Anda di halaman 1dari 6

Nama : Amni Hamid

Kelas : Farmasi B

NIM : K1A018004

TUGAS INDIVIDU 2

1. Empat Unsur Pembentuk Identitas Nasional


a. Suku Bangsa
Indonesia adalah salah satu Negara yang terdiri dari
beragam suku bangsa yang merupakan salah satu unsur majemuk
pembentuk identitas Indonesia. Pengertian dari suku sendiri adalah
kumpulan dari golongan sosial masyarakat yang mempunyai sifat
askritif.
Sikap askriftif ini sendiri adalah sifat bawaan yang sudah
ada semenjak mereka dilahirkan, dimana ini merupakan salah satu
jenis sifat yang akan mendapatkan derajat dan golongan yang
setara dengan jenis kelamin serta umur seseorang. Bahkan, di
Indonesia terhitung memiliki lebih dari 300 bahasa daerah atau
bahasa dialek beragam kelompok dan etnis. Inilah yang nantinya
menjadi pembentuk dari identitas nasional bangsa Indonesia yang
telah merdeka semenjak orde lama.
b. Agama
Unsur pembentuk identitas nasional lainnya adalah masalah
agama. Di mana ada banyak jenis agama yang diperbolehkan dan
tidak dilarang untuk dianut di Indonesia. Keanekaragaman agama
ini menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang menerapkan pancasila
dan Bhinneka Tunggal Ika. Di sana dicantumkan bahwa ”
walaupun berbeda-beda tapi tetap satu jua” dan juga peraturan
pemerintahan bahwa agama adalah pilihan masing-masing individu
tanpa ada paksaan apapun di dalamnya. Agama-agama yang
beredar dan dikenali di Indonesia adalah Islam, Khatolik, Hindu,
Budha, Kristen, dan Kong Hu Cu.
c. Kebudayaan
Ada banyak keberagaman seni dan budaya yang ada di
Indonesia yang secara harfiah mebentuk identitas dari nasionalisme
Indonesia. keberagaman jenis budaya ini seharusnya menjadi
sebuah pengetahuan dan kekayaan tersendiri yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Seni dan budaya merupakan salah satu harta
warisan yang patut dibudidayakan tidak hanya sebagai unsur
pembentuk dari identitas nasional di Indonesia. Namun,
pemerintah dan penduduk harus bisa menjaga dan melestarikan
seni dan kebudayaan yang snagat melimpah dan banyak untuk
menjaga identitas dan citra dari bangsa Indonesia.
d. Bahasa
Tidak dapat dipungkiri bahwa di Indonesia ada banyak
sekali jenis bahasa daerah. Bahasa merupakan salah satu unsur
pembentuk identitas Negara karena hanya dengan bahasa seseorang
bisa melakukan komunikasi dengan yang lainnya. Bahasa adalah
sebuah sistem yang berupa unsur-unsur bunyi yang akan
membentuk pengucapan atau uacapan yang akan digunakan leh
manusia sebagai sarana dalam berinteraksi dengan makluk lain
atau dengan sesamanya. Hanya saja, Bahasa Indonesia adalah satu-
satunya jenis bahasa yang akan dipakai oleh semua orang di
Indonesia untuk melakukan interaksi secara umum dan menjadi
alat pemersatu bangsa.

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional


a. Faktor Pendorong Integrasi Nasional
1) Rasa Senasib-Seperjuangan
Faktor ini merupakan hal yang sangat realistis dan
sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Seperti halnya pada masa kolonialisme dulu
di Indonesia banyak sekali masyarakat yang berasal dari
berbagai kalangan maupun suku bersatu, bersama-sam
melawan kolonialisme Belanda.
Mereka tidak mempedulikan perbedaan yang ada
termasuk perbedaan usia dan agama. Hal itu disebabkan
karena mereka mempunyai rasa senasib yaitu sama-sama
dijajah dan seperjuangan yaitu sama-sama berjuang
melawan kolonialisme. Mereka menggunakan berbagai cara
dari diplomasi hingga perang fisik juga melalui organisasi-
organisasi tertentu. Hingga akhirnya masyarakat Indonesia
berhasil memproklamirkan diri sebagai bangsa dan negara
yang merdeka pada 17 Agustus 1945.
2) Pemaknaan Ideologi Nasional
Setiap negara mempunyai ideologi tersendiri
sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, termasuk Indonesia dengan Pancasilanya.
Ideologi pancasila ini tidak bisa digantikan dengan ideologi
lain karena memang itu merupakan keputusan final yang
telah dirancang oleh founding father kita sebagai
pandangan hidup.
Meskipun Indonesia mempunyai banyak perbedaan
atau keragaman, namun bisa tetap bersatu karena
masyarakat senantiasa menanmkan nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Jadi, setiap masyarakat Indonesia mempunyai pemaknaan
yang relatif sama terhadap ideologi Pancasila.
3) Keinginan Bersatu
Tidak semua perbedaan membuat perpecahan, justru
sebaliknya keragaman itu membawa suatu masyarakat pada
suatu keinginan untuk bersatu. Keinginan tersebut salah
satunya bertujuan untuk memperkuat suatu kelompok
maupun negara. Mengingat persatuan merupakan cita-cita
atau nilai-nilai dalam Pancasila yang harus diterapkan
dalam kehidupan.
Seperti halnya ketika terjadi peristiwa Sumpah
Pemuda 28 Oktober 1928. Para pemuda Indonesia yang
berasal dari berbagai daerah, suku, dan latarbelakang
bersatu mengucapkan sumpah yang bertujuan membentuk
persatuan bangsa, negara, dan bahasa Indonesia.
4) Antisipasi Ancaman Luar
Ancaman dari luar bisa mempersatukan kelompok
atau bangsa dalam suatu negera. Indonesia sudah sekian
lama merdeka dengan beragam kebudayaan dan bentangan
wilayah yang berdaulat. Hal itu memungkinkan terjadinya
suatu ancaman dari luar seperti pengambilan wilayah atau
pulau paling luar.
Hal itu menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa
Indonesia untuk tetap bersatu dan mempertahankan
kedaulatan wilayah Indonesia. Begitu pula dengan masalah
kebudayaan, dimana masyarakat Indonesia cenderung
fanatik dengan hal-hal yang berkaitan dengan budaya.
Ketika suatu budaya yang sudah lama berkembang di
Indonesia kemudian diklaim oleh negara lain, hal itu akan
membuat bangsa Indonesia terusik dan menjadi bersatu
untuk mempertahankan eksistensi kebudayaan tersebut.
b. Faktor Penghambat Integritas Nasional
1) Kurangnya Penghargaan Terhadap Kemajemukan
Tidak semua orang bisa memahami dan menghargai
perbedaan yang ada. Mereka cenderung sulit untuk diajak
mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah keragaman
bangsa. Padahal kemajemukan sendiri merupakan kekayaan
bangsa yang tidak ternilai harganya.
Oleh sebab itu, setiap masyarakat perlu memahami
arti toleransi dan semacamnya, khususnya di Indonesia ini.
Hal itu mengingat bahwa realita yang ada Indonesia
mempunyai beragam agama dan budaya. Setiap orang atau
kelompok masyarakat mempunyai agama ataupun
kebudayaan yang berbeda-beda. Begitu pula mereka tidak
bisa dipaksa dan tidak bisa di samakan mengenai hal itu.
2) Kuatnya Paham Etnosentrisme
Beberapa orang ataupun masyarakat di suatu daerah
masih memegang teguh paham etnosentrisme. Paham ini
menganggap bahwa etnis tertentu jauh lebih baik dan
dominan dari yang lainnya. Hal ini biasanya terjadi
dalammasyarakat pedalaman atau tradisional yang sulit
pula dirubah cara pandang dan berpikirnya. Hal itu
kemudian menyebabkan sulitnya terjadi integrasi nasional.
Oleh karena itu, paham nasionalisme perlu
ditingkatkan dan disebarluaskan di seluruh lapisan
masyarakat di Indonesia. Paham nasionalisme bukan hanya
diberikan melalui pendidikan atau pengajaran saja, namun
juga dalam bentuk prakteknya khususnya untuk yang masih
dasar.
3) Ketimpangan Pembangunan
Pembangunan dalam suatu negara belum tentu
mengalami kemerataan. Ada beberapa daerah atau wilayah
yang masih sangat jauh dari kata sejahtera atau makmur.
Demikianlah yang disebut dengan ketimpangan
pembangunan dan hal itu menjadi penghambat terciptanya
integrasi nasional.
Masyarakat yang berada di wilayah yang cukup
tertinggal akibat ketimpangan pembangunan, cenderung
acuh dengan rasa persatuan nasional. Bahkan bisa membuat
masyarakat tersebut menentang pemerintah. Hal itu
kemudian bisa menimbulkan perpecahan antara pemerintah
dengan masyarakat tertentu.
Agar hal itu tidak terjadi, sebaiknya pemerintah
berusaha memeratakan pembangunan yang ada, khususnya
untuk daerah yang tertinggal dan terluar. Tujuannya bukan
hanya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk, namun
juga untuk mempersatukan dan mempererat hubungan
antara pemerintah dengan masyarakat.

3. Hubungan Antara Identitas Nasional dan Integritas Nasional


Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan
perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya
keserasian dan keselarasan secara nasional. Sedangkan, identitas nasional
secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang
lain. Antara integrasi nasional dan identitas nasional negara Indonesia
sangatlah tekait. Karena Indonesia terdiri dari berbagai macam suku yang
disatukan melalui persatuan dibawah bendera merah putih dan ‘Bhineka
Tunggal Ika’ melalui proses ini terjadi proses integrasi nasional dimana
perbedaan yang ada dipersatukan sehingga tercipta keselarasan. Persatuan
dari kemajemukan suku inilah yang menjadi salah satu ciri khas bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain. Sehingga adanya
kompleksitas perbedaan suku yang bersatu di Indonesia dijadikan sebagai
identitas bangsa sebagai bangsa yang majemuk yang kaya akan suku,
tradisi dan bahasa dalam wujud semboyang ‘Bhineka Tunggal Ika’,
berbeda-beda tapi tetap satu jua. Jadi, antara integrasi nasional dan
identitas nasional memiliki keterkaitan, karena dalam hal ini, di Indonesia
Integrasi nasional di jadikan sebagai salah satu identitas nasional dimana
konsep ‘Bhineka Tunggal Ika’ yang merupakan hasil dari integrasi
nasional dijadikan sebagai identitas nasional, semboyang ini tidak akan
pernah ada di negara lain, semboyang ini hanya ada di Indonesia dan
menjadi identitas bangsa yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa yang lainnya.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat
besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini
membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan
kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang
melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita
ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan
karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat
mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multi
dimensional. Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan, kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama,
bahasa dan sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan
dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan
membina stabilitas politik disamping upaya lain seperti banyaknya
keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme
parlemen.
Dengan demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang
mantap perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia
yang diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional
ini perlu karena pada hakekatnya integrasi nasional tidak lain
menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa yang
diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang
dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman dan
tentram. Jika melihat konflik yang terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan
Barat dan Papua merupakan cermin dan belum terwujudnya Integrasi
Nasional yang diharapkan. Sedangkan kaitannya dengan Identitas
Nasional adalah bahwa adanya integrasi nasional dapat menguatkan akar
dari Identitas Nasional yang sedang dibangun.

Anda mungkin juga menyukai