STEP 1
Livide : dipinggiran ulkus berwarna kebiruan atau keunguan karena jaringan
nekrotik
Afebris : tidak ada kenaikan suhu (demam)
Step 2
1. Apa hubungan penyakit pasien dengan riwayat penyakit pada ibu pasien
2. Mengapa terdapat pembesaran kelenjar getah bening colli sinistra tanpa
nyeri
3. Mengapa dokter memutuskan untuk melakukan pemeriksaan bakteriologis
dan kemungkinan menemukan bakteri tahan asam serta melakukan eksisi
biopsy
4. Bagaiamana cara penegakan diagnosis dari scenario
5. Apakah diagnosis dan diagnosis banding dari scenario
6. Apa etiologi dari kasus scenario tersebut
7. Bagaimana pathogenesis dari scenario tersebut
8. Apa saja klasifikasi kelainan dari scenario tersebut
9. Apa factor resiko dari scenario tersebut
10.Apa pemeriksaan penunjang dari scenario
11.Apa tatalaksana dari scenario tersebut
Step 3
1. Apa hubungan penyakit pasien dengan riwayat penyakit pada ibu pasien
Batuk lama pada ibu kemungkinan tb pasien memiliki kontak dengan
fakrisk menyerang lewat kulit dan dihirup ada bakteri
DD :
Leher
Aktinomikosis
Menimbulkan deformitas atau benjolan dengan beberapa muara fistel produktif.
limfoma maligna, limfosarkoma
Furunkulosis
Ulkus piogenikum
Ulkus serpiginosa
hidradenitis supurativa, sinus dental, tularemia,cat-scrath fever, blastomikosis,
limfopatia venerum,kokidioidomikosis, dan histoplasmosis karena terdapat
karakteristik pada limfadenitis supurativa dengan sinus-sinus kulit
6. Apa etiologi dari kasus scenario tersebut
M.Tuberculosis / mikobacterial atipikal golongan II M.Scrofulaceum , M.Avium
Mycobacterium tuberculosis
Berbentuk batang
Panjang 2-4/µ, lebar 0,3 – 1,5/m
Tahan asam
Tidak bergerak
Tidak membentuk spora
Aerob
Suhu optimal pertumbuhan pada 37°C
M.Atyhpi
Tahan asam, patogenitas rendah, pembiakan
membentuk pigmen, tumbuh pada suhu kamar.
Klasifikasi Runyon (1959):
Golongan I : fotokromogen-koloni membentuk
pigmen bila mendapat cahaya, misal M. marinum &
M. kansasii.
Golongan II : skotokromogen- koloni membentuk
pigmen dengan/tanpa cahaya, misal M. scrofulaceum.
Golongan III : nonfotokromogen-koloni tidak membentuk pigmen, misal M. avium-
intracellulare & M. ulcerans.
Golongan IV : rapid growers-koloni tumbuh dalam beberapa hari, misal M. fortuitum & M.
abscessus
Menurut Pillsburry :
Tuberkulosis kutis sejati
Tuberkulosis kutis primer
inokulasi tuberkulosis primer (tuberculosis chancre)
b. Tuberkulosis kutis sekunder
tuberkulosis kutis miliaris
Skrofuloderma
tuberkulosis kutis verukosa
tuberkulosis kutis gumosa
tuberkulosis kutis orifisialis
lupus vulgaris
2. Tuberkulid
a. Bentuk papul
lupus miliaris diseminatus fasiei
tuberkulid papulonekrotika
liken skrofulosorum
b. Bentuk granuloma dan ulseronodulus
eritema nodusum
eritema induratum
Topikal
pus (+) : kompres dgn solutio PK 1/5.000.
kering : krim, salep antibiotik dan salep minyak ikan digunakan untuk
merangsang tepi ulkus agar cepat menutup.
Terapi pembedahan (eksisi)
Indikasi:
• terapi dengan antituberkulosis gagal
• penderita skrofuloderma disertai penurunan kekebalan tubuh
• penderita skrofuloderma berulang
• penderita skrofuloderma disertai dengan penyakit yang berat.
PROGNOSIS : Lesi dapat sembuh secara spontan namun memerlukan waktu dalam
beberapa tahun dengan meninggalkan sikatriks yang memanjang dan tidak teratur.