PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dilakukan oleh pemerintah, maupun pemerintah daerah yang pada era Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) sekarang ini dituntut untuk mencapai derajat kesehatan
Tahun 2014a).
jauh dari ideal. Pelayanan kesehatan yang bermutu dan komprehensif harus
dan mutu, dan pelayanan obat yang rasional. Ketersediaan obat dan vaksin cukup
umumnya masih belum sesuai standar. Pada tahun 2013, baru 35,15% Puskesmas
standar. Penggunaan obat generik sudah cukup tinggi, tetapi penggunaan obat
1
2
pengobatan pasien dengan tujuan untuk mencapai hasil yang ditetapkan dan
sehingga pasien membaik dan kualitas hidupnya meningkat (Heppler and Strand,
1990).
kesehatan sebagai hasil intervensi yang diberikan oleh sistem kesehatan, fasilitas
dan tenaga medis kepada mereka yang menjadi sasaran intervensi (WHO,2013).
yang tidak diharapkan yang dialami oleh pasien akibat atau diduga akibat terapi
obat dan secara aktual atau potensial mengganggu outcome terapi yang
terapi tentu saja sangat diharapkan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Peran
adalah suatu peristiwa atau kejadian yang melibatkan terapi obat yang benar-benar
atau berpotensi menganggu hasil klinis kesehatan yang diinginkan (PCNE, 2010).
DRPs merupakan masalah kesehatan serius dan dapat terjadi pada semua tingkat
bahwa angka kejadian DRPs pada peresepan rawat jalan maupun rawat inap
91% pasien memiliki setidaknya satu DRP. Penelitian Supraptia dkk (2014)
menemukan DRPs aktual sebesar 3,2%. DRPs potensial yakni interaksi obat
terjadi pada 62,0% pasien yang memerlukan perhatian farmasis untuk dapat
Jika ditinjau dari segi ekonomi, hal ini dapat memperburuk sistem pelayanan
dalam hal pembiayaan. Penggunaan suatu obat dikatakan tidak rasional jika
kemungkinan dampak negatif yang diterima oleh pasien lebih besar dibanding
2011). Hasil penelitian menunjukkan masih cukup banyak pasien yang belum
4
Biaya obat mencapai 40%-50% dari biaya operasional kesehatan di Indonesia dan
oleh Khan dan Ahmad menunjukan bahwa dari 147 DRP yang teridentifikasi,
41,5% ( n-= 61 ) adalah terkait dengan reaksi obat yang merugikan diikuti oleh
22,44% (N= 33) terhadap efektifitas. Biaya perawatan juga merupakan faktor
terdapat 31 orang yang secara nyata atau potensial mengalami DRPs. Ada atau
pada tekanan darah sistolik yang dihasilkan secara statistik pada kurun waktu 10-
15 hari dan 30-45 hari. Namun, jika dilihat secara klinik dari rerata dan median
perubahan tekanan darah sistolik pada pasien yang tidak mengalami penyebab
DRPs dihasilkan penurunan tekanan darah 20 mmHg, dimana nilai ini lebih besar
dari tekanan darah sistolik yang dipilih dalam percobaan terkontrol untuk
mewakili tekanan darah sistolik yang menentukan kemanjuran terapi obat dan
DRPs terhadap biaya peresepan dan outcome terapi. Penelitian ini diharapkan
hubungan antara DRPs dengan prescription cost pada pasien dengan diagnosa
5
sepuluh penyakit serta untuk mengetahui hubungan antara DRPs dengan Outcome
dapat digunakan sebagai acuan bagi puskesmas dalam mengalokasikan dana yang
tersedia secara efektif dan efisien, sehingga rasionalitas terapi dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Yogyakarta.
6
D. Manfaat Penelitian
dana yang tersedia secara efektif dan efisien, sehingga rasionalitas terapi
dapat tercapai.
JKN Puskesmas.
kapitasi JKN.
E Keaslian Penelitian
outcome terapi dan biaya peresepan obat ditampilkan pada tabel 1. Penelitian ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya, seperti terlihat pada tabel 1 bahwa belum
7
adanya penelitian tentang hubungan antara DRPs dengan prescription cost pada
pasien rawat jalan dengan diagnosa sepuluh penyakit yang dilayani oleh
terapi pasien dengan diagnosa hipertensi pada penelitian ini dengan penelitian
studi Cohort, retrospektif. Penelitian ini mengukur prescription cost pada sepuluh
prescription cost pada penyakit hipertensi dan penelitian Niquelle dan Bugnon
Lanjutan tabel 1.
Judul penelitian Peneliti Rancangan penelitian dan
variabel yang diukur
Hubungan DRP Dengan Prihapsari, Studi Cohort, retrospektif.
Capaian Target Terapi (2015) Variabel yang diukur adalah
Hipertensi Di Puskesmas Kota DRP dan capaian target
Yogyakarta terapi hipertensi