Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Golongan F
(12) Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. (13)Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (14) Kemudian air mani itu kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami
bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
1. Menyembah Allah
Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah dan
beribadah kepada Allah SWT. Sebagai hamba Allah, manusia wajib menjalankan
segala perintah dan menjauhi segala laranganNya. Manusia juga harus menjadikan
rukun iman dan rukun islam sebagai pedoman hidupnya. Berikut ini adalah ayat
yang menyebutkan kewajiban manusia untuk beribadah kepada Allah SWT
Manusia adalah khalifah di muka bumi dan setiap manusia adalah pemimpin bagi
dirinya sendiri. Istilah khalifah disini adalah pemimpin dimana manusai
bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya.
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Albaqarah ayat 30 yang bunyinya
ْض ِفي َجا ِعل ِإ ِني ِل ْل َم َل ِئ َك ِة َربُّكَ قَا َل َو ِإذ ِ الد َما َء َو َي ْس ِفك ِفي َها ي ْفسِد َم ْن ِفي َها أَتَجْ َعل قَالوا ۖ َخ ِليفَة ْاْل َ ْر
ِ َونَحْ ن
س ِبح َ تَ ْعلَمونَ َّل َما أ َ ْعلَم ِإ ِني قَا َل ۖ لَكَ َونقَدِس ِب َح ْمدِكَ ن
manusia juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya pada generasi selanjutnya
agar ajaran islam tetap terjaga hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurut
islam yang menyebutkan bahwa ilmu pendidikan islam bukan hanya ilmu yang
diajarkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Sebagaimana yang
disebutkan dalam firman Allah surat Al imran ayat 104 yang bunyinya
ِ ْالم ْف ِلحونَ هم َوأو َٰلَئِكَ ۚ ْالم ْنك َِر َع ِن َو َي ْن َه ْونَ بِ ْال َم ْعر
وف َويَأْمرونَ ْال َخي ِْر إِلَى يَدْعونَ أمة ِم ْنك ْم َو ْلت َك ْن
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.“(QS Al Imran : 104
a. Martabat Manusia
Martabat adalah kehormatan, dan martabat ini merupakan bagian dari sifat manusia.
Allah SWT menempatkan manusia sebagai khalifah dimuka bumi dan memberikan
kedudukan kemuliaan dan martabat kepada manusia hingga memiliki derajad yang
tinggi dan bahkan lebih tinggi dari malaikat sehingga malaikat pun bersujud
dihadapan manusia.
Tingkatan ini terdiri dari beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil
ibadahnya yang diwujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan tingkatan
tersebut. Secara umum dalam thariqat naqsyabandi tingkatan tingkatan ini
jumlahnya ada 7 (tujuh) yang dikenal juga dengan nama martabat tujuh, seseorang
hamba yang menempuh perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari
seseorangyang alim yang paham akan isi dari tingkatan ini setiap tingkatnya,
seseorang hamba tidak dibenarkan sembarangan menggunakan tahapan tingkatan
ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya pada riyadhah dzikir pada setiap
tingkatan, ia harus ada mendapat hasil dari amalan pada tingkatan tersebut.
Tanggung Jawab Manusia
Sebagai hamba, tugas utama manusia adalah mengabdi (beribadah) kepada Sang
Khaliq; menaati perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hubungan manusia dengan Allah SWT bagaikan hubungan seorang hamba (budak)
dengan tuannya. Si hamba harus senantiasa patuh, tunduk, dan taat atas segala
perintah tuannya. Demikianlah, karena posisinya sebagai ‘abdi, kewajiban manusia
di bumi ini adalah beribadah kepada Allah dengan ikhlas sepenuh hati .
صينَ لَه الدِينَ حنَفَا َء َوي ِقيموا الص َلةَ َويؤْ توا الزكَاة َ ۚ َو َٰذَلِكَ دِين ْالقَ ِي َم ِة
ِ َو َما أ ِمروا ِإّل ِل َي ْعبدوا َّللاَ م ْخ ِل
Artinya “Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya, dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus.” – (QS.98:5)
Artinya :
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada
Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu
mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”
Tanda Tanda Orang Beriman
Al-Qur’an menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman
sebagai berikut:
1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar dan berusaha agar
ilmu Allah tidak lepas dari syaraf memorinya, serta jika dibacakan
ayat al-Qur’an, maka bergejolak hatinya untuk segera
melaksanakannya (al-Anfal: 2). Dia akan berusaha memahami ayat
yang tidak dia pahami sebelumnya.
2. Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan kerangka
ilmu Allah, diiringi dengan doa, yaitu harapan untuk tetap hidup
dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul (Ali Imran: 120, al-
Maidah: 12, al-Anfal: 2, at-Taubah: 52, Ibrahim: 11, Mujadalah: 10,
dan at-Taghabun: 13).
3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga
pelaksanaannya (al-Anfal:3dan al-Mu’minun: 2, 7). Bagaimanapun
sibuknya, kalau sudah masuk waktu shalat, dia segera shalat untuk
membina kualitas imannya.
4. Menafkahkan rezki yang diterimanya (al-Anfal: 3 dan al-
Mukminun: 4). Hal ini dilakukan sebagai suatu kesadaran bahwa
harta yang dinafkahkan di jalan Allah merupakan upaya pemerataan
ekonomi, agar tidak terjadi ketimpangan antara yang kaya dengan
yang miskin.
5. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga
kehormatan (al-Mukminun: 3, 5). Perkataan yang bermanfaat atau
yang baik adalah yang berstandar ilmu Allah, yaitu al-Qur’an
menurut Sunnah Rasulullah.
6. Memelihara amanah dan menempati janji (al-Mukminun: 6).
Seorang mu’min tidak akan berkhianat dan dia akan selalu
memegang amanah dan menepati janji.
7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong (al-Anfal: 74).
Berjihad di jalan Allah adalah bersungguh-sungguh dalam
menegakkan ajaran Allah, baik dengan harta benda yang dimiliki
maupun dengan nyawa.
8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (an-Nur:
62). Sikap seperti itu merupakan salah satu sikap hidup seorang
mukmin, orang yang berpandangan dengan ajaran Allah dan Sunnah
Rasul.
Pengertian Taqwa
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti
takut, menjaga, memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna
etimologis tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara
keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama Islam
secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).
Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan
perintah Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam
kehidupan ini.
Kolerasi antara Iman dan Taqwa
Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan. Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu
yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut
Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya
pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung
tegaknya ajaran Allah.
Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya
rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada
sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya
akan menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang
bertakwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-
benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang
mulia
2. Qiyas
Qiyas yaitu berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan menyamakannya.
Dengan kata lain Qiyas dapat diartikan pula sebagai suatu upaya untuk
membandingkan suatu perkara dengan perkara lain yang mempunyai pokok
masalah atau sebab akibat yang sama. Contohnya adalah pada surat Al isra ayat
23
dikatakan bahwa perkataan ‘ah’, ‘cis’, atau ‘hus’ kepada orang tua tidak
diperbolehkan karena dianggap meremehkan atau menghina, apalagi sampai
memukul karena sama-sama menyakiti hati orang tua.
3. Istihsan
Istihsan yaitu suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada Qiyas lainnya yang
lebih kuat atau mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima untuk
mencegah kemudharatan atau dapat diartikan pula menetapkan hukum suatu
perkara yang menurut logika dapat dibenarkan.
4. Mushalat Murshalah
Mushalat Murshalah yaitu menurut bahasa berarti kesejahteraan umum. Adapun
menurut istilah adalah perkara-perkara yang perlu dilakukan demi kemaslahatan
manusia
5. Sududz Dzariah
Sududz Dzariah yaitu menurut bahasa berarti menutup jalan, sedangkan menurut
istilah adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram
demi kepentingan umat
6. Istishab
Istishab yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah ditetapkan
di masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum tersebut.
7. Urf
Urf yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik berupa
perkataan maupun perbuatan.