Anda di halaman 1dari 5

PENGELOLAAN PAJAK

RESUME BAB 7: PAJAK KINI DAN PAJAK TANGGUHAN

Disusun Oleh :

Muhamad Rizki Alrosid (EA-C / 142160044)

Habib Prasetya B (EA-C / 142160058)

Bagas Setyo Wibowo (EA-C / 142160059)

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

2019
Pajak Kini dan Pajak Tangguhan

A. Pajak Kini
Pajak kini (current tax) adalahsejumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak.
Jumlah pajak ini harus dihitung sendiri oelh wajib pajak berdasarkan penghasilan kena pajak
dikalikan dengan tarif pajak, kemudian dibayar sendiri dan dilaporakan dalam surat
pemberitahuan (SPT) sesuai dengan peraturan peundang-undangan pajak yang berlaku.
Penghasilan kena pajak atau laba fiskal diperoleh dri hasil koreksi fiskal terhadap laba
bersih sebelum pajak berdasarkan laporan keuangan komersial (laporan keuangan akuntansi).
Koreksi fiskal harus dilakukan karena adanya perbedaan perlakukan atas pendapatan
maupun biaya yang berbeda antara standar akuntansi dengan peraturan perpajakan yang
berlaku. Untuk kepentingan internal dan kepentinan lain wajib pajak dapat menggunakan
standar akuntansi yang berlaku umum, sedangkan untuk penghitungan dan pembayaran pajak
harus berdasarkan peraturan perpajakan, dalam hal ini adalah undang-undang pajak
pengahsilan dan peraturan lainnya yang terkait. Perbedaan ini dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu beda tetap/beda permanen (permanent differnce) dan beda
waktu/sementara/temporer (temporary difference).

v Beda tetap/beda permanen adalah perbedaan yang disebabkan oleh adanya perbedaan
pengakuan pendapatan dan beban standar akuntansidan peraturan perpajakan. Perbedaan
ini akan mengakibatkan perbedaan besarnya laba bersih sebelum pajak dengan laba fiskal
atau penghasilan kena pajak.
v Beda waktu/sementara/temporer adalah perbedaan yang disebabkan adanya perbedaan
waktu dan metode pengakuan penghasilan dan beban tertentu berdasarkan standar
akuntansi dengan perpajakan. Perbedaan ini mengakibatkan perbedaan waktu pengakuan
pendapatan dan beban antara tahun pajak yang satu ke tahun pajak berikutnya.
Beda waktu sementara/temporer dapat berupa :
1. Perbedaan temporer kena pajak
Adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah kena pajak dalam
penghitungan laba fiscal pariode mendatang pada saat nilai tercatat asset dipulihkan
atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi
2. Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan
Adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah yang boleh
dikurangkan dalam penghitungan laba fiscal pariode mendatang pada saat nilai
tercatat asset dipulihkan atau nilai tercatat kewajiban teersebut di lunasi

B. Penghitungan Pajak Kini


Pajak kini adalah beban pajak penghasilan perusahaan (badan) yang dihitung berdasarkan
tarif pajak penghasilan dikalikan dengan laba fiskal, yaitu laba akuntansi yang telah dikoreksi
agar sesuai dengan ketentuan perpajakan.
Contoh
PT. Cemerlang pada tahun 2015 mempunyai data sebagai berikut.
1.Laba bersih sebelum pajak komersial Rp500.000.000
2.Bunga deposito Rp20.000.000
3.Sumbangan untuk perayaan 17 Agustus 2015 sebesar Rp5.000.000
4.Aset tetap yang dimiliki terdiri atas:
Tahun Harga Masa Masa Metode
Aset Perolehan Perolehan(Rp) Manfaat Manfaat( Penyusutan
(Komersial) fiskal)
Tanah 2006 400.000.000 - - Garis Lurus
Bangunan 2006 800.000.000 20 tahun 20 tahun Garis Lurus
Inventaris 2006 200.000.000 5 tahun 4 tahun Garis Lurus

Beban penyusutan sebagai berikut.


Tahun Komersial (Rp) Fiskal (Rp)
2006 40.000.000 50.000.000
2007 40.000.000 50.000.000
2008 40.000.000 50.000.000
2009 40.000.000 50.000.000
2010 40.000.000 -
Rekonsiliasi Fiskal PT.Cemerlang pada tahun 2015 dilakukan sebagai berikut.
Laba bersih komersial sebelum PPh Rp500.000.000
Beda waktu
Penyusutan (10.000.000)
Beda tetap
Pendapatn bunga (20.000.000)
Sumbangan 5.000.000

Laba fiskal 475.000.00


Rugi fiskal yang dapat dikompensasikan (175.000.000)
Laba kena pajak Rp300.000.000
PPh yang harus dibayar 25%*300.000.000 = Rp75.000.000

Dengan demikian besarnya, pajak kini (pajak yang harus dibayar) oleh PT. Cemerlang adalah
Rp75.000.000

C. Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan adalah pajak yang kewajibannya ditunda sampai waktu yang
ditentukan atau diperbolehkan. Pada dasarnya antara akuntansi pajak dan akuntansi keuangan
memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk menetapkan hasil operasi bisnis dengan pengukuran
dan rekognisi pengahasilan dan biaya. Namun ada beberapa hal yang perlu mendapatkan
perhatian, bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tidak sekadar
intstrumen penstranfer sumber daya ( fungsi budgeter), akan tetapi seringkali pula digunakan
untuk tujuan memepengaruhi perilaku wajib pajak untuk inveastasi, kesejahteraan dll ( fungsi
mengatur) yang kadang-kadang merupakan alas an untuk membenarkan penyimpangan dari
standar akuntansi keuangan.
Pajak tangguhan diatur dalam PSAK Nomor 46 tentang Akuntansi Pajak Pengahsilan.
Pajak tangguhan memerlukan bagian yang cukup sulit untuk dipelajari dan dipahami, karena
pengakuan pajak tangguhan bisa membaw akibat terhadap berkurangnya laba bersih jika ada
pengakuan beban pajak tangguhan. Sebaliknya bisa juga berdampak terhadap berkurangnya
rugi bersih jika ada pengakuan manfaat pajak tangguhan.
D. Pengakuan Pajak Tangguhan
Apabila pada masa mendatang akan terjadi pembayaran pajak yang lebih besar maka
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum harus diakui sebagai suatu kewajiban.
Kewajiban didefenisikan sebagai suatu kemungkinan adanya pengorbanan ekonomi pada
masa yang akan datang yang muncul ari kewajiban masa kini, suatu entitas untuk
menyerahkan aset kepada entitas-entitas laiinya sebagai suatu akibat kejadian masa lalu.
Sebagai contoh, perusahaan menggunakan metode penyusutan yang berbeda antara akuntansi
dan fiskal.
Jika beban penyusutan aset tetap yang diakui secara komersial , selisih tersebut akan
mengakibatkan beban pajak kini menjadi lebih kecil, tetapi akan mengakibatkan pengakuan
beban pajak yang lebih besar secara komersial pada masa akan datang. Dengan demikian ,
selisih tersebut akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhhan.
Pengakuan kewajiban pajak tangguhan didasrkan pada fakta adanya kemungkinan
pelunasan kewajiban yangmengakibatkan pembayaran pajak pada periode mendatang
menjadi lebih besar sebagai akibat pelunasan kewajiban pajak.
Apabila ada kemungkinan pajak yang lebih kecil pada masa yang akan datang maka
berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umumdapat dianggap sebagai suatu aset. Aset
didefenisikan sebagai suatu kemungkinan adanya manfaat ekonomi pada masa yang akan
datang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat kejadian atau transaksi
pada masa lalu. Misalnya rugi fiskal yang dapat dikompensasi berdasarkan peraturan
perpajakan atau kemungkinan adanya manfaat ekonomi pada masa yang akan datang yang
akan mengurangi beban pajak maka dapat diakui sebagai suatu aset pajak tangguhan.
Pengakuan aset tangguhan didasarkan pada fakta adanya kemungkinan pemulihan aset
mengakibatkan pembayaran pajak pada periode mendatangmenjadi lebih kecil sebagai akibat
pemulihan aset yang tidak memiliki konsekuensi pajak.
Besarnya pengakuan aset dan kewajiban pajak tangguhan dapat dihitung dengan
mengalikan beda waktu antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal atau
rugi fiskal yang dapat dikompensasi dengan tarif pajak yang berlaku. Namun, perlu diingat,
tidak semua beda waktu dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal. Semua itu harus sesuai
dengan ketentuan perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai