Disusun Oleh :
ENDANG SETIAWATI
15331027
Disahkan Disetujui
“Pertolongan akan selalu hadir bagi mereka yang berusaha dan berdoa”
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Laporan Kerja Praktek dengan judul “Finishing Dinding, Plafon Dan
Keramik Pada Hotel Radisson Lampung”.
laporan ini disusun guna melengkapi salah satu persyarat dalam menyelesaikan
PKL (Praktek Kerja Lapangan) bagi mahasiswa Teknik, Program Studi Arsitektur
Universitas Bandar Lampung. Laporan ini merupakan hasil pengamatan kerja
praktek selama 60 hari kalender yaitu 07 Februari 2018 – 07 April 2018 Pada
Proyek Pembangunan Hotel Radisson.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang
Penulis
Endang Setiawati
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
MOTTO ................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB 1 ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Dan Manfaat Kerja Praktik ................................................................... 1
1.2.1 Tujuan Kerja Praktik.................................................................................. 1
1.2.2 Adapun Manfaat Dari Pelaksanaan Kerja Praktek Adalah: ......................... 2
1.3 Lokasi Dan Waktu Kerja Praktik ...................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah................................................................................................ 2
1.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 2
1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4
2.1 Pekerjaan Pengawasan Interior ......................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Pengawasan ............................................................................... 4
2.1.2 Jenis-jenis Pengawasan ................................................................................ 5
2.1.3 Fungsi Pengawasan ..................................................................................... 6
2.2 Pengertian Finising ........................................................................................... 6
2.2.1 Finishing Dinding ........................................................................................ 7
2.2.2 Finishing Lantai ......................................................................................... 17
2.2.3 Finishing Plafon ......................................................................................... 34
BAB III ................................................................................................................. 46
PENDAHULUAN
Kerja praktek (KP) sebagai mata kuliah yang harus ditempuh Mahasiswa
Arsitektur Universitas Bandar Lampung. Dalam pelaksanaan kerja praktek ini,
mahasiswa di bimbing oleh pembimbing yang berasal dari tempat pelaksanaan
kerja praktek. Kerja praktek umumnya mempunyai bobot 3 (tiga) SKS dan
dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan, disesuaikan dengan kebijakan Program
Studi Arsitektur Universitas Bandar Lampung.
Pada penulisan laporan ini, penulis memilih sebuah objek proyek bangunan
tinggi khususnya dalam proses pengawasan saat pelaksanaan proyek. Objek kajian
yang dipilih adalah sebuah hotel yang berada di Jalan Teuku Umar No.1,
Kedaton, Kota Bandar Lampung, Lampung. Pelaksanaan hotel radison masih
dalam tahap finishing.
Pemilihan proyek Hotel Radison untuk digunakan sebagai objek kajian untuk
laporan mata kuliah KP ini karena sebuah hotel yang berfungsi sebagai hunian
sementara pastinya akan lebih berfokus pada kenyamanan konsumen sehingga
semua bagian dari pembangunan hotel akan diperhatikan dengan baik terutama
masalah interior dan fokus kepada kelebihan fasilitas yang akan ditawarkan oleh
hotel radison sehingga banyak aspek arsitektur yang akan diperhatikan.
Pememilih pekerjaan pengawasan finising dinding, plafon, dan keramik
untuk digunakan sebagai objek kajian untuk laporan mata kuliah kerja pratek ini
karena membandingkan teori yang didapat dari kampus dan untuk menambah
wawasan dalam bidang pelaksanaan di lapangan.
1. Untuk melihat dan membandingkan antara teori yang didapat dalam proses
perkuliahan dengan teknis pelaksanaan di lapangan.
2. Agar mahasiswa dapat secara langsung mengamati serta perbandingan yang
lebih jelas dalam bidang pelaksanaan dan perencanaan di lapangan pada suatu
proyek.
3. Meningkatkan profesionalisme mahasiswa ketika terjun dalam dunia kerja
4. Meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.
TINJAUAN PUSTAKA
Kuat tekan batu bata bakar adalah besarnya kemampuan batu bata
menerima beban maksimum sampai pecah/hancur, Jika batu bata
bakar yang diuji kuat tekannya dibawah 2,5 N/mm2 batu bata
tersebut tidak memenuhi standar, jika kuat tekannya besar dari 2,5
N/mm2 berarti memenuhi standar, jika kuat tekan 5 N/mm2 berarti
memenuhi kelas 50 dan seterusnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
B. Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu
buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 :
1), kadang – kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari
bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat
plesteran 75%, berat tembok 50% beban pondasi berkurang.
3. Dinding Kayu
B. Dinding Papan
C. Dinding Sirap
2. Granite
Granite adalah material lantai yang bersifat lebih eksklusif tentu lebih
mahal harganya serta mempunyai kualitas yang lebih baik dari pada
keramik. Lantai granite ada dua macam yatu : granite tile (granite hasil
campuran bahan dengan system pembakaran) mempunyai ukuran seperti
halnya ukuran keramik dan yang satunya adalah granite alam berupa
lembaran tidak beraturan dari batu granite yang dipotong berupa lembaran
3. Marmer
Marmer adalah lantai terbuat dari batu alam asli yang dipotong
lembaran besar, memiliki tekstur khas, motif khas dan tentu dengan harga
yang cukup mahal. Marmer jika akan digunakan sebagai lantai perlu
dipotong ulang sesuai ukuran yang kita kehendaki dan setelah terpasang
kemudian dilakukan proses poles agar mendapatkan hasil kinclong.
e. Lebih nyaman, pada saat dipijak lantai ini sangat nyaman serta
digunakan sebagai tempat istirahat
g. Lantai parket kayu ini ramah terhadap kesehatan. berbeda dari Jenis
lantai yang tebuat dari batu dan PVC, lantai parket ini tidak dingin
sehingga tidak berpotensi menimbulkan penyakit rematik, juga
terbuat dari bahan alam sehingga tidak ada kandungan kimia
didalamnya.
c. Lantai parket bila tidak dirawat dengan baik bisa berubah bentuk,
baik mengecil ataupun melengkung sehingga terlihat tidak mewah
dan nyaman lagi.
7. Lantai Hardener
Atau sering disebut “ epoxy floor hardener “ Bahasa yang paling
sederhana adalah lantai plesteran finishing epoxy. Lantai ini sering
digunakan untuk gudang , parik, bengkel ataupun garasi. Prosesnya adalah
lantai teruat daric or beton lalu finishing acian dengan pelapis epoxy
dibagian atasnya. Pembuatan lantai ini menggunakan mesin khusus
“trowel” dan ada jasa khusus yang special mengerjakan lantai epoxy floor
hardener.
Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan lantai hardener atau epoxy
floor hardener, yaitu :
A. Kelebihan Lantai Hardener
Adapun kelebihan lantai Hardener, yaitu:
a. Jika ada pertanyaan mana yang lebih unggul atau bagus antara
epoxy lantai dengan keramik atau vinyl, tentu epoxy lebih baik
mengingat ada epoxy lantai 3D. Inilah yang membuat lantai
berbeda.
b. Epoxy lantai 3D merupakan cat lantai yang membuat gambar
terlihat begitu nyata. Banyak sekali tempat bermain anak-anak yang
lantainya dicat dengan epoxy 3D. Tempat tersebut akhirnya
menjadi tempat favorit untuk berfoto.
Cara kedua untuk membuat tipe plafon ini menjadi terlihat lebih menarik
adalah dengan mengecat bagian plafon yang lebih tinggi dengan warna
yang berbeda dari bagian lainnya. Ada juga yang memberinya motif
gambar tertentu atau membedakan material plafonnya. Cara ini dilakukan
untuk memberikan penegasan pada desain langit-langit tersebut agar
semakin terlihat menonjol. Biasanya, rancangan ini diaplikasikan pada
desain plafon minimalis.
Tipe plafon ini adalah versi standar yang paling sering digunakan pada
bangunan rumah. Plafon datar konvensional terdiri atas lembaran
material plafon yang dipasang mendatar tepat di bawah rangka atap.
Lembaran material plafon dapat berupa papan kayu atau bisa juga berupa
lembaran anyaman bambu seperti yang biasa ditemukan pada rumah-
rumah yang menonjolkan kesan tradisional.
Tipe plafon ini biasanya digunakan pada satu ruangan tertentu saja pada
rumah yang sengaja didesain sebagai ruangan semi terbuka. Plafon datar
transparan membuat sinar matahari leluasa masuk ke dalam ruangan.
D. Plafon Gantung
Plafon gantung terdiri dari rangka besi dan panel plafon akustik berbobot
ringan. Material panel plafon yang umum digunakan adalah papan
gypsum. ada beberapa kalangan yang menyebutnya dengan sebutan
plafon gpysum.
Model plafon ini umumnya diterapkan untuk rumah bergaya rustic. Gaya
rustic sendiri identik dengan kesan kasar, sederhana, dan nuansa
pedesaan. Dalam model plafon ini, terdapat beberapa alternatif bagian
rangka atap yang diekspos, mulai dari bagian baloknya saja, bagian kuda-
kudanya saja, hingga keseluruhan bagian rangka atap yang terdiri atas
balok, usuk, dan reng. Kadang, ada yang memakai plafon kayu.
Untuk model plafon dengan bagian balok terekspos, kayu atau baja yang
digunakan sebagai balok atap dibiarkan terlihat begitu saja tanpa terlapisi
plafon. Hal ini akan memberikan aksen yang unik di dalam ruangan yang
khas dengan gaya industrial. Jenis langit-langit yang menerapkan tipe
plafon ini juga memberikan kesan terbuka. Biasanya plafon dicat dengan
warna polos, berlawanan dengan warna balok yang terekspos.
Sesuai dengan namanya, tipe plafon yang satu ini menerapkan bentuk
melengkung seperti busur pada bagian langit-langit rumah. Bentuk
melengkung pada plafon tipe ini akan sangat terlihat menonjol dan
berbeda bila dibandingkan dengan bidang dinding dan lantai ruangan
yang cenderung lurus. Tipe plafon ini cocok digunakan pada ruangan
dengan bentuk memanjang seperti ruang pertemuan atau selasar.
Tipe plafon ini biasanya diterapkan pada ruangan yang luas dengan posisi
langit-langit tinggi. Selain itu, ruangan yang menggunakan tipe plafon
kubah pun biasanya memiliki ukuran panjang dan lebar ruang yang
seimbang.
a. Kelebihan
Plafon kayu lambersering memiliki kelebihan dari sisi artistik,
mengingat penampilan kayu memang menarik untuk
diaplikasikan sebagai elemen dekoratif rumah. Finishing impra
digunakan agar warna dan tekstur kayu lebih terlihat.
b. Kekurangan
Dari segi harga cukup mahal, sedangkan dari segi pemasangan
sangat membutuhkan keahlian dan ketelitian yang tinggi demi
mencapai akurasi yang tepat.
D. Plafon GRC
a. Kelemahan
Karena salah satu bahan dasar dari plafon ini adalah semen, maka
plafon ini bersifat keras, harus berhati-hati ketika memotong karena
mudah pecah / retak. Kelemahan yang lain adalah kurang rapi dalam
hal finishing. Penggunaan plafon ini masih belum banyak ditemukan
di berbagai tempat.
E. Plafon Gypsum
Dapat dikatakan bahwa saat ini plafon gypsum sedang menjadi favorit
masyarakat, karena plafon gypsum menawarkan kemudahan
pemasangan, aplikasi desain yang hampir tak terbatas, finishing yang
rapi, serta kekuatan yang tinggi. tersedia dalam lembaran berukuran 1,2
x 2,4 m, dengan ketebalan 9 mm.
F. Shunda Plafon
Shunda plafon merupakan produk plafon yang terbuat dari bahan PVC (
Polyvinyl Chloride ) sebagai pilihan pengganti selain plafon gypsum,
grc, dan plafon jenis lainnya. Bedanya dengan plafon gypsum dan
plafon grc, shunda plafon tidak membutuhkan proses pengecatan.
Shunda Plafon memiliki banyak kelebihan, seperti tahan air, anti rayap,
tidak merambatkan api, dan lain-lain. Shunda plafon juga memiliki
berbagai macam motif / corak menarik yang bisa membuat ruangan
terlihat elegan dan mewah.
HASIL PENGAWASAN
Deskripsi Proyek
Ada beberapa hal yang harus kita persiapkan terlebih dahulu antara lain :
a. Pahami gambar kerja terlebih dahulu, Pola rangka yang akan dipasang,
bahan yang digunakan.
b. Persiapkan peralatan bantu dalam pemasangan.
c. Pemotohan besi sesuai kebutuhan.
d. Pengecatan besi hollow terlebih dahulu agar besi terhindar dari karat.
e. Pastikan dinding sudah dalam keadaan siap dipasang rangka, dalam hal
ini dinding harus sudah selesai di plester .
f. Melakukan perhitungan pada setiap sisi dinding, apakah terjadi lendutan
atau kemiringan, hal ini perlu dilakukan agar hasil dari finising dinding
bisa rapi.
g. Lebih dahulu juru ukur atau Surveyor1 dengan theodolith menentukan
dan menandai (marking) pada bagian lantai dan dinding pemasangan
dinding partisi gypsum.
1
Srikandika Rahayu, “ Pengertian Surveyor Kompetensi Dan Tugasnya”,
Https://Dosenbahasa.Com/Cara-Menulis-Catatan-Kaki-Dari-Internet [Diakses Pada 6
Februari 2019, Pukul 04.16]
Gambar 3.41. Proses Pengukuran Dan Pemotongan Besi Hollow Sesuai Kebutuhan
Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP 2018
Setelah dipotong sesuai kebutuhan, besi lalu di cat menggunakan cat khusus
untuk menghindari karat pada besi dan memperpanjang umur besi tersebut.
Tingkat kerusakan yang diakibatkan oleh karat ada bermacam-macam,
mulai stadium awal hingga ke tingkat yang dapat menghilangkan bahan besi
itu sendiri. Kondisi besi dengan tingkat kerusakan awal masih bisa
diperbaiki.
Jika jika sudah pada tingkat hilangnya bahan besi, otomatis harus dilakukan
penggantian. Namun, dari pada mengganti keseluruhan atau sebagian besi ,
cara terbaik adalah mencegah timbulnya karat. Untuk ini, biasanya orang
Gambar 3.45. Hasil Dari Penyambungan Rangka Besi Dengan Teknik Angkur
Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP 2018
Gambar 3.46. Hasil Dari Penyambungan Rangka Besi Ke Dinding Dengan Teknik Bor
Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP 2018
Gambar 3.47. Hasil Dari Penyambungan Rangka Besi Ke Dinding Dengan Teknik Bor
Sumber : Dokumentasi Kegiatan KP 2018
C. Tahapan pengeboran
Siapkan alat bor dan baut untuk menyambungkan siku ke
dinding,usahakan pengerjaan ini dilakukan kurang lebih 2-3 orang,
untuk mempermudah pekerjaan dan mempercepat pekerjaan.
Papan gypsum terdiri dari inti dari bahan gypsum yang dibungkus
dengan kertas penguat di sekelilingnya. Kekuatan utama gypsum terletak
pada kertas pembungkusnya. Untuk papan gypsum standar kertas
pembungkus biasanya berwarna gading cenderung kecoklatan, dengan
bahan sepintas mirip dengan kertas sak pembungkus semen. Saat ini
produsen gypsum memproduksi beberapa jenis gypsum untuk beberapa
aplikasi. Ketebalan gypsum bervariasi, rata-rata di pasaran adalah 9mm,
12mm dan 15 mm untuk type gypsum standar (plasterboard)
A. Menyiapkan Peralatan
Alat-alat yang diperlukan untuk memasang wallpaper ini sangat mudah
didapatkan. Diantaranya adalah meteran, penggaris, pencil, cutter,
benang dengan pemberat, plastik sebagai alas, bak untuk mengaduk lem
(1 besar dan 1 kecil), lem, kuas lem, roller, spons, amplas, kape untuk
meratakan, tangga A, Mica/Acrylic dan wallpaper.
B. Investigasi Dinding
Pastikan permukaan dinding rata, tidak bergelombang, bersih,tidak
lembab, tidak berjamur dan tidak berminyak sebelum memasang
wallpaper. Apabila ditemukan lubang bekas paku atau mur sebaiknya di
tambal terlebih dahulu. Jika dinding terasa lembab karena ditemukan
rembesan air, sebaiknya diperbaiki dahulu dengan cara menambal
rembesan tersebut dan melapisinya dengan sejenis cat anti air atau
Aquaproof.
C. Ukur Bidang yang Akan Digunakan
Ukurlah bidang dinding yang akan digunakan setelah dibersihkan.
Caranya hanya perlu menghitung panjang, lebar dan tinggi pada
permukaan dinding nya, untuk dapat disesuaikan dengan lebar
wallpaper nya.
D. Tentukan Titik Awal Dinding Yang Akan Ditempel
Posisikan diri anda di tempat yang strategis, sehingga anda dapat
melihat keseluruhan panjang keseluruhan dinding yang akan ditempel
sebelum anda mulai memasang wallpaper. Buatlah garis acuan dengan
pencil dari titik awal ruangan yang anda tentukan. Garis acuan dibuat
dari atas sampai ke bawah bagian dinding, agar lembar wallpaper yang
pertama terpasang dengan lurus dan rapi. Pada wallpaper juga dilakukan
hal yang sama seperti membuat garis acuan pada dinding. Proses
D. Rendam keramik yang akan dipasang kedalam bak air (ember) selama 1
jam.
3.3.2 Pengukuran
A. Tentukan garis dasar pasangan serta peil ari lantai. Penentuan pail ini
untuk seluruh kesatuan.
B. Pasang benang arah horizontal dan vertical pada lantai sesuai elevasi
pada shop drawing. Kedudukan benang datar dan siku apabila dinding
yang ada adalah dinding keramik, maka kedudukan Nad lantai harus
diesuaikan dengan yang ada pada dinding.
B. Cek kesikuan keramik dengan besi siku dan kerataan elevasi keramik
dengan Waterpass.
C. Isi permukaan lantai yang lainnya dengan adukan/spesi.
D. Setelah itu pasang keramik berikutnya sesuai posisinya sampai selesai,
usahakan supaya tidak ada las-lasan.
E. Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk permukaan keramik dengan
palu karet untuk meratakan permukaan keramik supaya tidak
rusak/cacat.
3.4.2 Pengukuran
A. Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan
dibantu menggunakan selang air.
2
Ahmad Saifudin, “Pengertian Dan Fungsi Theodolith”,
Https://Www.Belajarsipil.Com/2014/01/14/Pengertian-Dan-Fungsi-Theodolit/, [Diakses
Pada Tanggal 06 Februari 2019, Pukul 05.03]
3
Regal tjerita, “Pengertian Perancah Atau Scaffolding Dan Jenisnya”,
Http://Tukangbata.Blogspot.Com/2013/03/Pengertian-Perancah-Atau-
Scaffolding.Html?M=1, [Diakses Pada Tanggal 06 Februari 2019, Pukul 04.52]
A. Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta
instalasi ME sudah terpasang semua, maka lembaran gypsum dan GRC
dapat mulai dipasang.
B. Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
C. Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan benar,
sehingga kepala sekrup hanya masuk sedikit kedalam permukaan
lembaran gypsum dan GRC.
D. Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak maksimal
30 cm.
E. Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling
permukaan plafond.
A. sambungan antara gypsum dan GRC lalu di beri textile tape dan di
compound. Agar mendapatkan permukaan yang rata, maka harus di
gosok dengan amplas.
B. Untuk permukaan kepala sekrup harus dilapi dengan compound lalu
gosok dengan amplas hingga halus.
C. Cara yang terahir yaitu pemasangan list plafond gypsum.
Pemasangannya yaitu menggunakan compound jenis casting dan lem.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah mengikuti kegiatan kerja
praktik yaitu dalam membuat sebuah desain hingga menjadi suatu produk
yang sesuai dengan desain membutuhkan proses yang tidak sedikit dimana
desain yang diajukan harus mengalami revisi bertahap hingga
mendapatkan persetujuan dari pihak owner. Saat desain sudah
mendapatkan persetujuan, desain harus mengalami revisi lagi jika tidak
sesuai atau tidak dapat di aplikasikan di lapangan karena beberapa kendala.
Proses antara desain dan pengaplikasian di lapangan harus terus bersinergi
hingga menjadi produk yang sesuai dengan desain yang dibuat.
4.2 Saran
Kerja Praktik merupakan momen atau pengalaman dimana
Mahasiswa belajar di lapangan dan saling berdampingan dengan ahli-ahli
di lapangan, baik dalam praktik maupun teori. Maka dari itu, keseriusan
dalam Kerja Praktik sangat penting bagi Mahasiswa untuk mempelajari
ilmu di lapangan karena batasan waktu yang terbatas menjadikan peran
penting untuk mencari hal-hal apa saja yang perlu dipelajari dalam waktu
yang singkat.