +( + + ) ]
= [( + + )( + + )]
−[( + + )( + + )]
= [{( + + )∙( + + )}( + + )]
−[{( + + )∙( + + )}( + + )]
=( ∙ ) −( ∙ )

b. Akan dibuktikan bahwa ( × ) × =( ∙ ) −( ∙ )


Dari poin a diperoleh × ( × ) = ( ∙ ) − ( ∙ ) dan menurut hukum 1
× = − × , sehingga
( × )× =− ×( × )
= −{( ∙ ) − ( ∙ ) }
= −( ∙ ) + ( ∙ )
=( ∙ ) −( ∙ )
Berdasarkan hukum 1 perkalian titik bahwa ∙ = ∙ maka
( × )× = ( ∙ ) − ( ∙ ) (terbukti).

CONTOH SOAL

1. Hitung (2 − 3 ) ∙ [( + − ) × (3 − )]

Penyelesaian :

(2 − 3 ) ∙ [( + − ) × (3 − )] = (2 − 3 ) ∙ 1 1 −1
3 0 −1
= (2 − 3 ) ∙ 1 −1 − 1 −1 +1 1
0 −1 3 −1 3 0
= (2 − 3 ) ∙ [(−1 − 0) − (−1 − (−3)) + (0 − 3) ]
= (2 − 3 ) ∙ [(−1 − 0) − (−1 + 3) + (0 − 3) ]
= (2 − 3 ) ∙ (− − 2 − 3 )
= (2)(−1) + (−3)(−2) + (0)(−3)
= −2 + 6 + 0
=4

2. Jika = −2−3, =2+ + , = + 3 − 2 , tentukan:


a. |( × )× |
b. | ×( × )|
c. ∙( × )
d. ( × )∙
e. ( + )×( × )
f. ( × )∙( × )
Penyelesaian :
a. ( × )× = ( − 2 − 3 ) × (2 + + ) ×(+3−2)

= 1 −2 −3 × ( + 3 − 2 )
2 1 1
−2 −3 1 −3 1 −2 (+3−2)
= − + ×
1 1 2 1 2 1
= [(−2 − (−3)) − (1 − (−6)) + (1 − (−4)) ] × ( + 3 − 2 )
= [(−2 + 3) − (1 + 6) + (1 + 4) ] × ( + 3 − 2 )
=(−7+5)×(+3−2)
= 1 −7 5
1 3 −2
−7 5 1 5 1 −7
= − +
3 −2 1 −2 1 3
= (14 − 15) − (−2 − 5) + (3 − (−7))
= (14 − 15) − (−2 − 5) + (3 + 7)
atau = − + 7 + 10
( × ) ×= ( ∙ ) − ( ∙ )
= (2 + + ){( − 2 − 3 ) ∙ ( + 3 − 2 )}
−( − 2 − 3 ){(2 + + ) ∙ ( + 3 − 2 )}
= (2 + + )[(1)(1) + (−2)(3) + (−3)(−2)]
−( − 2 − 3 )[(2)(1) + (1)(3) + (1)(−2)]
= (2 + + )[1 − 6 + 6] − ( − 2 − 3 )[2 + 3 − 2]
= (2 + + )(1) − ( − 2 − 3 )(3)
= (2 + + ) − (3 − 6 − 9 )
= (− + 7 + 10 )
Selanjutnya,
|( × ) × | = (−1) + (7) + (10)
b. ×( × )=(−2−3)× (2 + + )×(+3−2)

=(−2−3)×2 1 1
1 3 −2

= ( − 2 − 3 ) × 1 1 − 2 1 + 2 1 3 −2 1 −2 1 3
= ( − 2 − 3 ) × [(−2 − 3) − (−4 − 1) + (6 − 1) ]
= ( − 2 − 3 ) × (−5 + 5 + 5 )

= 1 −2 −3
−5 5 5
−2 −3 1 −3 1 −2
= − +
5 5 −5 5 −5 5
= (−10 − (−15)) − (5 − 15) + (5 − 10)
= (−10 + 15) − (5 − 15) + (5 − 10)
= 5 + 10 − 5
Atau
×( × )= ( ∙ )− ( ∙ )
= (2 + + ){( − 2 − 3 ) ∙ ( + 3 − 2 )}
−( + 3 − 2 ){( − 2 − 3 ) ∙ (2 + + )}
= (2 + + )[(1)(1) + (−2)(3) + (−3)(−2)]
−( + 3 − 2 )[(1)(2) + (−2)(1) + (−3)(1)]
= (2 + + )[1 − 6 + 6] − ( + 3 − 2 )[2 − 2 − 3]
= (2 + + )(1) − ( + 3 − 2 )(−3)
= (2 + + ) − (−3 − 9 + 6 )
= 5 + 10 − 5
Selanjutnya,
| × ( × )| = (5) + (10) + (−5)
c. ∙ ( × ) = ( − 2 − 3 ) ∙ [(2 + + ) × ( + 3 − 2 )]

=(−2−3)∙2 1 1
1 3 −2

= ( − 2 − 3 ) ∙ [(−2 − 3) − (−4 − 1) + (6 − 1) ]
= ( − 2 − 3 ) ∙ (−5 + 5 + 5 )
= (1)(−5) + (−2)(5) + (−3)(5)
= −5 − 10 − 15
= −30

d. ( × )∙ = [( − 2 − 3 ) × (2 + + )] ∙ ( + 3 − 2 )

= 1 −2 −3 ∙ ( + 3 − 2 )
2 1 1

= −2 − (−3) − (1 − (−6)) + (1 − (−4)) ∙(+3−2)


= [(−2 + 3) − (1 + 6) + (1 + 4) ] ∙ ( + 3 − 2 )
=(−7+5)∙(+3−2)
= (1)(1) + (−7)(3) + (5)(−2)
= 1 − 21 − 10
= −30

e. ( + )×( × ) = [( − 2 − 3 ) + (2 + + )] × [(2 + + )
× ( + 3 − 2 )]
= (3 − − 2 ) × [(2 + + ) × ( + 3 − 2 )]

= (3 − −2)×2 1 1
1 3 −2
1 1 2 1 2 1
= (3 − −2)× − +
3 −2 1 −2 1 3
= (3 − − 2 ) × [(−2 − 3) − (−4 − 1) + (6 − 1) ]
= (3 − − 2 ) × (−5 + 5 + 5 )
= 3 −1 −2
−5 5 5
−1 −2 3 −2 3 −1
= − +
5 5 −5 5 −5 5
= −5 − (−10) − (15 − 10) + (15 − 5)
= (−5 + 10) − (15 − 10) + (15 − 5)
= 5 − 5 + 10

f. ( × )∙( × ) = [( − 2 − 3 ) × (2 + + )] ∙ [(2 + + )
× ( + 3 − 2 )]

= 1 −2 −3 ∙ 2 1 1
2 1 1 1 3 −2
−2 −3 1 −3 1 −2 1 1 2 1 2 1
= − + ∙ − + 1 1 2 1
2 1 3 −2 1 −2 1 3
= [(−2 − (−3)) − (1 − (−6)) + (1 − (−4)) ] ∙
[(−2 − 3)i − (−4 − 1) + (6 − 1) ]
= [(−2 + 3) − (1 + 6) + (1 + 4) ] ∙ [(−2 − 3) − (−4 − 1) + (6 − 1) ]
= ( − 7 + 5 ) ∙ (−5 + 5 + 5 )
= (1)(−5) + (−7)(5) + (5)(5)
= −5 − 35 + 25
= −15

Anda mungkin juga menyukai