PEMBIMBING:
Dr.ir ACHMAD ZOELKARNAEN.r., msip.,cmpm
MAHASISWA:
AHMAD JAJULI (15331005)
ENDANG SETIAWATI (15331027)
SEJARAH ARSITEKTUR INDIA
Filsafat arsitektur Gotik adalah vertikalisme, transparan dan diafan. Faris vertikal
mengungkapkan ciri zaman yang mengarah total pada Yang Maha Tinggi. Dinding-
dinding kaca berwarna memperlihatkan cita-cita lepas dari kewadaqan materi kehidupan
yang fana. Diafan artinya cahaya yang menembus, selaku lambang rahmat Tuhan yang
menembus kefanaan hidup manusia untuk meneranginya dengan Nur-Illahi. Interior
gereja besar di Koeln ini lebih memperjelas keyakinan masyarakat abad-abad pertengahan
dari eksteriornya. Kontruksi-kontruksi ringan dan transparan ini sangat dekat dengan
selera modern yang kita suka keterbukaan luas. Tetapi hasil gemilang para konstruktornya
seperti ini adalah warisan pengalamn praktek berabad-abad. Pada bad-abad awal gaya
Gotik sering seluruh gedung ambruk karena kurang perhitungan sratikanya.
Sejarah Perkembangan Arsitektur Jepang dan Tokoh Arsiteknya
2.dilanjutkan pada periode Nara (646 M – 793 M). Dari perjalanan kedua periode
tersebut, arsitektur kuil berkembang pesat, dan style yang muncul pada waktu itu,
adalah wayou (native style = Japanese style architecture). Merupakan
style dengan keaslian bentuk dan tampilannya mencirikan awal dari berkembangnya
arsitektur Budhis di Jepang. Dengan berbagai macam aliran dalam Budisme yang
berkembang di Kota Nara, berkembang pula berbagai macam bangunan kuil mulai
pagoda sampai pada permukimannya. Dengan bentuk dan detail-detail
arsitekturnya menjadikan awal dari perkembangan arsitektur bangunan kuil-kuil di
Jepang. Salah satu contoh bangunannya adalah kuil Yakushi-ji yang berlokasi di
Prefektur Nara, Jepang
3) Periode Heian (794 M – 1185 M)
Pada periode Heian, ada dua sekte besar yang banyak berperan
di dalam
pengembangannya. Kedua sekte tersebut adalah, sekte Shingon
dan sekte
Tendai. Kedua sekte ini mengembangkan ajaran tentang
esoterik Budisme (dari
aliran Mahayana) dengan mandalanya (kosmik diagram).
Untuk sekte Shingon
mempunyai kompleks kegiatan yang berpusat di atas gunung
Koya di propinsi
Wakayama. Sedangkan sekte Tendai berpusat di atas gunung
Hie yang terletak di
perbatasan antara propinsi Kyota dan Shiga.
Gbr. Kuil Osu Kanon di Nagoya, Jepang
Pada periode ini perkembangan dari style untuk kuil-kuil
Budha masih bertahan
dengan wayou (Japanese style). Bangunan-bangunan kuil
dengan pola perletakan
kompleks kuilnya menjadi ciri khas pada periode tersebut.
Demikian juga dengan
Pada periode Muromachi, style dari
zenshuyou maupun karayou masih
berkembang dengan pesatnya. Terutama
pada art of garden (seni penataan
taman) dengan bentuk penataan mempunyai
ciri khas dari filosofi Zen. Seni taman
ini banyak terlihat pada vihara-vihara
sekte Rinzai, yang terdapat di dalam
kompleks kuil-kuil besar Zen yang berada di
Kota Kyoto. Perkembangan lain yang Gbr. Kuil Pavillium Perak di Kyoto, Jepang
terjadi, adalah residential architecture
(rumah tinggal), terlihat pada bangunan-
bangunan kuil, vila, dan rumah para
samurai dengan sentuhan detail-detail
arsitektur yang khas dari Zen Budisme.
Contoh arsitektur peninggalan periode
muromachi ini adalah kuil Ginkaku-ji atau Kuil
Pavillium Perak di Kyoto, Jepang.
5) Periode Momoyama (1573 M – 1863 M)
Pada periode Momoyama, ada tiga shogun (panglima
tertinggi) besar yang
mempersatukan Jepang di antaranya adalah Oda Nobunaga,
Toyotomi Hideyoshi,
dan Tokugawa Leasu. Style yang berkembang pada periode
ini masih bertahan
pada zenshuyou/karayou, sedangkan pada bagian lain adalah
Zen painting (seni
lukis) nampak berkembang sangat pesat. Pada bagian lain dari
periode ini yang
juga berkembang pesat adalah bangunan castle,
perkembangannya hampir Gbr. Osaka Castle di Osaka, Jepang
terdapat di seluruh Kota yang ada di Jepang.
Sebagian dari bangunan castle
tersebut sampai saat ini masih bertahan dan dilestarikan
sebagai cagar budaya.
Ada beberapa bangunan yang sudah mengalami
perubahan baik dengan cara
restorasi maupun rekonstruksi, dan bahkan
menggunakan teknologi modern,
karena dengan kondisi bangunan yang ada sekarang sudah
tidak mungkin lagi
6) Periode Edo (1573 M – 1863 M)
Periode Edo merupakan penerusan dan
perkembangan dari periode sebelumnya
(Momoyama). Dalam periode ini terlihat
adanya penekanan pada detail-detail
bangunan, warna, dan ukiran baik untuk kuil
maupun hunian rumah tinggal.
Machiya (rumah di perkotaan) berkembang
pesat hampir di semua kota, menjadi
awal peradaban hunian kota yang sebagian
besar masih bertahan sampai saat ini
di Jepang. Akhir periode ini menjadi awal dari
pelestarian cagar budaya bagi
bangunan-bangunan yang di bangun periode
sebelum sampai akhir periode Edo.
Berikut beberapa contoh machiya yang ada di
Jepang :
7) Periode Restorasi Meiji – Taisho (1687 M – 1926 M)