Bagian Icha Tugas I
Bagian Icha Tugas I
15-21)
Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan: Persamaan dan Perbedaan
Ilmu keperilakuan menekankan pada penjelasan dan prediksi atas perilaku manusia,
berbeda dengan akuntansi keperilakuan yang menekankan pada hubungan antara perilaku
manusia dengan akuntansi itu sendiri. Ilmu keperilakuan merupakan cabang dari ilmu sosial
dan akuntansi, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan cabang dari akuntansi dan ilmu
keperilakuan.
Ilmu keperilakuan terikat pada penelitian aspek-aspek teori motivasi, stratifikasi
sosial, atau bentuk-bentuk sikap. Bagaimanapun, akuntansi keperilakuan hanya akan
mengaplikasikan unsur spesifik dari teori-teori tersebut atau hasil penelitian yang relevan
terhadap situasi akuntansi saat ini.
Akuntansi keperilakuan dapat diaplikasikan dan dipraktikkan menggunakan hasil
penelitian dari disiplin ilmu lain, ilmu keperilakuan, yang menjelaskan dan memprediksi
perilaku manusia. Akuntansi selalu menggunakan konsep, prinsip-prinsip, dan pendekatan-
pendekatan dari disiplin ilmu lain untuk mengembangkan utilitasnya.
Akuntansi keperilakuan akan banyak menjelaskan dan memberikan pemahaman
mengenai struktur dan dan fungsi dari sistem akuntansi, serta hubungan manusia terhadap
hal tersebut. Sedangkan, Ilmu keperilakuan akan lebih banyak menyinggung ilmu-ilmu lain
yang lebih luas terhadap dinamisasi organisasi dan pengembangan pola perilaku. Keduanya
dapat Bersama-sama menjelaskan masalah serta mengembangkan strategi untuk
mengumpulkan bukti-bukti terkait. Selain itu juga dapat bekerjasama dalam memilih metode
penelitian, dalam analisis data, serta pada penulisan dan pelaporan.
Untuk perbedaan ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan digambarkan pada
Tabel 1.1.
Bab.5 (Hal.58-61)
Mengidentifikasi jenis informasi yang dikumpulkan
Langkah selanjutnya dalam proses riset adalah mengidentifikasi jenis informasi yang
harus dikumpulkan. Arah riset seharusnya mempertimbangkan manfaat dan kerugian dari
sumber data primer maupun sekunder.
Validitas
Ada beberapa jenis validitas. Validitas isi (content validity) mengacu pada bagaimana
sebaiknya peneliti menggambarkan dimensi-dimensi dan konsep atau masalah-masalah yang
ingin diukur, khususnya yang berkaitan dengan tingkat ukuran yang diberikan untuk menutupi
rentang terhadap arti maupun terhadap suatu konsep. Validitas isi merupakan pokok
pertimbangan untuk setiap pertanyaan yang diajukan dan diukur dalam istilah-istilah yang
berhubungan dengan relevansi terhadap konsep yang diukur.
Kriteria yang berkaitan dengan validitas ditentukan dengan membandingkan antara
konsep yang diukur dan suatu kriteria eksternal atau asumsi yang diketahui untuk mengukur
konsep yang akan diteliti. Ada dua jenis kriteria yang berhubungan dengan validitas, yaitu
validitas prediktif (predictive validity) dan validitas konkuren (concurrent validity).
Validitas prediktif adalah validitas yang berkaitan dengan apakah suatu pengujian atau
pengukuran dapat secara akurat memprediksi perilaku. Validitas prediktif mengharuskan
adanya suatu kriteria atau indikator eksternal terhadap apa yang harus diprediksi.
Validitas konkuren adalah validitas yang berkaitan dengan hubungan antara alat ukur
dan kriteria sekarang atau masa lalu. Oleh karena itu, berbeda dengan validitas prediktif yang
merupakan ukuran untuk memprediksi perilaku yang dihasilkan pada waktu yang sama
sebagai ukuran eksternal terhadap perilaku, pengujian validitas konkuren membantu seorang
peneliti untuk membedakan individu-individu berdasarkan beberapa kriteria.
Validitas konstruksi (construct validity) adalah validitas yang berdasarkan pada suatu
pertimbangan apakah hasil dari pengukuran tersebut sesuai dengan teori. Validitas konstruksi
sangat bermanfaat untuk mengukur fenomena yang tidak memiliki kriteria eksternal.
Reliabilitas
Suatu instrumen alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil di setiap
waktu. Aspek lain dari keandalan adalah akurasi dari instrumen pengukuran.