Anda di halaman 1dari 15

Nelly Efrina, dkk.

65

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA


PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MADRASAH ALIYAH

Nelly Efrina*
Fuad Abd. Rachman**
Aisyah, AR***

Abstrak: Penelitian ini bertujuan menghasilkan multimedia


interaktif yang valid, praktis, dan mempunyai efek potensial
terhadap hasil belajar pada pembelajaran kimia. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2
Palembang. Multimedia ini dikembangkan melalui enam
tahapan, yaitu konsep, desain, pengumpulan bahan,
pembuatan, testing, dan evaluasi. Untuk melihat validitas
dilakukan evaluasi ahli, untuk melihat praktikalitas,
digunakan evaluasi satu-satu dan evaluasi kelompok kecil,
sedangkan untuk melihat efek potensial digunakan uji
lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa respon siswa
dengan kategori sangat baik 65% dan kategori baik 35%.
Hasil belajar dengan kategori sangat baik 40% dan kategori
baik 60%. Dengan menggunakan evaluasi ahli, evaluasi
satu-satu, evaluasi kelompok kecil, dan uji lapangan,
disimpulkan bahwa multimedia interaktif yang
dikembangkan telah valid, praktis, dan memiliki efek
potensial pada hasil belajar siswa.

Kata Kunci: multimedia interaktif, pembelajaran kimia,


hasil belajar.

Abstract: This research aims to produce a valid and


practical interactive multimedia and have a potential effect
on learning outcomes in learning chemistry. The subjects
were students of XI level at Madrasah Aliyah Negeri 2
Palembang. The multimedia was developed through six
stages, namely concept, design, data collection,
manufacturing, testing, and evaluation. To view its validity
had evaluated by experts, to look at its practicalities had
used one-on-one evaluation and small groups’ evaluation,
while to look at its potential effects had used field test. The
results showed that most students respond very well to

*
Guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Palembang
**
Guru Besar FKIP Universitas Sriwijaya Palembang
***
Dosen FKIP Universitas Sriwijaya Palembang

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Pengembangan Multimedia
66
Interaktif

multimedia, ie 65% and 35% showed a good response.


Moreover, after using the multimedia mostly students
achieve excellent learning outcomes, ie 40% and 60%
achieve good learning outcomes. Based on the results of
expert evaluation, the evaluation of one-on-one, small group
evaluation, and field test it can be concluded that the
developed interactive multimedia has been valid, practical,
and has a potential effect on student learning outcomes.

Keywords: interactive multimedia, learning chemistry,


learning outcomes.

Pendahuluan gambaran siswa tentang materi


yang bersifat abstrak; (3) siswa
Fakta di lapangan
kurang aktif mengikuti proses
menunjukkan kesulitan
pembelajaran.
mempelajari ilmu kimia dialami
Hasil observasi didukung pula
oleh siswa Madrasah Aliyah Negeri
oleh hasil evaluasi pembelajaran
2 Palembang. Hal ini didasarkan
yang menunjukkan bahwa nilai
pada hasil observasi pada proses
rata-rata evaluasi sumatif pada
pembelajaran kimia yang dilakukan
semester dua tahun pelajaran
pada kelas XI program studi Ilmu
2008/2009 sebesar 54,3 dengan
Pengetahuan Alam (IPA) yang
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
terdiri dari empat kelas yaitu, kelas
60 pada skala 1-100. Hal ini
XI IPA 1, kelas XI IPA 2, kelas XI IPA
menunjukkan bahwa tingkat
3 dan kelas XI IPA 4 selama
pemahaman sebagian besar siswa
semester dua tahun pelajaran
terhadap beberapa materi pokok
2008/2009. Dari hasil observasi
masih rendah atau belum tuntas.
terlihat bahwa: (1) siswa sulit sekali
Oleh karena itu, sebagai salah satu
memahami materi kimia yang
alternatif yang mungkin dapat
abstrak, sebagai contoh ketika guru
digunakan untuk mengatasi
menjelaskan tentang konsep logam
masalah di atas adalah dengan
besi (Fe) siswa dapat dengan mudah
menggunakan media pembelajaran
memahaminya karena dapat
yang berbasis komputer yaitu
ditunjukkan contoh konkritnya,
multimedia pembelajaran interaktif.
akan tetapi ketika guru menjelaskan
Tujuan penelitian ini adalah
konsep ion besi (Fe3+), siswa sukar
menghasilkan multimedia interaktif
untuk memahaminya karena
pada pembelajaran kimia pokok
bersifat abstrak; (2) guru jarang
bahasan struktur atom yang teruji
menggunakan alat bantu atau
validitas, praktikalitas dan
media yang dapat memperjelas
mempunyai efek potensial.

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Nelly Efrina, dkk. 67

Kata media berasal dari bahasa mendemonstrasikan, memerankan,


latin yaitu medius yang secara dan lain-lain.
harfiah berarti tengah, perantara Sutopo (2003) menjelaskan
atau pengantar (Arsyad, 2007). bahwa multimedia terbagi menjadi
Corey (dalam Sagala, 2008) dua kategori, yaitu multimedia
menyatakan bahwa pembelajaran linier dan multimedia interaktif.
merupakan suatu proses di mana Multimedia linier adalah suatu
lingkungan seseorang secara multimedia yang tidak dilengkapi
sengaja dikelola untuk dengan alat pengontrol apapun
memungkinkan ia turut serta dalam yang dapat dioperasikan oleh
tingkah laku tertentu dalam pengguna. Multimedia ini berjalan
kondisi-kondisi khusus atau sekuensial (berurutan), contohnya
menghasilkan respon terhadap televisi dan film. Multimedia
situasi tertentu. Jadi pembelajaran interaktif adalah suatu multimedia
diartikan sebagai proses penciptaan yang dilengkapi dengan alat
lingkungan yang memungkinkan pengontrol yang dapat dioperasikan
terjadinya proses belajar. oleh pengguna, sehingga pengguna
Dari pengertian media dan dapat memilih apa yang
pembelajaran di atas, maka dapat dikehendaki untuk proses
disimpulkan bahwa media selanjutnya. Contoh multimedia
pembelajaran adalah segala sesuatu interaktif adalah multimedia
yang dapat dipergunakan untuk pembelajaran.
menyalurkan pesan dan dapat Multimedia pembelajaran
merangsang pikiran, dapat diartikan sebagai aplikasi
membangkitkan semangat, multimedia yang digunakan dalam
perhatian dan kemauan siswa proses pembelajaran, dengan kata
sehingga dapat mendorong lain untuk menyalurkan pesan
terjadinya proses pembelajaran berupa pengetahuan, keterampilan
pada diri siswa. dan sikap serta dapat merangsang
Ada beberapa manfaat media pikiran, perasaan, perhatian dan
pembelajaran sebagaimana yang kemauan pembelajar sehingga
dinyatakan oleh Sudjana dan Rivai secara sengaja proses belajar terjadi,
(2005), antara lain menarik bertujuan dan terkendali.
perhatian siswa, bahan lebih jelas Dari kajian di atas secara
maknanya, metode mengajar akan eksplisit dapat dimaknai bahwa
lebih bervariasi, siswa lebih banyak pengembangan multimedia
melakukan kegiatan belajar, sebab pembelajaran yang secara simultan
tidak hanya mendengarkan uraian mampu menampilkan teks, gambar,
guru, tetapi juga aktivitas lain grafik, suara, video atau animasi
seperti mengamati, melakukan, disebut multimedia pembelajaran

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Pengembangan Multimedia
68
Interaktif

interaktif. Menurut Warsita (2009), Interaktif maksudnya program


multimedia pembelajaran interaktif multimedia pembelajaran interaktif
memiliki beberapa kelebihan, yaitu: bersifat komunikasi dua arah,
fleksibel, self-pasing, content rich, artinya memiliki kemampuan untuk
interaktif, dan individual. mengakomodasi respon pengguna,
Fleksibel maksudnya program dan melakukan berbagai aktivitas
multimedia pembelajaran interaktif yang akhirnya juga dapat direspon
bersifat fleksibel dalam pemberian balik oleh program multimedia
kesempatan untuk memilih isi dengan suatu balikan atau feedback.
setiap mata pelajaran yang Tingkat interaktivitas ini
disajikan, juga variasi serta merupakan tolak ukur dalam
penempatannya untuk diakses. menilai kualitas program
Selain itu fleksibel dalam multimedia pembelajaran interaktif.
pemanfaatannya yang bisa di kelas, Individual maksudnya program
secara individual atau secara multimedia pembelajaran interaktif
kelompok kecil serta fleksibel bersifat melayani kecepatan belajar
penggunaan waktu. individu, artinya program
Self-pasing maksudnya program multimedia ini sejak awal sudah
multimedia pembelajaran interaktif dirancang dan disediakan untuk
bersifat melayani kecepatan belajar memenuhi minat dan kebutuhan
individu, artinya kecepatan waktu belajar individu peserta didik.
pemanfaatannya sangat tergantung Multimedia terdiri dari
kepada kemampuan dan kesiapan beberapa objek, yaitu teks, grafik,
masing-masing peserta didik yang gambar, animasi, audio, video, dan
menggunakannya. Peserta didik link interaktif (Sutopo, 2003).
yang cepat diberi kesempatan untuk Teks merupakan dasar dari
memacu kecepatan belajarnya pengolahan kata dan informasi
seoptimal mungkin, sebaliknya bagi berbasis multimedia. Teks adalah
yang lambat juga diberi kesempatan elemen utama dalam proses
untuk mengulang dan mempelajari penyampaian informasi. Jika teks
dalam waktu yang lebih banyak. kurang jelas maka elemen-elemen
Kaya isi (Content-rich) maksudnya media lain akan gagal
program multimedia pembelajaran menyampaikan makna yang
interaktif bersifat kaya isi, artinya dikehendaki. Oleh karena itu teks
program ini menyediakan isi yang digunakan pada
informasi yang cukup banyak, pengembangan multimedia adalah
bahkan berisi materi pelajaran yang teks yang ringkas tetapi padat,
sifatnya pengayaan dan menggunakan typeface dan font yang
pendalaman. bersesuaian, teks dapat dibaca dari
jarak yang sesuai, pemilihan gaya

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Nelly Efrina, dkk. 69

tulisan dan warna teks bersesuaian seseorang terhadap proses


dengan sasaran dan tujuan. penerimaan informasi dan juga
Image yang dimaksud di sini mempengaruhi perasaan dan emosi
merupakan suatu bentuk yang para pengguna dengan lebih nyata.
menunjukkan sifat-sifat tertentu Interactive link dengan
yang direpresentasikan oleh grafik, informasi yang berkaitan sering kali
gambar, dan foto. Grafik merujuk dihubungkan secara keseluruhan
kepada berbagai bentuk image atau sebagai hypermedia. Secara spesifik,
paparan visual tidak bergerak dalam hal ini termasuk hypertext
seperti lukisan, gambar foto, (hotword), hypergraphics dan
ilustrasi dan sebagainya. hypersound menjelaskan jenis
Animasi berarti gerakan image informasi yang dihubungkan.
atau video, seperti gerakan partikel Interactive link diperlukan bila
atom. Konsep dari animasi adalah pengguna menunjuk pada suatu
menggambarkan sulitnya objek atau tombol supaya dapat
menyajikan informasi dengan satu mengakses program tertentu.
gambar saja, atau sekumpulan
gambar. Animasi merujuk kepada Metodologi Penelitian
suatu proses menjadikan sesuatu Metode yang digunakan pada
objek agar kelihatan hidup atau penelitian ini adalah metode
memberi gambaran bergerak penelitian dan pengembangan.
kepada sesuatu yang pada dasarnya Akker (1999) menyatakan bahwa
bersifat statik. proses penelitian dan
Audio merupakan cara lain
pengembangan dimulai dari
untuk lebih memperjelas pengertian aktivitas analisis, merancang,
suatu informasi. Suara dapat lebih mengevaluasi dan merevisi sampai
memperjelas karakteristik suatu tujuan yang diinginkan.
gambar, misalnya musik dan suara Model yang menjadi acuan
efek. Audio digunakan untuk pada penelitian ini adalah model
membantu proses penyampaian pengembangan produk multimedia
informasi agar lebih mantap dan dari Luther yang terdiri dari enam
berkesan. Audio juga boleh tahap yaitu; konsep (concept),
digunakan untuk meningkatkan desain (design), pengumpulan bahan
motivasi dan menimbulkan suasana (material collecting), pembuatan
yang lebih menarik. (assembly), tes (testing) dan evaluasi
Video merupakan objek (evaluation)
multimedia yang paling dinamis Sesuai dengan model
dan realistis dibandingkan dengan pengembangan yang digunakan,
objek-objek multimedia lain. Video maka secara prosedural tahap-tahap
dapat mempengaruhi motivasi yang dilakukan untuk

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Pengembangan Multimedia
70
Interaktif

menghasilkan produk multimedia dilanjutkan dengan pembuatan


interaktif adalah sebagai berikut: storyboard (alur cerita). Flowchart
1) Konsep (Concept) view digunakan untuk menentukan
Tahap konsep ini terdiri dari link dari halaman satu ke halaman
beberapa sub tahapan, yaitu: tahap berikutnya sedangkan storyboard
analisis kebutuhan yang terdiri dari untuk menggambarkan tampilan
analisis proses pembelajaran dari tiap scene.
analisis karakteristik siswa, analisis 3) Pengumpulan Bahan (Material
materi dan tahap penentuan Collecting)
spesifikasi produk. Tahap analisis Pada tahap ini dilakukan
kebutuhan dimaksudkan untuk pengumpulan bahan-bahan yang
mendapatkan informasi tentang akan melengkapi sajian program.
masalah/hambatan/fenomena apa Bahan-bahan yang disiapkan
saja yang dihadapi di lapangan diantaranya rekaman suara, grafis,
sehubungan dengan pembelajaran animasi.
kimia. Tahap analisis karakteristik 4) Pembuatan (Assembly)
siswa dimaksudkan untuk Pada tahap ini merupakan
mendapatkan informasi tentang tahap dimana seluruh objek
kemampuan awal siswa terhadap multimedia digabungkan.
komputer (literacy computer), tahap Pembuatan didasarkan pada
analisis materi dimaksudkan untuk flowchart view dan storyboard yang
memilih materi yang potensial sudah dibuat pada tahap desain.
untuk disampaikan dan dituangkan Software yang digunakan adalah
ke bentuk format multimedia untuk Macromedia Flash 8.
mencapai kompetensinya. 5) Tes (Testing)
Sedangkan pada tahap penentuan Testing dilakukan setelah
spesifikasi dimaksudkan untuk tahap pembuatan dan seluruh data
memberikan gambaran lengkap telah dimasukkan. Pertama-tama
tentang karakteristik produk yang testing akan dilakukan secara
diharapkan dari kegiatan modular untuk memastikan apakah
pengembangan. Karakteristik hasilnya seperti yang diinginkan.
produk mencakup semua identitas 6) Tahap Evaluasi (Evaluation)
penting yang dapat digunakan Evaluasi dilakukan untuk
untuk membedakan satu produk menghasilkan produk multimedia
dengan produk lainnya. interaktif yang valid, praktis dan
2) Desain (Design) memiliki efek potensial terhadap
Langkah pertama yang akan hasil belajar. Evaluasi yang
dilakukan pada tahap desain ini dilakukan adalah evaluasi formatif
adalah membuat flowchart view yang terdiri dari evaluasi ahli
(diagram alur), kemudian (expert review), evaluasi satu-satu

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Nelly Efrina, dkk. 71

(one-to-one), evaluasi kelompok kecil Hasil Pengembangan Multimedia


(small group), serta uji lapangan Interaktif
(field test). Berdasarkan prosedur
Evaluasi ahli (expert review) pengembangan yang sudah
dan evaluasi satu-satu (one-to-one), dijelaskan pada BAB III,
bertujuan untuk melihat validitas pengembangan produk multimedia
media. Evaluasi oleh kelompok interaktif pembelajaran kimia
kecil (small group) bertujuan untuk dikembangkan melalui beberapa
melihat praktikalitas dan efek tahapan, yaitu tahap konsep
potensial. Uji lapangan (field test) (concept), desain (design),
bertujuan untuk melihat efek pengumpulan bahan (material
potensial media terhadap hasil collecting), pembuatan (assembly), tes
belajar. Uji lapangan dilaksanakan (testing) dan tahap evaluasi
di Madrasah Aliyah Negeri 2 (evaluation). Hasil setiap tahap
Palembang dan subjek uji cobanya pengembangan dapat dijelaskan
adalah siswa kelas XI IPA 3 tahun sebagai berikut.
pelajaran 2009/2010. 1. Tahap Konsep (Concept)
Teknik pengumpulan data a. Hasil Observasi
yang digunakan adalah observasi, Tahap ini bertujuan untuk
tes, dan angket. Observasi mengetahui permasalahan yang
digunakan untuk mengumpulkan dihadapi di lapangan sehubungan
data mengenai aktivitas siswa dengan pembelajaran kimia. Dari
selama proses uji coba. Data hasil observasi terlihat rendahnya
observasi dianalisis secara deskriptif tingkat pemahaman siswa terhadap
kualitatif. Tes diberikan untuk materi pembelajaran. Hal ini dapat
melihat efektifitas ditinjau dari dilihat pada hasil belajar siswa yang
tingkat penguasaan siswa terhadap rendah atau berada di bawah
materi yang dipelajari dalam kriteria ketuntasan minimal (KKM),
multimedia interaktif. Data tes siswa cenderung tidak begitu
dianalisis secara deskriptif tertarik dengan pelajaran kimia,
kuantitatif. Angket digunakan siswa kurang termotivasi untuk
untuk mengukur sikap siswa mengikuti pelajaran. Dari pihak
berupa respon siswa terhadap guru, terlihat bahwa guru jarang
pembelajaran kimia yang sekali menggunakan alat bantu atau
menggunakan multimedia media pada proses pembelajaran.
interaktif. Data angket dianalisis Sementara sarana media komputer
secara kuantitatif menggunakan yang tersedia di MAN 2 Palembang
skala Likert. cukup memadai. MAN 2 Palembang
memiliki satu ruangan laboratorium
Hasil Penelitian komputer yang terdiri dari 40 unit

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Pengembangan Multimedia
72
Interaktif

komputer dan satu ruangan yang kompetensi dasarnya menjelaskan


terdiri dari satu unit komputer teori atom Bohr dan mekanika
multimedia. Selama ini kuantum untuk menuliskan
laboratorium komputer hanya konfigurasi elektron dan diagram
dimanfaatkan untuk pembelajaran orbital serta menentukan letak
Teknologi Informasi dan unsur dalam tabel periodik. Secara
Komunikasi, sedangkan komputer garis besar pembahasan tentang
multimedia sudah digunakan untuk struktur atom dapat digambarkan
proses pembelajaran akan tetapi pada peta konsep di bawah ini.
hanya memanfaatkan video c. Hasil Analisis Karakteristik
pembelajaran. Siswa
Dengan melihat permasalahan Analisis karakteristik siswa
serta mempertimbangkan potensi dilakukan untuk mengetahui
yang ada sangat memungkinkan kemampuan awal siswa terhadap
untuk mengembangkan media komputer (literacy computer). Dari
pembelajaran yang berbasis hasil observasi ke subjek uji coba
komputer dalam hal ini adalah diketahui bahwa karakteristik
multimedia interaktif. siswa terutama kemampuan awal
b. Hasil Analisis Materi siswa terhadap komputer sudah
Berdasarkan hasil wawancara sangat baik, siswa tidak merasa sulit
dengan beberapa orang guru kimia untuk mengoperasikan komputer.
dan pengalaman peneliti sendiri Pengamatan ini dilakukan pada saat
sebagai guru kimia, maka salah satu proses pembelajaran Teknologi
materi yang paling cocok untuk Informasi dan Komunikasi (TIK) di
dikembangkan ke dalam format laboratorium komputer maupun
multimedia interaktif adalah materi pembelajaran yang dilaksanakan
struktur atom. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan komputer
banyak konsep pada materi ini sulit multimedia.
untuk dipahami siswa dikarenakan Dari analisis data awal,
terlalu abstrak, akan tetapi dapat diketahui bahwa media
dibuat visualisasinya dalam bentuk pembelajaran berbasis komputer
animasi dengan menggunakan dapat dikembangkan dan
komputer. dimanfaatkan untuk proses
Dalam kurikulum SMA/MA pembelajaran.
2004, standar kompetensi yang d. Hasil Deskripsi Spesifikasi
harus dicapai oleh siswa adalah Produk
memahami struktur atom untuk Deskripsi spesifikasi produk
meramalkan sifat-sifat periodik digunakan untuk mengetahui
unsur, struktur molekul dan sifat- karakteristik produk yang
sifat senyawa, sedangkan dikembangkan dalam hal ini adalah

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Nelly Efrina, dkk. 73

mutimedia interaktif pada


pembelajaran kimia.
2. Tahap Desain (Design)
Pada tahap design dibuat
diagram alur (flowchart view) dan
storyboard. Pembuatan flowchart view
digunakan untuk menentukan link
dari halaman satu ke halaman
berikutnya sedangkan storyboard
untuk menggambarkan tampilan Gambar 1. Halaman awal dalam
dari tiap scene. Tahap pembuatan Storyboard
flowchart view dan storyboard dapat
dijelaskan sebagai berikut: 2) Halaman menu utama, berisi
a. Pembuatan Flowchart View informasi menu utama yang
Flowchart view berguna untuk dapat digunakan oleh pengguna
menentukan link dari halaman satu untuk mengakses informasi yang
ke halaman berikutnya. Flawchart ada dalam program. Menu yang
dibuat menggunakan program akan disajikan adalah menu
Microsoft Word dengan hierarchiecal home, petunjuk, kompetasi,
model dengan modifikasi materi, tokoh dan evaluasi.
seperlunya. a. Menu Home, pada menu ini
b. Pembuatan Storyboard pengguna dapat kembali ke
Storyboard pada penelitian ini tampilan awal.
dibuat dengan menggunakan b. Menu petunjuk, pada menu ini
program Powerpoint. Langkah- pengguna dapat memperoleh
langkah pembuatan Storyboard informasi bantuan yang
dapat dijelaskan sebagai berikut: berkaitan dengan penggunaan
1) Halaman intro, merupakan program.
halaman yang pertama aktif c. Menu materi, menu ini berisi
ketika pengguna mulai tentang sub menu materi
membuka program ini. Halaman struktur atom.
ini berisi logo, gambar gedung d. Menu tokoh, menu yang berisi
sekolah sebagai background dan gambar serta riwayat singkat
animasi teks. Untuk selanjutnya tokoh-tokoh kimia yang ada
pengguna dapat mengklik kaitannya dengan materi
tombol enter untuk masuk ke struktur atom.
menu utama. Storyboard halaman 3. Tahap Pengumpulan Bahan
awal dapat dilihat pada gambar (Material Collecting)
dibawah ini. Bahan-bahan yang diperlukan
berupa animasi, gambar, grafik dan

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Pengembangan Multimedia
74
Interaktif

teks baik yang dibuat maupun parallel dilakukan juga evaluasi one-
bahan yang berasal dari luar to-one oleh tiga orang siswa.
selanjutnya disimpan pada library Berdasarkan hasil validasi ahli,
yang ada pada program Macromedia masih terdapat beberapa
Flash. kekurangan dari prototipe pertama
4. Tahap Pembuatan (Assembly) baik dari segi media, desain
Tahap pembuatan didasarkan pembelajaran maupun materi, oleh
pada storyboard dan struktur navigasi karena itu perlu dilakukan revisi
yang berasal dari tahap desain. terhadap prototipe pertama. Saran-
Software yang digunakan adalah saran dari beberapa ahli di atas
Macromedia Flash 8. menjadi acuan untuk melakukan
5. Tahap Testing revisi.
Setelah tahap pembuatan dan Dari evaluasi one-to-one
seluruh data sudah dimasukkan, menunjukkan bahwa prototipe
dilakukan testing secara modular pertama masih ada kekurangan dari
untuk memastikan apakah hasilnya sudut pandang siswa, oleh karena
seperti yang diinginkan. Suatu hal itu perlu dilakukan revisi terhadap
yang penting adalah program ini prototipe pertama. Revisi prototipe
harus dapat berjalan baik di pertama dilakukan berdasarkan
lingkungan pengguna (user) artinya saran-saran dari validator pada
user merasakan kemudahan serta prototipe pertama.
manfaat dari program tersebut dan 2) Hasil Evaluasi Prototipe Kedua
dapat menggunakan sendiri. Hasil revisi terhadap prototipe
Setelah melalui tahap ini, maka pertama dihasilkan prototipe kedua.
didapat produk awal yang Selanjutnya prototipe kedua ini di
selanjutnya disebut prototipe evaluasi oleh kelompok kecil (small
pertama. group).
6. Tahap Evaluasi (Evaluation) 3) Hasil Uji Lapangan
Evaluasi dilakukan terhadap Hasil uji lapangan dapat
produk awal yang merupakan dijelaskan sebagai berikut:
prototipe pertama. Adapun hasil a. Hasil Observasi
evaluasi dapat dijelaskan sebagai Dari hasil observasi per
berikut: deskriptornya, terlihat untuk
1) Hasil Evaluasi Prototipe Pertama deskriptor pertama siswa selalu
Prototipe pertama dievaluasi memperhatikan penjelasan dari
untuk melihat validitas dan guru, deskriptor kedua yaitu
praktikalitas media. Uji validitas antusias dan semangat dalam
dilakukan oleh tiga orang ahli yaitu mengikuti pembelajaran terjadi
ahli desain pembelajaran, ahli peningkatan 12,5%, deskriptor
materi dan ahli media. Secara ketertarikan dengan tampilan

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Nelly Efrina, dkk. 75

program multimedia interaktif naik


7,5 %, deskriptor siswa bertanya Pembahasan
kepada guru apabila terdapat Validitas dan Praktikalitas Multimedia
masalah naik 10%, deskriptor siswa Interaktif
bekerjasama dalam kelompoknya Hasil penelitian
naik 15%, deskriptor siswa pengembangan ini adalah produk
mempelajari materi dengan multimedia interaktif pada
sungguh-sungguh dan menjawab pembelajaran kimia pokok bahasan
soal uji kompetensi dan soal struktur atom. Produk
evaluasi dengan sungguh-sungguh dikembangkan dengan
dan siswa dapat menjalankan menggunakan tahapan prosedur
program multimedia interaktif pengembangan multimedia dari
dengan baik tidak terjadi Luther yang terdiri dari enam
perubahan. tahapan, yaitu concept, design,
b. Hasil Angket material collecting, assembly, testing
Angket tanggapan siswa dan evaluation. Pada tahap concept
terhadap pembelajaran kimia dilakukan analisis kebutuhan yang
dengan prototipe ketiga diberikan bertujuan untuk mendapatkan data
pada 20 siswa. Dari hasil angket awal. Setelah mendapatkan data
tanggapan siswa menunjukkan 13 awal, maka dilakukan pendesaian
siswa (65%) memberikan tanggapan dalam bentuk storyboard dan
dengan kategori sangat baik, 7 siswa flowchart yang berfokus pada desain
(35%) memberikan tanggapan pembelajaran, desain materi, dan
dengan kategori baik dan tidak ada desain media. Storyboard dan
siswa yang memberi tanggapan flowchart digunakan sebagai dasar
kurang baik maupun buruk. untuk tahap pengumpulan bahan
c. Hasil Tes dan tahap pembuatan. Software yang
Evaluasi diberikan pada digunakan pada tahap pembuatan
pertemuan ketiga. Bentuk soal adalah Software Macromedia Flash 8.
pilihan ganda sebanyak 30 Software ini merupakan salah satu
pertanyaan selama 90 menit. Setelah software yang dapat digunakan
dianalisis, maka hasil belajar siswa untuk membuat animasi dan
menunjukkan bahwa dari 20 sampel membuat aplikasi interaktif.
terdapat 8 siswa (40%) memiliki Produk yang dihasilkan
hasil belajar dengan kategori sangat merupakan prototipe pertama yang
baik, 12 siswa (60%) memiliki hasil selanjutnya dievaluasi. Evaluasi
belajar dengan kategori baik dan yang dilakukan adalah evaluasi ahli,
tidak ada siswa yang mendapat evaluasi satu-satu, evaluasi
nilai pada kategori cukup, kurang kelompok kecil, dan uji lapangan.
maupun gagal. Hasil evaluasi ahli pada prototipe

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Pengembangan Multimedia
76
Interaktif

pertama secara keseluruhan sudah Gambar 2. Tampilan Awal


cukup valid akan tetapi masih Multimedia Interaktif.
terdapat kekurangan terutama
ditinjau dari aspek materi sehingga Efek Potensial Multimedia Interaktif
perlu direvisi. Sedangkan dari pada Pembelajaran
sudut pandang siswa pada evaluasi Untuk melihat efek potensial
satu-satu (one-to-one evaluation) multimedia interaktif, maka
kekurangan lebih terfokus pada dilakukan uji coba pada subjek uji
tampilan audio visual dari media. coba dalam hal ini adalah siswa
Hasil dari revisi didapat kelas XI IPA 3 MAN 2 Palembang.
produk yang disebut prototipe Dilihat dari keaktifan siswa,
kedua. Prototipe kedua selanjutnya hasil uji coba menunjukkan bahwa
dievaluasi dengan sekelompok kecil prototipe ketiga berpotensi efektif
siswa (small group evaluation). Hasil jika digunakan pada pembelajaran
evaluasi menunjukkan bahwa kimia. Ini terlihat dari beberapa
sebagian besar siswa sudah indikator antara lain, siswa antusias
memahami cara belajar dan semangat dalam mengikuti
menggunakan program multimedia pembelajaran, siswa tertarik dengan
interaktif ini dan dapat tampilan program multimedia
menggunakan program multimedia interaktif sehingga tidak bosan,
interaktif dalam pembelajaran, siswa bertanya kepada guru apabila
siswa dapat menggunakan petunjuk terdapat masalah, siswa
yang ada, mendengarkan penjelasan bekerjasama dalam kelompoknya,
guru, dan menyelesaikan evaluasi siswa mempelajari materi dengan
dengan baik. Maka secara umum sungguh-sungguh, siswa menjawab
dapat dikatakan bahwa prototipe soal latihan dan soal evaluasi
ketiga merupakan prototipe yang dengan sungguh-sungguh, siswa
valid dan praktis. Tampilan awal dapat menjalankan program
atau tampilan sebelum masuk ke multimedia interaktif dengan baik.
menu utama dari prototipe ketiga Sebagian aktivitas siswa selama
tersebut dapat dilihat pada gambar mengikuti pembelajaran dapat
2. dilihat pada gambar 3.

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Nelly Efrina, dkk. 77

Gambar 3. Kegiatan Pembelajaran Kesimpulan dan Saran


Menggunakan Multimedia 1. Multimedia interaktif pada
Interakti di Lab. Multimedia pembelajaran kimia pokok
bahasan struktur atom yang
Menurut pengamatan peneliti, dikembangkan pada penelitian
ketertarikan siswa dalam ini dikategorikan valid dan
pembelajaran kimia menggunakan praktis. Proses validasi
multimedia interaktif ini terlihat dilakukan melalui kegiatan
dari semangat mereka saat expert review, one-to-one
mempelajari materi, hal ini evaluation, dan small group
dikarenakan setiap konsep yang evaluation. Fokus yang divalidasi
disajikan disertai dengan animasi meliputi desain pembelajaran,
yang dapat memperjelas materi, dan media.
pemahaman siswa tentang konsep 2. Dari hasil uji coba kepada siswa
tersebut. Selain itu karena kelas XI IPA 3 MAN 2
multimedia ini disajikan dalam Palembang menunjukkan 65%
bentuk interaktif, hal ini mendorong respon siswa dengan kategori
siswa untuk mencari informasi yang sangat baik, 35% kategori baik.
ada dan seketika itu program Hasil belajar menunjukkan 40%
merespon apa yang diinginkan siswa memiliki hasil belajar
siswa. Di samping itu ketertarikan dengan kategori sangat baik dan
siswa juga dikarenakan tampilan 60% siswa dalam kategori baik.
beberapa media seperti teks, Berdasarkan hasil penelitian
animasi serta suara yang disajikan dan kesimpulan di atas, maka
secara terintegrasi. saran-saran yang dapat diberikan
Dilihat dari hasil belajar siswa, adalah:
hasil uji coba menunjukkan bahwa 1. Guru, dapat menjadikan contoh
semua siswa memiliki hasil yang untuk memakai media
baik, di mana dari 20 sampel pembelajaran dalam bentuk
terdapat 8 siswa (40%) memiliki multimedia interaktif dan
hasil belajar dengan kategori sangat memanfaatkannya dalam
baik, 12 siswa (60%) memiliki hasil pembelajaran.
belajar dengan kategori baik. 2. Siswa, dapat menggunakan
Dengan demikian, multimedia multimedia interaktif ini untuk
interaktif yang dikembangkan menambah pemahaman
memiliki efek potensial ketika terhadap konsep kimia yang
digunakan dalam proses akhirnya dapat meningkatkan
pembelajaran pada siswa kelas XI di hasil belajar kimia.
MAN 2 Palembang. 3. Sekolah/madrasah, dapat
menjadi inspirasi dan rujukan

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Pengembangan Multimedia
78
Interaktif

dalam rangka perbaikan Akker, J.Vd. 1999. “Principle and


pembelajaran dan peningkatan Method of Development
mutu pembelajaran khususnya Research”. In J Van Akker, R
mata pelajaran kimia. Branch, K Gustason, N
Nieveen and Tj Plomp (Eds),
Design Methodology and
Daftar Pustaka Development Research (pp. 1-14).
Dordrecht: Kluwer Academic
Publiser.

Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. Sagala, S. 2008. Konsep dan Makna


Raja Grafindo Persada, Jakarta, Pembelajaran. Bandung:
Indonesia. Alfabeta.

Djaali & Mulyono P. 2008. Sugiono. 2007. Metode Penelitian


Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Pendekatan
Pendidikan. Jakarta: PT. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Gramedia. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Miarso, Y. 2007. Menyemai Benih Sudjana, N. & Rivai, A. 2005. Media


Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pengajaran: Penggunaannya dan
Kencana Prenada Media Pembuatannya. Bandung: Sinar
Group. Baru.

Mulyanta. 2009. Tutorial Membangun Suparman, M.A. 2004. Desain


Multimedia Interaktif Media Instruksional. Jakarta:
Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Terbuka.
Universitas Atmajaya.
Sutopo, A.H. 2003. Multimedia
Purwanto (Ed.). 2005. Jejak Langkah Interaktif dengan Flash.
Perkembangan Teknologi Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pendidikan di Indonesia. Jakarta:
Pustekkom Depdiknas. Warsita, B. 2008. Teknologi
Pembelajaran, Landasan dan
Sadiman, A.S. 2003. Media Aplikasinya. Jakarta: Rineka
Pendidikan: Pengertian, Cipta.
Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Winataputra, U. 2007. Teori Belajar
Grafindo Persada. dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka.

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78


Nelly Efrina, dkk. 79

INOVASI PENDIDIKAN, Vol. 2, No. 1, Januari, 65 - 78

Anda mungkin juga menyukai