Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


MANUSIA KENYAMANAN DI RUANG ANGGREK
RUMAH SAKIT TK.III BALADHIKA HUSADA JEMBER

OLEH:
KELOMPOK 3 :
FITANIA MARIZKA P 112311101064
M. FACHRILLAH I. A 132311101015
WINDI NOVIANI 132311101036
SINTYA AYU P 132311101049
NUHITA SITI R 142311101042
DINAR IZZATI S.P.I 142311101142
I KOMANG ARJANA 162311101296

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus berikut disusun oleh:

Nama : Kerlompok 3
NIM :
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KENYAMANAN
PADA PASIEN DENGAN CA KELENJAR GETAH BENING DI
RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT TK. III BALADHIKA
HUSADA JEMBER

telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing pada:

Hari :
Tanggal :

Jember, Maret 2018

TIM PEMBIMBING

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Alfid Tri Afandi, S.Kep Ns. Rina Suherlina, S.Kep


NRP. 760016845 NIP. 19730911 199603 2 001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Kenyamanan ……………………………………………………1
B. Epidemiologi …………………………………………………………….1
C. Etiologi …………………………………………………………………..2
D. Tanda dan Gejala………………………………………………………....2
E. Patofisiologi dan Clinical Pathway ……………………………………...3
F. Penatalaksanaan Medis………………………………………...................5
G. Penatalaksanaan Keperawatan ………………………………………….6
a. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul………………………...6
b. Perencanaan ………………………………………………………....7
H. Penatalaksanaan berdasarkan evidence based…………………………..16
I. Daftar Pustaka…………………………………………………………..17
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS KELOLAAN
A. Pengkajian
B. Problem List
C. Rumusan Diagnosa Keperawatan
D. Perencanaan /Nursing Care Plan
E. Catatan Keperawatan/ Nursing Note
F. Catatam

iii
1

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Kenyamanan
Menurut Potter & Perry (2006), Kenyamanan merupakan keadaan bebas
dari cedera fisik serta psikologis pada seseorang dan keadaan aman tentram. Klien
dalam keadaan nyaman yaitu klien telah terpenuhi kebutuhan dasar klien.
Kenyamanan merupakan rasa nyaman atau sejahtera baik secara mental, fisik atau
sosisal serta bebas dari nyeri. Kenyamanan merupakan bagian dari subjektifitas
klien terhadap sesuatu yang mereka alami. Sehingga setiap klien memiliki respon
berbeda dengan setiap apa yang mereka alami.
Menurut Kolcaba (1992) dalam Potter & Perry (2006), kenyamanan
merupakan bagian dari terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, kebutuhan tersebut
meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi) dan transenden
(keadaan atau sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri). Gangguan kenyamanan
atau gangguan rasa nyaman merupakan keadaan kurang nyaman, lega dan
sempurna baik dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya atau social
(NANDA, 2015).

B. Epidemiologi
Menurut WHO (2010) sekitar 1,5 juta orang di dunia hidup dengan
limfoma maligna terutama tipe LNH (Limfoma Non Hodgkin), dan dalam setahun
sekitar 300 ribu orang meninggal karena penyakit ini. Dari tahun ke tahun
penyakit ini terus meningkat. Sekedar gambaran angka kejadian LNH meningkat
80% dibandingkan angka tahun 1970-an. Data juga menunjukan penyakit ini lebih
banyak terjadi pada usia antara 45 tahun sampai 60 tahun. Semakin tua usia
semakin beresiko terkena penyakit ini. Di Indonesia limfoma merupakan jenis
kanker nomor enam yang paling sering ditemukan (www.kompas.com/ 10 Juli
2010). Gangguan kenyamanan hampir selalu terjadi pada orang yang menderita
LNH, baik nyeri akut maupun nyeri kronis.
2

C. Etiologi
Etiologi adanya gangguan ketidaknyamanan akibat nyeri antara lain
(Potter & Perry, 2005):
a. Agen cedera biologis
Merupakan penyebab gangguan rasa nyaman karena adanya kerusakan
jaringan tubuh.
b. Agen cedera kimia
Merupakan penyebab gangguan rasa nyaman karena bahan atau zat
kimia tertentu.
c. Agen cedera fisik
Merupakan penyebab gangguan rasa nyaman karena adanya trauma
fisik.
d. Agen cedera psikologis
Merupakan penyebab gangguan rasa nyaman karena adanya gangguan
psikologis.

D. Tanda dan Gejala


Tanda gejala adanya gangguan pemenuhan kebutuhan kenyamanan antara
lain (NANDA, 2015):
a. Menunjukkan adanya gangguan rasa nyaman baik secara verbal
maupun non verbal.
b. Respons otonomi ( perubahan nafas, nadi, dilates pupil)
c. Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, nafas
panjang, berkeluh kesah).
d. Pasien mengalami ansietas
e. Gangguan pola tidur
f. Gatal
g. Gejala distress
h. Iritabilitas
i. Ketidakmampuan untuk relaks
j. Kurang puas dengan keadaan
3

k. Menangis
l. Merasa dingin
m. Merasa kurang senang dengan situasi merasa hangat
n. Merasa lapar
o. Merasa tidak nyaman
p. Merintih
q. Takut

E. Patofisiologi dan Clinical Pathway


Adanya faktor keturunan, kelainan sistem kekebalan tubuh, infeksi virus
atau bakteri dan toksin lingkungan merupakan faktor-faktor yang dapat
menimbulkan penyakit, tumor dan kanker. Akibat terjadinya empat faktor tersebut
maka dalam tubuh terjadi kerusakan jaringan sel-sel dan saraf. Respon tubuh
terjadi pelepasan mediator nyeri seperti histamin, bradikinin, prostaglandin,
serotonin, ion kalium yang merangsang Nosiseptor yang merupakan reseptor nyeri
yang berada di ujung-ujung saraf tubuh untuk menyampaikan informasi bahwa
terjadi rrangsangan nyeri. Informasi ini disampaikan ke medula spinalis melalui
saraf asenden mengakibatkan terjadi sistem aktivasi retikular. Informasi tersebut
sampai ke hipotalamus dan sistem limbik maka jawaban dari informasi nyeri ini
akan diproses dan di jawab berupa respon nyeri, persepsi nyeri. Persepsi nyeri ini
dikirim balik ke ujung-ujung saraf melalui saraf desenden ke Nosiseptor sebagai
informasi respon tubuh. Respon tubuh seperti meringis, gelisah, menangis.
Apabila di hormon-hormon mediator nyeri di blok sehingga tidak sampai ke
hipotalamus maka tidak terjadi informasi persepsi nyeri. Bloking tersebut terjadi
bila ada penanganan dengan obat painkiller, teknik nafas dalam dan relaksasi.
4
Faktor keturunan, kelainan sistem
kekebalan, infeksi virus / bakteri dan toksik
lingkungan

Clinical Pathway
kanker Trauma Jaringan, infeksi Tumor / benjolan

Kerusakan sel

Pelepasan mediator nyeri (histamin,


bradikinin, prostaglandin, serotonin,
ion kalium)

Merangsang Nosiseptor
(Reseptor Nyeri)

Medulla spinalis

Sistem aktivasi Retikular

Hipotalamus dan sistem


limbik
Painkiller, teknik nafas
Gelisah, tidak dalam, relaksasi
nyaman Persepsi Nyeri
Kesiapan Meningkatkan
Gangguan Rasa Nyeri Akut Rasa Nyaman
Nyaman
5

F. Penatalaksanaan Medis
Penalataksanaan medis pada pasien dengan gangguan kenyamanan apabila memiliki
frekuensi yang tinggi dan sering terutama timbulnya nyeri akibat dari penyakit yang diderita oleh
pasien. Pemberian obat-obatan diharapkan dapat mengurangi nyeri yang dirasakan pasien sehingga
klien merasa nyaman. Obat-obatan tersebut termasuk dalam golongan narkotik dan analgesic
sehingga dalam penggunaannya menggunakan resep dokter. Obat yang digunakan untuk mengatasi
gangguan kenyaman pada pasien antara lain:
1. Analgetik Opioid/ analgesic narkotika
Obat golongan ini digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada
kanker, antara lain:
a. Metadon
b. Fetanil
c. Kodein
d. Morfin dan sebagainya.
2. Analgetik non narkotik
Obat ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh
pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan kesadaran dan tidak
mengakibatkan efek ketagihan pada penggunanya. Macam-macam obat ini antara lain:
a. Ibuprofen
b. Paracetamol
c. Asam mafenamat

G. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul
1. Nyeri Akut
a) Definisi
Merupakan pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang di gambarkan sebagai
suatu kerusakan (International Association for the Study of Pain), awitan yang tiba-
tiba atau lambat dengan intensitas dari ringan hingga berat, terjadi konstan atau
berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih
dari tiga (>3) bulan (NANDA, 2015).
b) Batasan Karakteristik
1) Ekspresi wajah nyeri (meringis, menangis)
2) Fokus pada diri sendiri
3) Perubahan pola tidur
4) Gangguan pola tidur
6

5) Infiltrasi tumor
2. Gangguan rasa nyaman
a) Definisi
Merupakan kondisi kurang nyaman, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan, budaya, dan social (NANDA,2015)
b) Batasan Karakteristik
1) Ansietas
2) Berkeluh kesah
3) Gangguan pola tidur
4) Gatal
5) Gejala distress
6) Iritabilitas
7) Ketidakmampuan untuk relaks
8) Kurang puas dengan keadaan
9) Menangis
10) Merasa dingin
11) Merasa kurang senang dengan situasi merasa hangat
12) Merasa lapar
13) Merasa tidak nyaman
14) Merintih
15) Takut
c) Faktor yang berhubungan
1) Gejala terkait penyakit
2) Program pengobatan
3. Kesiapan Meningkatkan Rasa Nyaman
a) Definisi
Merupakan suatu pola kesenangan, kelegaan dan kesempurnaan dalam dimensi
fisik, psikospiritual, lingkungan, dan atau sosial yang dapat ditingkatkan
(NANDA,2015).
b) Batasan Karakteristik
1) Menyatakan keinginan meningkatkan perasaan puas
2) Menyatakan keinginan meningkatkan rasa nyaman
3) Menyatakan keinginan meningkatkan relaksasi
4) Menyatakan keinginan meningkatkan resolusi terhadap keluhan
7

b.Perencanaan
No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
keperawatan Kriteria Hasil
1. Nyeri Kronis Tujuan: NOC
Setelah Manajemen nyeri
dilakukan Definisi :
tindakan Pengurangan atau
keperawatan reduksi nyeri sampai
selama 3 x 24 pada tingkat
jam nyeri kenyamanan yang dapat
berkurang di terima oleh pasien.
kriteria hasil Aktivitas :
(NIC): 1. Lakukan pengkajian 1. Pasien dapat merasakan
1. Pasien nyeri komprehensif nyeri yang berkurang
merasakan yang meliputi lokasi, 2. Pasien merasakan
nyeri karakteristik, kenyamanan dengan
berkurang onset/durasi, kompres hanget
2. Pasien dapat frekuesni, kualitas, 3. Pasien merasakan nyeri
memanajem intensitas atau berkurang terapi pemberian
en nyeri beratnya nyeri dan obat
yang faktor pencetus. 4. Menghindari faktor yang
dirasakan 2. Pastikan perawatan memperberat nyeri, supaya
analgesic bagi pasien nyeri pasien berkurang
dilakukan 5. Kurangnya pengetahuan
pemantauan yang tentang karakteristik nyeri
ketat. kronis dan strategi
3. Gunakan strategi manajemen nyeri dapat
komunikasi menambah beban rasa sakit
terapeutik untuk pada kehidupan pasien.
mengetahui 6. Rasa sakit mengurangi
pengalaman nyeri pilihan pasien untuk
4. Gali bersama pasien mengendalikan,
faktor-faktor apa mengurangi kesehatan
yang memperberat psikologis, dan membuat
atau menurunkan mereka merasa tidak
nyeri. berdaya dan rentan. Oleh
5. Berikan informasi karena itu, dokter harus
8

mengenai nyeri, mendukung keterlibatan


seperti penyebab pasien aktif dalam metode
nyeri, berapa lama yang efektif dan praktis
nyeri akan dirasakan, untuk mengatasi rasa sakit.
dan antisipasi dari 7. Hal ini untuk mengurangi
ketidaknyamanan beban penderitaan yang
akibat prosedur berhubungan dengan rasa
sakit kronis dan
6. Kendaikan faktor
menyediakan sumber
lingkungan yang tambahan seperti jaringan
dapat mempengaruhi pendukung pasien.
8. Mengetahui efektivitas
respon pasien
tindakan yang telah
terhadap
dilakukan.
ketidaknyamanan
9. Aplikasi panas mengurangi
(misalnya suhu
rasa sakit melalui
ruangan,
vasodilatasi yang
pencahayaan dan
menyebabkan aliran darah
suara bising).
meningkat ke daerah
7. Libatkan keluarga
tersebut dan melalui
dalam modalitas
pengurangan refleks rasa
penurun nyeri jika
sakit.
memungkinkan.
10. Perhatian khusus perlu
8. Evaluasi dan
diberikan untuk mencegah
dokumentasi,
luka bakar dengan
intervensi ini.
Aplikasi Panas /
11. Hal ini menuntut tidak
Kompres hangat
adanya peralatan khusus
Definisi:
dan juga biaya yang efektif.
Stimulasi kulit dan
Aplikasi panas juga
jaringan dibawahnya
bergantung pada toleransi
dengan menggunakan
pasien namun harus
aplikasi panas atau
bertahan tidak lebih dari 20
dingin untuk tujuan
menit / jam.
mengurangi rasa sakit,
12. Memberikan rasa aman dan
kejang otot atau
nyaman kepada pasien
peradangan.
13. Mengetahui respon pasien
Aktivitas :
ketika tindakan dilakukan
9. Jelaskan
9

penggunaan 14. Pelacakan nyeri secara


kompres hangat sistematis tampaknya
alasan penggunaan menjadi faktor penting
dan bagaimana hal dalam meningkatkan
tersebut akan manajemen nyeri.
mempengaruhi 15. Dosis harus disesuaikan
gejala pasien. secara individual untuk
10. Pertimbangkan
menghilangkan rasa sakit
kondisi kulit pasien
dengan tingkat efek
dan identifikasi
samping yang dapat
setiap perubahan
diterima.
yang memerlukan
16. Mengetahui obat yang
perubahan prosedur
menyebabkan pasien alergi
atau kontraindikasi
17. Salah satu langkah
terhadap stimuli
terpenting menuju
11. Bungkus perangkat
peningkatan kontrol rasa
panas dengan alat
sakit adalah pemahaman
yang terlindungi
pasien yang lebih baik
misalnya kain yang
tentang sifat nyeri,
sesuai
12. Evaluasi kondisi perawatannya, dan peran
umum, keamanan, pasien yang perlu
dan kenyamanan dimainkan dalam
seluruh perawatan. pengendalian rasa sakit.
13. Evaluasi dan
18. Mengetahui obat yang bisa
dokumentasikan
diberikan kepada pasien
respon terhadap
terapi panas atau
kompres hangat
yang telah diberikan.
Pemberian Analgesik
Definisi:
penggunaan agen
farmakologi untuk
mengurangi atau
menghilangkan nyeri.
Aktivitas :
14. Tentukan lokasi,
10

karakteristik,
kualitas, dan
keparahan nyeri
sebelum mengobati
pasien
15. Cek perintah
pengobatan meliputi
obat, dosis dan
frekuensi obat
analgesik yang
diresepkan.
16. Cek adanya
riwayat alergi obat
17. Evaluasi
kemampuan pasien
untuk berperan serta
dalam pemilihan
analgetik, rute, dan
dosis serta
keterlibatan pasien
sesuai kebutuhan.
18. Dokumentasikan
respon terhadap
analgesic dan adanya
efek samping.
2. Gangguan rasa Tujuan: NIC
nyaman Setelah Manjemen
dilakukan Lingkungan:
tindakan kenyamanan
keperawatan Definisi :
selama 2x 24 Manipulasi lingkungan
jam gangguan pasien untuk
rasa nyaman mendapatkan
berkurang kenyamanan optimal
kriteria hasil Aktivitas :
(NIC): 1. Jelaskan tujuan 1. Pasien merasa nyaman
1. Pasien tidak pasien dan keluarga dengan lingkungan yang
11

terganggu dalam mengelola sesuai


dengan suhu lingkungan dan 2. Memberikan istirahat yang
ruangan kenyamanan yang berkualitas kepada pasien
2. Pasien optimal. 3. Memberikan rasa rileks
merasa 2. Hindari gangguan dan tenang kepada pasien
nyaman yang tidak perlu dan sehingga pasien menjadi
dengan berikan untuk waktu nyaman
lingkungan istirahat 4. Lingkungan yang bersih
yang 3. Ciptakan menyebabkan pasien
nyaman lingkungan yang menjadi mudah untuk
untuk tidur tenang dan merasa tenang
mendukung 5. Membuat agar pasien tidak
4. Sediakan merasa kedinginan atau
lingkungan yang pun kepanasan karena
aman dan bersih suhu
5. Sesuaikan suhu 6. Dalam keadaan dingin
ruangan yang paling pasien memerlukan
menyamankan selimut dan dalam
individu jika keadaan panas pasien
memungkinkan. tidak memerlukan selimut
6. Berikan atau 7. Cahaya yang terlalu silau
singkirkan selimut akan menyebabkan pasien
untuk meningkatkan tidak nyaman
kenyamanan 8. Memberikan rasa nyaman
terhadap suhu kepada pasien
7. Sesuaikan 9. Memberikan kebebasan
pencahayaan untuk kepada pasien untuk
pasien. menentukan posisi yang
8. Fasilitasi tindakan- nyaman
tindakan kebersihan 10.Mengetahui respon pasien
untuk kenyamanan setelah dilakukan tindakan
pasien.
9. Posisikan pasien
dengan sesuai untuk
memfasilitasi
kenyamanan pasien
(misalnya gunakan
12

prinsip-prinsip
keselarasan tubuh,
sokong dengan antal
dan imobiliasasi
bagian tubuh yang
nyeri.
10. Evaluasi dan
dokumentasi.
3. Kesiapan Tujuan: NIC
Meningkatkan Setelah Terapi Relaksasi
Rasa Nyaman dilakukan Definisi:
tindakan Penggunaan teknik-
keperawatan teknik untuk mendorong
selama 2x 24 dan memperoleh
jam klien dapat relaksasi dan tujuan
meningkatkan mengurangi tanda dan
rasa nyaman gejala tidak diinginkan
kriteria hasil seperti nyeri, kaku otot
(NIC): dan ansietas.
1. Pasien Aktivitas :
merasa 1. Jelaskan rasionalisasi
nyaman dan dan manfaat relaksasi 1. Pasien merasa nyaman dan
tenang yang akan diberikan rikeks dengan terapi
setelah misalnya: teknik nafas relaksasi yang didapat.
mendapatka dalam 2. Menghilangka gejala yang
n terapi 2. Evaluasi penurunan menyebabkan pasien tidak
relaksasi. energy saat ini, mampu konsentrasi
ketidakmampuan 3. Memberikan rasa nyaman
untuk konsentrasi atau kepada pasien
gejala lain yang 4. Membebaskan pasien
mengiringi serta menentukkan posisi
mungkin nyaman sesuai kebutuhan
mempengaruhi pasien
kemampuan kognisi 5. Menciptakan pasien untuk
untuk berfokus pada merasa nyaman
teknik relaksasi. 6. Nada suara tinggi
3. Ciptakan lingkungan membuat pasien tidak
13

yang tenang dan tanpa merasa aman dan nyaman


distraksi dengan 7. Pasien mengetahui dan
lampu redup dan suhu mampu mempraktikkan
lingkungan yang 8. Mengetahui respon tubuh
nyaman (jika pasien setelah dilakukan
memungkinkan). tindakan
4. Anjurkan pasien untuk 9. Membuat pasien menjadi
mengambil posisi lebih nyaman dengan
yang nyaman dengan mengalihkan rasa sakit
pakaian longgar dan yang dialami
mata tertutup 10. Mengethaui respon
5. Minta klien rileks dan pasien setelah dilakukan
merasakan sensasi tindakan
yang terjadi
6. Gunakan suara yang
lembut dengan irama
yang lambat untuk
setiap kata
7. Tunjukkan dan
praktikkan teknik
relaksasi pada klien
8. Evaluasi tanda-tanda
vital pasien (tekanan
darah, nadi dan suhu
tubuh dengan tepat)
9. Gunakan relaksasi
sebagai tambahan
dengan penggunaan
obat-obatan nyeri atau
sejalan dengan terapi
lainnya dengan tepat.
10. Evaluasi dan
dokumentasikan
respon terhadap terapi
relaksasi.

J. Penatalaksanaan berdasarkan evidence based / Discarghe Planning


14

Persiapan sebelum pulang, perawat memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan untuk
melanjutkan intervensi yang telah di lakukan selama perawatan seperti relaksasi nafas dalam dan
kompres hangat. Dengan relaksasi dapat mengurangi kecemasan akibat penyakit kanker yang
diderita (Setyowati, 2013). Relaksasi dapat di lakukan selain dengan relaksasi nafas dalam juga
dapat dilakukan dengan mendengarkan musik yang sesuai dengan keinginginan. Terapi musik
dengan Murrotal Al-Quran efektif untuk menurunkan cemas seseorang. Menurut Savara (2014),
mendengarkan musik spiritual dapat mengurangi kecemasan akibat nyeri yang dirasakan dan dapat
meningkatkan rasa nyaman. Sehingga terapi musik dengan murrotal Al- Quran dapat dilakukan
dengan baik hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan Suhami et al (2015). Peningkatan
intake makanan pada pasien kanker dapat dilakukan dengan cara memberikan makanan dalam
bentuk kecil-kecil dan potongan tipis-tipis. Sediakan minuman sedikit untuk mencegah dehidrasi.
Sediakan makanan minimal 30 menit sebelum pemberian obat. Penting ketika pasien menerima
pendidikan gizi untuk mengatasi waktu makan serta kebutuhan akan cairan yang meningkat untuk
mencegah dehidrasi (Chooi et al, 2016).
15

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M. et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Elsevier


Cooi, Y. C. T. V. Fungwe, A. Graham, O. E. Ntekim, L. Thompson, C. castor, dan D. Lewis. 2016.
Improving the Nutritional Status of a Patient with Pancreatic Cancer. 1(1): 1-4

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku: Patofisiologi. Jakarta: EGC


Herdman, T.Heather. 2015. Nanda International Inc. Diagnosa Keperawatan: Definisi &
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC

Hosseini, L. F. L. Kashani., S. Akbari, M. E. Akbari dan S. S. Meher. The Islamic Perspective of


Spiritual Intervention Effectiveness on Bio-Psychological Health Displayed by Gene
Expression in Breast Cancer Patients

INASGO. 2012. Indonesian Society of Gynecologic Oncology. Jakarta: Medical staff Onkologi RS
Dr. Cipto Mangunkusumo.
Kim, S. Y., G. A. Wie, W. J. Lee, S. J. Park, dan S. M. Woo. 2013. Changes in Dietary Intake, Body
Weight, Nutritional Status, and Metabolic Rate in a Pancreatic Cancer Patient. 2: 154-158
Moorhead, Sue et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Elsevier
Potter, Patricia A dan Perry, Ancc G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Parktik. Jakarta: EGC

Savara, Maryam ., Samanesadatsadidpoor dan Bhatia. 2014. The Effect Of Spritual Music on
Health in Different Religions. Delhi Psychiatry Journal. Vol.17. No 1

Setyowati.Astuti, Ika dan Setyaningsih. 2013. Discharge Planning Pasien Kanker Ginekologi :
Buku Pencerahku. Jakarta: Universitas Indonesia dan RSUPN Dr. CIPTO
MANGUNKUSUMO.

Suhami, N. M. B. Muhamad, dan S. E. Kraus. 2015. Why Cancer patients seek Islamic healing.
Journal religion health
16

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS


JEMBER
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Kelompok 3


NIM :
Tempat Pengkajian : Ruang Anggrek Rumkit Tingkat III Baladhika Husada Jember

PENGKAJIAN
KEPERAWATAN

I. Identitas Klien
Nama : Ny. M No. RM : 072xxx
Umur : 67 tahun Pekerjaan : Petani
Jenis Kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Tanggal MRS :IGD/7-3-18 Jam : 19.15 wib
Pendidikan : SD Tanggal Pengkajian : 8-3-18 Jam : 21.00 wib
Alamat : Cumedak Sumber Informasi : Pasien, Keluarga dan Rekam Medis

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik:
Tumor Paru (s) + pembesaran KGB colli (s) e.c tumor mediastinum limfadenitis TB
2. Keluhan Utama:
Nyeri.
P: ada benjolan kelenjar getah bening
Q: tertusuk-tusuk
R: leher kiri
S: 4
T: terus menerus dan bertambah sakit bila menoleh ke kiri.

3. Riwayat penyakit sekarang:


17

Sudah 2 bulan ada benjolan di leher, 1 bulan terakhir masih bisa menahan rasa sakit, 1 minggu
terakhir sudah tidak kuat menahan sakit sampai tidak bisa bicara akhirnya di bawa ke Rumah
Sakit.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Belum pernah masuk Rumah Sakit dan belum pernnah mengalami penyakit yang serius
sampai masuk ke Rumah Sakit.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Pasien menggatakan tidak pernah alergi terhadap obat-obatan, makanan dan plester.
c. Imunisasi:
Pasien mengatakan lupa akan imunisasinya baik sekarang maupun dulu.
d. Kebiasaan/pola hidup/life style
Pasien sehari-hari bekerja sebagai petani, mencari kayu samapi tidak mau beristirahat dan
tetap bekerja sebelum 1 minggu terakhir ini
e. Obat-obat yang digunakan:
Pasien mengatakan lupa dengan obat yang pernah digunakan.
5. Riwayat penyakit keluarga:
Keluarga pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mengalami sakit yang sama seperti
pasien, begitu juga saudara-saudaranya.
18

Genogram:

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan

: Menikah
// : Cerai

: Anak kandung
: Anak angkat
: Anak kembar
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
19

III.Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Pasien kurang memperhatikan kesehatannya, ketika pasien merasa sakit, beliau hanya
menganggap sakit gigi biasa/amandel, ketika sakit hanya menahan dan tetap bekerja dan baru
memeriksakan ketika sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya.
Interpretasi :
Pasien kurang melakukan pemeliharaan kesehatan
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Antropometry
Sebelum sakit: IMT= BB/TB=45/(1,55)2=18,7
Saat sakit: IMT BB/TB = 40/(1,55) 2= 16,6
Interpretasi :
IMT kurang
Biomedical sign :
Hb : 12,4
Leukosit : 6.830
SGOT : 40,2
SGPT : 73,1
Urea : 41,4
Kreatinin : 1,27
BSS : 86,0
Interpretasi :
Hasil lab normal kecuali SGOT dan SGPT
Clinical Sign :
Kulit kering, membran mukosa kering, rambut hitam bercampur putih dan persebaran merata
Interpretasi :
Normal
20

Diet Pattern (intake makanan dan cairan):


Pola makan Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Nafsu makan Baik Menurun
Minum ± 650-1600 cc ± 500 cc
Porsi Makan 1 porsi habis setiap makan ½ porsi
Diet Tidak ada Diet RL
Sebelum pasien masuk Rumah Sakit ± 4 hari makan hanya ½ porsi habisnya. Hari pertama di
Rumah Sakit makan hanya 3 sendok makan, hari kedua di Rumah Sakit sudah habis ½ porsi. Di
rumah sakit mendapatkan diet RL (rendah lemak).
Intepretasi :
Nutrisi yang dimakan pasien belum memenuhi kebutuhan di dalam tubuhnya.
3. Pola eliminasi: (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)

BAK Sebelum sakit Saat di rumah sakit


Frekuensi ± 3-5x sehari ± 3-5x sehari
Jumlah ± 800 cc ± 800 cc
Warna Kuning jernih Kuning agak pekat
Bau Khas Khas
Karakter - -
BJ - -
Alat bantu - -
Kemandirian
(mandiri/dibantu) Mandiri Dibantu
Lainnya
Interpretasi:
Tidak terjadi gangguan eliminasi (BAK) pada pasien.
BAB Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi 1 kali Belum BAB selama di RS
Jumlah - -
Warna Kuning -
Bau Khas -
Karakter Lembek -
Alat bantu Tidak ada -
Kemandirian
(mandiri/dibantu) Mandiri Dibantu
Lainnya
Interpretasi:
Pasien mengalami gangguan eliminasi BAB.
Balance cairan:
Input = Minum = 500 cc
Infus = 1000 cc
Injeksi = cefoprazone 2x 5cc + omeprazone 2x 10 cc= 30cc
am = 5 cc x 40 = 200 cc
21

Output = Kencing = 800 cc


IWL = 15 cc x 40 kg = 600 cc

Interpretasi:
Balance Cairan = Input = 500 cc + 1000 cc + 30 cc + 200 cc = 1730 cc

Output = 800 cc + 600 cc = 1400

Input-Output = 1730 - 1400 = + 330 cc


4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Aktivitas sehari-hari bekerja sebagai petani dan mencari kayu. Saat di rumah sakit tidak
mampu menjalankan aktivitas seperti biasanya, tidak bisa bicara dan tampak kesakitan

Aktivitas harian (Activity Daily Living)

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan / minum 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi / ROM 
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3: dibantu alat, 4:
mandiri
Status Oksigenasi :
Tidak menggunakan terapi oksigen, RR = 20x/menit.
Fungsi kardiovaskuler :
Normal.
Terapi oksigen :
Tidak menggunakan terapi oksigen.
Interpretasi :
Pasien membutuhkan bantuan keluarganya untuk melakukan aktivitas hariannya.
5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)

Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat di rumah sakit


Durasi ± 5 jam Sebentar bangun ½ jam
Gangguan tidur Tidak ada Ada
Keadaan bangun tidur Segar Merasa sakit
Lain-lain
Interpretasi :
Pola tidur terganggu.
6. Pola kognitif & perceptual
Fungsi Kognitif dan Memori Kemampuan mengingat sudah menurun, sering lupa.
Fungsi dan keadaan indera :
Penglihatan = normal
Peraba = normal
Pengecap = normal
Pembau = normal
Pendengaran = menurun
Interpretasi :
Semua indera normal kecuali pendengan.

7. Pola persepsi diri Gambaran diri :


Pasien mengatakan tidak malu dengan adanya benjolan di lehernya.
Ideal diri :
Pasien mengatakan sudah menjadi ibu yang dapat merawat anak-anaknya hingga sekarang
Harga diri :
Pasien mengatakan bahwa beliau mempunyai kemampuan yang baik dalam mengurus
keluarganya.
Peran Diri :
Pasien mengatakan sudah berhasil melaksanakan perannya sebagai ibu
Identitas Diri :
Pasien mengatakan bahwa sudah menjadi seseorang yang hebat karena sudah mampu
melewati tahap demi tahap perkembangannya dengan baik.
Interpretasi :
Pola persepsi diri pasien baik.

8. Pola seksualitas & reproduksi Pola seksualitas


Pasien mengatakan sudah hampir tidak pernah berkumpul dengan suami.
Fungsi reproduksi: Pasien mempunyai 2 anak yaitu laki-laki dan 1 perempuan sudah
menopouse tapi lupa mulai usia berapa.
Interpretasi :
Fungsi seksualitas dan reproduksi pasien kurang baik atau sudah menurun

9. Pola peran & hubungan


Hubungan dengan keluarga dan orang sekitas rumahnya baik.
Interpretasi :
Pola peran dan hubungan pasien baik.
10. Pola manajemen koping-stress
Sering menyembunyikan masalahnya dan tidak mau menceritakan kepada keluarga mengenai
keluhan yang dirasakan hanya menganggap sakit yang dirasakan selama ± 2 bulan hanya
sakit gigi dan amandel biasa.
Interpretasi :
Pola manajemen koping-stres kurang baik

11. Sistem nilai & keyakinan


Pasien mengatakan tidak mampu beribadah seperti biasanya karena sakit dan hanya berdoa
untuk kesembuhannya.
Interpretasi :
Sistem nilai dan keyakinan pasien sedikit terganggu.
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
Kesadaran compos mentis (GCS: E=4, V=5, M=6). Pasien tampak menahan sakit.
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 130/70 mm/Hg
- Nadi : 80 X/mnt
- RR : 20 X/mnt
- Suhu : 360C

Interpretasi :
Tanda vital dalam batas normal.
Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi):
1. Kepala
Inspeksi: rambut berwarna hitam bercampur putih, kepala terdapat ketombe dan bau keringat.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
2. Mata
Inspeksi: reaksi pupil kiri dan kanan ada, konjungtiva merah muda, tidak ada sekret.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan saat dipalpasi.
3. Telinga
Inspeksi: simetris, serumen ada di kanan dan kiri, daun telinga tampak kotor.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Auskultasi: pendengaran menurun
4. Hidung
Inspeksi: bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak ada peradangan mukosa
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
Inspeksi: mukosa bibir kering, bau mulut, gigi kotor dan lidah kotor.
6. Leher
Inspeksi: terdapat benjolan sepanjang 5 cm, sisi terlebar 4 cm, tinggi dari tulang mandibula 0,5
cm
Palpasi: nyeri tekan, vena jugularis tidak bisa diobservasi.
7. Dada:
Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: ictus cordis tidak teraba
Perkusi: suara pekak
Auskultasi: bunyi jantung s1 s2 tunggal
Paru
Inspeksi: pengembangan paru simetris
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: sonor
Auskultasi: bunyi vesikuler
Payudara dan Ketiak
Inspeksi: ada benjolan diketiak
Palpasi: nyeri saat ditekan
8. Abdomen
Inspeksi: simetris, kulit lembab
Palpasi: tidak ada pembesaran organ
Perkusi: tidak ada nyeri tekan abdomen, tidak ada asites
Auskultasi: peristaltik 5 x/menit
9. Genetalia dan Anus
Pasien menolak dan mengatakan malu.
10. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Tidak ada peradangan sendi, tidak ada deformitas, bentuk simetris, kekuatan otot 5-5.
Ekstremitas bawah
Tidak ada peradangan sendi, tidak ada deformitas, bentuk simetris, kekuatan otot 5-5.
11. Kulit dan kuku
Kulit
Kulit kering, tidak ada lesi, warna kulit sawo matang, turgor kulit 3 detik.
Kuku
Warna kuku tidak pucat, CRT < 2detik.
12. Keadaan local
Benjolan di leher kiri tampak mau meletus. benjolan sepanjang 5 cm, sisi terlebar 4 cm, tinggi
dari tulang mandibula 0,5 cm.

V. Terapi
Infus PZ + Ketorolac 14 tpm
Injeksi: Cefoperazone 2x 1000 mg
Omeprazole 2x40 mg
Codein 3x 10 mg Per oral

VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium


Pemeriksaan darah lengkap, EKG
Deskripsi Terapi

NO Jenis Terapi Farmako dinamik dan Dosis Rute Indikasi dan Efek samping Implikasi
farmakokinetik kontraindikasi keperawatan
1. Cefoperazone 2x 1000 mg IV Indikasi: infeksi saluran Diare, mual,
nafas atas muntah.
Kontraindikasi:
hipersensitif terhadap
antibiotik.
2. Omeprazole 2x 40 mg IV Indikasi: tukak Sakit kepala,
lambung sakit perut, mual,
Kontraindikasi: alergi muntah.
terhadap omeprazole
3. Codein 3x 10 mg Oral Indikasi: antitusif, Mual, muntah,
analgesik pusing, sembelit.
Kontaindikasi:
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium

No Jenis pemeriksaan Nilai normal Hasil (Tanggal/Jam)


Nilai Satuan 7-3-2018
pukul 19.30
1. Hb 11,4-15,1 gr/dl 12,4
2. Leukosit 4000-11000 ul 6830

1-3/0-1/2-
3. Diff 4/45-65/30- -/-/-/54/29/17
45/2-6

4. PCV 40-47 % 35,1

5. Trombosit 150000- ul 260000


450000

6. Eritrosit P: 4,0-4,0 ul 4

7. MCV 80-100 fl 78,0

8. MCH 26-36 gr/dl 27,6

9. MCHC 32-37 gr/dl 35,1

10. RDW 12-15 % 13,8

11. SGOT 0-37 ul 40,2

12. SGPT 0-42 ul 73,1

13. Urea 10-50 mg/dl 41,4

14. Creatinin 0,7-1,2 mg/dl 1,27

15. BSS 70-140 mg/dl 86,0

Pemeriksaan Radiologi
Foto thorax

Pemeriksaan Penunjang Lainnya


Pemeriksaaan darah lengkap
EKG
……………, ….................................

Pengambil Data,

(_________________________________)

NIM.
B. PROBLEM LIST
NO HARI/TANGGAL/ DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH PARAF &
JAM NAMA
1. Rabu, 7 Maret DS : Kerusakan sel Nyeri akut
2018/ 22.00 wib €
Klien mengatakan nyeri pada
bagian leher kiri Pelepasan mediator nyeri M. Fachrillah
DO :
I : Terlihat benjolan di leher Merangsang nosiseptor
pasien sebelah kiri
P : Terasa benjolan sedikit keras Medulla spinalis
di leher klien, dan terdapat nyeri
tekan Sistem aktivasi aptikular
Skala nyeri 4 (0-10)
SKALA PQRST : Hipotalamus dan sistem limbic
P : Terdapat benjolan pada
kelenjar getah bening Presepsi nyeri
Q: Seperti di tusuk-tusuk
R: leher kiri dan ketiak kiri Nyeri akut
S: 4 (0-10)
T: terus menerus dan bertambah
sakit bila menoleh ke kiri
Td: 130/70 mmHg
N: 80 x/menit
RR: 20x/menit
Suhu: 360C
3. Kamis/08 Maret DS :. Ca. Limfoma Ketidakseimbangan nutrisi £
2018/ 20.00 wib Pasien mengatakan makan 3 kali kurang dari kebutuhan Nuhita
sehari habis hanya ½ porsi, nafsu tubuh
makan menurun, mual dan sakit Sakit menelan,
bila menelan. Mual
DO :
1. Antropometrik:
BB sebelum sakit = 45 kg Penurunan nafsu makan
BB saat sakit = 40 kg
IMT = 16,6 kg/m2 (underweight)
LILA = 19,5 cm Penurunan intake peroral
Kekurangan kebutuhan kalori
harian 1.142 Kkal/hari
IWL = 600 cc/24 jam Ketidakseimbangan nutrisi
2. Biomedical kurang dari kebutuhan tubuh
Hb=12,4,0 g/dl
Hematokrit= 27,6
Gula darah sewaktu = 86,0 gr/dl
3. Clinical sign
Pasien tampak lemah
Pasien tampak kurus
Tampak klit kering dan turgor
menurun.
Bibir pucat dan kering
Tampak lidah kotor
3. Rabu 7 maret 2018/ DS : Pasien mengatakan tidak Faktor Lingkungan Gangguan Pola Tidur ¥
22.00 dapat tidur karena kurang nyaman Sintya
di rumah sakit dan lingkungan Lingkugan yang tidak kondusif
berisik
DO : Pasien menguap
Wajah Pasien terlihat lesu Tidak dapat tidur dengan
kualitas baik
4. Rabu, 7 Maret DS : Pasien mengatakan semenjak Kanker Defisit perawatan diri : ¥
2018 sakit tidak mandi 3 hari karena mandi Sintya
22.00 tidak kuat bangun dari tempat Trauma jaringan, infeksi
tidur karena nyeri yang tidak
tertahankan. Kerusakan sel
DO : Pasien tampak kotor dan
tercium bau badan pasien. Pelepasan mediator nyeri

Merangsang nosiseptor

Merangsang medulla spinalis

Hipotalamus dan sistem limbik

Persepsi nyeri

Nyeri

Kelemahan

Tidak kuat untuk mandi

Defisit perawatan diri : mandi


C. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya agen cedera biologis.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
intake peroral.
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan faktor lingkungan.
4. Defisit perawatan diri : mandi berhubungan dengan kelemahan dan nyeri.
D. PERENCANAAN/NURSING CARE PLAN
NO HARI/TANGGAL/ DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC PARAF &
JAM NAMA
Kamis, 8 Maret Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri €
keperawatan selama 1 x 24 jam, 1. Lakukan pengkajian
M. Fachrillah
kualitas nyeri klien berkurang nyeri secara
komprehensif yang
dengan kriteria hasil :
meliputi lokasi,
NOC 2102
karakteristik,
1. Nyeri pada klien berkurang
onset/durasi, frekuensi,
dengan skala 1 (0-10) dan
kualitas, intensitas atau
ditandai dengan klien tidak beratnya nyeri dan faktor
merintih kesakitan saat pencetus
menelan makanan dengan 2. Observasi tanda-tanda
2. Klien dapat kembali vital klien
beristirahat, ditandai 3. Kolaborasi dengan
peningkatan kualitas tidur menggunakan tehnik

dengan rentan 2-5jam farmokologi tentang


pemberian analgesic
3. Nafsu makan klien
untuk meredakan nyeri
meningkat, dari 2 sendok
4. Berikan tehnik non
menjadi 6 sendok dalam
farmakologi kompres air
satu porsi makanan dari
hangat dan relaksasi
rumah sakit nafas dalam untuk
menurunkan kualitas
nyeri
5. Lakukan tehnik distraksi
dengan mendengarkan
Murotal Qur’an (dalam
jurnal “The Islamic
Perspective of Spiritual
Intervention
Effectiveness on Bio-
Psychological Health
Displayed by Gene
Expression in Breast
Cancer Patients”)
2. Kamis/08 Maret Ketidakseimbangan nutrisi: Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen nutrisi ∂
2017/ 21.00 kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 3x24 jam 1) Tentukan status gizi I komang
diharapkan pasien: pasien dan kemampuan
Nafsu makan untuk memenuhi
1. Keinginan untuk makan kebutuhan gizi.
2. Intake makanan 1 porsi tiap 2) Atur diet yang
makan diperlukan yaitu:
3. Intake cairan ±800cc per 24 menyediakan makanan
jam protein tinggi.
Pengetahuan: diet yang 3) Berikan pilihan makanan
disarankan dan bimbingan terhadap
1. Peningkatan pengetahuan pilihan yang lebih sehat.
diet yang dianjurkan 4) Berikan oral hygiene
2. Peningkatan pengetahuan setiap dan sesudah
manfaat diet makan.
3. Peningkatan pengetahuan
makanan yang diperbolehkan 2. Monitor nutrisi
dalam diet 1) Timbang berat badan
4. Peningkatan pengetahuan pasien
makanan yang dihindari 2) Lakukan pengukuran
dalam diet antropometrik
3) Monitor turgor kulit
4) Monitor adanya mual
muntah
5) Monitor intake dan
output
6) Tentukan pola makan

3. Pengajaran: Peresepan
diet
1) Ajarkan pasien makan
yang sesuai dengan diet
yang disarankan.
2) Libatkan keluarga dalam
pemilihan makanan.

4. Manajemen mual
1) Bantu pasien untuk
menghilangkan faktor-
faktor yang dapat
memicu mual
(kecemasan, ketakutan,
dll)
2) Anjurkan pola makan
dengan porsi sedikit-
sedikit dengan potongan
yang kecil-kecil
3) Berikan cairan yang
bersih dan makanan yang
ridak berbau dan
berwarna.

3. Kamis, 8 Maret Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan tindakan Manajemen Lingkungan ¥
2018 keperawatan selama 1x24 jam 1) Berikan tempat tidur dan Sintya
diharapkan pasien dengan lingkungan yang bersih
gangguan pola tidur dapat dan nyaman
teratasi dengan kriteria hasil : 2) Berikan posisi tidur yang
1. Jumlah jam tidur dalam batas membuat klien nyaman
normal 6-8 jam/hari 3) Batasi pengunjung
Peningkatan Tidur
2. Pola tidur, kualitas dalam 1) Menganjurkan pasien
batas normal untuk tidur pada
waktunya
3. Perasaan segar sesudah tidur
2) Mengidentifikasi
atau istirahat
penyebab gangguan tidur
4. Mampu mengidentifikasikan pasien
hal-hal yang meningkatkan 3) Membantu pasien untuk
tidur menghilangkan stress
sebelum tidur

4 Kamis, 8 Maret Defisit perawatan diri : mandi Tujuan : Bantuan perawatan diri :
2018 Setelah dilakukan tindakan mandi / kebersihan β
keperawatan selama 3x24 jam,
Dinar
defisit perawatan diri: mandi 1. Bantu memandikan
teratasi. pasien dengan
Kriteria hasil : menggunakan cara
1. Pasien mampu mengambil sesuai keinginan.
alat mandi (sikat gigi) dan 2. Mandi dengan air yang
mambasuh muka wajah. mempunyai suhu yang
2. Pasien tidak merasakan nyaman, letakkan
gatal pada rambut kepala. handuk, sabun, dan
3. Keluarga mampu aksesoris lain disisi
membantu pasien untuk tempat tidur pasien atau
memenuhi kebutuhan dikamar mandi
perawatan diri: mandi. 3. Sediakan lingkungan
yang terapeutik, jaga
privasi pasien, dan
suasana yang rileks.
4. Cuci rambut sesuai
keinginan dan
kebutuhan.
5. Fasilitasi pasien untuk
gosok gigi dengan tepat.
6. Libatkan keluarga dalam
menjaga kebersihan
tubuh pasien dan ajarkan
pada keluarga cara
memandikan pasien.
7. Dokumentasi dan
evaluasi

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO NO DX HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF PARAF &
KEP NAMA
1 1 Kamis, 08 Maret 1. Mengkaji kualitas nyeri klien, lokasi, 1. Klien mengatakan nyeri pada leher dan

2018 derajat, frekuensi, durasi, dengan ketiak. Skala nyeri 4 (0-10)
09.00 menggunakan skala PQRST M. Fachrillah

Kamis, 08 Maret 2. Memberikan injeksi ketorolak melalui 2.Klien mengatakan nyeri sudah mulai
2018/ 09.30 drip infuse asering/14 tpm berkurang ketika setelah di suntik,
kemudian nyeri tersebut muncul lagi.

3. Memberikan kompres hangat untuk


Kamis, 08 Maret 3. Klien mengatakan nyeri sudah mulai
menurunkan kualitas nyeri
2018/11.30 berkurang ketika diberikan kompres air
hangat tetapi muncul lagi.

4. Melakukan observasi tanda-tanda vital 4.Klien mengatakan nyeri berkurang.


Kamis, 08 Maret
pada klien
2018/11.45

5. Memonitor tanda-tanda vital 5.Klien mengatakan bahwa nyeri berkurang,


Kamis, 08 Maret
2018/ 17.00 dan sedikit bisa menelan.

Kamis, 08 Maret
6. Melakukan kompres hangat pada area 6. Klien mengatakan bahwa sudah habis 2
2018/18.00
leher klien sendok makan.
Kamis, 08 Maret 7. Memberikan injeksi ketorolak drip cairan 7.Klien mengatakan nyeri masih terasa pada
2018/21.00 infuse asering / 14 tpm bagian ketiak. Skala nyeri 4 (0-10).

Jumat, 09 Maret 1. Memberikan injeksi ketorolak melalui 1.Klien mengatakan nyeri sudah mulai
2018/ 09.30 drip cairan infuse asering / 14 tpm. berkurang pada bagian leher dan ketiak. Skala
nyeri 3 (0-10).
Jumat, 09 Maret 2. Memberikan tehnik distraksi murotal 2.Klien mengatakan dapat tidur ketika
2018/ 10.30 Qur’an selama 15 menit mendengan murotul Qur’an
3.Klien mengatakan sudah dapat menelan
3. Melakukan observasi tanda-tanda vital
Jumat, 09 Maret walaupun sedikit sakit
pada klien.
2018/ 12.00
Jumat, 09 Maret 4.Klien mengatakan mampu untuk
4. Memberikan kembali tehnik kompres
2018/ 17.15 memiringkan badan ke kiri dengan dibantu
hangat bersamaan dengan tehnik
distraksi murotal Qur’an selama 15 dan terasa sedikit nyeri di skala 3 (0-10).

menit.
5.Klien mengatakan nyeri sudah mulai

Jumat, 09 Maret 5. Mengobservasi tanda-tanda vital klien berkurang dengan skala 3 (0-10).

2018/ 17.30
Jumat, 09 Maret 6.Klien mengatakan bahwa sudah mampu
6. Melakukan pemberian injeksi ketorolax
2018/ 22.00 menelan makanan
melalui drip cairan asering/14 tpm
Sabtu, 10 Maret 1.Klien mengatakan mampu untuk
2018/ 08.30 1. Mengevaluasi kualitas tidur klien semalam. memiringkan badan ke kiri dengan dibantu
dan terasa sedikit nyeri di skala 3 (0-10)
2.Klien mengatakan bahwa sudah bisa tidur
Sabtu, 10 Maret 2. Melakukan pemberian injeksi ketorolax dengan mendengarkan murotul Qur’an.
2018/ 09.05 melalui drip cairan asering / 14 tpm.
3.Klien mengatakan sebelum tidur sudah
Sabtu, 10 Maret 3. Memberikan kembali tehnik kompres makan dan habis 1 porsi.
2018/ 09.20 hangat bersamaan dengan tehnik distraksi
murotal Qur’an selama 15 menit
Sabtu, 10 Maret 4. Mengobservasi tanda-tanda vital klien. 4.Klien mengatakan bahwa nyeri klien masih

2018/ 09.50 tetap terasa di ketiak dan leher walaupun


sambil miring dan menoleh.

Sabtu, 10 Maret 5. Memberikan tehnik distraksi murotal 5. Klien mengatakan nyeri sudah mulai

2018/ 17.05 Qur’an selama 15 menit. berkurang, dan hati terasa tenang. Klien
mengatakan dapat tidur ketika mendengan
murotul Qur’an.

Sabtu, 10 Maret 6. Melakukan observasi tanda-tanda vital pada 6.Klien mengatakan sudah dapat menelan

2018/ 17.35 klien. walaupun sedikit sakit.

Sabtu, 10 Maret 7. Memberikan ketorolak melalui drip cairan 7.Klien mengatakan nyeri sudah mulai

2018/ 19.00 asering/14 tpm. berkurang, hanya seperti di tusuk jarum

8. kecil dengan skala 2 (0-10).

Minggu, 11 Maret 1. Klien mengatakan sudah dapat tidur

2018/ 09.00 1. Melakukan evaluasi tidur klien semalam. dengan nyenyak dan mampu menoleh
kiri dan miring kiri.
Minggu, 11 Maret 2. Klien mengatakan nyeri sudah mulai
2018/ 09.10 2. Memberikan kembali tehnik kompres berkurang, hanya seperti di tusuk jarum
hangat bersamaan dengan tehnik distraksi kecil dengan skala 2 (0-10).
Minggu, 11 Maret murotal Qur’an selama 15 menit
2018/ 09.30 3. Klien mengatakan bahwa sudah
3. Mengobservasi tanda-tanda vital klien.
mampu menelan makanan
Minggu, 11 Maret 4. Klien mengatakan sudah tidur dengan
2018/ 17.45 4. Mengevaluasi kualitas tidur siang klien. nyenyak.
Minggu, 11 Maret 5. Klien mengatakan nyeri sudah tidak
2018/ 18.10 5. Memberikan kembali tehnik kompres berasa, hanya saja ketika memaksa
hangat bersamaan dengan tehnik distraksi menoleh dan menekan bagian leher dan
murotal Qur’an selama 15 menit ketiak masih terasa sakit skala 1 (0-10)
Minggu, 11 Maret 6. Klien mengatakan sudah mampu
2018/ 18.20 memiringkan badan ke kiri dan klien
6. Mengobservasi tanda-tanda vital klien
mengatakan sudah makan habis satu
porsi dari rumah sakit

2. 2 Jumat/ 09 Maret 1. Manajemen nutrisi ∂


2018/ 06.00 wib Menentukan status gizi pasien Status gizi pasien kurang (IMT = 16,6) I komang
Mengatur diet yang diperlukan : makanan Pasien mendapat diet telor rebus 1, tahu
protein tinggi 1, bubur halus
Berikan pilihan makanan yang lebih sehat
2. Monitor nutrisi
Meimbang berat badan pasien BB = 40 kg
Memonitor turgor kulit Turgor kulit kurang dari 3 detik
Memonitor adanya mual muntah Pasien mengatakan mual
Monitoring intake dan output Balance cairan+ 120cc

3. Pengajaran: Peresepan diet


Libatkan keluarga dalam pemilihan Keluarga mengikuti diet dari rumah sakit
makanan

4. Manajemen mual
Menenangkan pasien Pasien merasa sedikit berkurang mualnya
menganjurkan pola makan dengan porsi Pasien makan ½ porsi
sedikit makanan yang disukai

2 Sabtu/ 10 Maret 1. Manajemen nutrisi Status gizi pasien kurang (IMT=16,6) ∂


2018/ 21.00 Menentukan status gizi pasien Pasien mendapat diet telor rebus 1, tahu 1, I komang
Mengatur diet yang diperlukan : makanan bubur halus
protein tinggi
Berikan pilihan makanan yang lebih sehat

2. Monitor nutrisi BB : 40 kg
Meimbang berat badan pasien Turgor kulit kurang dari 3 detik
Memonitor turgor kulit Pasien mengatakan mual
Memonitor adanya mual muntah Intake: 1680 cc, output: 1500 cc,
Monitoring intake dan output Balance cairan= + 180 cc
3. Pengajaran: Peresepan diet Keluarga mengikuti saran diet dari rumah
Libatkan keluarga dalam pemilihan sakit.
makanan

4. Manajemen mual
Menenangkan pasien Pasien tampak lebih tenang
menganjurkan pola makan dengan porsi Pasien makan setengah porsi
sedikit makanan yang disukai

2 Minggu /11 1. Manajemen nutrisi Status gizi pasien kurang (IMT=16,6) ∂


Maret/ 2018 Menentukan status gizi pasien Pasien mendapat diet telor rebus 1, tahu I komang
05.30 Mengatur diet yang diperlukan : makanan 1, bubur halus
protein tinggi
Berikan pilihan makanan yang lebih sehat

2. Monitor nutrisi BB : 40 kg
Meimbang berat badan pasien Turgor kulit kurang dari 3 detik
Memonitor turgor kulit Pasien mengatakan mual berkurang
Memonitor adanya mual muntah Intake: 1780 cc, output: 1550 cc,
Monitoring intake dan output Balance cairan= + 230 cc

3. Pengajaran: Peresepan diet


Libatkan keluarga dalam pemilihan Keluarga mengikuti saran diet dari rumah
makanan sakit.
4. Manajemen mual
Menenangkan pasien Pasien tampak lebih tenang
menganjurkan pola makan dengan porsi Pasien makan 3/4 porsi
sedikit makanan yang disukai

2 Senin/ 12 Maret 1. Manajemen nutrisi 1. Status gizi pasien kurang (IMT=16,6) ∂


2018/ 06.00 wib Menentukan status gizi pasien 2. Pasien mendapat diet telor rebus 1, I komang
Mengatur diet yang diperlukan : makanan tahu 1, bubur halus
protein tinggi
Berikan pilihan makanan yang lebih sehat

2. Monitor nutrisi BB : 40 kg
Meimbang berat badan pasien Turgor kulit kurang dari 3 detik
Memonitor turgor kulit Pasien mengatakan mual berkurang
Memonitor adanya mual muntah Intake: 1980 cc, output: 1600 cc,
Monitoring intake dan output Balance cairan= +380 cc

3. Pengajaran: Peresepan diet


Libatkan keluarga dalam pemilihan Keluarga mengikuti saran diet dari rumah
makanan sakit.
4. Manajemen mual
Menenangkan pasien Pasien tampak lebih tenang
Menganjurkan pola makan dengan porsi Pasien makan 1 porsi
sedikit makanan yang disukai
3. 3 Kamis, 8 Maret 1. Pasien mengatakan lebih nyaman
2018 / 1. Memberikan Posisi yang nyaman untuk 2. Pasien mengatakan masih belum bisa ¥
22.00 pasien sebelum tidur tidur Sintya
2. Meganjurkan pasien untuk tidur pada 3. Keluarga pasien masih terdapat di
22.15 waktunya lingkungan sekitar pasien
3. Membatasi pengunjung ketika pasien tidur 4. Pasien mengatakan lebih enakan
22.20 4. Membantu pasien menghilangkan stress setelah nafas dalam
22.35 sebelum tidur dengan cara nafas dalam 5. Pasien mengatakan lebih bersih
5. Membersihkan tempat tidur sebelum tidur tempat tidurnya
22.55

Jumat, 9 Maret 1. Memberikan Posisi yang nyaman untuk 1. Pasien mengatakan nyaman dengan
2018 pasien sebelum tidur perubahan posisi
12.00 2. Meganjurkan pasien untuk tidur pada 2. Pasien mengatakan tidak bisa tidur di ¥
waktunya siang hari karena berisik Sintya
3. Membatasi pengunjung ketika pasien tidur 3. Keluarga pasien masih terdapat di
4. Membantu pasien menghilangkan stress lingkungan sekitar pasien
sebelum tidur dengan cara melatih nafas 4. Pasien merasa nyaman setelah nafas
dalam dalam
Membersihkan tempat tidur sebelum tidur 5. Pasien lebih nyaman berada ditempat
5. Membersihkan tempat tidur sebelum tidur tidur apabila tempat tidur bersih
Jumat, 9 Maret 1. Meganjurkan pasien untuk tidur pada 1. Pasien mengatakan mencoba untu
2018 waktunya tidur
21.30 2. Membatasi pengunjung ketika pasien tidur 2. Keluarga pasien masih terdapat di
3. Membantu pasien menghilangkan stress lingkungan sekitar pasien
sebelum tidur dengan cara nafas dalam 3. Pasien melakukan nafas dalam tanpa
4. Membersihkan tempat tidur sebelum tidur bantuan petugas
4. Pasien senang ketika ada yang
merapikan tempat tidurnya
3 Sabtu , 10 Maret 1. Meganjurkan pasien untuk tidur pada 1. Pasien mengatakan sudah mengetahui
2018 waktunya jam tidur ¥
13.00 2. Membatasi pengunjung ketika pasien tidur 2. Meminta keluarga untuk membatasi Sintya
3. Membantu pasien menghilangkan stress kunjungan
sebelum tidur dengan cara nafas dalam 3. Pasien melakukan nafas dalam tanpa
4. Membersihkan tempat tidur sebelum tidur bantuan petugas
4. Keluarga dan pasien sudah merapikan
tempat tidur tanpa instruksi petugas
Sabtu, 10 Maret 1. Meganjurkan pasien untuk tidur pada 1. Pasien mengatakan berkeinginan
2018 22.15 waktunya untuk tidur
2. Membatasi pengunjung ketika pasien tidur 2. Keluarga sudah membatasi jam
3. Minum susu atau air hangat sebelum tidur kunjungan ketika pasien tidur
3. Pasien minum air hangat dengan
bantuan keluarga
Minggu, 11 Maret 1. Meganjurkan pasien untuk tidur pada 1. Pasien berkeinginan untuk tidur
2018 waktunya 2. Keluarga sudah membatasi kunjungan
13.30 2. Membatasi pengunjung ketika pasien tidur 3. Pasien minum susu sebelum tidur
3. Minum susu atau air hangat sebelum tidur
Minggu, 11 Maret 1. Membatasi pengunjung ketika pasien tidur 1. Keluarga sudah membatasi jam
2018 22.40 2. Minum susu atau air hangat sebelum tidur kunjungan ketika pasien tidur
2. Pasien minum susu sebelum tidur
4. 4. Jumat,9 Maret 1. Membantu pasien untuk mandi ditempat 1. Pasien mengatakan tubuh terasa segar
2018/ 05.20 WIB tidur (seka) setelah mandi, nyaman dan tidak β
2. Mambantu pasien untuk menggosok gigi panas dan gatal lagi.
Dinar
dengan tepat 2. Pasien mengatakan mulut terasa segar
3. Mengajarkan keluarga bagaimana cara 3. Keluarga pasien faham/ tau
menyeka tubuh pasien (terutama bagian bagaimana caranya untuk menyeka
yang sulit dijangkau) tubuh pasien.

Sabtu,9 maret 1. Membantu pasien untuk mandi ditempat 1. Pasien mengatakan tubuhnya nyaman
2018/ 05.30 WIB tidur (seka) setelah diseka
2. Memfasilitasi pasien untuk menggosok gigi 2. Pasien mengatakan mulut terasa segar
dengan tepat 3. Pasien mengatakan rambutnya tidak
3. Mencuci rambut pasien (atas persetujuan gatal lagi sehingga tubuh terasa
pasien) nyaman.

Minggu, 10 1. Mendampingi keluarga pasien 1. Keluarga mengatakan mampu untuk


maret 2018/ 05.25 (memandirikan) untuk memandikan pasien menyeka dan membersihkan tubuh
WIB ditempat tidur (seka) pasien selama sakit.
2. Memfasilitasi pasien untuk menggosok gigi 2. Pasien mengatakan tubuhnya terasa
dengan tepat di tempat tidur. nyaman dan enak untuk tidur serta
mulut terasa segar.
E. CATATAN PERKEMBANGAN/PROGRES NOTE
NO HARI/TANGGAL/JAM NO DX EVALUASI SUMATIF (SOAP) PARAF & NAMA
KEP
1. Kamis, 8 Maret 2018/
12.00
1 S : Klien mengatakan nyeri pada leher dan ketiak.
A
Klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang ketika diberikan kompres air M. facrillah
hangat dan saat setelah di suntik, kemudian nyeri tersebut muncul lagi.
O : Klien tampak masih merasa kesakitan saat menelan. Skala nyeri masih 4
(0-10)
Nyeri saat menoleh 5o ke kiri dan saat miring ke kiri
Makanan dari rumah sakit tidak habis.
P : Terdapat benjolan pada kelenjar getah bening
Q : Seperti di tusuk-tusuk
R : leher kiri dan ketiak kiri
S : 4 (0-10)
T : terus menerus dan bertambah sakit bila menoleh ke kiri
TD : 120/80 mmHg
Nadi :82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,1oC
A : penurunan kualitas nyeri pada klien belum teratasi.
P : lanjutkan intervensi dalam pemberian analgetik dan tehnik relaksasi nafas
dalam.
Kamis, 8 Maret 2018/ S : Klien mengatakan bahwa nyeri berkurang, dan sedikit bisa menelan. Klien
19.30
mengatakan bahwa sudah habis 2 sendok makan.
Klien mengatakan nyeri masih terasa pada bagian ketiak
O : Klien mampu menelan makanan, dan skala nyeri klien masih 4
Nyeri leher kiri saat menoleh 5o ke kiri
Klien belum bisa memiringkan badan ke kiri
TD : 120/70 mmHg
Nadi :84 x/menit
RR : 23 x/menit
Suhu : 36 oC
A : nyeri klien teratasi sebagian, skala 4 (0-10)
P : lanjutkan intervensi penurunan derajat nyeri klien sampai skala 1, dan
anjurkan klien untuk makan

Jumat, 9 Maret 2018/ S : Klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang pada bagian leher dan
12.00 ketiak
Klien mengatakan dapat tidur ketika mendengan murotul Qur’an
Klien mengatakan sudah dapat menelan walaupun sedikit sakit
Klien mengatakan mampu untuk memiringkan badan ke kiri dengan dibantu
dan terasa sedikit nyeri di skala 3 (0-10)
O : pasien tampak tenang. Nyeri sudah mulai berkurang dengan skala 3 ketika
menoleh 10o ke kiri dan memiringkan badan ke kiri.
Makanan dari rumah sakit dimakan sebanyak 3 sendok makan
TD : 130/80 mmHg
Nadi :82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,1oC
A : penurunan kualitas nyeri pada klien teratasi sebagian, skala nyeri 3 (0-10)
P : lanjutkan intervensi dalam pemberian analgetik kompres hangat dan tehnik
distraksi

Jumat, 9 Maret 2018/ S : Klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang dengan skala 3 (0-10).
18.30 Klien mengatakan bahwa murotul Qur’an dapat meredakan nyeri dan
menenangkan hati.
Klien mengatakan bahwa sudah mampu menelan makanan
Klien mengatakan mampu untuk memiringkan badan ke kiri dengan dibantu
dan terasa sedikit nyeri di skala 3 (0-10)
O : Klien tampak sudah bisa menoleh ke kiri dengan sudut 15o dan dengan
skala 3 (0-10)
Klien tampak mampu memiringkan badan ke kiri dengan dibantu dan sedikit
usaha
Makanan dari rumah sakit habis sekitar 5 sendok
TD : 120/80 mmHg
Nadi :80 x/menit
RR : 23 x/menit
Suhu : 36,1oC
A : nyeri klien teratasi sebagian, skala nyeri 3 (0-10)
P : lanjutkan intervensi dalam pemberian analgetik, kompres hangat dan tehnik
distraksi

S : Klien mengatakan bahwa sudah bisa tidur dengan mendengarkan murotul


Sabtu, 10 Maret 2018/
12.00 Qur’an.
Klien mengatakan sebelum tidur sudah makan dan habis 1 porsi.
Klien mengatakan bahwa nyeri klien masih tetap terasa di ketiak dan leher
walaupun sambil miring dan menoleh
O : Klien tampak masih merasa sedikit nyeri ketika menoleh 15o kea rah kiri
dan memiringkan badan ke kiri
Skala nyeri klien tetap 3 (0-10)
Tampak 1 porsi piring masih tersisa sedikit, kurang lebih 2 sendok makan
tersisa
TD : 120/80 mmHg
Nadi :80 x/menit
RR : 23 x/menit
Suhu : 36,1oC
A : masalah nyeri belum teratasi, skala nyeri masih belum menurun skala nyeri
3 (0-10)
P : lanjutkan intervensi dalam pemberian analgetik, pemberian kompres hangat
dan tehnik distraksi murotul Qur’an

Sabtu, 10 Maret 2018/


19.00 S : Klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang, dan hati terasa tenang.
Klien mengatakan dapat tidur ketika mendengan murotul Qur’an
Klien mengatakan sudah dapat menelan walaupun sedikit sakit
O : pasien tampak tenang. Nyeri sudah mulai berkurang dengan skala 2,
namun skala nyeri 3 ketika menoleh 10o ke kiri.
Makanan dari rumah sakit dimakan sebanyak 3 sendok makan
TD : 130/80 mmHg
Nadi :82 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,1oC
A : penurunan kualitas nyeri pada klien teratasi sebagian, skala nyeri 2 (0-10)
P : lanjutkan intervensi dalam pemberian analgetik kompres hangat dan tehnik
distraksi

Minggu, 11 Maret S : Klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang, hanya seperti di tusuk
2018/ 11.20 jarum kecil dengan skala 2 (0-10).
Klien mengatakan sudah dapat tidur dengan nyenyak dan mampu menoleh kiri
dan miring kiri
Klien mengatakan bahwa sudah mampu menelan makanan
O : Klien tampak sudah bisa menoleh ke kiri dengan sudut 15o dan dengan
skala 1 (0-10)
Klien sudah mampu miring kiri tanpa di bantu
Makanan dari rumah sakit habis sekitar 5 sendok
TD : 110/80 mmHg
Nadi :82 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,1oC
A : nyeri klien teratasi sebagian, skala nyeri 2 (0-10)
P : konsultasikan kepada perawat senior terkait keluhan nyeri klien sudah
berkurang, lanjutkan intervensi dalam pemberian kompres hangat dan tehnik
distraksi

Jam : 19.45
S : Klien mengatakan nyeri hanya sedikit skala nyeri 1 (0-10), hanya saja
Minggu, 11 Maret
2018/ 19.45 ketika memaksa menoleh dan menekan bagian leher dan ketiak masih terasa
sakit
Klien mengatakan sudah mampu memiringkan badan ke kiri.
Klien mengatakan sudah makan habis satu porsi dari rumah sakit
O Klien tampak sudah bisa menoleh ke kiri dengan sudut 15o dan dengan skala
2 (0-10)
Klien sudah mampu miring kiri tanpa di bantu
Tampak makanan dari rumah sakit habis
TD : 120/80 mmHg
Nadi :80 x/menit
RR : 23 x/menit
Suhu : 36,1oC
A : masalah nyeri teratasi. Skala nyeri 1 (0-10)
P : konsultasikan pada perawat senior untuk merencanakan pulang besok.
2. Sabtu /10 Maret 2018/ 2 S: Pasien mengatakan mual masih terasa kadang-kadang, makan ½ ∂
19.00 porsi I komang
O: Tampak habis makan ½ porsi di piring.
A: intervensi masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh belum tercapai.
P: lanjutkan intervensi 1,2, 3 dan 4
1. Manajemen nutrisi
2. Monitor nutrisi
3. Pengajaran: persepsi diet
4. Manajemen mual
Minggu / 11 Maret 2018 2 S: Pasien mengatakan mual masih terasa kadang-kadang, makan 3/4 ∂
19.00 porsi I komang
O: Tampak habis makan 3/4 porsi di piring.
A: intervensi masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh belum tercapai.
P: lanjutkan intervensi 1,2, 3dan 4
1. Manajemen nutrisi
2. Monitor nutrisi
3. Pengajaran: persepsi diet
4. Manajemen mual
Senin/ 12 Maret 2018 2 S: Pasien mengatakan mual masih terasa kadang-kadang, makan 1 porsi ∂
08.00 O: Tampak habis makan 1 porsi di piring. I komang
A: intervensi masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh belum tercapai.
10.00 P: lanjutkan intervensi 1,2, 3dan 4
1. Manajemen nutrisi
2. Monitor nutrisi
3. Pengajaran: persepsi diet
4. Manajemen mual

Intervensi dihentikan. Lanjutkan dischange planning yaitu dengan


memberikan pengetahuan mengenai pemberian makanan dengan
potongan kecil-kecil dan tipis-tipis agar intake makanan terus
meningkat.
3. Jumat, 9 Maret 2018 3 S : Pasien mengatakan masih belum bisa tidur ¥
08.00 O : Pasien terlihat menguap Sintya
Wajah Pasien terlihat lemas
A : Intervensi Belum tercapai
P : Lanjutkan Intervensi
1. Memberikan Posisi yang nyaman untuk pasien sebelum tidur
2. Meganjurkan pasien untuk tidur pada waktunya
3. Membatasi pengunjung ketika pasien tidur
4. Membantu pasien menghilangkan stress sebelum tidur dengan
cara nafas dalam
5. Membersihkan tempat tidur sebelum tidur

Jumat, 9 maret 2018 3 S : Pasien mengatakan masih belum bisa tidur siang ¥
20.00 O : Wajah pasien terlihat lesu
A : Intervensi tercapai Sintya
Memberikan Posisi yang nyaman untuk pasien sebelum tidur
P : Lanjutkan Intervensi
1. Meganjurkan pasien untuk tidur pada waktunya
2. Membatasi pengunjung ketika pasien tidur
3. Membantu pasien menghilangkan stress sebelum tidur dengan
cara nafas dalam
4. Membersihkan tempat tidur sebelum tidur
Sabtu, 10 Maret 2018 3 S : Pasien mengatakan tidurnya lebih enakan daripada beberapa hari ¥
07.30 sebelumnya
O : Pasien tidak terlihat menguap Sintya
A : Interveni Belum tercapai
P : Lanjutkan Intervensi
1. Meganjurkan pasien untuk tidur pada waktunya
2. Membatasi pengunjung ketika pasien tidur
3. Membantu pasien menghilangkan stress sebelum tidur dengan
cara nafas dalam
4. Membersihkan tempat tidur sebelum tidur

Sabtu, 10 Maret 2018 3 S : Pasien mengatakan bisa tidur siang walaupun 30 menit ¥
20.15 O : wajah pasien terlihat lemas
A : Intervensi tercapai Sintya
1. Membantu pasien menghilangkan stress sebelum tidur dengan
cara nafas dalam
2. Membersihkan tempat tidur sebelum tidur
P : Lanjutkan intervensi dan tambahkan intervensi
3. Meganjurkan pasien untuk tidur pada waktunya
4. Membatasi pengunjung ketika pasien tidur
5. Minum susu atau air hangat sebelum tidur

Minggu, 11 Maret 2018 3 S : Pasien mengatakan bisa tidur walaupun terkadang bangun ¥
08.00 O : Wajah Pasien terlihat lesu
Pasien menguap Sintya
A : Intervensi belum tercapai
P : Lanjutkan Intervensi
1. Meganjurkan pasien untuk tidur pada waktunya
2. Membatasi pengunjung ketika pasien tidur
3. Minum susu atau air hangat sebelum tidur
Minggu, 11 Maret 2018 3 S : Pasien mengatakan tadi siang sudah bisa tidur walaupun bangun Sintya
20.00 ketika berisik
O : Wajah Pasien terlihat lebih segar
A : Intervensi tercapai
1. Meganjurkan pasien untuk tidur pada waktunya
P : Lanjutkan Intervensi
2. Membatasi pengunjung ketika pasien tidur
3. Minum susu atau air hangat sebelum tidur
Senin, 12 Maret 2018 3 S : Pasien mengatak kemarin malam bisa tidur ¥
09.00 O : Wajah pasien tampak segar
Pasien tidak menuap Sintya
A : Intervensi tercapai
P : Hentikan intervensi
4. Jumat, 9 Maret 2018/ 4 S : Pasien mengatakan tubuh terasa segar setelah mandi, nyaman dan β
07.00 WIB tidak panas dan gatal lagi. Keluarga pasien faham/ tau bagaimana Dinar
caranya untuk menyeka tubuh pasien.

O: pasien tampak segar, tidak kusam dan tidak ada bau badan tercium
dari tubuh pasien.

A: Tujuan no 1 tercapai,

P: lanjutkan intervensi no 2

Sabtu, 10 maret 2018/ S : Pasien mengatakan rambutnya tidak gatal lagi sehingga tubuh terasa
07.00 WIB nyaman.

O: pasien tampak segar, tidak kusam dan tidak ada bau rambut tercium
dari tubuh pasien.

A: Tujuan no 2 tercapai
P: lanjutkan intervensi no 3

Minggu, 11 maret 2018/ S : Pasien mengatakan tubuhnya terasa nyaman dan enak untuk tidur.
07.00 WIB O: pasien tampak segar, tidak kusam dan tidak ada bau badan tercium
dari tubuh pasien.

A: Tujuan no 1,2 dan 3 tercapai.

P: Hentikan Intervensi.

Anda mungkin juga menyukai