A. Tujuan Percobaan
1. Memahami teknik pengadukan dan pemisahan dua cairan yang tidak bercampur dengan
metode dekantasi.
2. Memahami proses dasar dalam sintesis biofuel melalui reaksi transesterifikasi.
B. Pendahuluan
Biofuel merupakan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil sebagai sumber
energi. Minyak sayur, secara teoritis, dapat digunakan sebagai bahan bakar, namun, karena
memiliki viskositas yang tinggi, minyak sayur tidak dapat langsung digunakan. Perlu
dilakukan modifikasi untuk menurunkan viskositas minyak sayur sehingga dapat digunakan
pada mesin kendaraan. Modifikasi ini dilakukan melalui reaksi transesterifikasi.
Alat Bahan
D. Prosedur Kerja
Sintesis Biodiesel
1. Ke dalam erlenmeyer 100 mL yang telah dijepit dengan klem, campurkan 40 mL MeOH
dan 1,3 g NaOH sambil diaduk pada temperatur ruang hingga larut seluruhnya.
2. Siapkan tempat reaksi dengan menambahkan 130 mL minyak sayur ke dalam labu alas
rata 250 mL
3. Panaskan labu dengan menggunakan penangas minyak pada temperatur 50oC sambil
diaduk menggunakan magnetik stirrer.
4. Tambahkan larutan natrium metoksida ke dalam minyak sayur, lanjutkan pemanasan
pada 50oC selama 1 jam sambil diaduk.
5. Dinginkan campuran reaksi hingga temperatur ruang. Masukkan campuran reaksi ke
dalam corong pisah dan biarkan hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan atas merupakan
biodiesel dan lapisan bawah merupakan gliserol. Proses pemisahan ini biasanya terjadi
selama 1 hingga beberapa jam tergantung pada kualitas minyaknya.
6. Keluarkan lapisan bawah dengan menggunakan keran (stopcock) dan keluarkan biadiesel
dari bagian mulut corong pisah dengan menggunakan pipet tetes.
7. Volume biodiesel yang dihasilkan kemudian diukur menggunakan gelas ukur dan
timbang dalam gelas ukur yang sama untuk menentukan densitasnya.
Pemurnian Biodiesel
1. Siapkan 200 mL akuades hangat pada temperatur 70-80oC.
2. Masukkan biodiesel kotor ke dalam corong pisah.
3. Masukkan 50 mL akuades hangat ke dalam corong pisah, kocok perlahan (hindari
pembentukan gelembung udara), dan biarkan beberapa saat hingga terbentuk dua lapisan.
Keluarkan lapisan air (lapisan bawah) melalui keran (stopcock). Lakukan prosedur ini
hingga empat kali (4 × 50 mL akuades).
4. Masukkan 30 mL larutan NaCl pekat ke dalam corong pisah, kocok campuran, dan
biarkan beberapa saat hingga terbentuk dua lapisan. Keluarkan lapisan air (lapisan
bawah) melalui keran (stopcock).
5. Masukkan lapisan biodiesel ke dalam beaker 100 mL.
6. Keringkan lapisan biodiesel yang diperoleh dengan menambahkan Na2SO4 anhidrat
secukupnya ke dalam biodiesel.
7. Saring biodiesel dengan menggunakan penyaringan gravitasi.
8. Ukur volume biodiesel yang dihasilkan.
E. Pertanyaan
1. Tuliskan mekanisme reaksi transesterifikasi!
2. Tuliskan jenis-jenis katalis yang dapat digunakan dalam reaksi transesterifikasi.
F. Daftar Pustaka
Wagner, E.P.; Koehle, M.A.; Moyle, T.M; Lambert, P.D., How Green Is your Fuel? Creation
and Comparison of Automotive Biofuels, J. Chem Educ. 2010, 87, 711-712
Isac-Garcia, J., Dobado, J.A., Calvo-Flores, F.G., Martinez-Garcia, H., 2016, Experimental
Organic Chemistry: Laboratory Manual, Elsevier, London.
LEMBAR KERJA PERCOBAAN
Topik:
Nama: Tanggal:
NIM: Asisten:
Kelompok:
Percobaan Pengamatan
PERCOBAAN 5
EKSTRAKSI PIPERIN DARI LADA HITAM
A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu mengisolasi piperin dari lada hitam dengan menggunakan teknik dasar
laboratorium.
B. Tinjaun Teoritis
Lada merupakan tumbuhan merambat dari familia Piperaceae. Biji kering dari
tumbuhan ini sering digunakan sebagai bumbu dapur dan obat-obatan tradisional. Biji dari
tumbuhan ini dikenal memiliki aroma dan rasa pedas yang khas sehingga sering digunakan
meningkatkan cita rasa makanan. Aroma ini diketahui berasal dari minyak lada yang
mengandung senyawa-senyawa atsiri, sedangkan rasa pedas diketahui berasal dari senyawa-
senyawa alkaloid yang banyak terkandung di dalam biji lada seperti piperin, piperanin,
piperetin, pipersida, piperilin A, piperolein B, piperisin, dan lain-lain. Diantara senyawa-
senyawa alkaloid tersebut, piperin merupakan komponen terbesar dengan kandungan hingga
2-4%. Senyawa ini diketahui bersifat basa lemah dan dapat terdekomposisi melalui reaksi
hidrolisis terkatalisis asam atau basa menghasilkan piperidin dan asam piperat.
Percobaan Pengamatan
PERCOBAAN 6
REAKSI SUBSTITUSI AROMATIK ELEKTROFILIK:
NITRASI FENOL
A. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari reaksi substitusi aromatik elektrofilik melalui reaksi nitrasi fenol.
2. Mempelajari aspek green chemistry dari reaksi nitrasi fenol.
B. Tinjauan Teoritis
Nitrasi senyawa aromatik merupakan salah satu contoh reaksi substitusi aromatik
elektrofilik. Reaksi ini sangat penting karena banyak digunakan dalam berbagai aplikasi
seperti dalam pembuatan bahan pewarna, obat-obatan, agrokimia, bahan peledak, dan
pembuatan plastik. Reaksi ini dimediasi oleh pembentukan ion nitronium (NO2+) yang
berinteraksi lebih lanjut dengan cincin aromatik menghasilkan cincin aromatik ternitrasi.
Secara tradisional, pembentukan ion nitronium biasanya dilakukan dengan menggunakan dua
asam pekat yang korosif yaitu asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat. Penggunaan kedua
asam ini seringkali mengakibatkan oksidasi bahan dasar sehingga menurunkan rendemen
produk yang dihasilkan. Selain itu, penggunaan asam pekat yang berlebihan seringkali
mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Percobaan Pengamatan