Anda di halaman 1dari 1

Proses terbentuknya batuan sedimen melibatkan 3 proses pengerasan atau

pembatuan, antara lain:

1. Pemampatan (Compaction)
Proses pertama ialah pemampatan (compaction). Proses pemampatan menyebabkan
butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbus. Susunan butiran akan tersusun
semula dengan lebih padat. Apabila terdapat banyak partikel yang lembut, seperti
syal, maka sedimen akan lebih mudah mengalami pemampatan. Akibatnya, lapisan
akan menjadi lebih tipis, porositi berkurang, terutama dalam sedimen lumpur.

Pengurangan porositi biasanya akan menyebabkan kehilangan air hingga mencapai


60-80%. Air kemudian akan mengalir menuju kawasan yang berketelapan tinggi,
seperti pasir. Inilah yang kemudian akan memainkan peranan penting dalam pelarutan
dan pengendapan kimia dalam pasir. Barulah setelah tersusun semula, pemampatan
yang terterusan akan menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lainnya.
Sedemikian sehingga tempat sentuhan tersebut mengalami tekanan yang tinggi dan
perubahan fisikal pun berlaku, seperti proses larutan tekanan atau pressure solution.
Kemudian silika yang terlarut akan masuk ke dalam rongga antara butiran dan mulai
membentuk simen.

2. Penyimenan (Cementation)
Proses kedua ialah penyimenan (cementation). Penyimenan adalah proses di mana
mineral baru yang berasal dari cairan rongga akan terbentuk atau terendap di
permukaan butirannya. Adapun jenis simen yang biasanya terbentuk dan utama ialah
kuarza dan kalsit. Kemudian simen akan mengikat butiran yang menyebabkan
sedimen menjadi batu. Penyimenan ini biasanya berlaku pada tingkat pertengahan
diagenesis. Karena jika berlaku pada tingkat awal, maka akan mengurangkan kesan
pemampatannya. Yang mana, simen yang keras akan dapat menahan tekanan.
Adapun simen kuarza berasal dari air liang yang tepu dengan silika, yaitu hasil dari
larutan organisme bersilika, larutan tekanan kuarza, diagenesis kimia mineral liat, dan
lain sebagainya. Sedangkan simen klasit dapat terbentuk semasa sedimen terendap,
yaitu berada di kawasan sekitar karbonat.

3. Penghabluran Semula (Recrystallization)


Proses ketiga ialah penghabluran semula (recrystallization). Penghabluran ulang
merupakan proses perubahan ukuran atau bentuk dari batuan sedimen tanpa disertai
dengan perubahan kimia atau mineralnya. Ukuran biasanya akan mengalami
penambahan (bertambah besar), meskipun ada juga yang ukurannya justru mengecil.
Penghabluran semula ini termasuk penting apalagi dalam kasus batu kapur, di mana
ukuran kalsit menjadi bertambah besar, tekstur, dan strukturnya yang mungkin
lenyap.

Namun pada umumnya batuan sedimen terbentuk melalui dua cara, antara lain:

1. Pertama batuan sedimen terbentuk dalam lembangan pengendapan. Dengan


kata lain, proses pembentukannya tidak mengalami proses pengangkutan. Sedimen
jenis ini dikenal sebagai sedimen autochthonous. Adapun jenis batuan sedimen yang
termasuk dalam golongan ini, diantaranya evaporit, batu kapur, dan laterit.
2. Kedua batuan sedimen terbentuk tidak dalam lembengan pengendapan
melainkan di luar lembengan pengendapan. Dengan kata lain, proses
pembentukannya mengalami proses pengangkutan. Yang mana, angkutan tersebut
membawa sedimen ke lembangan pengendapan yang baru. Adapun jenis batuan
sedimen yang termasuk dalam golongan ini, diantaranya konglomerat dan
volkanoklastik.

Anda mungkin juga menyukai