Anda di halaman 1dari 10

PINGSAN

Pingsan atau disebut juga sinkop ialah kehilangan kesadaran sesaat karena aliran darah ke otak
untuk sementara berkurang.

Pada dasarnya, pingsan disebabkan oleh kurangnya suplai darah ke otak sehingga akan
mengganggu aktivitas reticular activating system di batang otak yang pada keadaan normal
membuat manusia terjaga. Kejadian ini dapat dipicu oleh keadaan-keadaan seperti:

 Anemia
 Dehidrasi
 Suhu yang terlalu panas
 Hipotensi orthostatic (penurunan tekanan darah sebanyak 20-30mmHg setelah perubahan
posisi)
 Hipoglikemi atau kelaparan
 Stress berat
 Olahraga yang terlalu berat
 Konsumsi obat-obatan

Kejadian pingsan biasanya didahului oleh gejala-gejala seperti:

 Keringat dingin
 Mual dan ingin muntah
 Mata berkunang-kunang
 Dada berdebar-debar
 Kepala terasa ringan

Penyebab pingsan yang patut kita perhatikan di antaranya adalah gangguan tonus vaskular atau
volume darah, gangguan kardiovaskular, penyakit serebrovaskular, serta kelainan lain seperti
gangguan metabolik, psikogenik dan kejang.

Sebagai bentuk pencegahan, pasien yang mengalami sinkop berulang atau memiliki riwayat
pingsan tanpa gejala terlebih dahulu sebaiknya menghindari kegiatan-kegiatan yang dapat
menimbulkan cedera lebih lanjut apabila dia sampai kehilangan kesadaran pada saat melakukan
kegiatan tersebut seperti berenang sendirian, mengoperasikan mesin berat atau mengemudi.
Pasien usia lanjut dengan pusing atau sinkop beresiko mendapatkan cedera traumatik. Morbiditas
dan mortalitas pasien usia lanjut sangat signifikan saat mereka terjatuh ketika kehilangan
kesadaran.
Tindakan yang dapat dilakukan pada pertolongan pertama pada pingsan adalah membaringkan
pasien dengan kaki ditinggikan dan ditopang. Pasien harus dipastikan bisa mendapatkan udara
segar. Oleh karena itu, jendela sebaiknya dibuka atau jika berada di luar ruangan atau di
keramaian, jangan sampai dikerubungi. Jika kesadaran tidak segera pulih, pernapasan dan nadi
harus diperiksa serta bersiap melakukan resusitasi untuk mengantipasi apabila diperlukan.

Jika memungkinkan, pasien sebaiknya terbaring dengan posisi supinasi serta kepala menghadap
ke satu sisi untuk mencegah aspirasi dan terhambatnya jalan nafas oleh lidah. Selanjutnya,
penilaian nadi dan auskultasi jantung dapat membantu menentukan apakah pingsan tersebut
berkaitan dengan bradiaritmia atau takiaritmia. Pakaian yang menempel ketat sebaiknya
dilonggarkan, terutama pada leher dan pinggang.Stimulasi perifer seperti meneteskan air pada
wajah dapat membantu menyadarkan pasien. Pemberian apapun ke mulut pasien, termasuk air,
sebaiknya dihindari jika pasien masih berada dalam kelemahan secara fisik.

Langkah-langkah membantu orang pingsan


Berdasarkan laporan yang ditulis WebMD, ada 4 langkah yang harus Anda lakukan untuk
membantu orang yang pingsan.

1. Buat orang tersebut aman

 Baringkan orang tersebut secara telentang.


 Tinggikan atau angkat kaki orang tersebut (bisa ditahan dengan sesuatu, asal letak kaki
tinggi) agar aliran darah ke otak kembali normal.
 Kendurkan bagian pakaian yang ketat, seperti membuka kancing celana atau kancing
kemeja.

2. Coba bangunkan

 Goyangkan tubuhnya dengan kuat, tepuk-tepuk, atau bangunkan dengan suara.


 Berikan bau-bauan yang menyengat seperti minyak kayu putih, amoniak, minyak wangi,
bawang putih dan sejenisnya untuk merangsang kesadarannya.
 Jika orang tersebut tidak merespon, segera hubungi ambulans dan lakukan napas buatan
jika diperlukan.
3. Setelah siuman

 Berikan minum air putih (jangan dingin) atau teh manis hangat.
 Jika orang tersebut sadar, berikan jus buah, khususnya jika orang tersebut sudah tidak
makan lebih dari 6 jam atau memiliki diabetes.
 Temanilah orang tersebut sampai ia benar-benar pulih dan segar kembali.

4. Hubungi rumah sakit

Anda harus segera menghubungi rumah sakit jika seseorang yang pingsan tersebut:

 Terbentur kepalanya saat jatuh.


 Pingsan lebih dari sekali dalam sebulan.
 Sedang hamil atau memiliki kondisi jantung atau penyakit serius lainnya.
 Mengalami gejala yang tidak biasa, seperti nyeri dada, sesak napas, bingung, penglihatan
kabur, atau sulit berbicara.

Tanda-tanda darurat yang harus segera ditangani petugas medis

Meski sering kali merupakan kondisi yang tidak serius, ada kalanya pingsan merupakan pertanda
gangguan kesehatan lain yang bisa membahayakan nyawa. Segera hubungi 112 atau larikan ke
rumah sakit jika orang yang pingsan tersebut juga mengalami hal-hal berikut:

 Bibir atau wajahnya kebiruan.


 Detak jantung tidak teratur atau lambat.
 Nyeri dada.
 Kesulitan bernapas.
 Tidak bisa dibangunkan atau disadarkan.
 Terlihat kebingungan atau linglung setelah sadar.

JENIS- JENIS PINGSAN

 Pingsan biasa (simple fainting)


Pingsan jenis ini biasanya dijumpai pada orang – orang yang berdiri berbaris di terik matahari,
atau orang – orang yang pergi tanpa makan pagi terlebih dahulu, atau pada orang – orang tua
yang berdiri sesudah berbaring lama di tempat tidur. Orang yang cenderung untuk pingsan
macam inilah orang yang anemia (kurang darah), lelah, takut, atau tidak tahan melihat darah.

Tindakan pertolongannya :

Baringkan penderita di tempat yang teduh dan datar. Kalau mungkin dengan kepala diletakkan
agak lebih rendah. Buka baju bagian atas, serta pakaian lain yang menekan leher. Bila penderita
muntah, letakkan kepalanya dalam kedudukan miring untuk mencegah muntahan terselak ke
paru – paru. Kompres kepalanya dengan air dingin (jangan disiramkan seperti yang terlihat
dalam adegan film). Kalau ada hembuskan amoniak di depan lubang hidungnya.

 Pingsan karena panas (heat exhaustion)

Pingsan jenis ini terjadi pada orang – orang sehat yang bekerja di tempat – tempat yang sangat
panas. Biasanya penderita mula – mula merasa jantung berdebar – debar, mual, muntah, sakit
kepala dan pingsan. Keringat yang bercucuran pada orang pingsan di udara yang sangat panas
merupakan gejala petunjuk adanya pingsan jenis ini.

Tindakan pertolongannya :

Baringkan penderita di tempat yang teduh, dan perlakukan seperti hal – hal tersebut saat pingsan
biasa. Beri penderita minum air garam (0,1persen : 1 gram untuk satu liter air). Air garam
tersebut diminumkan dalam keadaan dingin. Tindakan ini tentu saja dilakukan setelah penderita
sadar kembali.

 Pingsan karena sengatan terik (heat stroke)


Pingsan jenis ini merupakan keadaan yang lebih parah dar iheat exhaustion. Sengatan panas
terjadi karena bekerja di udara panas dalam jangka waktu yang lama, sehingga kelenjar keringat
menjadi lemah dan tidak mampu mengeluarkan keringat lagi. Akibatnya panas yang mengenai
tubuh tidak ditahan oleh adanya penguapan keringat.

Gejala sengatan panas biasanya didahului oleh keringat yang mendadak menghilang. Penderita
kemudian merasa udara di sekitarnya seolah – olah mendadak menjadi sangat panas. Selain itu ia
merasa lemah, sakit kepala, tidak dapat berjalan tegap dan tetap, mengigau dan pingsan.
Keringatnya tidak keluar lagi sehingga kulit menjadi kering. Suhu badan meningkat sampai 40-
41 derajat celcius. Mukanya memerah dan pernafasannya cepat.

Dinginkan tubuh penderita dengan membawanya ke tempat yang teduh, banyak angin (kalau
perlu pakai kipas angin) dan kompres badannya dengan air es atau dingin. Usahakan penderita
tidak menggigil, dengan jalan memijit – mijit kaki dan tangannya. Setelah suhu badannya
menurun 38 derajat celcius, hentikan pengompresan dan kirim penderita ke rumah sakit.
Penderita memerlukan perawatan di rumah sakit, karena penyembuhannya dapat memakan
waktu lebih dari 1 hari.

 Pingsan pada penderita kencing manis (diabetes)

Penderita penyakit kencing manis dapat pingsan karena :

a) Penggunaan insulin yang berlebihan

b) Kadar zat keton dalam darah sangat tinggi.

Oleh karena itu sebaiknya para penderita kencing manis selalu membawa keterangan diri yang
menyatakan bahwa ia menderita penyakit itu. Dan apabila ia mendapat suntikan insulin, perlu
pula disebutkan dosis dan jenis insulin yang diberikan. Sehingga apabila pingsan di jalan, para
penolong dapat segera menduga sebabnya.

Gejala – gejala :

Pingsan karena :

 Kelebihan zat keton

Nampak sangat sakit, kulit kering dan kemerahan. Merasa haus tidak merasa lapar, nafas bau
aseton, dan nafas dalam dan cepat.

 Kelebihan insulin

Nampak lemah, lembab dan pucat. Tidak haus dan sangat lapar. Biasanya nafas tidak bau aseton,
pernafasannya biasa saja.

Tindakan pertolongannya :

* Pada pingsan karena kelebihan insulin, penderita ditolong seperti pada pingsan biasa. Berikan
minum gula atau air jeruk yang manis, apabila sudah mulai sadar. Bila belum sadar, air gula
dapat diberikan lewat dubur.

* Pada pingsan karena kelebihan zat keton, penderita harus segera dikirim ke rumah sakit, sambil
diselimuti badannya.
Apabila ragu – ragu apakah karena insulin atau karena zat keton, berikan pertolongan dengan
segelas air gula. Untuk hal yang pertama tindakan ini akan menolong, sedang untuk hal yang
kedua tidak berbahaya. Tetapi sesudah itu segera penderita dikirim ke rumah sakit.

 Pingsan karena keracunan

Tindakan – tindakan pokok yang penting adalah :

a) Cari racun yang telah mengenainya, misalnya dari botol bekasnya atau sisa yang masih ada.
Pertolongan selanjutnya akan bergantung pada jenis racun yang mengenai

b) Bersihkan saluran nafas penderita dari kotoran, lendir atau muntahan

c) Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara mulut ke mulut. Apabila pernafasan
buatan diperlukan, berikan dengan cara lainnya.

d) Apabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan norit (larutan arang batok kelapa di
dalam air), putih telur dan air sebanyak – banyaknya untuk melunakkan racun.

 Pingsan karena mabuk minuman keras

Tindakan pertolongan :

Usahakan agar muntah. Pembilasan lambung dengan larutan soda kue (1 sendok teh dalam
segelas air), setiap satu jam. Kopi pekat diminumkan atau dimasukkan lewat dubur. Pernafasan
buatan dan selimuti tubuh penderita.

 Pingsan karena perdarahan otak


Pingsan jeni ini biasanya terjadi pada penderita tekanan darah tinggi. Gejalanya datang secara
mendadak. Penderita merasa sakit kepala, mual, kadang – kadang muntah dan pingsan. Setelah
sadar ia akan mengalami gangguan pada beberapa bagian tubuhnya. Misalnya : sulit berbicara,
kelumpuhan separuh badan.

Tindakan pertolongan :

Penderita harus segera dikirim ke rumah sakit. Apabila masih sadar, dapat diberi aspirin atau
sejenisnya untuk mengurangi rasa sakit kepalanya.

 Pingsan karena kesedihan

Kesedihan yang mendalam dapat mengakibatkan orang yang labil emosinya menjadi pingsan.

Tindakan pertolongannya :

Seperti pada pingsan biasa. Kalau perlu, dokter akan memberinya obat penenang.

 Pingsan karena cedera kepala

Tindakan pertolongan :

Bersihkan mulut dan saluran nafasnya dari kotoran, lender ataupun muntahan. Baringkan
penderita dengan kepala menghadap ke samping, yaitu untuk memudahkan aliran – aliran zat –
zat yang dimuntahkan. Penderita tidak boleh terlalu sering diangkat. Hentikan pendarahannya,
bila ada. Dalam mengusung penderita, perlakukanlah seperti pada penderita patah tulang leher.
Penderita yang sudah sadar, harus tetap berbaring dan dicegahj agar tidak gelisah. Kirim
penderita ke rumah sakit untuk pemeriksaan yang lebih teliti.

 Pingsan karena tidak tahan terhadap obat suntik

Tindakan pertolongan :

Baringkan penderita dengan kepala rendah dari bagian tubuh lainnya, terkecuali jika ternyata
karena gegar otak atau patah tulang kepala. Tariklah lidah penderita keluar, dan bersihkan mulut
dan hidupnya dari sumbatan. Selimuti tubuhnya. Hentikan perdarahannya, bila ada. Apabila ada
tulang yang patah, pasanglah bidai sebelum penderita diusung ke rumah sakit.

 Pingsan karena kesakitan

Apabila tidak ada tanda – tanda terjadi shock, ditolong seperti pada pingsan biasa. Untuk
mengurangi rasa sakit, kalau perlu dapat diberi obat pelawan sakit.

 Pingsan karena perdarahan

Orang dapat pingsan setelah mengalami perdarahan. Karena ia tidak tahan melihat darah, atau
karena terjadi shock. Apabila tidak ada tanda shock, dapat ditolong dengan tindakan pada
pingsan biasa. Jangan lupa untuk menghentikan perdarahannya.
Referensi

Pramukaria. Pertolongan pertama pada orang pingsan. Jakarta: Alam Endah; 2017

Bethesda. NIDDS Syncope Information Page. Diunduh darihttp://www.ninds.nih.gov/disorders


/syncope/syncope.htm. Diakses 8 Desember 2011.

Anda mungkin juga menyukai