Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Sistem Pengolahan Air (SPA) adalah suatu sistem untuk memperoleh air
dengan kualitas yang dibutuhkan oleh setiap jenis obat yang dibuat dan memenuhi
persyaratan monografi farmakope.
Air memegang peran penting dan kritis dalam industri farmasi karena
merupakan bahan awal untuk memastikan produksi obat yang bermutu dan aman
bagi para pengguna.
Karena perannya yang penting, SPA ini perlu didesain, dibuat, di-
commissioning, dikualifikasi, dioperasikan dan dirawat dengan benar untuk
mencapai tujuan penggunaannya.
SPA perlu ditunjang sumber daya, teknologi maupun pemantauan
sehingga penting untuk memperhatikan Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB)
dan Cara Rekayasa Yang Baik atau Good Engineering Practice (GEP).

ISI
Air untuk produksi (Air Untuk Penggunaan Farmasi/APF atau Water For
Pharmaceutical Use/WPU) memegang peranan penting dan kritis dalam industri
farmasi. Hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain :
1. Air merupakan bahan baku, dalam jumlah besar, terutama untuk produk
sirup, obat suntik cair, cairan infus, dan lain-lain sehingga apabila
tercemar, beresiko sangat fatal bagi pemakai.
2. Untuk memastikan produksi obat yang bermutu dan aman bagi para
pengguna.

Persyaratan mutu APF hendaklah ditetapkan berdasarkan karakteristik


produk, proses produksi dan cara pemberian obat. untuk membantu pemili[an
jenis air yang sesuai, monografi farmakope menyediakan persyaratan minimum
untuk semua jenis APF.
Industri farmasi hendaklah menetapkan persyaratan mutu air yang
diperlukan sesuai monografi farmakope sebagai persyaratan minimum
berdasarkan karakteristik produk dan proses produksinya. Secara mendasar,
industri farmasi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa air yang dipakai
untuk memproduksi obat adalah tepat dan dapat dibuktikan handal untuk
memproduksi produk yang aman.
Mutu APF adalah spesifik untuk setiap bentuk sediaan obat. Dengan
mempertimbangkan biaya dan kerbatasan lain, industri farmasi dapat membuat
dan mendistribusikan beberapa atau mungkin hanya satu jenis mutu air, misal Air
Murni.
Pada tahap perencanaan SPA, hendaklah dilakukan kajian yang mendalam
dengan mempertimbangkan kualltas air baku di mana lokasi industri farmasi
berada atau sumber air pasokan, misai air sumur dalam, air yang diperoleh dari
Perusahaan Air Minum (PAM). Beberapa parameter yang perlu diperhatikan,
antara lain tingkat kesadahan, kadar silikat, zat yang terlarut dan tidak terlarut, dan
sebagainya.
Dengan demikian desain yang perlu dikaji mencakup SPA (tahap awal
dan/atau tahap akhir) yang tepat dan sesuai untuk memperoleh air dengan kualitas
yang ditetapkan dan memenu hi perrsyaratan pada saat proses kualifikasi serta
secara konsisten memenuhi persyaratan monograi farrnakope selama pemakaian
dalam produksi.
Pengolahan Akhir
Penyimpanan Air
Air Pengolahan dan Distribusi
Pasok Awal Penghilangan Ion Penghilangan Ion Polishing Pengolahan Akhir (Air Murni/Air
an Primer Sekunder Air Untuk Injeksi untuk Injeksi)

Reverse Continous Mixed Bed


Osmosis Electrodeionization Penuka Ion

Reverse Ultrafiltrasi
Osmosis
Distilasi

Penukar Mikrofiltrasi
Ion

Penukar Penukar Lampu UV


Ion Ion

Distilasi

Beberapa Pilihan Konsep Dasar dan Proses Desain Untuk SPA

Terdapat tiga hal yang diatur di dalam sistem pengolahan air, yaitu
Spesifikasi Mutu Air, Sistem Pemurnian Air dan Sistem Penyimpanan dan
Distribusi Air.

Spesifikasi Mutu Air


Spesifikasi mutu air, secara garis besar Spesifikasi Mutu Air dapat dibagi
menjadi beberapa “grade” sebagai berikut:
1. Air Pasokan (Feed Water)
2. Air Murni (Purified Water)
3. Air dengan Tingkat Pemurnian yang Tinggi (Highly Purified Water/HPW)
4. Air Untuk Injeksi (Water for Injection/WFI)
5. Air dengan Mutu Tertentu untuk Proses dan Pembuatan Bentuk Sediaan

Sistem Pemurnian Air


Sistem pemurnian air, kecuali untuk pembuatan WFI, sistem pemurnian
air tidak ditetapkan dalam kompendia. Jadi Industri Farmasi masing-masing
“bebas” untuk menentukan sistem mana yang paling sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
Desain, konfigurasi dan tata letak peralatan pemurnian air, sistem
penyimpanan dan distribusi harus mempertimbangkan hal-hal sbb:
1. Ketersediaan ruang untuk instalasi
2. Beban struktural dalam bangunan
3. Ketersediaan akses yang memadai (terutama untuk pemeliharaan dan
pengawasan)
4. Kemampuan penanganan bahan kimia untuk regenerasi dan sanitasi secara
aman.

Mekanisme kerja Purified Water System, merupakan sistem pengolahan


air yang dapat menghilangkan berbagai cemaran (ion, bahan organik, partikel,
mikroba dan gas) yang terdapat di dalam air yang akan digunakan untuk produksi.
Air (raw water) pengolahan air dapat diperoleh dari air PDAM (city water),
Shallow well (sumur dangkal) dengan kedalaman 10-20m, atau berasal dari Deep
well (sumur dalam) dengan kedalaman 80-150m. Variasi mutu dari pasokan air
mentah (raw water) yang memenuhi syarat ditentukan dari target mutu air yang
akan dihasilkan. Demikian pula mutu air menentukan peralatan yang diperlukan
untuk pengolahan air tersebut. Purified water system terdiri dari Multimedia filter,
Carbon filter, Water softener, Heat Exchanger (HE), Micro filter, Ultra filtration
(R.O = Reverse Osmosis), dan Electro De-Ionization (EDI).
Multimedia filter, berfungsi untuk menghilangkan lumpur, endapan dan
partikel-partikel yang terdapat pada raw water. Multimedia filter terdiri dari
beberapa filter dengan porositas 6-12 mm; 2,4 – 4,8 mm; 1,2-2,4 mm; dan 0,6-1,2
mm. Filter-filter ini tersusun dalam satu vessel (tabung) dengan bagian bawah
tabung diberikan gravel atau pasir sebagai alas vessel (sehingga sering juga
disebut dengan sand filter).
Active Carbon filter, adalah karbon yang telah diaktifkan dengan
menggunakan uap bertekanan tinggi atau karbon dioksida (CO2) yang berasal dari
bahan yang memiliki daya adsorbsi yang sangat tinggi. Biasanya digunakan dalam
bentuk granular (butiran). Active carbon berfungsi sebagai pre-treatment sebelum
proses de-ionisasi untuk menghilangkan chlorine, chloramine, benzene, pestisida,
bahan-bahan organik, warna, bau dan rasa dalam air.
Water Softener Filter, berisi resin anionik yang berfungsi untuk
menghilangkan dan/atau menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion
Ca++ dan Mg++ yang menyebabkan tingginya tingkat kesadahan air.
Reverse Osmosis, merupakan teknik pembuatan air murni (purified water)
yang dapat menurunkn hingga 95% Total Dissolve Solids (TDS) di dalam air.
Reverse osmosis terdiri dari lapisan filter yang sangat halus (hingga 0,0001
mikron).
EDI (Elektonic De-Ionization), merupakan perkembangan dari Ion
Exchange system dimana sebagai pengikat ion (+) dan (-) dipakai juga elektroda
disamping resin. Elektroda ini dihubungkan dengan arus listrik searah sehingga
proses pemurnian air dapat berlangsung terus menerus tanpa perlu regenerasi.
Setelah melewati EDI, selanjutnya purified water yang dihasilkan ditampung
dalam tanki penampungan (storage tank) yang dilengkapi dengan CIP (cleaning
in place) dan looping system dan siap didistribusikan ke ruang produksi.

Sistem Penyimpanan dan Distribusi Air


Sistem penyimpanan dan distribusi air, merupakan salah satu bagian
penting dari seluruh sistem, dan harus dirancang terintegrasi sepenuhnya dengan
komponen sistem pemurnian air. Sistem penyimpanan dan distribusi harus
dikonfigurasikan untuk mencegah kontaminasi berulang terhadap air setelah
pengolahan. Konfigurasi ini harus menerapkan kombinasi pemantauan online dan
offline untuk menjamin spesifikasi air yang tepat dipertahankan. Selanjutnya,
setelah air dimurnikan dengan menggunakan metode yang sesuai, dapat
digunakan secara langsung atau lebih sering, disalurkan ke dalam tangki
penyimpanan untuk didistribusikan ke titik pengguna.
Teknik pengendalian biokontaminasi, salah satu permasalah yang harus
mendapat perhatian serius selama penyimpanan dan distribusi air adalah masalah
pengendalian proliferasi mikroba. Terdapat beberapa teknik yang digunakan
terpisah atau, lebih sering, dalam kombinasi, yaitu:
1. Mempertahankan sirkulasi aliran turbulen secara kontinu dalam sistem
distribusi air untuk mengurangi kecenderungan pembentukan biofilm
2. Desain sistem yang memastikan pipa sependek mungkin
3. Dalam sistem bersuhu ambien, pipa dilindungi terhadap pengaruh pipa
panas yang berdekatan
4. Deadlegs pada instalasi pipa lebih kecil dari tiga kali diameter pipa cabang
5. Pengukur tekanan dipisahkan dari sistem dengan membrane
6. Penggunaan katup diafragma yang higienis
7. Sistem pemipaan dipasang dengan kemiringan tertentu untuk
memungkinkan pengosongan “drainable”
8. Penghambatan pertumbuhan mikroba dengan cara berikut: – radiasi
ultraviolet dalam sistem pemipaan; mempertahankan pemanasan sistem
(pada suhu acuan > 65⁰C); sanitasi sistem secara berkala menggunakan air
panas (pada suhu acuan >70⁰C) atau air panas superheated atau uap murni;
dan sanitasi rutin secara kimiawi menggunakan ozon atau bahan kimia
yang cocok.

Jika digunakan sanitasi kimiawi, penting untuk membuktikan residu bahan


kimia telah dihilangkan sebelum air digunakan. Ozon dapat dihilangkan secara
efektif menggunakan radiasi ultraviolet pada panjang gelombang 254nm yang jam
penggunaannya diperiksa secara berkala.
Kualifikasi dan Inspeksi Sistem Pengolahan Air, sistem Pengolahan Air
merupakan sistem kritis yang berdampak langsung terhadap mutu, sehingga
parameter mutu kritis sistem tersebut harus dikualifikasi. Kualifikasi yang akan
dilakukan harus mengikuti kaidah validasi yang mencakup Kualifikasi Desain
(KD), kualfikasi Instalasi (KI), Kualifikasi Operasional (KO) dan Kualifikasi
Kinerja (KK) sesuai dengan Pedoman CPOB. KD, KI dan KO sangat tergantung
dari masing-masing sistem yang diinstall oleh masing-masing industri farmasi,
sehingga Juknis CPOB tidak memberikan guideline yang spesifik. Juknis CPOB
(dan juga POPP CPOB) hanya memberikan guideline mengenai pelaksanaan KK
(kualifikasi Kinerja) dengan pendekatan 3 fase, yaitu fase 1, fase 2 dan fase 3
(lampiran 5).
Inspeksi Sistem Pengolahan Air, SPA merupakan salah satu sarana
penunjang kritis, sehingga senantiasa menjadi “subyek” inspeksi oleh Badan
POM. Berikut adalah acuan yang dapat digunakan mengenai apa saja yang perlu
disiapkan dalam pelaksanaan inspeksi atau audit mutu:
1. Gambar SPA terakhir yang menunjukan semua peralatan dalam sistem
denganpenandaan fungsi alat mulai dari awall inlet sampai titik pengguna
lengkap dengantitik pengambilan sampel;
2. Gambar pemipaan yang disetujui (misal, ortografis dan/atau isometris);
3. Pola pengambilan sampel dan pemantauan dilengkapi gambar semua titik
sampel;
4. Program pelatihan untuk pengambilan dan pengujian sampel;
5. Penetapan batas waspada dan batas bertindak untuk pemantauan;
6. Pemantauan hasil dan evaluasi tren;
7. Pemeriksaan terhadap kajian sistem tahunan yang terakhir;
8. Pengkajian perubahan terhadap sistem sejak inspeksi terakhir dan
pemeriksaan apakah pengendalian perubahan telah diimplementasikan;
9. Pengkajian terhadap penyimpangan yang tercatat dan investigasinya;
10. lnspeksi umum terhadap status dan kondisi sistem;
11. Pengkajian catatan perawatan, kegagalan dan perbaikan; dan
12. Pemeriksaan kalibrasi dan standardisasi instrumen kritis.

KESIMPULAN
1. Sistem Pengolahan Air (SPA) adalah suatu sistem untuk memperoleh air
dengan kualitas yang dibutuhkan oleh setiap jenis obat yang dibuat dan
memenuhi persyaratan monografi farmakope.
2. Terdapat tiga hal yang diatur di dalam sistem pengolahan air, yaitu spesifikasi
mutu air, sistem pemurnian air dan sistem penyimpanan dan distribusi air.
3. Secara garis besar Spesifikasi Mutu Air dapat dibagi menjadi lima grade, yaitu
Air Pasokan (Feed Water), Air Murni (Purified Water), Air dengan Tingkat
Pemurnian yang Tinggi (Highly Purified Water/HPW), Air Untuk Injeksi
(Water for Injection/WFI) dan Air dengan Mutu Tertentu untuk Proses dan
Pembuatan Bentuk Sediaan.
4. Sistem Pemurnian Air, kecuali untuk pembuatan WFI tidak ditetapkan dalam
kompendia. Desain, konfigurasi dan tata letak peralatan pemurnian air, sistem
penyimpanan dan distribusi harus mempertimbangkan empat hal, yaitu
Ketersediaan ruang untuk instalasi, Beban struktural dalam bangunan,
Ketersediaan akses yang memadai (terutama untuk pemeliharaan dan
pengawasan) dan Kemampuan penanganan bahan kimia untuk regenerasi dan
sanitasi secara aman.
5. Purified water system terdiri dari Multimedia filter, Carbon filter, Water
softener, Heat Exchanger (HE), Micro filter, Ultra filtration (R.O = Reverse
Osmosis), dan Electro De-Ionization (EDI).
6. Sistem penyimpanan dan distribusi air, merupakan salah satu bagian penting
dari seluruh sistem, dan harus dirancang terintegrasi sepenuhnya dengan
komponen sistem pemurnian air. Sistem penyimpanan dan distribusi harus
dikonfigurasikan untuk mencegah kontaminasi berulang terhadap air setelah
pengolahan. Konfigurasi ini harus menerapkan kombinasi pemantauan online
dan offline untuk menjamin spesifikasi air yang tepat dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA

BPOM RI. 2012. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: BPOM RI

BPOM RI. 2012. Petunjuk Teknis Sarana Penunjang Kritis Industri Farmasi.
Jakarta: BPOM RI
Lampiran

Lampiran 1

Bagan Pengolahan Alir


Lampiran 2

Berikut adalah sebagian persyaratan spesifikasi mutu macam-macam air


yang digunakan:
Highly Purified Water For
Purified Water
Information Water Injection
Ph. Eur. + USP Ph. Eur. Ph. USP
Eur.
Conductivity at 25⁰C ≤ 1.3 µS/cm ≤ 1.3 µS/cm ≤ 1.3 µS/cm
Heavy metals - 0.1 ppm 0.1 ppm -
Nitrate - 0.2 ppm 0.1 ppm -
Total organic carbon < 500 ppb < 500 ppb < 500 ppb
Microbial limit < 100 cfu/ml < 10 cfu/ml < 10 cfu/ml
Endotoxines - < 0.23 Eu/ml < 0.23 Eu/ml

Lampiran 3

Penggunaan dari masing-masing air untuk sediaan steril adalah sbb:


Sistem
Sediaan Kualitas Air Batasan Keterangan
Distribusi
Parenteral Air untuk Hot loop Syarat TOC dan
Terkualifikasi
volume besar injeksi system conductivity pada
user points
Bila tidak
menggunakan
 Hot loop loop system,
system harus
Parenteral Air untuk  Betalaktam ditampung Feed water: air
volume kecil injeksi dan non segar dan murni
betalaktam penyimpanan
dipisah tidak lebih dari
24 jam
tervalidasi
Bila tidak
menggunakan
loop system,
harus
Syarat
Tetes mata Air murni, ditampung
Loop system conductivity pada
dan telinga filter 0.22 µm segar dan
user points
penyimpanan
tidak lebih dari
24 jam
tervalidasi

Lampiran 4

Penggunaan dari masing-masing air untuk sediaan non steril adalah sbb:
Sistem
Sediaan Kualitas Air Batasan Keterangan
Distribusi
Sirup, krim  Jika tidak
Air murni Loop system Terkualifikasi
(a/m dan m/a), menggunakaan
gel, cairan Loop system, air
obat luar tidak boleh
disimpan lebih
dari 24 jam
 Saring dengan
filter bakteri 0,45
µm
 Terkualifikasi
 Boleh tanpa  Sanitasi
Loop berkala
 Loop untuk  Syarat
Sediaan padat, non mikroba:
suppositoria, Air murni Betalaktam max. 100
ovula & salep  Betalaktam cfu/ml
dan non  Tidak ada E.
Betalaktam Coli dan
dipisah Salmonella
sp/100 ml
Syarat
Pembilasan
Air murni conductivity
akhir
pada user points

Lampiran 5

Ringkasan pelaksanaan kualifikasi kinerja sistem pengolahan air dengan


pendekatan 3 fase, yaitu fase 1, fase 2 dan fase 3 3 fase:
Frekuensi
Fase
Durasi Pengambilan Keterangan
Validasi
Sampel
Kualifikasi Min. 2 - 4 Tiap hari di tiap titik  Pada fase ini air belum boleh
kinerja fase 1 minggu pemantauan digunakan untuk produksi
 Parameter pengujian kimia dan
mikrobiologi
 Tujuan:
 Menetapkan parameter
sistem pengolahan air
termasik titik pengambilan
sampel
 Menetapkan prosedur
pengoperasian,
pembersihan, sanitasi dan
perawatan
 Menetapkan batas waspada
dan batas tindakan
Kualifikasi Min. 2 - 4 Tiap hari di tiap titik  Pada fase ini air boleh
kinerja fase 2 minggu pemantauan digunakan bila memenuhi
spesifikasi yang ditetapkan
 Parameter pengujian kimia dan
miktobiologi
 Tujuan: memverifikasi
parameter operasional yang
ditetapkan pada fase 1
Kualifikasi Min. 52 Tiap hari dan dalam  Pada fase ini air boleh
kinerja fase 3 minggu seminggu secara digunakan bila memenuhi
bergilir harus spesifikasi yang ditetapkan
mencakup semua  Parameter pengujian kimia dan
titik pemantauan. mikrobiologi
Titik pemantauan,  Tujuan: memastikan
frekuensi dan jenis konsistensi kinerja selama 1
pengujian sampel tahun yang mencakup variasi
dapat dikurangi karena pergantian musim
berdasarkan hasil
pemantauan pada
fase 1 dan fase 2

Anda mungkin juga menyukai