Anda di halaman 1dari 6

KASUS MONEY LAUDRY BUPATI NON AKTIF NGANJUK

TUGAS AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGASI

Nama : Muhamad Rizki Alrosid (142160044)

Hafidz Habibillah Fauzi (142160057)

Randy Karima (142160062)

Imanuel Rifaldo (142160076)

Kelas : EA-C

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN”

YOGYAKARTA

2019
KPK Tetapkan Bupati Nonaktif Nganjuk Jadi Tersangka Pencucian Uang

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menetapkan Bupati

nonaktif Nganjuk Taufiqurrahman sebagai tersangka Tindak Pidana Pencucian

Uang (TPPU). Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu

sebelumnya sudah terjerat dua kasus suap dan penerimaan gratifikasi.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah menjelaskan, dalam kasus TPPU perkara

Taufiqurrahman ini diduga berkaitan dengan hasil penerimaan gratifikasi senilai

Rp5 miliar dalam masa jabatan tahun 2013 sampai 2017. "Terkait penerimaan

gratifikasi itu KPK menemukan adanya perbuatan yang diduga merupakan

TPPU," kata Febri di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (8/1/2018).

Dalam TPPU ini, Taufiqurrahman diduga telah melakukan perbuatan

menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,

mengibahkan, menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah bentuk,

menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas harta

kekayaannya. Hasil kekayaan itu sendiri, diketahui dan patut diduga berasal dari

hasil tindak pidana korupsi selama dirinya menjabat sebagai Bupati Nganjuk.

Menurut Febri, hasil kekayaan itu sengaja disembunyikan atau menyamarkan

asal-usulnya. "Dilakukan oleh Taufiqurrahman tahun 2013-2017 rentang waktu

penerimaan dan TPPU-nya 2013-2017," ujar Febri. Febri menyatakan bahwa

Taufiqurrahman diduga telah membelanjakan penerimaan hasil gratifikasi berupa

kendaraan, tanah dan uang tunai dengan dengan atas nama orang lain. Barang

bukti itu kini telah disita oleh penyidik lembaga antirasuah. "Dua unit mobil.
Pertama mobil Jeep Wrangler, dan 1 unit Smart Ford 2. Serta satu bidang tanah

seluas 12,6 hektare di Desa Suru, Kecamatan Ngetos, Nganjuk beserta surat kami

sita," ucap Febri.

Atas perbuatannya, Taufiqurrahman dijerat dengam Pasal 3 dan atau 4

Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Jo Pasal 65 Ayat (1) KUHP.

Dalam kasus suap Taufiq telah lebih dahulu ditetapkan sebagai tersangka kasus

dugaan suap di lingkungan Nganjuk bersama empat orang lainnya. Kelimanya

ditetapkan tersangka paska Operasi Tangkap Tangan (OTT) beberapa waktu lalu.

Keempat tersangka lainnya itu yakni, Kadis Pendidikan Nganjuk, Ibnu Hajar; kaki

tangan Bupati Nganjuk, Suwandi; Kabag Umum RSUD Nganjuk, Mokhammad

Basri; dan Kadis Lingkungan Hidup Nganjuk, Harjanto.

Pada kasus suap, Taufiqurrahman, Ibnu Hajar, Suwandi disangkakan

melanggar Pasal 12 huruf a dan Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang

(UU) Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20

Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tipikor Juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Sebagai pihak pemberi Mokhammad Basri dan Harjanto, disangkakan melanggar

Pasal 5 Ayat (1) huruf a atau Pasal 5 Ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

UU Nomor 20 Tahun 2001.

Sementara di kasus gratifikasi, Taufiqurrahman disangkakan melanggar

Pasal 12 B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20

Tahun 2001. "Jadi, ada tiga tindak pidana yang diduga dilakukan Taufiqurrahman,

pertama dugaan suap, dugaan gratifikasi, dan TPPU," tutup Febri.

ANALISIS KASUS

Kasus yang terjadi pada keterangan diatas merupakan kasus pencucian

uang yang di lakukan oleh bupati nonaktif nganjuk yang ditetapkan sebagai

tersangka oleh KPK atas tuduhan pencucian uang. Bupati non aktif

Taufiqurrahman diduga melakukan tindakan tersebut saat dirinya masih menjabat

sebagai buapti nganjuk yaitu pada periode 2013-2017. Taufiqurrahman diduga

telah melakukan perbuatan menempatkan, mentransfer, mengalihkan,

membelanjakan, membayarkan, mengibahkan, menitipkan, membawa keluar

negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau

perbuatan lain atas harta kekayaannya. Tidak hanya menjerat satu pelaku saja

namun KPK telah menetapkan Kadis Pendidikan Nganjuk, Ibnu Hajar; kaki

tangan Bupati Nganjuk, Suwandi; Kabag Umum RSUD Nganjuk, Mokhammad

Basri; dan Kadis Lingkungan Hidup Nganjuk, Harjanto sebagai tersangka suap

menyusul taufiqurrahman yang telah ditetapkan sebagai tersangka terlebih dahulu.

Sebelum menetapkan tersangka terhadap pelaku tindak pidana pencucian

uang tersebut maka kita harus menentukan bagaimana teknik yang seharusnya

dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Terdapat beberapa teknik

investigasi yang ada seperti teknik investigasi audit, teknik investigasi perpajakan

dan teknik lainnya. Di Indonesia sendiri dalam memerangi kasus tindak pidana
korupsi biasanya para investigator lebih sering menggunakan teknik perpajakan.

Teknik perpajakan sendiri memiliki dua metode yaitu net worth method dan

expenditure method. Metode yang cocok dalam menyelesaikan kasus diatas yaitu

dengan menggunakan metode not worth method. Pada teknik net worth method ini

ketentuan mengenai perundangannya sudah ada, yakni mengenai laporan

kekayaan pejabat.

Terdapat beberapa catatan yang harus di perhatikan oleh investigator

dalam menerapkan teknik perpajakan atau net worth method :

1. Rekaman – makin banyak transaksi terekam artinya dapat di ketahui

maka semakin ampuh teknik net worth method. Misalkan penggunaan

rekening bank baik giro, tabungan maupun deposito. Semuanya

terekam jejak dan meninggalkan jejak atau audit trails.

2. Tambahan “penghasilan” – tambahan penghasilan ini dapat berupa

gratifikasi yang diterima. Gratifikasi ini dapat menimbulkan masalah

dalam masyarakat yang permisif yang terjadi pada masyarakat kita

pada umumnya.

3. Catatan pembukuan – yang sering kali menjadi tantangan bagi

penyidik adalah tidak adanya catatan pembukuan. Itulah yang sering

kali di klaim oleh pelaku kejahatan.

Terdapat beberapa faktor penghambat dan juga faktor pendukung teknik

perpajakan dengan net worth method :


1. Faktor penghambat :

a. Penyidik yang tidak – dalam menghadapi pelaku yang tangguh yang

memiliki jaringan yang sangat luas dalam menjalankan kejahatan

pencucian uang biasanya beberapa investigator kurang sabar dalam

menyelesaikan pencarian data mengenai keuangan yang ada di bank.

b. Membutuhkan waktu yang cukup lama – dalam menyelesaikan kasus

pencucian uang dengan menggunakan net worth method investigator

harus menyelidiki bagaimana rekam jejak keuangan pelaku dan

bagimana penyelidikan mengenai gratifikasi yang di dapat oleh pelaku.

Tentu saja itu memerlukan waktu yang lama dan memerlukan data

yang lengkap untuk mengungkapkan kasus tersebut.

2. Faktor pendukung

a. Data yang dibutuhkan lengkap sehingga memudahkan dalam

menyelesaikan permasalah mengenai korupsi,gratifikasi,dan lain-lain.

b. Bersifat fleksibel – artinya teknik ini dapa digunakan untuk

menyelesaikan beberapa kasus tidak hanya terfokus kepada satu kasus

saja.

Anda mungkin juga menyukai