Acne vulgaris masih belum diketahui penyebab pastinya ,beberapa etiologi nya yang
diduga terlibat,berupa factor intrinsic, yaitu, genetic, ras hormonal, dan factor ekstrinsik
berupa stress ,iklim/suhu /kelemban, kosmetik,diet, dan obat-obatan
Pathogenesis
terdapat empat pathogenesis paling berpengaruh pada timbulnya AV yaitu;
Lesi acne dimulai dengan micro komedo. Lesi mikroskopis yang tidak terlihat dengan
mata telanjang, komedo pertama kali terbentuk dimulai dengan kesalahan
deskuamasise panjang folikel. beberapa laporan menjelaskan terjadinya deskuamasi
abnormal pada pasien acne. epitel tidak dilepaskan satu persatu ke dalam lumen sebagaimana
biasanya. penelitian imunohistokimiawi menunjukkan adanya peningkatan proliferasi
keratinosit basal dan diferensiasi abnormal dari sel sel keratinosit folikular. hal ini
kemungkinan disebabkan berkurangnya kadar linoleat sebasea. lapisan granulosum menjadi
menebal, tonofilamen dan butir-butir keratohialin meningkat, kandungan lipid bertambah
sehingga lama-kelamaan menebal dan membentuk sumbatan pada orifisium folikel. proses
Ini pertama kali ditemukan pada pertemuan antara duktus sebacea dengan epitel folikel.
bahan-bahan keratin mengisi folikel sehingga menyebabkan folikel melebar.
pada akhirnya secara klinis terdapat Lesi non inflamasi ( open/ closed komedo) atau
Lesi inflamasi yaitu bila PA berproliferasi dan menghasilkan mediator-mediator inflamasi.
3. kolonisasi P.acnes
PA merupakan mikroorganisme utama yang ditemukan di daerah infra infundibulum
dan PA dapat mencapai permukaan kulit dengan mengikuti aliran sebum.P.acnes akan
meningkat jumlahnya seiring dengan meningkatnya jumlah trigliserida dalam sebum yang
merupakan nutrisi bagiPA.
4. inflamasi
P. acne di diduga berperan penting menimbulkan inflamasi pada AV dengan
menghasilkan faktor kemotaktik dan enzim lipase yang akan mengubah trigliserida menjadi
asam lemak bebas, serta menstimulasi aktivasi jalur klasik dan alternatif komplemen.
Patofisiologi
perubahan pengertian dalam patofisiologi acne. membawa perubahan pada tatalaksana
acne. patofisiologi acne yang terjadi menawarkan terapi kombinasi sebagai terapi inisial,
guna menekan secara simultan 2 atau 3 faktor-faktor patogenesis tersebut. pada acne
vulgaris ringan, terutama acne komedonal dengan beberapa Lesi inflamasi ,retinoid topikal
merupakan terapi pilihan. semua retinoid topikal bekerja pada mikrokomedo dan mengurangi
komedo serta Lesi inflamasi.
studi selanjutnya menunjukkan pengurangan secara signifikan Lesi inflamasi acne dan
komedo pada terapi dengan retinoid topikal yang dikombinasi dengan antimikroba pada acne
dengan Lesi inflamasi yang dominan, terapi benzoil peroksida dan atau antibiotika topikal,
bersama-sama dengan retinoid topikal mempercepat penyembuhan Lesi inflamasi. untuk dan
di gunakan antibiotik oral dikombinasi dengan retinoid topikal. Pada kasus acne berat dan
refrakter, misalnya pada acne nodular atau akne konglobata, isotretinoin oral adala h terapi
pilihan. untuk kasus yang tidak responsif dengan terapi konvensional, terapi hormonal dan
isotretinoin oral adalah menjadi pilihan.
Gejala Klinis
Diagnosis
Acne vulgaris ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. saat ini
klasifikasi yang digunakan di Indonesia untuk menunjukkan derajat AV. yaitu ringan,
sedang, dan berat, adalah klasifikasi menurut Lehmann dkk.
Derajat Lesi
Akne Ringan Komedo < 20, atau lesi inflamasi < 15, atau
total lesi < 30.
Akne Sedang Komedo 20-100 atau lesi inflamasi 15-50,
atautotal lesi 30-125.
Akne Berat Kista > 5 atau komedo <100, atau lesi
inflamasi >50 ,atau total lesi > 125.
Diagnosis Banding
1 erupsi akneiformis
2. folikulitis
3 folikulitis pytorosporum
4. dermatitis perioral
5. rosacea
6. dermatitis seboroik
7. agne agminta
8. adenoma sebaseum
Tata Laksana
Tujuan:
- Mempercepat penyembuhan
- Mencegah pembentukkan akne baru
- Mencegah jaringan parut
Tata laksana AV secara garis besar di bagi atas:
1. Prinsip umum
2. Menentukan gradasi dan diagnosis klinis
3. Penatalaksanaan umum
4. Penatalaksanaan medikamentosa
5. Tindakan