Anda di halaman 1dari 4

Chronic myeloid leukemia (CML) adalah (IUGR), prematuritas, dan meningkatkan

salah satu penyakit myeloproliperatife mortalitas fetal.


dengan ekpansi klon dari transformasi sel
Pengobatan pilihan pada CML termasuk
hemopoetik progenitor primitif. Anomali
obat-obatan sitotoksik seperti imatinib,
genetik ini muncul karena perubahan
hidroxyurea, busulfan, dan interferon,
material genetik antara kromoso 9 dan 22,
leukapharesis, dan transplantasi stem cell.
dan berfusi Pengobatan chronic myeloid
leukemia (CML) selama kehamilan sangat Laporan Kasus
menantang. Walaupun kehamilan tidak
Pada juni 2015, seorang pasien wanita
memperparah keadaan CML, namun fokus
berusia 39 tahun didignosa dengan
utama adalah memberikan terapi yang
myeloproliferative neoplasma (MPN) yaitu
adekuat pada ibu sehingga penyakitnya tidak
Chronic Myeloid Leukemia (CML). Dengan
berprogres selagi meminimalkan pemaparan
hasil pemeriksaan fisik normal. Pada hasil
obat teratogenik pada fetus. Beberapa stategi
pemriksaan darah didapatkan: White Blood
telah dijabarkan pada beberapa literature
Cell Count 18.4 x 103 /mcL dengan limfosit
untuk menangani gejala pada pasien CML
23 (20-40), basofil 4.8 (0.5-1.0), eosinofil
yang hamil, termasuk pemberian
3.0 (1-3) dan neutofil 62.8 (52.0-76.0);
leukopheresis dan penggunaan hydroxyurea
hemoglobin 13.1; dan platelet count 2471
atau interferon-alfa. Terapi dengan obat-
(150-400). Fungsi hepar dan renal dalam
obatan tersebut banyak direkomendasikan
batas normal. Diagnosis CML telah
pada pasien karena cukup aman terhadap
dikonfirmasi dengan PA biopsy sumsum
fetus pada trimester ke tiga, namun
tulang di RSCM. Pasien telah diobati
keamanannya pada trimester awal masih
dengan hydroxyurea 2 gram/hari dan
belum jelas. (cole2009)
didapatkan complete hematologic response
CML memiliki varibel resiko dengan (CHR) dengan tanpa adanya efek samping
mengakselerasi fase blast dan fase terhadap obat. Pada februari 2016 pasien
intermitting. Kehamilan biasanya tidak mengeluh adanya perdarahan pervaginam
mempengaruhi CML, dan bagaimanapun dengan gumpalan darah yang sebelumnya
CML dalam kehamilan dapat meningkatkan amenore dalam 2 bulan. Dari hasil USG
resiko leukositosis dan insufisiensi plasenta didapatkan sisa jaringan lalu dilakukan
pada intrauterine fetal growth restriction kuretase atas indikasi abortus incomplete
dan perbaikan anemia. Pada saat ini hasil tanggal 27 Agustus 2018 dengan persiapan
laboratorium pasien WBC : 20.5; HB: 8.6 darah 2 kolf dan ruangan HCU.
dan PLT: 1362. Selama perbaikan anemia,
Pada 27 Agustus 2018, pasien melahirkan
terapi untuk CML tetap dilanjutkan. Pada
seorang bayi laki-laki sehat melalui SC
februari 2018 pasien datang dengan keluhan
dengan berat bayi 3000 gram dan apgar
amenore dan setelah dilakukan USG
score pada menit ke 5 adalah 8. Sehari
didapatkan usia gestasi 10 minggu dengan
setelah persalinan pasien mengeluh perut
taksiran persalinan 03 September 2018.
kembung dan setelah dilakukan pemeriksaan
Pasien telah diedukasi mengenai efek
fisik didapatkan conjungtiva anemis, perut
samping dari obat-obatan yang
distensi dan BU (-), flatus (+). Dilakukan
dikonsumsinya terhadap kehamilan. Pasien
pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan
diberikan ascarnia dosis rendah pada
radiologi. Dari hasil laboratorium
trimester pertama untuk mengatasi
didapatkan Hb: 4.6 dengan Hb post operasi
trombositosis dan pemberian hydrea pada
sebelumnya 9.4; PLT: 3217 dan WBC:
trimester ke 3 diberikan. Pasien rajin kontrol
34.31. dari hasil BNO 3 posisi didapatkan
di spesialis penyakit dalam dan kandungan.
kesan ileus obstruksi et causa massa pada
Selama kehamilan pasien tidak mengalami
pelvis, dan dari USG Abdomen didapatkan
keluhan dan tidak diterjadi kekambuhan
kesan free fluid susp. Intraabdominal
pada kasus CML pasien. Pada tanggal 25
hemmoragic. Dilakukan pemasangan NGT
Agustus 2018 pasien datang ke RSUD
didapatkan residu 150 cc berwarna coklat
Raden Mattaher untuk dilakukan persalinan
dan pasien dipuasakan. Pasien di konsulkan
melalui section caesarian dikarenakan usia
ke penyakit dalam dan bedah. Mendapatkan
gestasi telah aterm. Dari tanda vital dan
terapi untuk perbaikan Hb dengan PRC dan
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada
Meropenem 3 x 1 gram. Setelah pemberian
hasil pemeriksaan obstetric dan ginekologi
transfuse 1 kolf dilakukan laparatomi atas
didapatkan TFU: 31 cm, Letak punggung
indikasi intraabdominal hemmoragic post
kanan, dengan taksiran berat janin 3100
SC dan histerektomi subtotal. Persiapan
gram dan DJJ: 140 kali. Hasil dari
PRC 3 kolf dan ruangan ICU.
laboratorium didapatkan Hb: 10.3; PLT:
2199; dan WBC: 20.33. pasien direncakan Selama di ICU dilakukan perbaikan anemia
untuk dilakukan section caesaria (SC) pada dan pemantauan tanda vital. Setelah kondisi
Hb pasien membaik diresepkan kembali dalam pengobatan CML sebelum
hydroxyurea. ditemukannya imatinib. 90% pasien dengan
CML yang diobati dengan hydroxyurea
Diskusi
mengalami remisi atau perbaikan klinis
Terapi CML pada kehamilan sangat maupun hematologis, pengobatan ini
menantang. Pada pasien yang ingin tidaklah kuratif, tidak memperpanjang
mempertahankan kehamilannya dan tetap survival keseluruhan dan hanya
harus dipertimbangkan kebutuhan terapi menghasilkan respon sitogenik. Beberapa
kankernya, harus dipertimbangkan secara kasus telah diberikan hydoxyurea selama
seimbang dengan efek teratogenik kehamilan. Thauvin et al menjelaskan pada
pengobatan pada fetus untuk mengkontrol salah satu center kesehatan dari 31 pasien
penyakit tersebut. (cole 2009) dan 19 pasien hamil nya diamati mengenai
respon terapi hydroxyurea pada penyakit
Organogenesis mulai terbentuk dari minggu
hematologi (trombositosis essensial, CML,
ke 3 sampai ke 8 dari konsepsi, menetukan
atau penyakit sickle cell) pada beberapa
keputusan dari usia gestasi dan keputusan
trimester. Dari 50 kasus, terdapat 2 kasus
inisiasi atau menghentikan terapi harus
dengan intra-uterine fetal death (IUFD),
dipertimbangkan dari segi maternal dan
yang muncul pada ibu hamil yang diberikan
fetus. Terdapat beberapa laporan mengenai
hydroxyurea pada trimester pertama, 3 kasus
keberhasilan terapi CML selama kehamilan
dengan malformasi minor (dysplasia
dengan leukopharesis, hydroxyurea dan
panggul, dilatasi renal unilateral, sinus
interferon, dan sudah dianjurkan dapat
polidonal) dan 9 kasus terjadinya persalinan
menjadi pilihan pada pasien hamil dengan
premature. Pada pemberian terapi
CML. (cole2009) Karena pada kasus ini
hydroxyurea di trimester dua dan tiga
adalah pada fase kronik, biasanya terapi
meningkatkan resiko terjadinya pre-
pada kehamilan dengan leukapheresis,
eklampsia. Empat dari 5 laporan kasus
hydroxyurea, interferon, dan imatinib.
lainnya pada ibu hamil CML yang diterapi
Hydroxyurea adalah obat sitotoksik yang
dengan hydroxyurea dilaporkan melahirkan
menghambat sintesis DNA dengan
bayi yang normal. 1 pasien mengalami
menurunkan produksi deoxyribonucleotida
eklampsia. Pada faktanya, resiko teratogenik
dengan menginhibisi enzim rinonukleutida
tidak setinggi seperti pada percobaan di
reduktase. Hydroxyurea sering digunakan
hewan. Hydroxyurea telah diketahui dapat hari) telah menunjukkan angka yang aman
dieksresikan pada asi, jadi seharusnya tidak selama kehamilan. Hydroxyurea juga dapat
diberikan kepada ibu menyusui. (1.full) dikatakan cukup aman dalam kehamilan.
(pallera2016)
Kesimpulan
Potensial terjadinya resiko atau manfaat
Pada beberapa literature didapatkan bahwa
harus hati-hati dipertimbangkan terhadap
obat-obatan pada CML seperti Tyrosine
resiko maternal dan fetal selama pengobatan
Kinase Inhibitor (TKI) memiliki efek
pada kehamilan, apalagi pada trimester
samping abortus dan abnormalitas fetal
pertama. (pallera2016).
selama kehamilan, terapi TKI harusnya di
stop sebelum konsepsi dan kehamilan. Dan Kesimpulannya, meskipun hydroxyurea
direkomendasikan untuk dilakukan tidak dapat dianggap aman sepenuhnya
pemeriksaan laboratorium tiap bulannya. untuk terapi CML pada kehamilan, hasil dari
Leukapheresis dapat diberikan pada hasil kasus ini menggambarkan jika terapi ini
hitung WBC yang tinggi, walaupun belum diberikan pada fase kronik dan pada
adanya data yang merekomendasikan berapa trimester terakhir dan dilanjutkan setelah
dosis yang dapat diberikan. Dosis rendah persalinan, sembari selalu memeriksakan
dari aspirin atau low-molecular heparin laboratoratorium darah setiap bulannya
dapat dipertimbangkan pada pasien dengan memberikan hasil yang lebih baik pada
trombositosis. Interferon-alfa (dalam range maternal maupun fetal.
dosis: 3-6 juta unit hingga 5-8 juta unit per

Anda mungkin juga menyukai