Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BOTANI

MEIOSIS

Oleh :

Kelompok 2 Kelas P

Anggota :

Rizqita Dhia Fairuza 165040207111025

Husna Ghany Permana 165040207111026

Affan Musthafa Subagyo 165040207111027

Theza Imanuella 165040207111028

Allysa Puspa Saraswati 165040207111029

Alvian Yogi Pratama 165040207111030


MEIOSIS

Pembelahan meiosis merupakan pembelahan reduksi yaitu pembelahan yang


mengalami pengurangan jumlah kromosom sel induk. Seperti tetrapliod menjadi diploid, atau
diploid menjadi haploid. Pengurangan jumlah kromosom ini merupakan suatu mekanisme
dalam mempertahankan jumlah kromosom anak dari hasil reproduksi seksual. Jumlah
kromosom sel somatis manusia ada 46, dengan demikian sel gamet (sperma oatau ovum)
akan berjumlah 23.
Pada pembelahan sel meiosis terjadi dua kali pembelahan. Antara meiosis pertama
dan meiosis kedua tidak terdapat interfase. Satu sel induk yang diploid (2n) menghasilkan
empat sel anakan yang bersifat haploid (n). Meiosis dapat disebut pula pembelahan reduksi
yang berarti terjadi pengurangan jumlah kromosomnya.
Meiosis pada tumbuhan terjadi pada pembentukan spora yang berasal dari serbuk sari
dan kepala putik. Sementara itu, meiosis pada hewan terjadi pembentukan gamet secara
langsung yang berasal dari sel sperma dan sel ovum.

Pada tahapan pertama meiosis akan terjadi pemisahan kromosom homolog yang
senantiasa berpasangan. Berikut tahapan dari meiosis I :

1. Interfase

Seperti pada pembelahan mitosis, tahapan interfase atau yang dikenal dengan fase
istirahat adalah tahapan persiapan menuju fase pembelahan sebenarnya. Meski dinamakan
fase istirahat sebenarnya sel tidak benar – benar istirahat. Hal ini dikarenakan sel aktif
mengadakan metabolisme persiapan menuju pembelahan yang sebenarnya. Interfase terdiri
atas tiga tahapan yaitu G1 (duplikasi organel); S (sintesis DNA); dan G2 (pertumbuhan
lanjutan). Interfase memerlukan waktu yang cukup lama (hampir 24 jam).
2. Profase I

Fase profase I pada meiosis hampir sama dengan mitosis, hanya saja akan terjadi
banyak perbedaan tahapannya. Tahap profase I ini memakan waktu yang paling lama pada
pembelahan meiosis, dapat berlangsung selama beberapa hari (90% dari waktu yang
dibutuhkan untuk meiosis). Profase terdiri atas beberapa tahapan, yaitu:

1) Leptoten
Pada tahap ini benang – benang kromatin akan berkondensasi (memadat)
membentuk kromatid.
2) Zigoten
Kromatid menduplikasikan diri yang masih dalam satu sentromer sehingga
membentuk kromatid yang mengganda. Dengan demikian, sel mengandung dua set
kromosom ganda (2 x 2n), yang artinya jika pada manusia akan ada 92 kromosom
yang mana masing – masing set mengganda (1 set = 23 kromosom).
3) Pakiten
Pada tahapan ini terjadi sinapsis yaitu kromosom homolog yang masing –
masing terdiri atas dua kromatid muncul sebagai pasangan. Kromosom homolog
adalah kromosom yang memiliki kesamaan bentuk, dan mengatur sifat yang sama.
Karena kromosom homolog senantiasa berdekatan sehingga terlihat sebagai suatu
tetrad kromatid atau bivalen.
4) Diploten
Pada tahap ini, kromosom homolog bergerak saling menjauhi. Saat itu terjadi
pelekatan berbentuk X pada suatu tempat tertentu di kromosom yang disebut kiasma.
Kiasma merupakan bentuk persilangan dua dari empat kromatid suatu kromosom
dengan pasangan kromosom homolognya, serta terjadi juga pindah silang pada
kromosom.
5) Diakinesis
Pada tahapan ini, membran inti atau nukleous akan mulai menghilang.
Sementara sentrosom akan membelah menjadi dua sentriol yang masing – masing
akan menuju kutub sel yang berlawanan dengan membentuk benang – benang spindel
yang merupakan pemanjangan dari mikrotubula penyusun sentriol. Tetrad bergerak
menuju bidang pembelahan.
3. Metafase I

Pada meiosis I bertujuan untuk memisahkan kromosom homolog. Kromosom


homolog yang masing – masing tersusun atas dua kromatid (tetrad) akan berjajar di bidang
ekuator. Pada ahir profase I (diakinesis) mikrotubula sentriol yang membentuk benang –
benang spindel berhasil mengikat kinetokor (titik ikatan benang – benang spindel pada
sentromer) yang akhirnya mengarahkan kromosom homolog untuk berjajar di pelat metafase.
Mikrotubula kinetokor ini akan mengikat satu kromosom, sementara kromosom homolognya
akan diikat oleh mikrotubula pada kutub yang berlawanan.

4. Anafase I

Pada tahapan ini akan terjadi pemisahan kromosom homolog. Benang – benang
spindel yang mengikat masing – masing kromosom akan memendek, sehingga akan menarik
kromosom ke kutubnya masing – masing. Dengan demikian, kromosom homolog akan
berpisah menuju kutubnya masing – masing seiring dengan memendeknya benang – benang
spindel ke bentuk awal.
5. Telofase I dan sitokinesis

Pada telofase I, kromosom yang terdiri atas dua kromatid masing – masing telah
sampai pada kutub yang berlawanan. Kromosom akan terurai kembali menjadi kromatin, dan
membran inti serta anak inti akan terbentuk kembali. Setelah itu akan terbentuk pelat
pembelahan yang merupakan bagian sitokinesis yaitu pembelahan sitoplasma. Sitokinesis
akan membagi sel menjadi dua sel yang masing – masing mengandung satu set kromosom
yang mengganda (masing – masing sel memiliki kromosom yang terdiri atas dua kromatid).
Tahapan Meiosis II

Tahapan ini meneruskan pembelahan pada meiosis I yang telah menghasilkan dua sel
dengan masing – masing mengandung satu set kromosom mengganda. Jika dilihat dari
jumlah set kromosom, masing – masing sel yang terbentuk dari pembelahan meiosis I bersifat
haploid. Namun jika dilihat dari jumlah kromosomnya, jumlah kromosom pada masing –
masing sel anak sama dengan jumlah kromosom induk.

Tujuan dari meiosis II ialah pemisahan kromatid sister yang masih terikat pada satu
sentromer, sehingga akan terbentuk empat sel yang haploid baik secara jumlah set ataupun
jumlah kromosomnya.

Tahapan meiosis II sama dengan tahapan meiosis I, seperti sebagai berikut:

1. Interfase II

Interfase pada meiosis II ini tidak seperti pada meiosis I. Interfase II hanya akan terjadi
duplikasi organel dan persiapan pembelahan selanjutnya.

2. Profase II

Pada tahapan ini berlangsung lebih cepat. Benang – benang kromatin akan terbentuk menjadi
kromatid kembali dan diikat oleh satu sentromer. Sentrosom akan kembali terurai menjadi
dua sentriol dengan membentuk benang – benang spindel yang akan berikatan dengan
kinetokor pada kromatid sister. Benang – benang spindel membawa kromatid sister menuju
kutub yang berlawanan.
3. Metafase II

Kromatid sister telah sampai pada pelat metafase. Pada proses ini mirip seperti metafase
mitosis. Kromatid sister akan berjajar di pelat metafase. Benang – benang spindel dari kutub
yang berlawanan akan mengikat kromatid sister dari arah yang berlawanan.

4. Anafase II

Benang – benang spindel yang mengikat kromatid sister di kinetokor akan memendek.
Sehingga masing – masing benang – benang spidel akan menuju kutub yang berlawanan,
kromatid sister berpisah. Pada kasus gagal berpisah yang disebabkan oleh beberapa faktor
(radiasi, faktor usia, dan senyawa kimia), kromatid sister gagal berpisah. Hal ini
menyebabkan salah satu kutub akan kekurangan kromosom sementara kutub lainnya akan
kelebihan. Peristiwa gagal berpisah adalah penyebab dari berbagai kelainan jumlah
kromosom seperti pada Syndrom Down, Klinefelter, Patau, dan lain – lain.
5. Telofase II dan Sitokinesis

Tahap terakhir, kromatid sister berpisah. Masing – masing kutub memiliki kromatid tunggal.
Selanjutnya kromatid akan terurai menjadi benang – benang kromatin, membran inti dan
anak inti akan terbentuk. Cincin pembelahan akan membelah sel menjadi dua sel. Dengan
demikian, sel yang mengalami pembelahan meiosis akan membentuk empat sel yang bersifat
haploid.

Anda mungkin juga menyukai