Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya
derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan terciptanya masyarakat, bangsa dan
negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk hidup dalam lingkungan dan perilaku
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2004).
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya di
mutu pelayanan kesehatan puskesmas sehingga dalam hal ini puskesmas dituntut untuk
2
Saat ini puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air.
pembantu dan puskesmas keliling dan untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan
mencukupi dan tersebar merata di seluruh pelosok tanah air, namun secara kualitatif
masih jauh dari harapan. Hal ini disebabkan antara lain lemahnya organisasi dan
(2015d) telah terjadi peningkatan jumlah puskesmas walaupun dengan laju pertambahan
setiap tahun yang tidak besar (3-3,5%). Pada tahun 2009 puskesmas tercatat berjumlah
8.737 buah (3,74 per 100.000 penduduk), dan pada tahun 2013 bertambag menjadi
9.655 buah ( 3,89 per 100.000 penduduk). Dari jumlah tersebut sebagiannya adalah
Puskesmas Perawatan, yang jumlahnya juga meningkat yakni dari 2.704 buah pada
tahun 2009 menjadi 3.317 buah pada tahun 2013. Data Risfaskes 2011 menunjukkan
bahwa sebanyak 2.492 puskesmas berada di daerah terpencil dan sangat terpencil yang
PONED 62%, dan pelayanan penyakit tidak menular baru mencapai 79%. Hal ini
terutama disebabkan karena kurangnya fasilitas yang tersedia, kurang lengkapnya obat,
sarana, dan alat kesehatan; kurangnya tenaga kesehatan; dan belum memadainya
peralatan dasar memang cukup tinggi (84%), tetapi kemampuan menegakkan diagnosis
yang masih rendah (61%). Di antara kemampuan menegakkan diagnosis yang rendah
tersebut adalah tes kehamilan (47%), tes glukosa urin (47%), dan tes glukosa darah
sakit sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat dan
alat kesehatan serta proses pemberian pelayanan. Untuk pengembangan mutu di bidang
Menurut Azwar dalam Bustami (2011), penjaminan mutu adalah proses yang
menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang
4
dengan kemampuan yang dimiliki, serta menilai hasil yang dicapai guna menyusun
untuk memperbaiki kualitas pelayanan seperti Gugus Kendali Mutu (GKM), Total
Quality Management (TQM), akreditasi, dan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO
9000.Dan untuk akreditasi puskesmas perlu dilakukan penilaia oleh pihak eksternal
puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali.
sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta
penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat
hak pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas. Prinsip ini
5
administrasi manajemen, yang diuraikan dalam Bab I, II, dan III, kelompok Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM), yang diuraikan dalam Bab IV, V, dan VI, dan kelompok
Upaya Kesehatan Perorangan atau Pelayanan Kesehatan yang diuraikan dalam bab VII,
VIII, dan IX. Standar akreditasi puskesmas disusun dalam 9 bab, dengan 776 elemen
EP, Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) dengan 121 EP, Bab III.
Peningkatan Mutu dan Manajemen Risiko (PMMR) dengan 32 EP, Bab IV. Upaya
dan Manajemen Upaya Puskesmas (KMPP) dengan 101 EP, Bab VI. Sasaran Kinerjja
UKM dengan 29 EP, Bab VII. Layanan Klinis yang berorientasi pasien (LKBP) dengan
151 EP, Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dengan 172 EP Bab
IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP) dengan 58 EP.
Pada tahun 2015 kurang lebih 600 puskesmas yang mendaftar untuk diakreditasi. Dari
600 puskesmas tersebut kurang lebih 100 yang dinilai siap untuk diakreditasi. Dari 600
puskesmas tersebut kurang lebih 100 yang dinilai siap untuk diakreditasi. Di Provinsi
6
Sulawesi Selatan terdiri dari 453 puskesmas yang sudah lolos akreditasi berjumlah 7
Ajanggale dan puskesmas Lapadde.. Dalam 4 tahun ke depan, atau tepatnya hingga
survey alias surveyor yang kompeten, demi terpenuhinya standar puskesmas yang
Kab.Enrekang (2015) jumlah puskesmas yang ada sampai akhir tahun 2014 sebanyak
13 unit. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, yang terdiri dari 12
Bt.Batu dan Puskesmas Baraka. Keempat puskesmas ini dilihat telah memenuhi syarat
mulai dari membentuk tim pendamping puskesmas, mengirim tim pendamping untuk
fasilitas pelayanan kesehatan, kesiapan modal dalam hal ini anggaran kesehatan, dan
perbekalan obat. Diharapkan dengan adanya akreditasi ini, mutu pelayanan kesehatan di
penilaian akreditasi ini berhasil maka diharapkan kedepannya akan diikuti dengan
B. Rumusan Masalah
kesiapan system informasi, kesiapan perbekalan obat yang ada di puskesmas dalam
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi para
penilaian akreditasi.
2. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Akreditasi
adalah suatu bentuk pengakuan yang diberikan oleh pemerintah untuk suatu
www. kan .or..id, definisi resmi dari ISO untuk akreditasi adalah “pengesahan pihak
BPJS.
puskesmas yang dinilai oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang
telah ditetapkan.
2. Manfaat Akreditasi
keselamatan dan hak pasien dan keluarga, dengan tetap memperhatikan hak petugas.
11
pelayanan.
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dalam hal ini puskesmas adalah sebagai
berikut:
manajemen risiko.
dan kinerja pelayanan bagi fasilitas kesehatan yang telah dan akan melanjutkan
yang efektif dan efisien melalui metode dan standar penilaian yang terukur dan
objektif
c. Bagi FKTP :
menggarisbawahi soal hak asasi manusia dan responsif gender yang dipakai dalam
standar akreditasi puskesmas. Hal ini untuk menjamin bahwa semua pasien
standar yang berlaku, berkualitas dan memuaskan tidak hanya bagi pengguna
Salah satu FKTP adalah pusat kesehatan masyarakat atau yang biasa
puskesmas merupakan milik pemerintah yang harus ada di setiap wilayah kerjanya
komitmen dari seluruh lintas sektoral dan lintas program. Saat ini telah ditetapkan
tahun 2015 tentang Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi. Dengan
Nasional.
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan
dianggap penting karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti pelaksanaan dan
penerapan kebijakan, program dan kegiatan, serta bagian dari salah satu persyaratan
Akreditasi FKTP. Dengan adanya sistem dokumentasi yang baik dalam suatu
dari organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan bersama dalam upaya
FKTP secara garis besar dibagi atas dua bagian yaitu dokumen internal dan
berupa kebijakan, pedoman, standar operasional prosedur (SOP) dan dokumen lain
Manajemen Puskesmas (KMP), Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP), Bab
(MPLK), Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Standar
pelaksanaan kegiatan.
Kriteria
Pokok Pikiran
rehabilitatif.
Elemen Penilaian:
prioritas
Kriteria
Puskesmas.
18
Pokok Pikiran :
Puskesmas.
Elemen Penilaian:
pelayanan
Kriteria
Pokok Pikiran :
daerah yang satu dengan daerah yang lain, prioritas masalah kesehatan
dan kinerja.
Elemen Penilaian:
Kriteria
Pokok Pikiran :
Usulan Kegiatan (RUK) untuk periode tahun yang akan datang yang
Elemen Penilaian:
tahun berjalan.
21
3) Penyusunan RUK dan RPK dilakukan secara lintas upaya dan lintas
sektoral.
Puskesmas.
Puskesmas.
Kriteria
Pokok Pikiran :
terhadap rencana harus dilakukan dengan alasan yang tepat sebagai upaya
Elemen penilaian:
Standar
tujuan Puskesmas.
Kriteria
Pokok Pikiran :
Elemen Penilaian :
harapan masyarakat
Puskesmas.
Kriteria
Pokok Pikiran :
masyarakat sebagai pengguna pelayanan dan oleh lintas upaya dan sektor
kesehatan.
Elemen Penilaian:
1) Masyarakat dan pihak terkait baik lintas upaya maupun lintas sektoral
Kriteria
Pokok Pikiran :
Elemen Penilaian:
Kriteria
Pokok Pikiran
penyelenggaraan pelayanan.
Elemen Penilaian:
Kriteria
pelaksanaan.
Pokok Pikiran
Elemen Penilaian:
didokumentasikan.
28
kembali.
pencegahan.
kegiatan pelayanan.
Kriteria
Pokok Pikiran:
yang tersedia.
Elemen Penilaian:
1) Ada mekanisme yang jelas untuk menerima keluhan dan umpan balik
ditindaklanjuti
balik.
Standar
1.3. Evaluasi
Kriteria
Pokok Pikiran
indikator-indikator UKP.
Elemen Penilaian:
ditetapkan
berikutnya.
Kriteria
Pokok Pikiran
Elemen Penilaian:
kegiatan pelayanan.
Standar
upaya dan kegiatan sejalan dengan tata nilai, visi, misi, tujuan, tugas pokok
Pengorganisasian Puskesmas
33
Kriteria
Pokok Pikiran:
yang diberikan.
Elemen Penilaian:
Kesehatan Kabupaten.
Puskesmas
pada struktur.
Kriteria
Pokok Pikiran:
efisien.
Elemen Penilaian :
Kriteria
1.1.2. Struktur organisasi pengelola dikaji ulang secara reguler dan kalau
Pokok Pikiran:
kebutuhan.
35
Elemen Penilaian:
periodik
Kriteria
Pokok Pikiran
Kinerja Puskesmas hanya dapat dicapai secara optimal jika dilakukan oleh
Elemen Penilaian:
Kegiatan.
pelaksana pelayanan.
Kriteria
Pokok Pikiran
Agar memahami tugas, peran, dan tanggung jawab, karyawan baru baik
Elemen Penilaian:
Pengelolaan Puskesmas
Kriteria
2.1.6. Pimpinan Puskesmas menetapkan visi, misi, tujuan, dan tata nilai
masyarakat.
Pokok Pikiran:
tujuan dan tata nilai yang ditetapkan oleh Pimpinan Puskesmas agar
Elemen Penilaian:
1) Ada kejelasan visi, misi, tujuan, dan tata nilai Puskesmas yang menjadi
38
3) Ada mekanisme untuk meninjau ulang tata nilai dan tujuan , serta
menjamin bahwa tata nilai dan tujuan relevan dengan kebutuhan dan
Kriteria
Pokok Pikiran:
bagi karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Arahan dan
Elemen Penilaian:
yang ditetapkan.
Kriteria
evaluasi pelayanan.
Pokok Pikiran:
Puskesmas.
Elemen Penilaian:
evaluasi,
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
pelayanan,
Kriteria
pelayanan.
Pokok Pikiran:
lintas sektoral.
Elemen Penilaian:
terkait
Kriteria
Pokok Pikiran:
mutu.
Elemen Penilaian:
Puskesmas
kebutuhan
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian :
tingkat manajemen.
Puskesmas
internal.
Kriteria
Pokok Pikiran:
lingkungan
Elemen Penilaian:
kegiatan Puskesmas.
Kriteria
Pokok Pikiran:
disusun.
Elemen Penilaian:
Kriteria
pelayanan.
Pokok Pikiran:
penggunaan anggaran.
Elemen Penilaian:
keuangan Puskesmas
Kriteria
berlaku
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
lanjuti
data)
Kriteria
Pokok Pikiran:
b. Data dan informasi tersebut meliputi minimal: data wilayah kerja yang
dan data dan informasi lain yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Elemen penilaian:
Puskesmas
informasi
Standar
Kriteria
Puskesmas.
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
Kriteria
Pokok Pikiran:
upaya/kegiatan yang sesuai dengan tata nilai, visi, misi, dan tujuan
Puskesmas.
Elemen Penilaian:
2) Aturan tersebut sesuai dengan visi, misi, tata nilai, dan tujuan
Puskesmas.
Standar
yang ditetapkan.
53
Kriteria
2.3.1. Adanya dokumen kontrak yang jelas dengan pihak ketiga yang
Pokok Pikiran:
yang berlaku.
Elemen Penilaian:
2) Ada dokumen kontrak yang jelas dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku
Kriteria
ditindak-lanjuti.
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
1) Ada kejelasan indikator dan standar kinerja pada pihak ketiga dalam
melaksanakan kegiatan.
Standar
Kriteria.
Pokok Pikiran:
diperiksa ulang apakah kondisi memenuhi syarat dan jumlah serta jenis
hambatan akibat ketidak sediaan sarana dan peralatan yang siap pakai
Elemen Penilaian:
memenuhi persyaratan.
kerja.
8) Ada upaya kerja perawatan kendaraan, baik roda empat maupun roda
dua.
Standar
3.1. Perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas konsisten dengan tata nilai, visi,
Kriteria
Pokok Pikiran
dan sistematis.
Elemen Penilaian:
manajemen mutu
manual/pedoman Peningkatan Mutu dan Kinerja sesuai dengan visi, misi dan
tujuan Puskesmas.
Kriteria
Pokok Pikiran:
balik pelanggan, keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil penilaian kinerja,
perbaikan.
59
Elemen Penilaian:
perlu dilaksanakan.
dievaluasi.
Kriteria
Pokok Pikiran:
Peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas memerlukan peran serta aktif baik
Elemen Penilaian:
2) Pihak-pihak terkait terlibat dan berperan aktif dalam peningkatan mutu dan
kinerja Puskesmas
Kriteria
Pokok Pikiran:
Upaya perbaikan mutu dan kinerja perlu dievaluasi apakah mencapai sasaran-
melakukan perbaikan.
Elemen Penilaian:
kinerja Puskesmas.
2) Dilakukan audit internal secara periodik terhadap upaya perbaikan mutu dan
3) Ada laporan dan umpan balik hasil audit internal kepada Pimpinan
4) Tindak lanjut dilakukan terhadap temuan dan rekomendasi dari hasil audit
internal.
Kriteria
Pokok Pikiran:
a. Sesuai dengan prinsip perbaikan mutu dan kinerja yang berfokus pada
Elemen Penilaian:
Puskesmas,
terpenuhi
Kriteria
hasil pelayanan atau hasil upaya dan kegiatan yang tidak mencapai target,
Pokok Pikiran:
b. Dalam penilaian kinerja Puskesmas, jika terjadi hasil yang tidak sesuai harus
Elemen Penilaian:
Kriteria
Pokok Pikiran:
untuk belajar dari pengelolaan upaya dan pelaksanaan upaya di Puskesmas yang
lain, dan akan memberi manfaat bagi kedua belah pihak untuk perbaikan
pelaksanaan upaya.
Elemen Penilaian:
manfaatnya.
(UKMBS)
Standar:
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
penyusunan kegiatan.
kepada lintas upaya dan lintas sector terkait sesuai dengan pedoman
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian
Puskesmas.
pelaksanaan kegiatan.
Kriteria
Pokok Pikiran:
pelaksanaan upaya.
terkait.
Elemen Penilaian:
perubahan pedoman/acuan.
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Standar
kesehatan masyarakat
masyarakat.
Kriteria
Puskesmas.
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
kompeten.
72
kegiatan.
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
terkait.
Kriteria
Pokok Pikiran:
pelaksanaan kegiatan.
Elemen Penilaian:
masyarakat
masyarakat.
pelayanan tersebut.
Kriteria
Pokok Pikiran:
terkait untuk menjamin program dilakukan tepat sasaran dan tepat waktu,
Elemen Penilaian:
sasaran.
terkait.
upaya tepat waktu, tetpat sasaran dan sesuai dengan tempat yang
direncanakan
hasil evalauasi.
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
Kriteria
4.2.6. Ada umpan balik dan tindak lanjut terhadap keluhan masyarakat,
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
atau sasaran upaya tentang tindak lanjut yang telah dilakukan untuk
menanggapi keluhan.
Standar
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
upaya perbaikan
Standar
Kriteria
Pokok Pikiran:
UKM Puskesmas, agar upaya dikelola dan dilaksanakan tepat tujuan, tepat
Elemen Penilaian:
Kriteria
Pokok Pikiran:
baru ditugaskan agar dapat memahami upaya yang menjadi tanggung jawab
Elemen Penilaian:
orientasi
baru
Kriteria
Pokok Pikiran:
masyarakat.
dikomunikasikan kepada lintas upaya dan lintas sector terkait agar mereka
UKM Puskesmas.
Elemen Penilaian:
1) Ada kejelasan tujuan, sasaran upaya, dan tata nilai upaya yang ditetapkan
84
kepada sasaran, pelaksana, lintas program dan lintas sector terkait untuk
Kriteria
Pokok Pikiran:
lain
85
Elemen Penilaian:
berlaku.
terkait
pelaksanaan kegiatan upaya kepada lintas program dan lintas sektor terkait.
6) Ada kejelasan peran lintas program dan lintas sektor terkait yang disepakati
sektor
Kriteria
Pokok Pikiran:
lingkungan.
Elemen Penilaian:
kegiatan.
risiko
6) Jika terjadi kejadian yang tidak diharapkan akibat risiko dalam pelaksanaan
Kabupaten/Kota.
Kriteria
Pokok Pikiran:
UKM Puskesmas.
jelas.
Elemen Penilaian:
Standar
Puskesmas dan mengacu pada pedoman upaya untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan masyarakat.
Kriteria
Pokok Pikiran:
berjalan
Elemen Penilaian
3) Ada kejelasan sumber pembiayaan baik pada RUK maupun RPK yang
UKM Puskesmas.
dan pelaksana.
Kriteria
masyarakat.
Pokok Pikiran:
Agar UKM Puskesmas diterima oleh masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan
Elemen Penilaian:
masyarakat, dan hasil kajian kebutuhan dan harapan sasaran upaya dalam
penyusunan RUK.
Kriteria
Pokok Pikiran:
c. Revisi terhadap rencana harus dilakukan dengan alasan yang tepat sebagai
Elemen Penilaian:
kegiatan
terkait berdasarkan hasil monitoring, dan jika ada perubahan yang perlu
atau sasaran.
didokumentasikan.
93
Standar
Puskesmas dan pelaksana dipandu dengan uraian tugas dan kewenangan yang
jelas.
Kriteria
Pokok Pikiran:
tujuan upaya, perlu disusun uraian tugas yang jelas yang ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas.
b. Uraian tugas meliputi tugas paling tidak berisi: tugas, tanggung jawab, dan
Elemen Penilaian:
2) Ada uraian tugas pelaksana upaya yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
94
3) Uraian tugas meliputi tugas pokok dan tugas integrasi Uraian tugas
Kriteria
Pokok Pikiran:
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sesuai uraian tugas akan menjamin
yang diharapkan.
Elemen Penilaian:
Kriteria
5.3.3. Uraian tugas dikaji ulang secara reguler dan jika perlu dilakukan
perubahan
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
Standar
kerja lintas program dan lintas sector untuk pelaksanaan dan pencapaian hasil
yang optimal.
Kriteria
Pokok Pikiran:
yang jelas, melalui mekanime lokakarya mini bulanan untuk lintas upaya,
dan lokakarya mini tribulan untuk lintas sektor, atau mekanisme koordinasi
yang lain.
Elemen Penilaian:
Puskesmas.
acuan.
Kriteria
Upaya
Pokok Pikiran:
Penanggungjawab upaya kepada pelaksana upaya serta lintas upaya dan lintas
sector terkait agar ada kesamaan persepsi untuk efektivitas pelaksanaan upaya.
Elemen Penilaian:
komunikasi kepada pelaksana, lintas upaya terkait, dan lintas sector terkait
koordinasi untuk tiap kegiatan upaya kepada lintas upaya terkait, lintas
kegiatan upaya.
Standar
UKM Puskesmas
Kriteria
Pokok Pikiran:
ditetapkan
dikendalikan.
Elemen Penilaian:
digunakan dikendalikan.
Kriteria
Pokok Pikiran:
a. Agar upaya mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, maka
pengelola dan pelaksana upaya perlu mematuhi segala ketentuan yang telah
ditetapkan
Elemen Penilaian:
monitoring
Kriteria
Pokok Pikiran:
a. Agar upaya mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, maka
kinerja upaya
Elemen Penilaian:
Puskesmas,
evaluasi kinerja
Standar
Kriteria
102
Pokok Pikiran:
acuan dan rencana yang disusun, dan mencapai sasaran dan target yang
ditetapkan.
Elemen Penilaian:
pelaksanaan kegiatan.
Kriteria
pengarahan kepada pelaksana sesuai dengan tata nilai, visi, misi, tujuan
Pokok Pikiran:
103
upaya.
Elemen Penilaian:
Kepala Puskesmas.
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
kinerja.
Standar
Kriteria
kepada sasaran upaya serta semua pihak yang terkait, dan dilaksanakan
Pokok Pikiran:
khususnya.
Puskesmas.
Elemen Penilaian:
Kriteria
5.7.2. Ada aturan yang jelas yang mengatur perilaku Penanggungjawab Upaya
Pokok Pikiran:
dengan tata nilai, visi, misi, tujuan Puskesmas, serta tujuan dari
Elemen Penilaian:
aturan tersebut
aturan tersebut
tersebut.
Standar
6.1. Perbaikan kinerja upaya konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan
Kriteria
tujuan Puskesmas
Pokok Pikiran:
Peningkatan mutu dan kinerja Upaya memerlukan peran serta aktif baik Kepala
Elemen Penilaian:
pelaksanaan kegiatan.
upaya perbaikan kinerja upaya dan tata nilai yang berlaku dalam
Puskesmas
pelaksana upaya, lintas program, dan lintas sector terkait untuk perbaikan
Kriteria
pelaksanaan upaya ,
Pokok Pikiran:
Mutu
Elemen Penilaian:
dilakukan,
Kabupaten/Kota.
berkesinambungan,
Kriteria
Pokok Pikiran:
Sesuai dengan prinsip perbaikan mutu dan kinerja yang berfokus pada
terbatas pada upaya-upaya kegiatan upaya, tetapi juga terhadap upaya perbaikan
mutu. Pihak terkait dapat dilibatkan dalam memberikan masukan, ide-ide yang
pertemuan yang dilakukan dalam upaya perbaikan kinerja, dan ikut berperan
Elemen Penilaian:
3) Lintas program dan lintas sektor terkait berperan aktif dalam penyusunan
4) Lintas program dan lintas sektor terikait berperan aktif dalam pelaksanaan
perbaikan kinerja.
Kriteria
6.1.4. Ada upaya memberdayakan sasaran upaya untuk berperan serta dalam
memperbaiki kinerja.
Pokok Pikiran:
Sesuai dengan prinsip perbaikan mutu dan kinerja yang berfokus pada
dan masyarakat tidak hanya terbatas pada upaya-upaya kegiatan, tetapi juga
Elemen Penilaian:
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
ditetapkan
113
Kriteria
Pokok Pikiran:
belajar dari pengelolaan upaya dan pelaksanaan upaya di Puskesmas yang lain,
dan akan memberi manfaat bagi kedua belah pihak untuk perbaikan
Elemen Penilaian:
kajibanding
Kriteria:
6.1.7. Puskesmas menjalankan upaya kesehatan ibu dan anak sesuai dengan
Pokok Pikiran:
promotif dan deteksi dini untuk kasus-kasus risiko tinggi kehamilan dan
persalinan. Upaya KIA perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan baik sesuai
Elemen Penilaian:
1) Ada upaya KIA yang mengacu pada Pedoman dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Kriteria:
kesehatan ibu
Pokok Pikiran:
Dalam upaya penuruan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu,
yang tidak dapat ditangani di Puskesmas dengan prosedur rujukan yang aman.
Elemen Penilaian:
Kesehatan Kabupaten/Kota
PONEK
Kriteria:
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
HIV/AIDS di Puskesmas
tim
kerja tim
Kriteria:
strategi DOTS
Pokok Pikiran:
Element Penilaian:
penanganan kasus TB
Standar
Kriteria
Pokok Pikiran:
dengan misi dan sumber daya yang tersedia di Puskesmas. Keterangan yang
didapat tentang kebutuhan pasien dapat diperoleh pada saat pendaftaran. Jika
fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Keselamatan pasien dan petugas sudah
Elemen Penilaian:
pendaftaran
Kriteria.
pendaftaran
Pokok Pikiran:
itu informasi pendaftaran harus tersedia dengan jelas yang dapat dengan
mudah diakses dan dipahami oleh pasien. Penyediaan informasi kepada pasien
120
memperhatikan latar belakang budaya dan bahasa yang dimiliki oleh pasien.
Elemen Penilaian:
antara lain tarif, jenis pelayanan, rujukan, ketersediaan tempat tidur untuk
Kriteria
7.1.3. Hak dan kewajiban pasien, keluarga, dan petugas dipertimbangkan dan
Pokok Pikiran:
b. Hak pasien dan keluarga merupakan salah satu elemen dasar dari proses
dan keluarga. Oleh karena itu, kebijakan dan prosedur harus ditetapkan
Elemen Penilaian:
dan/keluarga
122
proses pendaftaran
kewajiban masing-masing
kebutuhan pelanggan
Kriteria
Pokok Pikiran:
pelayanan klinis yang akan dilalui mulai dari proses kajian sampai
jika diperlukan.
Elemen Penilaian:
petugas
rujuakn konsultatif)
Kriteria:
7.1.5. Kendala fisik, bahasa, budaya dan penghalang lain dalam memberikan
Pokok Pikiran:
mempunyai keterbatasan, antara lain: lanjut usia, cacat fisik, bicara dengan
berbagai bahasa dan dialek, budaya yang berbeda atau ada penghalang lainnya
yang membuat proses asesmen dan penerimaan asuhan sangat sulit. Kesulitan
memberikan pelayanan.
Elemen penilaian:
yang dilayani
2) Ada upaya tindak lanjut untuk mengatasi atau membatasi hambatan pada
Standar
7.2. Pengkajian
pelaksanaan pelayanan.
Kriteria
Pokok Pikiran:
kebijakan, isi minimal dari kajian yang harus dilaksanakan oleh dokter,
Elemen Penilaian:
dan keperawatan.
kajian.
asuhan.
tidak perlu.
Kriteria
7.2.2. Hasil kajian dicatat dalam catatan medis dan mudah diakses oleh
Pokok Pikiran:
dicatat dalam rekam medis pasien. Informasi yang ada dalam rekam
medis harus mudah diakses oleh petugas yang bertanggung jawab dalam
keperawatan
c. Temuan dan kejian awal juga dapat digunakan untuk membuat keputusan
itu sangat perlu bahwa kajian medis, kajian penunjang medis, kajian
Hasil kajian ini harus dapat dengan cepat dan mudah ditemukan kembali
dalam rekam medis atau dari lokasi lain yang ditentukan standar dan
Elemen Penilaian:
waktu
128
Kriteria
Pokok Pikiran:
kebutuhan.
Elemen penilaian:
Standar
Kriteria
Pokok Pikiran:
Kajian hanya boleh dilakukan oleh tenaga professional yang kompeten. Proses
kajian tersebut dapat dilakukan secara individual atau jika diperlukan oleh tim
kesehatan antar profesi yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan,
dan tenaga kesehatan yang lain sesuai dengan kebutuhan pasien. Kajian awal
Elemen Penilaian:
memenuhi persyaratan
Kriteria
7.3.2. Terdapat peralatan dan tempat yang memadai untuk melakukan kajian
awal pasien
Pokok Pikiran:
privasi dari pasien. Oleh karena itu, proses kajian harus dilakukan pada
Elemen Penilaian:
Standar
Kriteria
7.4.1. Terdapat prosedur yang efektif untuk menyusun rencana layanan baik
Pokok Pikiran:
kebijakan dan prosedur yang jelas sesuai dengan kebutuhan pasien dan sesuai
Elemen Penilaian:
secara tim.
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
Kriteria
masing-masing anggotanya.
Pokok Pikiran:
kegiatan, sumber daya yang akan digunakan, dan kejelasan tanggung jawab
Elemen Penilaian:
pasien.
Kriteria
Pokok Pikiran:
persetujuan.
b. lnformed consent dapat diperoleh pada berbagai titik waktu dalam proses
rawat inap dan sebelum suatu tindakan atau pengobatan tertentu yang
persetujuan tersebut
Elemen Penilaian:
berisiko
consent.
Standar
Kriteria
137
Pokok Pikiran:
Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas, maka pasien
yang dibutuhkan oleh pasien. Proses rujukan harus diatur dengan kebijakan
dan prosedur yang jelas sehingga pasien dijamin memperoleh pelayanan yang
Elemen Penilaian:
kelangsungan layanan
rujukan.
Kriteria
Pokok Pikiran:
memutuskan fasilitas yang mana yang dipilih, serta kapan rujukan harus
dilakukan.
Elemen Penilaian:
kelangsungan asuhan
Kriteria
klinis pasien dan tindakan yang telah dilakukan oleh Puskesmas pada
Pokok Pikiran:
memuat kondisi klinis pasien, prosedur dan pemeriksaan yang telah dilakukan
Elemen penilaian
dilakukan
Kriteria
7.5.4. Selama proses rujukan pasien secara langsung, staf yang kompeten
Pokok Pikiran:
proses yang singkat dengan pasien yang sadar dan dapat berbicara, atau
medis yang terus menerus. Pada kedua kasus tersebut pasien perlu dimonitor,
namun kompetensi staf yang melakukan tugas berbeda. Kompetensi staf yang
Elemen penilaian
Standar
berlaku.
Kriteria
layanan klinis
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
Kriteria
7.6.2. Pelaksanaan layanan bagi pasien gawat darurat dan/atau berisiko tinggi
Pokok Pikiran:
penularan baik bagi petugas maupun pasien yang lain perlu diperhatikan
Elemen Penilaian:
diidentifikasi.
(emergensi)
berisiko tinggi.
Kriteria:
Pokok Pikiran:
Penggunaan dan pemberian darah atau produk darah merupakan kegiatan yang
berisiko tinggi, oleh karena itu perlu dipandu dengan kebijakan dan prosedur
yang jelas.
Elemen Penilaian:
Kriteria
Pokok Pikiran:
mutu pelayanan klinis. Penilaian hasil layanan secara kuantitatif antara lain
Elemen Penilaian:
klinis.
layanan klinis.
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
pasien/keluarga pasien.
Kriteria
Pokok Pikiran:
tidak perlu. Untuk itu diperlukan upaya pendukung yang sesuai dengan
Elemen Penilaian:
pelayanan
Kriteria
7.6.7. Pasien dan keluarga pasien memperoleh penjelasan tentang hak dan
Pokok Pikiran:
a. Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat
Elemen Penilaian:
Standar
Kriteria
kebutuhan pasien
Pokok Pikiran:
lokal anestesi dan sedasi. Pelaksanaan lokal anestesi dan sedasi tersebut
harus memenuhi standar dan peraturan yang berlaku, serta kebijakan dan
berkomunikasi efektif
kompetensi:
Elemen Penilaian:
Puskesmas
2) Pelayanan anestesi lokal dan sedasi dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten
5) Anestesi lokal dan sedasi, tehnik anestesi lokal dan sedasi ditulis dalam
Kriteria
kebutuhan pasien
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
pasien/keluarga pasien
pasien/keluarga pasien
Standar
Kriteria
Pokok Pikiran:
Untuk meningkatkan outcome klinis yang optimal perlu ada kerjasama antara
penyuluhan kepada pasien termasuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
dan petugas kesehatan, dan menggunakan bahasan yang mudah dipahami oleh
pasien/keluarga.
Elemen Penilaian:
152
dan PHBS.
Standar
Pemberian makanan dan terapi nutrisi sesuai dengan kebutuhan pasien dan
Kriteria
7.9.1. Pilihan berbagai variasi makanan yang sesuai dengan status gizi pasien
Pokok Pikiran
Makanan dan nutrisi yang memadai penting bagi kondisi kesehatan dan proses
153
pemulihan pasien. Makanan yang sesuai dengan umur pasien, budaya pasien
dan preferensi diet, rencana pelayanan, harus tersedia secara rutin. Pasien
dengan budaya, agama, dan tradisi dan praktek lain. Berdasarkan asesmen
kebutuhan pasien dan rencana asuhan, Dokter atau pemberi pelayanan lainnya
yang kompeten memesan makanan atau nutrien lain yang sesuai bagi pasien.
Bila keluarga pasien atau pihak lain menyediakan makanan pasien, mereka
Elemen Penilaian
1) Makanan atau nutrisi yang sesuai untuk pasien, tersedia secara reguler
Kriteria:
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
pembusukan
pembusukan
Kriteria:
Pokok Pikiran:
risiko nutrisi. Pasien ini akan dikonsulkan ke nutrisionis untuk asesmen lebih
lanjut. Bila ternyata ada risiko nutrisi, dibuat rencana terapi gizi. Tingkat
kemajuan pasien dimonitor dan dicatat dalam rekam medisnya. Dokter, perawat
dan ahli diet dan kalau perlu keluarga pasien, bekerjasama merencanakan dan
Elemen Penilaian:
1) Pasien yang pada asesmen berada pada risiko nutrisi, mendapat terapi gizi.
**) kriteria ini juga berlaku untuk Puskesmas yang menjalankan home-care
Standar
Kriteria
yang standar
Pokok Pikiran:
dan prosedur pemulangan pasien dan tindak lanjut maupun rujukan yang perlu
dilakukan pada saat pemulangan. Jika pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
lain, perlu ada mekanisme umpan balik dari fasilitas kesehatan tersebut. Jika
Elemen Penilaian:
lanjut tersebut
4) Tersedia umpan balik dari sarana kesehatan lain yang menerima pasien,
kesehatan.
157
Kriteria
Pokok Pikiran:
memahami tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil pelayanan
yang optimal.
Elemen Penilaian:
pasien/keluarga pasien
informasi tersebut
158
Kriteria
7.10.3. Pelaksanaan rujukan dilakukan atas dasar kebutuhan dan pilihan pasien
Pokok Pikiran:
Jika pasien perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lain, Puskesmas wajib
Elemen Penilaian:
2) Apabila tersedia lebih dari satu sarana yang dapat menyediakan pelayanan
Pelayanan Laboratorium.
Standar
159
berlaku.
Kriteria
pemeriksaan
Pokok Pikiran:
tugas, sesuai dengan latihan dan pengalamannya. Jumlah dan jenis petugas
untuk melaksanakan tes laboratorium cukup dan tersedia selama jam pelayanan
Elemen Penilaian:
diPuskesmas
berpengalaman
Kriteria
8.1.2. Terdapat kebijakan dan prosedur spesifik untuk setiap jenis pemeriksaan
laboratorium
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
tersebut
161
pemeriksaan laboratorium
Kriteria:
8.1.3. Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia dalam waktu sesuai
Pokok Pikiran:
petugas pemberi pelayanan klinis. Pemeriksaan pada gawat darurat dan diluar
jam kerja serta pada akhir minggu termasuk dalam ketentuan ini. Hasil
pemeriksaan yang urgen, , seperti dari unit gawat darurat diberikan perhatian
dengan pihak luar, laporan hasil pemeriksaan juga harus tepat waktu sesuai
Elemen Penilaian:
hasil pemeriksaan.
diukur.
kebutuhan pasien
Kriteria:
Pokok Pikiran:
Pelaporan dari tes diagnostik yang kritis adalah bagian dari pokok persoalan
keselamatan pasien. Hasil tes yang secara signifikan diluar batas nilai normal
dapat memberi indikasi risiko tinggi atau kondisi yang mengancam kehidupan
pasien. Sangat penting bagi rumah sakit untuk mengembangkan suatu sistem
Proses ini dikembangkan untuk pengelolaan hasil kritis dari tes diagnostik
untuk menyediakan pedoman bagi para praktisi untuk meminta dan menerima
hasil tes pada keadaan gawat darurat. Prosedur ini meliputi juga penetapan tes
kritis dan ambang nilai kritis bagi setiap tipe tes, oleh siapa dan kepada siapa
hasil tes kritis harus dilaporkan, dan menetapkan metode monitoring yang
memenuhi ketentuan.
Elemen Penilaian:
3) Prosedur tersebut menetapkan oleh siapa dan kepada siapa hasil yang kritis
pasien
hasil monitoring
Kriteria;
8.1.5. Reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan sehari-hari selalu
Pokok Pikiran
Reagensia dan bahan-bahan lain yang selalu harus ada untuk pelayanan
laboratorium bagi pasien harus diidentifikasi dan ditetapkan. Suatu proses yang
memastikan pemberian label yang lengkap dan akurat untuk reagensia dan
Elemen Penilaian:
2) Reagensia esensial dan bahan lain tersedia, dan ada proses untuk
5) Semua reagensia dan larutan diberi label secara lengkap dan akurat.
Kriteria:
8.1.6. Ditetapkan nilai normal dan rentang nilai yang digunakan untuk
Pokok Pikiran:
bagian dari laporan atau dalam dokumen terpisah dengan daftar yang baru dari
Elemen Penilaian:
2) Rentang-nilai rujukan ini harus disertakan dalam catatan klinis pada waktu
166
rentang nilai.
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
laboratorium
2) Dilakukan kalibrasi atau validasi instrumen/alat ukur tepat waktu dan oleh
masih berlaku
eksternal
Kriteria:
didokumentasikan
Pokok Pikiran:
keselamatan di Puskesmas.
peraturan.
168
keamanan kerja.
Elemen Penilaian:
pelayanan laboratorium.
laboratorium
keselamatan/keamanan kerja
Pelayanan obat.
Standar
8.2. Obat yang tersedia dikelola secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Kriteria
8.2.1. Berbagai jenis obat yang sesuai dengan kebutuhan tersedia dalam
Pokok Pikiran:
Puskesmas harus menetapkan obat mana yang harus tersedia untuk diresepkan
dan dipesan oleh praktisi pelayanan kesehatan. Keputusan ini didasarkan pada
ada di stok atau sudah tersedia, dari sumber luar. Dalam beberapa kasus,
undang-undang atau peraturan bisa menentukan obat dalam daftar atau sumber
obat tersebut. Pemilihan obat adalah suatu proses kerja sama/kolaboratif yang
pengiriman, kurangnya stok nasional atau sebab lain yang tidak diantisipasi
Elemen Penilaian:
seharusnya ada
dengan formularium
formularium.
Kriteria
171
Pokok Pikiran:
dengan cukup dan dalam kondisi baik, tidak rusak, dan tidak kedaluwarsa,
sendiri, baik yang dibawa ke Puskesmas atau yang diresepkan atau dipesan
Elemen Penilaian:
172
khusus.
Kriteria
kedaluwarsa/rusak
173
Pokok Pikiran:
Agar obat layak dikonsumsi oleh pasien, maka kebersihan dan keamanan
terhadap obat yang tersedia harus dilakukan mulai dari proses pengadaan,
indikasi, dosis, cara penggunaan obat, dan efek samping yang mungkin terjadi.
Elemen Penilaian:
3) Pemberian obat kepada pasien disertai dengan label obat yang jelas
penggunaannya)
Kriteria
8.2.4. Efek samping yang terjadi akibat pemberian obat-obat yang diresepkan
Pokok Pikiran:
Diharapkan (KTD).
b. Berdasarkan pemantauan, dosis atau jenis obat bila perlu dapat disesuaikan.
Elemen Penilaian:
melaporkan bila terjadi efek samping penggunaan obat dan KTD, termasuk
didokumentasikan
Kriteria
Pokok Pikiran :
kesalahan obat dan near miss Kejadian Nyaris Cedera (KNC). Proses termasuk
dalam manajemen obat. Proses pelaporan adalah bagian dari upaya mutu dan
176
Elemen Penilaian:
prosedur baku
Kriteria:
di luar farmasi.
Pokok Pikiran:
Bila terjadi kegawatdaruratan pasien, akses cepat terhadap obat emergensi yang
emergensi dan obat yang harus disuplai ke lokasi tersebut. Untuk memastikan
Prosedur ini memastikan bahwa obat diganti bilamana digunakan, rusak atau
Elemen Penilaian
1) Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana akan diperlukan atau dapat
3) Obat emergensi dimonitor dan diganti secara tepat waktu sesuai kebijakan
Standar
berlaku
Kriteria:
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
Kriteria:
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
antisipasi bahaya yang bisa terjadi di dalam atau di luar unit kerja
Kriteria
hasil pemeriksaan.
Pokok Pikiran:
hasil.
Elemen Penilaian
hasil pemeriksaan.
pasien
Kriteria
8.3.4. Hasil pemeriksaan radiologi tersedia tepat waktu sesuai ketentuan yang
ditetapkan.
Pokok Pikiran:
ketentuan ini.
b. Hasil pemeriksaan radiologi yang cito untuk pasien gawat darurat harus
Elemen Penilaian
pemeriksaan.
ditindaklanjuti
Kriteria:
Pokok Pikiran:
berfungsi dengan baik pada tingkatan yang dapat diterima dan aman bagi
183
perawatan.
kegagalan.
Elemen Penilaian:
kalibrasi peralatan
Kriteria:
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
Kriteria:
Pokok Pikiran:
b. Bila individu ini memberikan konsultasi klinis atau pendapat medis maka
kompeten.
prosedur.
· Pengawasan administrasi
perlu
imajing diluar
Elemen Penilaian:
Kriteria:
Pokok Pikiran:
a. Sistem kontrol mutu yang baik adalah penting untuk dapat memberikan
yang kompeten
teridentifikasi..
Elemen Penilaian:
dilaksanakan.
kekurangan.
langkah perbaikan.
Standar
8.4. Kebutuhan data dan informasi asuhan bagi petugas kesehatan, pengelola sarana,
dan pihak terkait di luar organisasi dapat dipenuhi melalui proses yang baku.
Kriteria
8.4.1. Ada pembakuan kode klasifikasi diagnosis, kode prosedur, simbol, dan
Pokok Pikiran:
b. Singkatan dan simbol juga distandarisasi dan termasuk daftar “yang tidak
Elemen Penilaian:
Kriteria
tanggungjawab pekerjaan
Pokok Pikiran:
pelaksanaan asuhan pasien dan setiap saat dibutuhkan, serta dijaga selalu
189
Elemen Penilaian:
dan prosedur
Kriteria
medis
Pokok Pikiran:
pedoman retensi berkas rekam medis pasien dan data serta informasi
190
lainnya.Berkas rekam medis klinis pasien, serta data dan informasi lainnya
disimpan (retensi) untuk suatu jangka waktu yang cukup dan mematuhi
ditetapkan terpenuhi, maka berkas rekam medis klinis pasien dan catatan lain
Elemen Penilaian:
Kriteria
Pokok Pikiran:
rekam medis.
b. Puskesmas wajib menjaga privasi dan kerahasiaan data serta informasi dan
kategori beragam informasi (misalnya : rekam medis pasien, data riset dan
lainnya).
Elemen Penilaian:
rekam medis
Standar
yang berlaku.
Kriteria
8.5.1. Lingkungan fisik Puskesmas, instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan
Pokok Pikiran:
instalasi listrik, air, ventilasi, gas, dan sistem lain. Pemantauan, pemeliharaan,
dan perbaikan dipandu oleh kebijakan dan prosedur, dan dilakukan oleh
Elemen Penilaian:
2) Instalasi listrik, kualitas air, ventilasi, gas dan sistem lain yang digunakan
kebakaran
perbaikan
193
Kriteria
Pokok Pikiran:
kimia, bahaN, gas dan uap berbahaya serta limbah medis dan infeksius lain
lainnya;
· peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat penggunaan, ada
194
persyaratan lainnya;
Elemen Penilaian:
berbahaya
Kriteria
Pokok Pikiran:
Untuk mengelola risiko di lingkungan dimana pasien dirawat dan staf bekerja
meliputi:
195
berwenang
f). Sistem utilitas, meliputi listrik, air dan sistem pendukung lainnya
Elemen Penilaian:
program tersebut.
Manajemen Peralatan
Standar
Kriteria
Pokok Pikiran:
Untuk menjaga agar peralatan siap pakai dan dalam kondisi baik pada saat
alat yang siap pakai pada tempat yang tepat sesuai persyaratan dan fungsi alat.
Elemen Penilaian:
dan alat yang kotor, alat yang memerlukan sterilisasi, alat yang
Kriteria
Pokok Pikiran:
Puskesmas :
ketentuannya;
· melaksanakan pemeliharaan
baru dan seterusnya, sesuai umur dan penggunaan peralatan tersebut atau
Elemen Penilaian:
3) Ada sistem untuk kontrol peralatan, testing, dan perawatan secara rutin
Standar
Kriteria
Pokok Pikiran:
lisensi dari petugas klinis tersebut, dan upaya untuk peningkatan kompetensi,
Elemen Penilaian:
Kriteria
Pokok Pikiran:
dilaksanakan dengan optimal, perlu dilayani oleh tenaga klinis yang kompeten
ikut berperan serta dalam meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dan mutu
pelayanan klinis.
Elemen Penilaian:
Kriteria
pasien
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
Kriteria
Pokok Pikiran:
Untuk menjamin bahwa asuhan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tepat
dan kompeten, maka harus ada kejelasan tugas dan wewenang untuk tiap
berwenang.
Elemen Penilaian:
Standar
9.1. Perencanaan, monitoring, dan evaluasi mutu layanan klinis dan keselamatan
Kriteria
9.1.1. Tenaga klinis (dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lain yang
203
Pokok Pikiran:
tanggung jawab seluruh tenaga klinis yang memberikan asuhan pasien. Tenaga
klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi permasalahan mutu layanan
Elemen Penilaian:
1) Adanya peran aktif tenaga klinis (dokter, perawat atau tenaga profesi
7) Jika terjadi KTD dan KNC dilakukan analisis dan tindak lanjut.
pelayanan klinis
10) Berdasarkan hasil analisis risiko, adanya kejadian KTD, KPC, dan KNC,
Kriteria
pemberian pelayanan
Pokok Pikiran:
Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh system pelayanan yang ada,
Elemen Penilaian:
Kriteria
9.1.3. Sumber daya untuk peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
Pokok Pikiran:
Mutu layanan klinis dapat ditingkatkan jika ada komitmen dari pihak
Elemen Penilaian:
ditindak lanjuti
Standar
9.2. Mutu layanan klinis dan Keselamatan dipahami dan didefinisikan dengan baik
Kriteria
9.2.1. Fungsi dan proses layanan klinis yang utama diidentifikasi dan
menjamin keselamatan.
Pokok Pikiran:
Dengan adanya keterbatasan sumber daya yang ada di Puskesmas, maka upaya
perbaikan mutu layanan klinis perlu diprioritaskan. Oleh karena itu tenaga
207
dengan kriteria tertentu misalnya: high risk, high volume, high cost, dan
Elemen Penilaian:
dalam organisasi
klinis.
Kriteria
9.2.2. Ada pembakuan standar layanan klinis yang disusun berdasarkan acuan
yang jelas.
Pokok Pikiran:
Agar pelayanan klinis dapat dikendalikan dengan baik, maka perlu dilakukan
pembakuan standar dan prosedur layanan klinis. Standar dan prosedur tersebut
dan bila memungkinkan berdasarkan bukti ilmiah terkini dan yang terbaik (the
Elemen Penilaian:
Standar
9.3. Mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien diukur, dikumpulkan dan
209
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
1) Disusun dan ditetapkan indikator mutu layanan klinis yang telah disepakati
bersama
Pokok Pikiran.
Kriteria
9.3.2. Target mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien ditetapkan
dengan tepat
Pokok Pikiran:
keselamatan pasien, maka perlu ditetapkan target (batasan) yang harus dicapai
Elemen Penilaian:
1) Ada penetapan target mutu layanan klinis dan keselamatan pasien yang
akan dicapai
terkait
Kriteria
9.3.3. Data mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien dikumpulkan
211
Pokok Pikiran:
Untuk memonitor mutu layanan klinis dan keselamatan pasien, perlu dilakukan
layanan klinis.
Elemen Penilaian:
periodik.
Standar
9.4. Perbaikan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien diupayakan, dievaluasi
Kriteria
Pokok Pikiran:
Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien hanya dapat
terlaksana jika ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab dalam upaya
Elemen Penilaian:
2) Terdapat tim peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien yang
4) Ada rencana dan upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
Kriteria
9.4.2. Rencana peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan disusun dan
Pokok Pikiran:
dapat dilakukan secara efektif dan efisien, maka perlu perencanaan yang
213
Elemen Penilaian:
teratur,
perbaikan mutu
daya
yang direncanakan
perbaikan
Kriteria
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
pelayanan.
Kriteria
9.4.4. Hasil evaluasi upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
215
pasien dikomunikasikan
Pokok Pikiran:
Elemen Penilaian:
tersebut.
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, diartikan juga sebagai segala sesuatu,
216
baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang digunakan untuk mencapai
daya, yaitu kemampuan atau kapasitas untuk berbuat, kata lainnya adalah energy.
Tetapi kata energi ini sekarang lebih banyak digunakan untuk mengatakan tenaga atau
kekuatan.
atau keadaan yang memiliki kapasitas untuk memungkinkan berbuat sesuatu, yang
dalam defenisi di atas sesuatu tersebut adalah untuk mengambil keuntungan dari
Pradono (1988): “Sumberdaya adalah sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di
dalam kondisi dimana kita menemukannya”. Sedangkan menurut Spencer dan Thomas
(Jayadinata, 1999), “sumberdaya adalah setiap hasil, benda, atau sifat/keadaan, yang
Sumberdaya alam bisa meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang hidup maupun
benda mati, berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan penggunaannya memenuhi
sumberdaya merupakan suatu konsep yang dinamis, sehingga ada kemungkinan bahwa
sesuatu yang semula dianggap tidak berguna menjadi pengguna dan bernilai.
Sumberdaya juga mempunyai sifat jamak dan karena itu mempunyai dimensi jumlah,
prasarana, termasuk fasilitas pelayanan kesehatan, sediaan farmasi, dan alat kesehatan,
serta manajemen dan sistem informasi kesehatan yang memadai guna terselenggaranya
upaya kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan alat dan atau tempat yang
pencegahan, pengobatan, maupun pemulihan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
manusia yakni tenaga kesehatan itu sendiri. Standar jenis dan jumlah ketenagaan
Tabel 1
Jenis Dan Jumlah Ketenagaan Minimal Yang Diharuskan Ada
Di Puskesmas
Puskesmas Puskesmas Puskesmas
No. Jenis Tenaga Kawasan Kawasan Kawasan Terpencil
Perkotaan Pedesaan & Sangat Terpencil
1 Dokter atau dokter
1 2 1 2 1 2
layanan primer
2 Dokter gigi 2 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8
4 Bidan 4 7 4 7 4 7
5 Tenaga Kesmas 2 2 1 1 1 1
6 Tenaga Kesling 1 1 1 1 1 1
7 Ahli Teknologi
1 1 1 1 1 1
Lab. Medik
8 Tenaga Gizi 1 2 1 2 1 2
9 Tenaga
1 2 1 1 1 1
Kefarmasian
10 Tenaga
3 3 2 2 2 2
Administrasi
11 Tenaga Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27
Sumber : Permenkes No. 75 Tahun 2014
B. Defenisi Konsep
wicara;
tersedianya jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang ada di puskesmas sesuai
maupun rohani. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat di[pakai sebagai alat
mencakup :
b. Survei lapangan
berlaku hendaknya selalu tercukupi setiap saat dimana obat yang tersedia
C. Model Berpikir
222
kesehatan.
dan rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang
tersedia, obat dan alat kesehatan serta proses pemberian pelayanan. Untuk
D. Pertanyaan Penelitian
akreditasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode
kualitatif yaitu proses berfikir yang dimulai dari data yang dikumpulkan kemudian
data berupa kalimat, atau narasi dari subjek/responden penelitian yang diperoleh
melalui suatu teknik pengumpulan data yang kemudian data tersebut akan dianalisis
dan diolah dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dan akan menghasilkan
suatu temuan atau hasil penelitian yang akan menjawab pertanyaan penelitian yang
diajukan”.
Beberapa ahli seperti Creswell (2008), Denzin & Lincoln (2009) serta
pandangan Guba & Lincoln dalam (Hardiansyah, 2015) menyatakan ciri-ciri dari
berikut :
fenomena
226
3. Keterlibatan secara mendalam serta adanya hubungan erat antara peneliti dengan
7. Tingkat akurasi data dipengaruhi oleh hubungan antara peneliti dengan subjek
penelitian.
B. Unit Analisis
Selatan dengan waktu penelitian dari bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2016.
Enrekang belum ada yang terakreditasi, masih dalam proses pengusulan beberapa
1. Wawancara
interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas dasar
peneliti dan dengan subjek peneliti adalah sejajar , peneliti datang sebagai teman
2. Observasi
untuk suatu tujuan tertentu. Obseravsi adalah suatu kegiatan mencari data yang
yang ada di setiap puskesmas yang akan diakreditasi dengan menggunakan table
check list.
228
1. Reduksi data (data reduction), dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemilihan,
2. Penyajian data (data display). Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk teks
naratif.
konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena yang ada di lapangan.
menggunakan triangulasi data, dengan maksud agar data yang diperoleh dilakukan
metode triangulasi adalah menjamin validitas dan realibitas informasi yang diperoleh
dan ada hubungannya dengan tujuan penelitian. Selain itu, data dari informan satu
DAFTAR PUSTAKA
Anrian, M., & Sujianto. (2015). Strategi Peningkatan Status Akreditasi Rumah Sakit Di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Kepulauan Meranti. Jurnal
Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Vol 2, No. 2
(2015): wisuda Oktober 2015) 1-12.
Bustami. (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptibilitasnya (P.A. Rina
Astikawati Ed.): Erlangga
Maharani, C. (2009). Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 Sebagai Alat Peningkatan
Kualitas Organisasi Pelayanan Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Poewarni, S.K., & Sopacua, E. (2006). Akreditasi Sebagai Upaya Peningkatan Mutu
Pelayanan Rumah Sakit. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan (Vol 9, No 3 Jul
(2006)).
Pratiguna, A.A. (2012). Pengaruh Pre Akreditasi JCI (Joint Commission International)
Terhadap Kelengkapan Data Rekam Medis Resume Pasien Rawat Inap Di
Rumah Sakit Dr. Moewardi di Surakarta. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan
Informatika Kesehatan.
230
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan
Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2015b). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2015c). Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 46 Tahun 2015
Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter,
dan Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Nama Informan :
Puskesmas :
Pendidikan :
Jabatan :
Masa Kerja :
Alasannya?
organisasi puskesmas?
7. Apakah setiap tenaga kesehatan yang ada di puskesmas memiliki kejelasan uraian
8. Apakah setiap tenaga kesehatan yang ada di puskesmas memahami tugas, tanggung
9. Apakah sudah ada penetapan alur komunikasi dan koordinasi antar tenaga
kesehatan yang sesuai dengan yang ada pada struktur organisasi puskesmas?
10. Apakah setiap tenaga kesehatan profesi di puskesmas diwajibkan memiliki STR
dan SIP?
11. Apakah ada kejelasan dan persyaratan kompetensi yang diharuskan sebagai
kesehatan?
pelatihan dan seminar yang sesuai dengan peran dan tanggung jawab tenaga
kesehatan?
13. Bagaimana menurut anda tentang visi dan misi puskesmas, apakah sesuai dengan
14. Bagaimana cara menilai kinerja puskesmas apa sudah sesuai dengan visi, misi
1. Apakah puskesmas sudah memiliki peralatan medis dan non medis yang sesuai
2. Apakah rutin dilakukan pemeliharaan terhadap peralatan medis dan non medis
3. Siapakah yang melakukan monitoring terhadap fungsi peralatan medis dan non
medis?
4. Tuntindak lanjut apa yang dilakukan terhadap hasil monitoring peralatan medis?
6. Apakah ada peralatan medis dan non medis yang harus memiliki izin tertentu
dalam pengoperasiannya?
7. Apakah tesedia peralatan dan tempat pemeriksaan medis yang memadai dalam
8. Apakah peralatan yang digunakan memiliki jaminan kualitas dan keamanan bagi
2. Apakah ada uraian tupoksi tersendiri yang dimiliki oleh pengelola keuangan
puskesmas?
234
3. Apakah ada standar dan peraturan khusus yang berlaku dalam penyusunan rencana
anggaran puskesmas?
kesehatan di puskesmas?
kesehatan di puskesmas?
8. Kapan dan berapa kali dalam setahun dilakukan audit terhadap pengelolaan
puskesmas?
5. Apa yang dilakukan jika ada obat yang dibutuhkan mengalami kehabisan stok?
akreditasi?
** Pelatihan sebagaimana dimaksud harus dipenuhi sebelum atau paling lama 1 tahun pertama setelah menduduki
jabatan struktural
237
Puskesmas ...................
1 Dokter
2 Dokter gigi
3 Perawat
4 Bidan
5 Tenaga Kesmas
6 Tenaga Kesling
7 Ahli teknologi lab.
Medik
8 Tenaga gizi
9 Tenaga kefarmasian
10 Tenaga administrasi
11 Pekarya
238
1 Bangunan permanen
2 Memenuhi persyaratan lingkungan
3 Ketersediaan pelayanan dan kemudahan akses
4 Tata ruang puskesmas aman dan nyaman bagi petugas dan pasien
5 Pengaturan ruangan mengakomodasi kepentingan dengan disabilitas,
anak-anak dan usia lanjut
6 Adanya pemeliharaan fasilitas (sarana dan prasarana) yang terjadwal
7 Adanya monitoring terhadap pemeliharaan prasarana kesehatan
puskesmas
8 Adanya tindak lanjut terhadap monitoring pemeliharaan fasilitas
puskesmas
9 Tersedianya peralatan medis dan non medis
10 Adanya pemeliharaan peralatan medis dan non medis yang terjadwal
11 Adanya monitoring terhadap peralatan medis dan non medis puskesmas
12 Adanya tindak lanjut terhadap monitoring pemeliharaan peralatan medis
dan non medis puskesmas
13 Adanya jadwal untuk peralatan medis dan non medis yang perlu
dikalibrasi
14 Masing-masing program memiliki ruangan kerja sendiri
15 Ruang poli pemeriksaan pasien yang memadai dan terpisah dari ruangan
yang lain
16 Memiliki sarana transportasi yang mendukung pe;layanan keesehatan
seperti mobil dinas dan motor dinas
17 Adanya prosedur untuk memisahkan alat yang bersihdan alat yang kotor,
alat yang memerlukan sterilisasi, alat yang membutuhkan perawatan
lebih lanjut (tidak siap pakai), serta alat-alat yang membutuhkan
persyaratan khusus untuk peletakannya
18 Adanya prosedur sterilisasi alat-alat yang perlu disterilkan
19 Mudah dalam memenuhi persyaratan-persyaratan fidik, teknis, maupun
petugas yang berkaitan dengan operasionalisasi
20
Ketenagaan Puskesmas
239
Standar :
Puskesmas harus memenuhi jenis dan jumlah ketenagaan yang dipersyaratkan dalam
peraturan perundangan.
Kriteria :
1.2.1. Kepala Puskesmas adalah tenaga kesehatan yang kompeten sesuai dengan
Elemen Penilaian 0 5 10
1. Kepala Puskesmas adalah tenaga kesehatan
2. Ada kejelasan persyaratan Kepala Puskesmas
3. Ada kejelasan uraian tugas Kepala Puskesmas
4. Terdapat bukti pemenuhan persyaratan penanggung
jawab sesuai dengan yang ditetapkan (Permenkes No 75
tahun 2014
Kriteria
1.2.2. Tersedia tenaga medis, tenaga kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan sesuai
Elemen Penilaian 0 5 10
1. Dilakukan analisis kebutuhan tenaga sesuai dengan
kebutuhan dan pelayanan yang disediakan.
2. Ditetapkan persyaratan kompetensi untuk tiap-tiap jenis
tenaga yang dibutuhkan.
3. Dilakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan tenaga
sesuai dengan yang dipersyaratkan.
4. Ada kejelasan uraian tugas untuk setiap tenaga yang
bekerja di puskesmas
5. Persyaratan perizinan untuk tenaga medis, keperawatan,
dan tenaga kesehatan yang lain dipenuhi.
Fasilitas Kesehatan
Standar :
Sarana dan peralatan puskesmas harus dipelihara agar dapat digunakan sesuai
Kriteria :
Elemen Penilaian 0 5 10
1. Ditetapkan penanggung jawab barang inventaris
puskesmas
2. Ada daftar inventaris sarana dan peralatan puskesmas
yang digunakan untuk pelayanan maupun untuk
penyelenggaraan Upaya Puskesmas
3. Ada program kerja pemeliharaan sarana dan peralatan
puskesmas
4. Pelaksanaan pemeliharaan sarana dan peralatan sesuai
program kerja.
5. Ada tempat penyimpanan/ gudang sarana dan peralatan
yang memenuhi persyaratan
6. Ada program kerja kebersihan lingkungan puskesmas
7. Pelaksanaan kebersihan lingkungan puskesmas sesuai
dengan program kerja
8. Ada program kerja perawatan kendaraan, baik roda
empat maupun roda dua
9. Pelaksanaan pemeliharaan kendaraan sesuai program
kerja
10. Pencatatan dan pelaporan barang inventaris
Standar :
8.4. Kebutuhan data dan informasi asuhan bagi petugas kesehatan, pengelola sarana, dan
pihak terkait di luar organisasi dapat dipenuhi melalui proses yang baku
Kriteria :
8.4.1. Ada pembakuan kode klasifikasi diagnosis, kode prosedur, simbol, dan istilah
yang dipakai
Elemen Penilaian 0 5 10
1. Terdapat standarisasi kode klasifikasi diagnosis dan
terminologi lain yang konsisten dan sistematis.
2. Terdapat standarisasi kode klasifikasi diagnosis dan
terminologi yang disusun oleh puskesmas (minimal 10
besar penyakit).
3. Dilakukan pembakuan singkatan-singkatan yang
digunakan dalam pelayanan sesuai dengan standar
nasional atau lokal.
Kriteria :
8.4.2. Petugas memiliki akses informasi sesuai dengan kebutuhan dan tanggung jawab
pekerjaan.
243
Elemen Penilaian 0 5 10
1. Ditetapkan kebijakan dan prosedur akses petugas
terhadap informasi medis
2. Akses petugas terhadap informasi yang dibutuhkan
dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
3. Akses petugas terhadap informasi dilaksanakan sesuai
dengan kebijakan dan prosedur
4. Hak untuk mengakses informasi tersebut
mempertimbangkan tingkat kerahasiaan dan keamanan
informasi.
8.4.3.
Perbekalan Obat
Standar
8.2. Obat yang tersedia dikelola secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Kriteria :
8.2.1. Berbagai jenis obat yang sesuai dengan kebutuhan tersedia dalam jumlah yang
memadai
244
Elemen Penilaian 0 5 10
1. Terdapat metode yang digunakan untuk menilai dan
mengendalikan penyediaan dan penggunaan obat.
2. Terdapat kejelasan prosedur penyediaan dan
penggunaan obat
3. Ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab
4. Ada kebijakan dan prosedur yang menjamin
ketersediaan obat-obat yang seharusnya ada.
5. Tersedia pelayanan obat-obatan selama tujuh hari
dalam seminggu dan 24 jam pada puskesmas yang
memberikan pelayanan gawat darurat.
6. Tersedia daftar formularium obat puskesmas
7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat
dibandingkan dengan formularium.
8. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut kesesuaian
peresapan dengan formularium