Anda di halaman 1dari 9

PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN

DALAM INGATAN MANUSIA

Oleh :

JABAL SAMALLO, S.Pd

(MAHASISWA PPG BIOLOGI, KELAS A, UNIPA)

Diajukan Sebagai salah satu syarat menyelesaikan Modul III

Dalam Kegiatan PPG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
terselesaikan pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada Instruktur/Pembimbing yang selalu


memberikan dukungan serta bimbingannya serta teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Hualoy, 13 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
D. Sistematika Penulisan ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Pengorganisasian Informasi Dalam Ingatan Manusia .............................. 3


B. Model Pembelajaran Pemerosesan Informasi .......................................... 5

BAB III SIMPULAN .............................................................................................. 6

A. Kesimpulan .............................................................................................. 6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berfikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Proses berfikir
merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung bagaimana otak
bekerja dan informasi diolah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan dipersepsikan
oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus. Berfikir juga dapat dikatakan sebagai
proses pengorganisasian informasi dalam ingatan. Berfikir mencakup banyak aktivitas
mental. Berfikir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-
nimbang dalam ingatan.

Semua informasi yang kita peroleh terekam dalam ingatan. Akan tetapi, tidak
semua informasi tersebut dapat bertahan lama dalam ingatan atau akan hilang karena ada
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ketika individu memperoleh suatu informasi,
secara tidak langsung otak akan memproses informasi tersebut. Apabila dalam
pemerosesan tersebut terdapat perhatian (attention) pada informasi yang diperoleh, maka
akan menghasilkan suatu pemahaman.

Teori pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan


faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi
kemudian diolah sehingga mencipatakan suasana yang terencana, dan suasana
pembelajaran yang mendukung (Ellen, 2016:25). Teori pemrosesan informasi ini merupakan
teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan dan pemanggilan
kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana
seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup
lama. Oleh karena itu perlu menerapkan model pembelajaran tertentu yang dapat
memudahkan semua informasi diproses dalam otak melalui beberapa indera.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan maslah dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia?


2. Bagaimana model pembelajaran pemerosesan informasi?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan
memahami :
1. Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia
2. Model pembelajaran pemerosesan informasi

D. Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian Informasi Dalam Ingatan Manusia


B. Model Pembelajaran Pemerosesan Informasi

BAB III SIMPULAN

A. Kesimpulan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengorganisasian Informasi Dalam Ingatan Manusia


Ingatan manusia dibagi menjadi dua, yaitu ; memori Jangka Pendek (Short Term
Memory atau STM); Memori Jangka Panjang (Long Term Memory atau LTM); Memori yang
memiliki kapasitas terbatas dan hanya berlangsung mulai dari hitungan menit hingga
selamanya (Rehalat, 2014). Ingatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai alat (daya batin) untuk mengingat atau menyimpan sesuatu yang pernah diketahui
(dipahami, dipelajari dan sebagainya). Informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan
melalui proses berfikir.
Informasi yang masuk kemudian diproses dan tersimpan berkaitan erat dengan
kemampuan kognisi seseorang (Frishammar, 2002). Dengan kata lain, pemerosesan
informasi dipengaruhi oleh faktor memori dan kognisi termasuk kecerdasan seseorang
(Frishammar, 2002). Resnick (1981) berpendapat bahwa dalam psikologi pemrosesan
informasi memfokuskan pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana
pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan dari proses beberapa pemecahan
masalah. Pemrosesan informasi di dalam fikiran berlangsung terus-menerus selama adanya
informasi baru yang masuk dalam fikiran.
Komponen pemrosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas,
bentuk informasi serta proses terjadinya. Komponen tersebut adalah :
1. Sensory Memory (SM)
Sensory Memory (SM) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari
luar. Di dalam SM informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu
sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.
2. Working Memory (WM)
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi
perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas
(informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan
informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
3. Short Time Memori (STM)
Short Term Memory (STM) atau memori jangka pendek memiliki kapasitas kecil
sekali, namun sangat besar perannya dalam proses memori, yang merupakan
tempat dimana kita memproses stimulus yang berasal dari lingkungan kita.
4. Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory (LTM) diasumsikan ; (a) berisi semua pengetahuan yang telah
dimiliki individu ; (b) mempunyai kapasitas tidak terbatas; (c) sekali informasi
disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.

Teori proses masuknya rangsangan ke penyimpanan dalam ingatan digambarkan


sebagai berikut (Surgenor, 2010):

The theorized process from stimuli input to storage and recall is illustrated in Figure 1

Rehearsal & Encoding Long term


memory

Working

Attention Memory
Retrieval
Shot term
memory
Physical Input
Sensory
Forgotten
Memory
Input

Stimuli
Ignored

Figure 1 : Basic overview of Cognitive information process theory

Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh Sensory Memory, sensory
memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman, dan
haptic) untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sesorik nya yang mentah. Melalui
perhatian yang selektif (selective attention) informasi dipindahkan ke dalam kesadaran dan
memori jangka pendek (short term memory) masih belum jelas namun diibaratkan jika
memori jangka pendek adalah memori sadar maka memori kerja adalah setara dengan
catatan post-it. Selanjutnya dengan rehearsal and encoding informasi yang telah dipelajari
disimpan di memori jangka panjang (Long Term Memory).
Contohnya saat kita ingin mengingat nomor telepon. Sebagai stimulus awal nomor
telepon ditangkap oleh pancaindra (bisa melalui telinga jika dalam bentuk suara, ataupun
mata jika dalam bentuk tulisan). Nomor telepon yang ditangkap melalui pacaindra disimpan
di working memory. Saat kita mengingat nomor telepon untuk sesaat berarti kita
menyimpannya di short term memory. Ketika kita mengulang secara verbal secara terus-
menerus dan sewaktu-waktu kerap diulang kembali (recalling) nomor tersebut akan
disimpan di memori jangka panjang (long term memory).
B. Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi
Teori pemrosesan informasi merupakan teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak
(Slavin, 2000: 175) Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwapembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting. Dalam proses pembelajaranterjadi adanya proses
informasi kemudian diolah sehingga menciptakan suasana yang terencana, dan suasana
pembelajaran yang mendukung. Teori kognitif lebih menekankan pada proses belajar
daripada hasil belajarnya. Proses belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon melainkan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Menurut Rehalat (2014) model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model
pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau
pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran.
Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini berdasarkan teori
belajar kognitif sehingga model tersebut berorientasi pada kemampuan siswa memproses
imformasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut. Model
pemrosesan informasi ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada
kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya.
Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari
lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep dan
menggunakan simbol verbal dan visual. Ilmu kognisi (cognitive science) merupakan kajian
mengenai intelegensi manusia, program computer dan teori abstrak dengan penekanan
pada prilaku cerdas, seperti perhitungan (Simon & Kaplan, 1989). Teori pemrosesan
informasi kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Pembelajaran merupakan
keluaran pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia.
Adapun implikasi teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar
bagi perencanaan dan desain pembelajaran dalam proses pendidikan. Belajar
dimulai dengan pemasukan stimulasi dari reseptor dan diakhiri dengan umpan balik
yang mengikutiperforma belajar.
2. Secara keseluruhan stimulasi yang diberikan kepada pembelajar selama
pembelajaran berfungsi mendukung yang terjadi pada pembelajaran.
BAB III
SIMPULAN
A. KESIMPULAN
Pemrosesan informasi di dalam fikiran berlangsung terus-menerus selama adanya
informasi baru yang masuk dalam fikiran. Psikologi pemrosesan informasi memfokuskan
pada struktur pengetahuan dan pada mekanisme dimana pengetahuandimanipulasi,
ditransformasi dan dihasilkandari proses beberapa pemecahan maslah.
Stimulus yang masuk melalui pancaindra diterima oleh sensory memory. Sensory
memory menyimpan semua informasi sensorik (visual, pendengaran, penciuman dan haptic)
untuk periode yang sangat singkat dalam bentuk sensoriknya yang mentah.
Melalui perhatian yang selektif (selective attention) informasi dipindahkan kedalam
kesadaran dan memori jangka pendek (short term memory), sedangkan informasiyang tidak
lolos attention dilupakan. Hubungan antara memori jangka pendek dan memori kerja
(working memory) masih belum jelas namun diibaratkan jika memori jangka pendek adalah
memori sadar maka memori kerja adalah setara dengan catatan post-it. Selanjutnya dengan
encoding informasi yang telah dipelajari disimpan di memori jangka panjang (long term
memory).
Model pembelajaran pemrosesan informasi adala model pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan
informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembeljaran. Model ini lebih
memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai