a. Suku Bangsa Indonesia adalah salah satu Negara yang terdiri dari beragam suku bangsa yang merupakan salah satu unsur majemuk pembentuk identitas Indonesia. Pengertian dari suku sendiri adalah kumpulan dari golongan sosial masyarakat yang mempunyai sifat askritif. Sikap askriftif ini sendiri adalah sifat bawaan yang sudah ada semenjak mereka dilahirkan, dimana ini merupakan salah satu jenis sifat yang akan mendapatkan derajat dan golongan yang setara dengan jenis kelamin serta umur seseorang. Bahkan, di Indonesia terhitung memiliki lebih dari 300 bahasa daerah atau bahasa dialek beragam kelompok dan etnis. Inilah yang nantinya menjadi pembentuk dari identitas nasional bangsa Indonesia yang telah merdeka semenjak orde lama. b. Agama Unsur pembentuk identitas nasional lainnya adalah masalah agama. Di mana ada banyak jenis agama yang diperbolehkan dan tidak dilarang untuk dianut di Indonesia. Keanekaragaman agama ini menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang menerapkan pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Di sana dicantumkan bahwa ” walaupun berbeda-beda tapi tetap satu jua” dan juga peraturan pemerintahan bahwa agama adalah pilihan masing-masing individu tanpa ada paksaan apapun di dalamnya. Agama-agama yang beredar dan dikenali di Indonesia adalah Islam, Khatolik, Hindu, Budha, Kristen, dan Kong Hu Cu. c. Kebudayaan Ada banyak keberagaman seni dan budaya yang ada di Indonesia yang secara harfiah mebentuk identitas dari nasionalisme Indonesia. keberagaman jenis budaya ini seharusnya menjadi sebuah pengetahuan dan kekayaan tersendiri yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Seni dan budaya merupakan salah satu harta warisan yang patut dibudidayakan tidak hanya sebagai unsur pembentuk dari identitas nasional di Indonesia. Namun, pemerintah dan penduduk harus bisa menjaga dan melestarikan seni dan kebudayaan yang snagat melimpah dan banyak untuk menjaga identitas dan citra dari bangsa Indonesia. d. Bahasa Tidak dapat dipungkiri bahwa di Indonesia ada banyak sekali jenis bahasa daerah. Bahasa merupakan salah satu unsur pembentuk identitas Negara karena hanya dengan bahasa seseorang bisa melakukan komunikasi dengan yang lainnya. Bahasa adalah sebuah sistem yang berupa unsur-unsur bunyi yang akan membentuk pengucapan atau uacapan yang akan digunakan leh manusia sebagai sarana dalam berinteraksi dengan makluk lain atau dengan sesamanya. Hanya saja, Bahasa Indonesia adalah satu- satunya jenis bahasa yang akan dipakai oleh semua orang di Indonesia untuk melakukan interaksi secara umum dan menjadi alat pemersatu bangsa.
2. Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional
a. Faktor Pendorong Integrasi Nasional 1) Rasa Senasib-Seperjuangan Faktor ini merupakan hal yang sangat realistis dan sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Seperti halnya pada masa kolonialisme dulu di Indonesia banyak sekali masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan maupun suku bersatu, bersama-sam melawan kolonialisme Belanda. Mereka tidak mempedulikan perbedaan yang ada termasuk perbedaan usia dan agama. Hal itu disebabkan karena mereka mempunyai rasa senasib yaitu sama-sama dijajah dan seperjuangan yaitu sama-sama berjuang melawan kolonialisme. Mereka menggunakan berbagai cara dari diplomasi hingga perang fisik juga melalui organisasi- organisasi tertentu. Hingga akhirnya masyarakat Indonesia berhasil memproklamirkan diri sebagai bangsa dan negara yang merdeka pada 17 Agustus 1945. 2) Pemaknaan Ideologi Nasional Setiap negara mempunyai ideologi tersendiri sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk Indonesia dengan Pancasilanya. Ideologi pancasila ini tidak bisa digantikan dengan ideologi lain karena memang itu merupakan keputusan final yang telah dirancang oleh founding father kita sebagai pandangan hidup. Meskipun Indonesia mempunyai banyak perbedaan atau keragaman, namun bisa tetap bersatu karena masyarakat senantiasa menanmkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jadi, setiap masyarakat Indonesia mempunyai pemaknaan yang relatif sama terhadap ideologi Pancasila. 3) Keinginan Bersatu Tidak semua perbedaan membuat perpecahan, justru sebaliknya keragaman itu membawa suatu masyarakat pada suatu keinginan untuk bersatu. Keinginan tersebut salah satunya bertujuan untuk memperkuat suatu kelompok maupun negara. Mengingat persatuan merupakan cita-cita atau nilai-nilai dalam Pancasila yang harus diterapkan dalam kehidupan. Seperti halnya ketika terjadi peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Para pemuda Indonesia yang berasal dari berbagai daerah, suku, dan latarbelakang bersatu mengucapkan sumpah yang bertujuan membentuk persatuan bangsa, negara, dan bahasa Indonesia. 4) Antisipasi Ancaman Luar Ancaman dari luar bisa mempersatukan kelompok atau bangsa dalam suatu negera. Indonesia sudah sekian lama merdeka dengan beragam kebudayaan dan bentangan wilayah yang berdaulat. Hal itu memungkinkan terjadinya suatu ancaman dari luar seperti pengambilan wilayah atau pulau paling luar. Hal itu menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk tetap bersatu dan mempertahankan kedaulatan wilayah Indonesia. Begitu pula dengan masalah kebudayaan, dimana masyarakat Indonesia cenderung fanatik dengan hal-hal yang berkaitan dengan budaya. Ketika suatu budaya yang sudah lama berkembang di Indonesia kemudian diklaim oleh negara lain, hal itu akan membuat bangsa Indonesia terusik dan menjadi bersatu untuk mempertahankan eksistensi kebudayaan tersebut. b. Faktor Penghambat Integritas Nasional 1) Kurangnya Penghargaan Terhadap Kemajemukan Tidak semua orang bisa memahami dan menghargai perbedaan yang ada. Mereka cenderung sulit untuk diajak mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah keragaman bangsa. Padahal kemajemukan sendiri merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya. Oleh sebab itu, setiap masyarakat perlu memahami arti toleransi dan semacamnya, khususnya di Indonesia ini. Hal itu mengingat bahwa realita yang ada Indonesia mempunyai beragam agama dan budaya. Setiap orang atau kelompok masyarakat mempunyai agama ataupun kebudayaan yang berbeda-beda. Begitu pula mereka tidak bisa dipaksa dan tidak bisa di samakan mengenai hal itu. 2) Kuatnya Paham Etnosentrisme Beberapa orang ataupun masyarakat di suatu daerah masih memegang teguh paham etnosentrisme. Paham ini menganggap bahwa etnis tertentu jauh lebih baik dan dominan dari yang lainnya. Hal ini biasanya terjadi dalammasyarakat pedalaman atau tradisional yang sulit pula dirubah cara pandang dan berpikirnya. Hal itu kemudian menyebabkan sulitnya terjadi integrasi nasional. Oleh karena itu, paham nasionalisme perlu ditingkatkan dan disebarluaskan di seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Paham nasionalisme bukan hanya diberikan melalui pendidikan atau pengajaran saja, namun juga dalam bentuk prakteknya khususnya untuk yang masih dasar. 3) Ketimpangan Pembangunan Pembangunan dalam suatu negara belum tentu mengalami kemerataan. Ada beberapa daerah atau wilayah yang masih sangat jauh dari kata sejahtera atau makmur. Demikianlah yang disebut dengan ketimpangan pembangunan dan hal itu menjadi penghambat terciptanya integrasi nasional. Masyarakat yang berada di wilayah yang cukup tertinggal akibat ketimpangan pembangunan, cenderung acuh dengan rasa persatuan nasional. Bahkan bisa membuat masyarakat tersebut menentang pemerintah. Hal itu kemudian bisa menimbulkan perpecahan antara pemerintah dengan masyarakat tertentu. Agar hal itu tidak terjadi, sebaiknya pemerintah berusaha memeratakan pembangunan yang ada, khususnya untuk daerah yang tertinggal dan terluar. Tujuannya bukan hanya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk, namun juga untuk mempersatukan dan mempererat hubungan antara pemerintah dengan masyarakat.
3. Hubungan Antara Identitas Nasional dan Integritas Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Sedangkan, identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain. Antara integrasi nasional dan identitas nasional negara Indonesia sangatlah tekait. Karena Indonesia terdiri dari berbagai macam suku yang disatukan melalui persatuan dibawah bendera merah putih dan ‘Bhineka Tunggal Ika’ melalui proses ini terjadi proses integrasi nasional dimana perbedaan yang ada dipersatukan sehingga tercipta keselarasan. Persatuan dari kemajemukan suku inilah yang menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain. Sehingga adanya kompleksitas perbedaan suku yang bersatu di Indonesia dijadikan sebagai identitas bangsa sebagai bangsa yang majemuk yang kaya akan suku, tradisi dan bahasa dalam wujud semboyang ‘Bhineka Tunggal Ika’, berbeda-beda tapi tetap satu jua. Jadi, antara integrasi nasional dan identitas nasional memiliki keterkaitan, karena dalam hal ini, di Indonesia Integrasi nasional di jadikan sebagai salah satu identitas nasional dimana konsep ‘Bhineka Tunggal Ika’ yang merupakan hasil dari integrasi nasional dijadikan sebagai identitas nasional, semboyang ini tidak akan pernah ada di negara lain, semboyang ini hanya ada di Indonesia dan menjadi identitas bangsa yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa yang lainnya. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia. Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multi dimensional. Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme parlemen. Dengan demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakekatnya integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman dan tentram. Jika melihat konflik yang terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat dan Papua merupakan cermin dan belum terwujudnya Integrasi Nasional yang diharapkan. Sedangkan kaitannya dengan Identitas Nasional adalah bahwa adanya integrasi nasional dapat menguatkan akar dari Identitas Nasional yang sedang dibangun.