Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA

DESA TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:

SUSILOWATI

NIM: J 210090101

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 1
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 2
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 3
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)

PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA
DESA TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI

Susilowati*
Agus Sudaryanto, S. Kep., Ns., M. Kes**
Ambarwati, S. Pd., M. Si**

Abstrak

Latar belakang: Lansia adalah masa perkembangan biologis yang akan dialami
semua orang secara alami. Dalam proses penuaan, lansia mengalami penurunan
fungsi organ tubuh atau sangat rentan terhadap penyakit, oleh karena itu sarana
pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan di masa usia lanjut ini. Peneliti berfokus
pada posyandu lansia karena posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk
lanjut usia, sangat efektif digunakan sebagai sarana dan fasilitas kesehatan bagi
lansia untuk memonitor maupun mempertahankan status kesehatan lansia. Oleh
karena itu lansia diharapkan mampu berkunjung dan aktif dalam kegiatan yang
diadakan oleh posyandu lansia di daerah mereka masing-masing, sehingga lansia
mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan yang memadai untuk
kebutuhan kesehatan di masa tuanya.
Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor (umur, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat
pendidikan, sikap, dan dukungan keluarga lansia) yang mempengaruhi kunjungan
lansia ke posyandu lansia di Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan tehnik kuantitatif, dengan
metode cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan tehnik proportional
stratified sampling dengan jumlah sampel 79 responden. Uji analisa data
penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square.
Hasil Penelitian: 1) Tidak terdapat hubungan antara usia (p= 0,295) dan jenis
kelamin (p= 0,275) dengan keaktifan lansia ke posyandu lansia. 2) Terdapat
hubungan antara pekerjaan (p= 0,027), tingkat pendidikan (p= 0,037), sikap (p=
0,005), dan dukungan keluarga (p= 0,001) dengan keaktifan lansia ke Posyandu
Lansia.
Kesimpulan: Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
Pekerjaan, Tingkat Pendidikan, Sikap, dan Dukungan Keluarga dengan Keaktifan
Lansia ke Posyandu Lansia.

Kata Kunci: kunjungan, keaktifan, pos pelayanan terpadu, lansia


Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 4
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)

FACTORS THAT AFFECT


THE ELDERLY VISITS TO ELDERLY POSYANDU
AT VILLAGE TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI

Susilowati*
Agus Sudaryanto S. Kep., Ns., M. Kes**
Ambarwati S. Pd., M. Si**

Abstract

Abstract background: the biological development of the elderly is to be


experienced by all people naturally. In the process of aging, the elderly decreased
organ function or highly susceptible to the disease, therefore it means much-
needed health services in this age period. Researchers focus on the elderly
because posyandu integrated elderly services are heading for seniors, it’s
effectively used as a means of health facilities for the elderly and to monitor and
maintain the health status of the elderly. Therefore, the elderly are expected to
visit and be active in activities organised by the elderly posyandu in their areas
respectively, so that the elderly get health services and health education to health
needs at times of old.

Objective: to know the factors (age, gender, occupation, level of education, family
support, and attitude of the elderly) that affect the elderly visits to the elderly
posyandu in the village of Tegalgiri Nogosari Boyolali.

Research methods: this research using quantitative techniques, with a cross


sectional method. Sampling techniques using proportional stratified sampling
with amount of sample are 79 respondents. Test analysis of this research data
using statistical test of Chi Square.

Research results: 1) there is no relation between the age (p= 0,295) and the sexes
(p= 0,275) with the elderly visits to elderly posyandu. 2) there is a relationship
between work (p= 0,027), the level of education (p= 0,037), attitudes (p= 0,005),
and family support (p= 0,001) with the elderly visits to elderly posyandu.

Conclusion: the results of statistical tests indicate that there is a relationship


between employment, level of education, attitude, and support families with the
elderly visits to elderly posyandu.

Keywords: visits, activity, integrated service post, elderly


Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 3
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI


Latar belakang Pengertian Lanjut Usia (Lansia)
Laju pertumbuhan penduduk Lansia bukanlah penyakit
di Negara Indonesia menurut badan melainkan tahapan lanjut dari suatu
pusat statistik Indonesia (2008) proses kehidupan yang ditandai
yaitu: pada tahun 2005 jumlah dengan penurunan kemampuan tubuh
penduduk Indonesia 219.852,0 juta untuk beradaptasi dengan stress
jiwa dengan jumlah lansia 16,80 juta lingkungan, ditandai oleh kegagalan
jiwa, dan pada tahun 2007 jumlah seseorang mempertahankan
penduduk Indonesia 225.642,0 juta keseimbangan terhadap kondisi
jiwa dengan jumlah lansia 18,96 juta stress fisiologis (Efendi-Makhfudli,
jiwa. Peneliti tertarik untuk meneliti 2009).
mengenai lansia karena lansia adalah
masa perkembangan biologis yang Posyandu Lansia
akan dialami semua orang secara Posyandu lansia adalah pos
alami. Dalam proses penuaan, lansia pelayanan terpadu untuk masyarakat
mengalami penurunan fungsi organ usia lanjut di suatu wilayah tertentu
tubuh atau sangat rentan terhadap yang sudah disepakati, yang
penyakit, oleh karena itu sarana digerakkan oleh masyarakat dimana
pelayanan kesehatan sangat mereka bisa mendapatkan pelayanan
dibutuhkan di masa usia lanjut ini. kesehatan (Depkes RI, 2006).
Peneliti berfokus pada posyandu Manfaat posyandu lansia menurut
lansia karena posyandu lansia adalah Depkes (2006) adalah:
pos pelayanan terpadu untuk lanjut 1) Pengetahuan lansia menjadi
usia, sangat efektif digunakan meningkat, sehingga menjadi
sebagai sarana dan fasilitas dasar pembentukan sikap dan
kesehatan bagi lansia untuk dapat meningkatkan motivasi
memonitor maupun mempertahankan untuk selalu mengikuti kegiatan
status kesehatan lansia. Oleh karena posyandu lansia agar
itu lansia diharapkan mampu menghasilkan pribadi yang lebih
berkunjung dan aktif dalam kegiatan percaya diri di hari tuanya.
yang diadakan oleh posyandu lansia 2) Lansia dapat mengikuti senam
di daerah mereka masing-masing, lanjut usia agar meningkatkan
sehingga lansia mendapatkan kekuatan otot. Sehingga dengan
pelayanan kesehatan dan pendidikan melakukan senam lansia dapat
kesehatan yang memadai untuk mengurangi nyeri pada penderita
kebutuhan kesehatan di masa tuanya. arthritis, menurunkan kejadian
osteoporosis, serta memelihara
Tujuan penelitian kesehatan tulang otot dan sendi.
Tujuan penelitian ini untuk 3) Lansia dapat memperoleh
mengetahui faktor-faktor (umur, penyuluhan kesehatan yang
jenis kelamin, pekerjaan, tingkat berguna sebagai pengetahuan
pendidikan, sikap, dan dukungan dalam berbagai penyakit, serta
keluarga lansia) yang mempengaruhi bagaimana cara pencegahan dan
kunjungan lansia ke posyandu lansia pertolongan pertama pada
di Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali. penyakit tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 4
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)

Faktor yang Mempengaruhi cross sectional. Pengambilan sampel


Kunjungan Lansia ke Posyandu menggunakan tehnik proportional
Lansia stratified sampling dengan jumlah
1. Faktor demografi: usia, jenis sampel 79 responden. Uji analisa
kelamin, tingkat pendidikan, data penelitian ini menggunakan uji
sosial ekonomi. statistik Chi Square.
2. Faktor-faktor pendukung: sikap, Instrumen Penelitian
ketersediaan sarana dan fasilitas, Penelitian ini menggunakan
letak geografis, pelayanan tehnik instrumen penelitian dengan
kesehatan, dukungan keluarga, cara kuisioner, yaitu cara
(Stanley-Patricia, 2006). pengumpulan data dengan
menyebarkan kuisioner dengan
METODELOGI PENELITIAN pertanyaan yang telah disediakan
Penelitian ini menggunakan untuk responden.
tehnik kuantitatif. Penelitian ini
bersifat deskriptif dengan metode

HASIL PENELITIAN
1. Hasil Analisis Chi Square Pengaruh Usia terhadap Keaktifan Lansia ke
Posyandu Lansia
Tabel
Pengaruh Usia terhadap Keaktifan Lansia Berkunjung ke Posyandu Lansia
Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali
Keaktifan
Total p
Tidak aktif Aktif
(F / %)
Usia (F / %) (F / %)
60 – 69 tahun 23 (29,1%) 15 (19,0%) 38 (48,1%) 0,295
 70 tahun 20 (25,3%) 21 (26,6%) 41 (51,9%)
Total 43 (54,4%) 36 (45,6%) 79 (100,0%)

2. Hasil Analisis Chi Square Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Keaktifan Lansia
ke Posyandu Lansia
Tabel
Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Keaktifan Lansia Berkunjung ke
Posyandu Lansia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali
Keaktifan
Total p
Tidak aktif Aktif
(F / %)
Jenis Kelamin (F / %) (F / %)
Perempuan 21 (26,6%) 22 (27,8%) 43 (54,4%) 0,275
Laki-laki 22 (27,8%) 14 (17,7%) 36 (45,6%)
Total 43 (54,4%) 36 (45,6%) 79 (100,0%)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 5
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)

3. Hasil Analisis Chi Square Pengaruh Pekerjaan terhadap Keaktifan Lansia ke


Posyandu Lansia
Tabel
Pengaruh Pekerjaan terhadap Keaktifan Lansia Berkunjung ke Posyandu
Lansia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali
Keaktifan
Total p
Tidak aktif Aktif
(F / %)
Pekerjaan (F / %) (F / %)
Tidak bekerja 31 (39,2%) 33 (41,8%) 64 (81,0%) 0,027
Bekerja 12 (15,2%) 3 (3,8%) 15 (19,0%)
Total 43 (54,4%) 36 (45,6%) 79 (100,0%)

4. Hasil Analisis Chi Square Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Keaktifan


Lansia ke Posyandu Lansia
Tabel
Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Keaktifan Lansia Berkunjung ke
Posyandu Lansia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali
Keaktifan
Total p
Tingkat Tidak aktif Aktif
(F / %)
Pendidikan (F / %) (F / %)
Dasar 29 (36,7%) 13 (16,5%) 42 (53,2%) 0,037
Menengah 11 (13,9%) 17 (21,5%) 28 (35,4%)
Tinggi 3 (3,8%) 6 (7,6%) 9 (11,4%)
79
Total 43 (54,4%) 36 (45,6%)
(100,0%)

5. Hasil Analisis Chi Square Pengaruh Sikap terhadap Keaktifan Lansia ke


Posyandu Lansia
Tabel
Pengaruh Sikap terhadap Keaktifan Lansia Berkunjung ke Posyandu
Lansia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali
Keaktifan
Total p
Tidak aktif Aktif
(F / %)
Sikap (F / %) (F / %)
Sangat tidak baik 8 (10,1%) 2 (2,5%) 10 (12,7%) 0,005
Tidak baik 13 (16,5%) 4 (5,1%) 17 (21,5%)
Baik 15 (19,0%) 12 (15,2%) 27 (34,2%)
Sangat baik 7 (8,9%) 18 (22,8%) 25 (31,6%)
Total 43 (54,5%) 36 (45,6%) 79 (100,0%)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 6
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)

6. Hasil Analisis Chi Square Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Keaktifan


Lansia ke Posyandu Lansia
Tabel
Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Keaktifan Lansia Berkunjung ke
Posyandu Lansia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali
Keaktifan
Dukungan Total p
Tidak aktif Aktif
Keluarga (F / %)
(F / %) (F / %)
Tidak ada 29 (36,7%) 11 (13,9%) 40 (50,6%) 0,001
Ada 14 (17,7%) 25 (31,6%) 39 (49,4%)
Total 43 (54,4%) 36 (45,6%) 79 (100,0%)

PEMBAHASAN kesehatannya (Miller: 1999, yang


1. Pengaruh Usia Responden dikutip oleh Hardywinoto: 2007).
terhadap Keaktifan ke Posyandu Penelitian ini mendukung
Lansia penelitian Henniwati (2008),
Ditinjau dari usia, sampel dengan judul: ”Faktor-faktor
yang diteliti mayoritas adalah yang Mempengaruhi
lansia yang berusia lebih dari 70 Pemanfaatan Pelayanan
tahun yaitu sebanyak 51,9% Posyandu Lanjut Usia di Wilayah
sedangkan 48,1% sisanya berusia Kerja Puskesmas Kabupaten
antara 60 - 69 tahun. Berdasarkan Aceh Timur”. Hasil penelitian
hasil uji Chi-Square diperoleh faktor usia dengan hasil uji Chi-
nilai probabilitas (p) = 0,295. Square menunjukkan probabilitas
Dikarenakan nilai p>0,05 (p>0,05), (0,671>0,05) berarti
(0,295>0,05), maka Ho diterima H0 diterima. Hal ini
artinya tidak terdapat pengaruh menunjukkan bahwa tidak ada
antara usia dengan keaktifan pengaruh umur terhadap
lansia ke posyandu lansia. Hal ini pemanfaatan pelayanan posyandu
menunjukkan bahwa keaktifan lansia di Kabupaten Aceh Timur.
lansia ke posyandu tidak
dipengaruhi oleh faktor usia. 2. Pengaruh Jenis Kelamin
Lansia hanya ke posyandu Responden terhadap Keaktifan ke
jika merasakan adanya keluhan Posyandu Lansia
kesehatan. Hal ini karena ada Ditinjau dari karakteristik
kecenderungan semakin tua umur responden, hasil penelitian
seseorang semakin sering mereka menunjukkan bahwa mayoritas
mengalami sakit sehingga lansia yang mengikuti kegiatan
semakin sering pula mereka posyandu lansia di Desa
memanfaatkan pelayanan Tegalgiri Nogosari Boyolali
kesehatan di Posyandu tersebut adalah perempuan (54,4%).
sebagai dampak pada kebutuhan Hasil uji Chi Square
klien akan pemeliharaan menunjukkan nilai (p) = 0,275.
Dikarenakan nilai p>0,05
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 7
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)

(0,275>0,05), maka Ho diterima 3. Pengaruh Pekerjaan terhadap


artinya tidak ada pengaruh jenis Keaktifan ke Posyandu Lansia
kelamin terhadap keaktifan lansia Hasil penelitian menunjukkan
ke posyandu lansia. Hal ini bahwa lansia yang mengikuti
menunjukkan bahwa keaktifan kegiatan posyandu lansia di Desa
lansia ke posyandu tidak Tegalgiri Nogosari Boyolali
dipengaruhi oleh faktor jenis mayoritas tidak bekerja (81%),
kelamin. mayoritas aktif mengikuti
Jenis kelamin merupakan posyandu (41,8%). Kemudian
perbedaan bentuk, sifat, dan responden yang bekerja (19%),
fungsi biologis laki-laki dan mayoritas tidak aktif mengikuti
perempuan yang menentukan posyandu lansia (15,2%).
perbedaan peran dalam upaya Tidak adanya pekerjaan
meneruskan garis keturunan sebenarnya dapat menjadi
(Mubarak, 2009). keuntungan bila waktu luang
Penelitian ini mendukung yang tersedia dapat dimanfaatkan
hasil penelitian Rosyid (2009), untuk mengikuti pendidikan
dengan judul: “Faktor-faktor kesehatan atau penyuluhan.
yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia yang tidak bekerja
Lansia ke Posyandu Lansia di memiliki waktu yang lebih
RW VII Kelurahan Wonokusumo longgar sehingga akan lebih aktif
Kecamatan Semampir Surabaya”. dalam penyuluhan.
Hasil dari pengaruh jenis kelamin Hasil uji Chi-Square
terhadap kunjungan lansia di RW menunjukkan nilai probabilitas
VII Kelurahan Wonokusumo (p) = 0,027 Dikarenakan nilai
Kecamatan Semampir Surabaya p<0,05 (0,027<0,05), maka Ho
pada Bulan Juli 2009 ditolak artinya ada pengaruh
menunjukkan kunjungan 1 bulan antara pekerjaan dengan
1 kali yaitu berjenis kelamin keaktifan lansia ke posyandu
perempuan sebanyak 23 orang lansia. Hal ini menunjukkan
(75,9%), dan sebagian kecil bahwa responden yang bekerja
adalah kunjungan 1 bulan 2 kali cenderung tidak aktif berkunjung
yaitu berjenis kelamin laki-laki ke posyandu, sedangkan
sebanyak 4 orang (13,2%), responden yang tidak bekerja
kemudian dihitung dengan Uji cenderung lebih aktif berkunjung
Regresi Linier (SPSS) didapatkan ke posyandu.
p=0,725 maka H0 diterima, Penelitian ini mendukung
berarti tidak ada pengaruh. Maka hasil penelitian Rosyid (2009),
jenis kelamin bukan faktor yang dengan judul: “Faktor-faktor
mempengaruhi kunjungan lansia yang Mempengaruhi Kunjungan
ke Posyandu lansia di RW VII Lansia ke Posyandu Lansia di
Kelurahan Wonokusumo RW VII Kelurahan Wonokusumo
Kecamatan Semampir Surabaya. Kecamatan Semampir Surabaya”.
Hasil dari pengaruh pekerjaan
terhadap kunjungan lansia di RW
VII Kelurahan Wonokusumo
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 8
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)

Kecamatan Semampir Surabaya mempunyai pengaruh dalam


pada Bulan Juli 2009 pembentukan sikap dikarenakan
menunjukkan sebagian besar keduanya meletakkan dasar
yang berkunjung ke posyandu pengetahuan dan konsep moral
adalah kunjungan 1 bulan 1 kali diri individu. Individu yang
yaitu sebagai ibu rumah tangga berpendidikan lebih rendah (SD)
sebanyak 21 orang (69,3%), dan memiliki pengetahuan yang lebih
sebagian kecil adalah kunjungan rendah sehingga kurang
1 bulan 2 kali yaitu sebagai mengetahui manfaat dari
wiraswasta dan PNS masing- Posyandu Lansia. Tingkat
masing sebanyak 2 orang (6,6%), pendidikan responden yang
kemudian dihitung dengan Uji berpendidikan tinggi dianggap
Regresi Linier (SPSS) didapatkan mengerti dan mengetahui tentang
p=0,002 maka H0 ditolak, berarti gizi dan ilmu kesehatan serta
ada pengaruh. Maka hasil pentingnya berkunjung ke
penelitian menunjukkan bahwa Posyandu lansia (Rahayu, 2009).
pekerjaan merupakan faktor yang Oleh karena itu tingkat
mempengaruhi kunjungan lansia pendidikan yang rendah harus
ke Posyandu lansia di RW VII diimbangi dengan pemberian
Kelurahan Wonokusumo pengetahuan kesehatan agar
Kecamatan Semampir Surabaya. wawasan kesehatan mereka lebih
meningkat, misalnya dengan
4. Pengaruh Tingkat Pendidikan penyuluhan kesehatan.
terhadap Keaktifan ke Posyandu Hasil uji Chi-Square
Lansia menunjukkan nilai probabilitas
Hasil penelitian menunjukkan (p) = 0,037. Dikarenakan nilai
bahwa lansia yang mengikuti p<0,05 (0,037<0,05), maka Ho
kegiatan posyandu lansia di Desa ditolak artinya ada pengaruh
Tegalgiri Nogosari Boyolali antara tingkat pendidikan dengan
adalah responden yang keaktifan lansia ke posyandu
berpendidikan dasar (53,2%), lansia. Hal ini menunjukkan
mayoritas tidak aktif ke bahwa responden yang
posyandu (36,7%). Responden berpendidikan rendah cenderung
yang berpendidikan menengah tidak aktif berkunjung ke
(35,4%), mayoritas aktif ke posyandu, sedangkan responden
posyandu (21,5%). Responden yang berpendidikan menengah
yang berpendidikan tinggi dan tinggi cenderung lebih aktif
(11,4%), mayoritas aktif berkunjung ke posyandu.
mengikuti posyandu lansia Sesuai dengan pendapat
(7,6%). Hardywinoto (2007) bahwa
Tingkat pendidikan yang semakin tinggi tingkat
tidak tinggi mengindikasikan pendidikan seseorang akan
kurangnya pengetahuan dan meningkatkan pula ilmu
pemahaman responden tentang pengetahuan, informasi yang
kesehatan. Pengaruh tingkat didapat. Hal ini menunjukkan
pendidikan sebagai suatu sistem semakin tinggi pendidikan maka
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 9
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)

kebutuhan dan tuntutan terhadap bahwa mayoritas responden


pelayanan kesehatan semakin memiliki sikap yang cukup baik
meningkat pula. Sebaliknya terhadap adanya kegiatan
semakin rendah tingkat posyandu lansia. Artinya lansia
pendidikan akan mengakibatkan di Desa Tegalgiri Nogosari
mereka sulit menerima Boyolali memiliki sikap yang
penyuluhan yang diberikan oleh cukup baik terhadap keberadaan
tenaga kesehatan dan cenderung posyandu. Responden dapat
tidak tahu terhadap adanya menerima dengan baik adanya
pelayanan kesehatan khusus posyandu yang menganjurkan
terhadap lansia. pola hidup sehat yang dapat
Penelitian ini mendukung menghindarkan mereka dari
hasil penelitian Handayani serangan penyakit.
(2012) dengan judul: Hasil uji Chi-Square
”Pemanfaatan Pos Pembinaan menunjukkan nilai probabilitas
Terpadu oleh Lanjut Usia di (p) = 0,005. Dikarenakan nilai
Kecamatan Ciomas Kabupaten p<0,05 (0,005<0,05), maka Ho
Bogor Tahun 2012 dan Faktor ditolak artinya ada pengaruh
yang Berhubungan”. Hasil antara sikap dengan keaktifan
penelitian menunjukkan sebagian lansia ke posyandu lansia. Hal ini
besar responden yang tidak menunjukkan bahwa semakin
memanfaatkan pelayanan baik sikap responden terhadap
posbindu lansia terdapat keberadaan posyandu, maka
perbedaan proporsi antara semakin tinggi keaktifan lansia
responden yang mempunyai ke posyandu. Sebaliknya
pendidikan SD (84,2%) dengan semakin kurang baik sikap
responden lansia yang responden terhadap keberadaan
mempunyai pendidikan kurang posyandu, maka semakin rendah
dari SD (65,8%). Hasil uji keaktifan lansia ke posyandu.
statistik didapatkan nilai p=0,01 Hal ini sesuai dengan
dan OR=0,36 dapat diambil pendapat Notoatmodjo (2003)
kesimpulan bahwa ada hubungan yang menyatakan bahwa sikap
pendidikan dengan pemanfaatan dan tindakan merupakan respon
posbindu lansia di Kecamatan internal setelah adanya
Ciomas. pemikiran, tanggapan, sikap
batin, dan pengetahuan. Tindakan
5. Pengaruh Sikap Responden atau perilaku manusiawi ini
terhadap Keaktifan ke Posyandu dipengaruhi oleh keturunan,
Lansia lingkungan, dan pengetahuan.
Mayoritas responden Dalam tahapan proses
memiliki sikap yang cukup baik beraktivitas, setelah individu
terhadap adanya kegiatan melakukan pencarian dan
posyandu lansia yaitu sebanyak pemrosesan informasi, langkah
27 orang atau 34,2%, dan hanya berikutnya adalah menyikapi
12,7% yang bersikap tidak baik. informasi yang diterimanya.
Hasil penelitian menunjukkan Apakah individu akan meyakini
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 10
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)

informasi yang diterimanya, hal mempertahankan budaya yang


ini berkaitan dengan pengetahuan umum dilakukan keluarga
yang dimilikinya. Keyakinan- tersebut, khususnya pada lansia
keyakinan atas suatu informasi dapat meningkatkan
membentuk sikap individu. perkembangan fisik, mental,
Penelitian ini mendukung emosional dan sosial. Hal ini
hasil penelitian Handayani akan memotivasi lansia untuk
(2012) dengan judul: aktif berkunjung ke posyandu
”Pemanfaatan Pos Pembinaan lansia.
Terpadu oleh Lanjut Usia di Hasil uji Chi-Square
Kecamatan Ciomas Kabupaten menunjukkan nilai probabilitas
Bogor Tahun 2012 dan Faktor (p) = 0,001. Dikarenakan nilai
yang Berhubungan”. Hasil p<0,05 (0,001<0,05), maka Ho
penelitian menunjukkan ada ditolak artinya ada pengaruh
perbedaan proporsi sikap negatif antara dukungan keluarga dengan
(85,2%) yang dimiliki responden keaktifan lansia ke posyandu
yang tidak memanfaatkan lansia. Hal ini menunjukkan
posbindu lansia dengan sikap bahwa adanya dukungan
positif (70,3%) responden. Hasil keluarga dapat mendorong
uji statistik didapati nilai p=0,018 keaktifan lansia untuk
maka dapat disimpulkan bahwa berkunjung ke posyandu lansia.
ada hubungan antara sikap Sebaliknya tidak adanya
dengan pemanfaatan posbindu dukungan keluarga menyebabkan
lansia di Kecamatan Ciomas. rendahnya kunjungan lansia
dalam kegiatan posyandu lansia.
6. Pengaruh Dukungan Keluarga Keluarga mempunyai peran
terhadap Keaktifan ke Posyandu utama dalam memberi dorongan
Lansia kepada lansia sebelum pihak lain
Hasil analisis univariat turut memberi dorongan. Pola
menunjukkan bahwa mayoritas hubungan dukungan keluarga
responden tidak mendapatkan dengan keaktifan menunjukkan
dukungan keluarga yaitu bahwa dengan adanya dukungan
sebanyak 50,6%. Hal ini berarti keluarga maka semakin tinggi
keluarga responden kurang keaktifan lansia mengikuti
memberikan dukungan bagi kegiatan posyandu lansia.
lansia untuk aktif di kegiatan Sebaliknya, tidak adanya
Posyandu Lansia, keluarga juga dukungan keluarga menyebabkan
selalu memperhatian kebutuhan rendahnya keaktifan lansia
lansia, mau mendengar keluhan mengikuti kegiatan posyandu
lansia, dan memberikan bantuan lansia. Hal ini sesuai dengan
untuk aktifitas lansia sehari-hari. pendapat Hawari (2008) yang
Dukungan dari orang yang menyatakan dukungan dari
dihubungkan oleh ikatan keluarga (suami, istri atau anak)
perkawinan (seperti dari sangat diperlukan lansia untuk
suami/istri atau dari anak) akan menyokong rasa percaya diri dan
menciptakan dan perasaan dapat menguasai
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 11
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)

lingkungan. Hal ini dapat keaktifan lansia ke posyandu


mengembangkan kecenderungan tidak dipengaruhi oleh faktor
lansia kepada hal-hal positif dan jenis kelamin.
kemudian mengurangi gangguan 3. Terdapat pengaruh status
psikologis yang berpengaruh kuat pekerjaan terhadap keaktifan
terhadap stress dan depresi. lansia ke posyandu lansia.
Penelitian ini mendukung Hal ini menunjukkan bahwa
hasil penelitian Handayani responden yang bekerja
(2012) dengan judul: cenderung tidak aktif
”Pemanfaatan Pos Pembinaan berkunjung ke posyandu,
Terpadu oleh Lanjut Usia di sedangkan responden yang
Kecamatan Ciomas Kabupaten tidak bekerja cenderung lebih
Bogor Tahun 2012 dan Faktor aktif berkunjung ke
yang Berhubungan”. Hasil posyandu.
penelitian menunjukkan 4. Terdapat pengaruh tingkat
responden yang tidak pendidikan terhadap
memanfaatkan posbindu lansia keaktifan lansia ke posyandu.
lebih besar proporsinya pada Hal ini menunjukkan bahwa
lansia yang tidak memiliki responden yang
dukungan keluarga (97,6%) berpendidikan rendah
dibandingkan dengan responden cenderung tidak aktif
yang ada dukungan keluarga berkunjung ke posyandu,
(0,0%). Hasil uji statistik didapat sedangkan responden yang
nilai p=0,000 maka ada berpendidikan tinggi
hubungan antara dukungan cenderung lebih aktif
keluarga dengan pemanfaatan berkunjung ke posyandu.
posbindu lansia di Kecamatan 5. Terdapat pengaruh sikap
Ciomas. terhadap keaktifan lansia ke
posyandu. Hal ini
KESIMPULAN DAN SARAN menunjukkan bahwa semakin
A. Kesimpulan baik sikap responden
Berdasarkan hasil analisis terhadap keberadaan
yang telah diuraikan, maka dapat posyandu, maka semakin
diambil kesimpulan sebagai tinggi keaktifan lansia ke
berikut: posyandu. Sebaliknya
1. Tidak terdapat pengaruh usia semakin kurang baik sikap
terhadap keaktifan lansia ke responden terhadap
posyandu lansia. Hal ini keberadaan posyandu, maka
menunjukkan bahwa semakin rendah keaktifan
keaktifan lansia ke posyandu lansia ke posyandu.
tidak dipengaruhi oleh faktor 6. Terdapat pengaruh dukungan
usia. keluarga terhadap keaktifan
2. Tidak terdapat pengaruh jenis lansia ke posyandu. Hal ini
kelamin terhadap keaktifan menunjukkan bahwa semakin
lansia ke posyandu lansia. tinggi dukungan keluarga,
Hal ini menunjukkan bahwa maka semakin tinggi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 12
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)

keaktifan lansia ke posyandu. 4. Dinas kesehatan setempat,


Sebaliknya semakin rendah sebaiknya membuat
dukungan keluarga, maka perencanaan dan
semakin rendah pula pengembangan pelayanan
keaktifan lansia dalam kesehatan pada lansia dalam
mengikuti kegiatan posyandu peningkatan kualitas
lansia pelayanan kesehatan
khususnya dalam pemberian
B. Saran penyuluhan kesehatan pada
Berdasarkan beberapa lansia.
kesimpulan di atas, maka 5. Bagi peneliti selanjutnya,
disampaikan beberapa saran dapat melanjutkan penelitian
sebagai berikut: ini dengan meneliti faktor-
1. Sebaiknya keluarga lansia faktor lain yang berkaitan
memberikan dukungan dengan keaktifan lansia ke
kepada lansia yang dapat posyandu, misalnya motivasi,
dilakukan dengan kepribadian, dukungan
memberikan perhatian, petugas kesehatan, dan
motivasi, kepedulian terhadap kondisi fisik lansia.
keluhan lansia, sehingga
lansia dapat mencurahkan
perasaannya dan mendorong DAFTAR PUSTAKA
untuk lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan posyandu BPS Statistik Indonesia. 2008.
lansia. Statistik Indonesia 2008:
2. Perlu adanya peningkatan Statistical Yearbook of
pengetahuan bagi lansia Indonesia 2008. Indonesia:
tentang manfaat posyandu BPS Statistik Indonesia.
karena kurangnya Depkes RI. 2006. Pedoman
pengetahuan lansia akan Pelatihan Kader Kelompok
menyebabkan lansia tidak Usia Lanjut Bagi Petugas
aktif di kegiatan posyandu Kesehatan. Jakarta:
lansia. Hal ini dapat Direktorat Kesehatan
dilakukan melalui sosialisasi, Keluarga.
penyuluhan, dan pendidikan Effendi, Ferry. Makhfudli. 2009.
kesehatan. Keperawatan Kesehatan
3. Bagi pemerintah diharapkan Komunitas, Teori dan Praktik
memberikan dukungan dalam dalam Keperawatan. Jakarta:
upaya mensosialisasikan Salemba Medika.
manfaat posyandu lansia Handayani, Dewi Eka. 2012.
dengan menyediakan sarana Pemanfaatan Pos Pembinaan
dan prasarana yang Terpadu oleh Lanjut Usia di
dibutuhkan seperti ruang Kecamatan Ciomas
pertemuan, materi Kabupaten Bogor Tahun
penyuluhan, dan penyediaan 2012 dan Faktor yang
tenaga penyuluhan kesehatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut 13
Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali (Susilowati)

Berhubungan. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Hardywinoto. 2007. Panduan
Gerontologi. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Hawari, Dadang. 2008. Manajemen
Stress, Cemas dan Depresi.
Jakarta: FKUI.
Henniwati. 2008. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pemanfaatan
Pelayanan Posyandu Lanjut
Usia di Wilayah Kerja
Puskesmas Kabupaten Aceh
Timur. Medan: Universitas
Sumatra Utara Medan.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2009.
Ilmu Keperawatan
Komunitas, Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba
Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. Dr. 2003.
Pengantar Pendidikan
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rahayu, Anggorowati. 2009.
Analisis Kecukupan Energi
dan Protein terhadap Status
Gizi Lansia di Posyandu
Lansia “Ngesti Basuki”,
danukusuman, surakarta.
Program D-IV Analis
Kesehatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Masyarakat
Universitas Setia Budi
Surakarta. Surakarta: * Susilowati: Mahasiswa S1
Universitas Setia Budi Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani
Surakarta. Tromol Pos 1 Kartasura
Rosyid, Fahrun Nur, dkk. 2009. ** Agus Sudaryanto, S. Kep., Ns.,
Faktor-faktor yang M. Kes: Dosen Keperawatan FIK
Mempengaruhi Kunjungan UMS. Jln A Yani Tromol Pos 1
Lansia ke Posyandu Lansia Kartasura
di RW VII Kelurahan ** Ambarwati, S. Pd., M. Si:
Wonokusumo Kecamatan Dosen Kesehatan Masyarakat FIK
Semampir Surabaya. UMS. Jln A Yani Tromol Pos 1
Surabaya: Universitas Kartasura
Muhammadiyah Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai