Anda di halaman 1dari 57

HUBUNGAN INFEKSI SALURAN KEMIH

PADA IBU HAMIL TERHADAP PARTUS PREMATUR


DI RSUD Dr. ADJIDARMO LEBAK BANTEN
PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2010

RISET
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
kedokteran

OLEH:
Miftahul Jannah
NIM 108103000060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
1433 H/2011 M

i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan

hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 1 Januari 2011

Miftahul Jannah

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA IBU HAMIL


TERHADAP PARTUS PREMATUR DI RSUD Dr. ADJIDARMO
LEBAK BANTEN PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2010

Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked)

Oleh :
Miftahul Jannah
NIM: 108103000060

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. DR. dr. Sardjana Sp.OG (K) SH drg. Laifa A.Hendarmin P.hD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/ 2011 M

iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA


IBU HAMIL TERHADAP PARTUS PREMATUR DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DR. ADJIDARMO LEBAK-BANTEN PERIODE JANUARI HINGGA
DESEMBER 2010 yang diajukan oleh Miftahul Jannah (NIM: 108103000060),
telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 22 Juli 2011. Laporan
penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Ciputat, 22 Juli 2011

DEWAN PENGUJI
Penguji I

Prof. DR. dr. Sardjana, SpOG(K), SH

Penguji II Penguji III

dr. H. Taufik Zain SpOG(K)Onk DR. dr. Syarif Hasan Lutfie, Sp.KFR

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd DR. dr. Syarif Hasan Lutfie, Sp.KFR

iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia yang telah diberikan sehingga mengizinkan saya untuk dapat
menyelesaikan penelitian yang berhudul “Hubungan Infeksi Saluran Kemih pada
Ibu Hamil terhadap Partus Prematur di Rumah Sakit Adjidarma Lebak-Banten
Periode Januari hingga Desember 2010” ini. Sehingga saya haturkan terimakasih
kepada:
1) Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd, Drs. H. Achmad Ghalib, MA, dan
Dra. Farida Hamid, M.Pd selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendengarkan keluh kesah kami
angkatan 2008 PSPD dan senantiasa memberikan semangat agar terus
berjuang untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
2) DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM sebagai Kaprodi PSPD dan untuk semua
dosen saya, yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan
kesempatan untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di
PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas segala
yang telah mereka berikan.
3) Prof. DR. dr. Sardjana, Sp.OG (K) SH selaku dosen pembimbing I dan Dr.
Laifa Annisa Hendarmin PhD sebagai pembimbing II yang telah banyak
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan
saya dalam penyusunan riset ini.
4) dr. H. Taufiq Zen Sp.OG (K) selaku penguji sidang riset yang memberikan
masukan, semangat kepada saya sehingga sidang riset pada tanggal 22 Juli
2011 berjalan dengan lancar.
5) Silvia Nasution M.Biomed selaku penanggung jawab riset PSPD 2008 yang
selalu mengingatkan kami untuk segera menyelesaikan riset.
6) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Adjidarma Lebak-Banten yang telah
memberikan izin serta kesempatan kepada saya untuk mengambil data di
RSUD Dr.Adjidarma Lebak Banten

v
7) dr.Yusrizal Sp.OG sebagai penanggung jawab ruang obstetri ginekologi
RSUD Dr.Adjidarma Lebak-Banten yang memberikan masukan selama kami
berada di ruang obstetri ginekologi khususnya Verlos Kamer.
8) Semua Bidan yang bertugas di RSUD Dr.Adrjidarma Lebak-Banten
khususnya divisi ruangan Verlos Kamer yang membantu dalam proses
pengambilan data & memberikan masukan.
9) Dr.Juana selaku pimpinan departemen Medical Record RSUD Dr.Adjidarma
Lebak-Banten beserta staf laboratorium patologi klinik yang selalu bersedia
menerima saya untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
10) Ir.H.Alex Noerdin selaku Gubernur Sumatera Selatan yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menjadi salah satu anggota Penerima Beasiswa
Santri jadi Dokter di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Terima
kasih atas bimbingan, pembinaan, dan berbagai pengalaman yang telah
diberikan.
11) Ibu dan Bapak, cinta kasihnya sepanjang masa, pengorbanannya tanpa pamrih,
do’a dan harapannya yang baik, senyumnya yang indah dan peluknya yang
hangat, serta ridho untuk anakmu. Terima kasih atas segala kebaikan dan
pelajaran kehidupan yang telah diberikan sehingga gadis kecil kalian ini
menjadi dewasa. Anakmu mencintai kalian karena Allah SWT
12) Adik tersayang Siti Masyitah dan Agung Ramadhan, serta semua keluarga
besar yang telah menemani perjalanan panjangku, selalu setia untuk berbagi
dalam suka dan duka.
13) Seluruh teman dan sahabat di: PSPD 2008-2011, MAN 2 Palembang, As-
Shoff MUBA Sumsel, USMR, BEMJ Pendidikan Dokter (Khususnya
Depatemen Kaderisasi), dan teman-teman yang telah memberikan bantuannya
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
ِ ‫اِ َّن َم َع ال ُعس‬
‫ْر يُ ْس ًرا‬
Sesungguhnya setelah kesusahan ada kemudahan
Jakarta, 15 Juli 2011

Penulis

vi
ABSTRAK

Nama : Miftahul Jannah


Program Studi : Pendidikan Dokter
Judul : Hubungan infeksi saluran kemih pada ibu hamil terhadap
partus prematur di RSUD Dr.adjidarm lebak Banten periode
januari hingga desember 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan infeksi saluran kemih pada ibu hamil
terhadap partus prematur. Penelitian ini dilakukan pada 109 pasien yang pernah
melahirkan di RSUD Adjidarmo Kabupaten Lebak Banten Januari-Desember 2010
merupakan studi korelasi dengan rancangan penelitian cross-sectional dengan
menggunakan sampel sebanyak 109 pasien yang pernah melahirkan, kemudian dilakukan
analisis bivariat. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi square didapatkan 32 dari
73 pasien dengan persalinan prematur pernah mengalami infeksi saluran kemih saat
kehamilan (82,1%), sedangkan 41 pasien dengan tidak pernah mengalami infeksi saluran
kemih saat kehamilan (58,6%). Dari analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara ISK pada ibu hamil terhadap persalinan prematur (p-value = 0,022) dan
juga memiliki resiko 3,22 lebih besar untuk melahirkan dengan persalinan
prematur dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak pernah mengalami ISK
selama kehamilan (OR=3,23; 95%CI=1,25-8,33)

Kata kunci:
Infeksi Saluran Kemih, Persalinan Prematur.

ABSTRACT

Nama : Miftahul Jannah


Study Program : Medical Education
Title : Urinary Tract Infection Pregnancy Relationship with
Premature Labour at Dr. adjidarma Hospital of Lebak Banten
in January to December 2010

This research aims to determine urinary tract infection relationship with premature
labour. This research was conducted on 109 women sample of labour history patient at
Dr.Adjidarma Hospital of Lebak Banten in January to December sample using cross-
sectional correlation study design, and then performed bivariate analysis. Research
results with use Chi-Square test obtained 32 from 73 patient with premature labour had
urinary tract infection during pregnancy (82,1%), while 42 patient had not urinary tract
infection during pregnancy (58,6%). Based on bivariat analisys the results showed
urinary tract infection during pregnancy was associated with premature labour with (p-
value = 0,022) and also have more 3,22 pregnancy outcome preterm labour risk
compared for those who didn’t suffered UTI during pregnancy . (OR=3,23; 95%CI=1,25-
8,33)

Key words:
Unrinary tract infection during pregnancy ,prematurity.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK/ABSTRACT ................................................................................ vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3. Manfaat Penelitian ……..……………………………………….. 2
1.4. Tujuan Penelitian............................................................................. 2
BAB II. LANDASAN TEORI …..................................................................... 3
2.1. Tinjauan Pustaka…....…………........................................................ 3
2.1.1. Definisi………………………………………………………… 3
2.1.1.1. Definisi Persalinan Prematur…………………………… 3
2.1.1.2. Definisi Infeksi Saluran Kemih………………………… 3
2.1.2. Epidemiologi …………………………………………………… 3
2.1.2.1. Insidensi Partus Prematur………………………………. 3
2.1.2.2. Insidensi Infeksi Saluran Kemih saat Kehamilan……….. 4
2.1.3. Etiologi dan Faktor Resiko……………………………………… 4
2.1.3.1. Etiologi dan Faktor Resiko Persalinan Prematur……….. 4
2.1.3.2. Etiologi dan Faktor Resiko Infeksi Saluran Kemih……… 7
2.1.4. Patofisiologi…………………....................................................... 8
2.1.5. Diagnosis persalinan prematur dan Infeksi Saluran kemih………. 12
2.1.5.1. Diagnosis Persalinan Prematur 12
2.1.5.2. Diagnosis Infeksi Saluran Kemih 12
2.1.6. Komplikasi persalinan prematur dan Infeksi Saluran kemih…..... 15
2.1.7. Tatalaksana persalinan prematur dan Infeksi Saluran kemih …..... 16
2.3. Kerangka Teori 20
2.2. Kerangka konsep…………………………………………………...... 20
2.3. Definisi Operasional............................................................................. 21
2.4. Hipotesis……………………………………………………………… 21
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 22
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................. 22
3.2. Lokasi dan waktu penelitian. ................................................................ 22
3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................. 22
3.3.1. Populasi……………………………………................................ 22
3.3.2. Sampel……………………….…………………….................... 22
3.3.3. Cara pengambilan sampel………….…………………………... 23
3.3.4. Kriteria sampel.………………………………………………… 24
3.3.4.1. Kriteria Inklusi ………………………………………….. 24
3.3.4.2.Kriteria Ekslusi…………………………………………… 24

viii
3.4. Alur penelitian....................................................................................... 25
3.5. Pengumpulan data.................................................................................. 25
Halaman
3.5.1. Pengolahan data……………………………………………… 25
3.5.2. Analisis data……………………………..…………………… 26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 28
4.1. Analisis Univariat.…………………................................................. 28
4.1.1. Distribusi Ibu hamil………………….………………………... 28
4.2.2. Distribusi Infeksi Saluran kemih pada Ibu hamil……………… 30
4.2. Analisis bivariat……………………................................................ 31
4.2.1. Hubungan Infeksi Saluran Kemih dengan Partus premature...... 32
BAB V. PENUTUP…....................................................................................... 35
5.1. Simpulan .......................................................................................... 35
5.2. Saran ................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 36
LAMPIRAN ..................................................................................................... 40

ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Morbiditas ISK selama Kehamilan………………………....................... 15
Tabel 2.2. Overview of Outpatient Antimicrobial Therapy for Lower Tract Infections
in Adults ………….............................................................................. 19
Tabel 2.3. Evidence-Based Empirical Treatment of Urinary Tract Infection………… 20
Tabel 4.1. Distribusi Ibu hamil …………………………………………………... 28
Tabel 4.2. Distribusi Infeksi Saluran Kemih pada ibu hamil.......................................... 30
Tabel 4.3. Hubungan Partus Prematur dengan Infeksi Saluran Kemih………………. 32

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Usia Persalinan …………………………………………....................... 3
Gambar 2.2. Respon imun terhadap bakteri dalam aktivasi
komplemen…...................................................................................... 8
Gambar 2.3. Permukaan desidua ……………………………………………………………… 10

DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1. Patofisiologi Persalinan Prematur...................................................... 9
Bagan 2.2. Kerangka Teori................................................................................... 20
Bagan 2.3. Kerangka Konsep............................................................................... 20
Bagan 3.1. Alur Penelitian Hubungan ISK pada Ibu hamil terdapar Partus Prematur.. 25
Bagan 3.2. Pengolahan Data…………………………………………………………… 26

x
DAFTAR SINGKATAN

AKB Angka Kematian Bayi


ASEAN Association of Southeast Asian Nations
SEARO South-East Asia Regional Office
BBLR Berat Badan Bayi Rendah
MDGs Millenium Development Goals
cfu Colony forming units
ISK Infeksi Saluran Kemih
PLA2 Phosfolipase A2
IL Interleukin
TNF Tumor Necrosis Factor
APP Acute Phase Protein
Ig Imunoglobulin
Fc Fragment Crystallizable
Fc-αR Fragment Crystallizable alpha receptor
Fc- γ R Fragment Crystallizable gamma receptor
IFN Interferon
c Complement
MAC Membrane Attact Complex
PGE2 Prostaglandin E2
COX Cyclooxygenase
PAF Platelet Activating Factor
GFR Gromerulus Filtration Rate
LBP Low Back Pain
LPB Lapang Pandang Besar
IUGR Intra Uterin Growth Retradation
BAS Bakteriuria Asimptomatik
SS Single Strength
DS Double Strength
E.Coli Eschericia Coli
ANC Antenatal Care

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup…........................................................ 40
Lampiran 2 Hasil Uji Statistik …….……………………………………………… 41
Lampiran 3 Data Sampel……………………………………………………. 43
Lampiran 4 Surat Balasan RSUD Dr.Adjidarma Lebak-Banten………….. 46

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya
bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam
1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Besaran angka kematian bayi di
negara-negara ASEAN dan SEARO antara 2,4 dan 88. Indonesia memiliki
angka kematian bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup dan berada di peringkat 10
diantara 18 negara tersebut,1 angka yang masih tergolong tinggi.
Jumlah kematian bayi ini dapat merupakan indikator keberhasilan ataupun
kegagalan dari pelayanan obstetri terhadap wanita hamil. Penyebab kematian
bayi yang terbanyak karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi
pada janin, kelahiran prematur dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) sebesar
38,94 %. Penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah asfiksia 27,97
%, hal ini menunjukkan bahwa 66,91% kematian bayi dipengaruhi oleh
kondisi ibu hamil selama kehamilan.1
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa prematuritas merupakan suatu
keadaan yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada perinatal,
walaupun segala usaha telah diupayakan agar mengatasi serta mencegah
semua keadaan yang menyebabkan prematuritas.12
Dari beberapa literatur dan hipotesis telah dikemukakan bahwa salah satu
faktor presdiposisinya adalah akibat infeksi, termasuk disini infeksi saluran
kemih. Meskipun masih kontroversi, konversi bakteriuria telah dihubungkan
pada beberapa penelitian yaitu Schieve dan collegues tahun dalam analisis
multivariatnya mengenai perinatal outcome dengan desain kohort pada
25,476 pasangan ibu dan anak, melaporkan bahwa terjadi peningkatan resiko
BBLR, kelahiran prematur, hipertensi atau preeklamsia, dan anemia pada ibu.4
Sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang meningkatkan resiko
kejadian Infeksi Saluran Kemih,10,17,21 Oleh karena itu peneliti memilih Lebak
sebagai lokasi penelitian dikarenakan Lebak merupakan kabupaten dengan

1
2

sosial ekonomi yang rendah.1 Sehingga penulis mengangkat topik infeksi


saluran kemih terhadap kejadian prematur.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah hubungan infeksi saluran kemih pada wanita hamil terhadap
partus prematur?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan infeksi saluran kemih pada wanita hamil
terhadap partus prematur.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Peneliti
a) Mengetahui ada hubungan antara infeksi saluran kemih pada ibu
hamil terhadap partus prematur.
b) Sebagai prasyarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran
1.4.2 Institusi
Menjadi dasar bukti ilmiah bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan prodi pendidikan dokter hubungan
antara infeksi saluran kemih pada ibu hamil terhadap partus prematur
1.4.3 Rumah Sakit Adjidarmo
Dengan mengetahui hubungan antara infeksi saluran kemih
terhadap pasien yang mengalami partus prematur sehingga meningkatkan
kewaspadaaan didalam pengelolaan dan pencegahan kasus prematur dan
turut andil dalam salah satu program (Millenium Development Goals)
MDGs yaitu menurunkan AKB dan meningkatkan kesehatan ibu.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Definisi
2.1.1.1 Definisi Persalinan Prematur
Persalinan prematur adalah persalinan yang berangsung pada
umur kehamilan 28 minggu sampai kurang dari 37 minggu.16

Gambar 2.1 Usia persalinan


2.1.1.2 Definisi Infeksi saluran kemih
Istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme
dalam urin, dikatakan bakteriuria yaitu menunjukkan pertumbuhan
mikroorganisme murni > 105 colony forming units (cfu/ml) pada
biakan urin. Jika bakteriuria bermakna tanpa disertai dengan
manifestasi klinis maka di sebut dengan konfersi bakteriuria
(asimptomatik bakteriuria), tetapi jika disertai dengan manifestasi
klinik maka ia disebut bakteriuria simptomatik 19,20
2.1.2 Epidemiologi
2.1.2.1 Insidensi Partus Prematurus
Angka kejadian persalinan prematur sangat bervariasi. Di
Amerika Serikat (1981-1989) sekitar 9-11%.24 Di Kalifornia (1996)
sekitar 7,4%.25 Di Indonesia berkisar antara 10-20%.28 Hanya 1,5 %
persalinan terjadi pada umur kehamilan kurang dari 32 minggu dan
0,5 % pada kehamilan kurang dari 28 minggu (imatur).10 Namun
kelompok ini merupakan duapertiga dari penyebab kematian. Umur

3
4

kehamilan dan berat badan lahir saling berhubungan dengan resiko


kematian perinatal. Pada kehamilan umur 32 minggu dengan berat
badan bayi lebih dari 1.500 gram keberhasilan hidup sekitar 85 %,
sedang pada umur kehamilan sama dengan berat janin kurang dari
1.500 gram angka keberhasilan sebesar 80 %. Pada umur kehamilan
kurang dari 32 minggu dengan berat lahir kurang dari 1.500 gram
angka keberhasilan tindakan persalinan hanya sekitar 59%.
Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan persalinan preterm
tidak hanya tergantung dengan umur kehamilan, tetapi juga berat
bayi lahir.
2.1.2.2 Insidensi Infeksi Saluran Kemih saat kehamilan
15 % wanita akan mengalami ISK selama hidupnya .
Diakibatkan dari struktur anatomi dan perubahan hormonal, wanita
hamil lebih memiliki resiko untuk menjadi ISK. 31-33
ISK merupakan masalah kesehatan yang besar, dilaporkan 20
% akan menjadi penyebab morbiditas. Bakteriuria simptomatik dan
asimptomatik dilaporkan sebanyak 17,9% dan 13% nya adalah wanita
hamil. Dikatakan juga bahwa frekuensi bakteriuria asmiptomatik
kira-kira 4-7 %,dan 20-40 % akan berkembang menjadi pielonefritis
akut simptomatik.21,35-36
Di negara US frekuensi ISK pada wanita hamil berkisar 0,3 -
1,3 % hal ini juga sama untuk wanita yang tidak hamil. Sedangkan di
Indonesia angka kejadian ISK pada wanita hamil baik simptomatik
30
dan asimptomatik sebesar 7-12%
2.1.3 Etiologi dan Faktor Resiko
2.1.3.1 Etiologi & Faktor Resiko persalinan prematur
Drive dan magowan mengatakan bahwa 35 % preterm terjadi
tanpa diketahui penyebab yang jelas, 20 % dikarenakan persalinan
elektif, 10 % akibat kehamilan ganda dan sebgaian lainnya akibat
kondisi ibu atau janinnya.10
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya partus
prematurus antara lain10,27-29
5

1. Faktor yang terjadi selama kehamilan


a. Ketuban Pecah
Pecahnya kulit ketuban secara spontan sebelum
kehamilan cukup bulan banyak dihubungkan dengan
amnionitis yang menyebabkan terjadinya lokus minoris pada
kulit ketuban. Amnionitis ini diduga sebagai dampak
asenderen infeksi saluran kemih.
b. Infeksi
Invasi bakteri akan menghasilkan produk yang dimiliki
oleh bakteri berupa fosfolipase A2 (PLA2), endotoksin,
kolagenase. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
peningkatan produksi lipooxygenase, cyclooxygenase, dan
sitokin IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF. Dilain pihak makrofag
juga akan mensintesis prostaglandin dan tromboksan dalam
jumlah besar yang bekerja secara bersamaan dalam
menimbulkan persalinan prematur.
c. Pendarahan antepartum
d. Kehamilan ganda & hidroamnion
Distensi uterus berlebihan sering menyebabkan persalinan
prematur. Usia kehamilan makin pendek pada kehamilan
ganda, 25% bayi kembar 2, 50% bayi triplet dan 75% bayi
kuadriplet lahir 4 minggusebelum kehamilan cukup bulan.
e. Kelainan Uterus
Uterus yang tidak normal menganggu resiko terjadinya
abortus spontan dan persalinan prematur. Pada serviks
inkompeten dimana serviks tidak dapat menahan kehamilan
terjadi dilatasi serviks mengakibatkan kulit ketuban menonjol
keluar pada trimester 2 dan awal trimester 3 dan kemudian
pecah yang biasanya diikuti oleh persalinan. Terdapat
penelitian menyatakan bahwa risiko terjadinya persalinan
prematur akan makin meningkat bila serviks kurang dari 30
6

mm. Hal ini dikaitkan dengan makin mudahnya terjadi


infeksi amnion bila serviks makin pendek.
f. Penyakit sistemik
Penyakit sistemik kronis pada ibu : diabetes mellitus,
penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal dan paru kronis
2. Faktor epidemiologi
a. Umur ibu
Angka kejadian persalinan kurang bulan tinggi pada usia
ibu dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun, kejadian paling
rendah pada usia 26-35 tahun.
b. Berat badan
Kejadian persalinan prematur hampir 3 kali lebih tinggi
pada ibu yang berat badannya kurang 50 kg pada saat hamil.
c. Keadaan sosial ekonomi
Wanita pada tingkat sosial ekonomi (pekerjaan dan
pendidikan) lebih rendah mempunyai kemungkinan 50%
lebih tinggi mengalami persalinan kurang bulan dibandingkan
dengan tingkat sosial ekonomi lebih tinggi. Frekuensi
persalinan kurang bulan hampir 2 kali lipat pada buruh kasar
dibandingkan dengan yang terpelajar.
d. Senggama
Prostaglandin yang terlibat dalam mekanisme orgasme
serta ada dalam cairan seminal dapat merangsang
pematangan serviks dan kontraksi miometrium sehingga
menyebabkan persalinan kurang bulan pada ibu yang sensitif.
e. Riwayat obstetri sebelumnya
Riwayat persalinan prematur dan abortus merupakan
faktor yang berhubungan sangat erat dengan persalinan
prematur berikutnya. Penderita yang pernah mengalami 1 kali
persalinan prematur mempunyai resiko 37% untuk
mengalami persalinan prematur lagi dan penderita yang
pernah mengalami persalinan prematur 2 kali atau lebih
7

mempunyai resiko 70% untuk mengalami persalinan


prematur.
f. Kebiasaan buruk seperti merokok dan narkoba
Berdasarkan penelitian, 1 dari 3 wanita yang merokok
lebih dari 20 batang sehari melahirkan bayi dengan berat
badan kurang. Juga resiko kelahiran prematur meningkat,
yaitu rata-rata dua kali lipat dari wanita bukan perokok. Lebih
dari itu resiko keguguran pada usia kehamilan antara minggu
ke 28 sampai 1 minggu sebelum persalinan empat kali lebih
tinggi dari yang bukan perokok
2.1.3.2 Etiologi & Faktor Resiko Infeksi saluran kemih
Escherichia coli merupakan mikroorganisme yang paling
sering ditemukan pada kultur urin wanita hamil penyebab Indeksi
saluran kemih sebesar 80% hingga 90 %. Sedangkan penyebab
lainnya adalah Klebsiella pneumoniae, Proteus mirabilis,
Enterobacter, Staphylococcus saprophyticus, serta Streptococcus
grup B.9,30,34
Sedangkan faktor resiko ISK saat kehamilan adalah
karakteristik sosiodemografi merupakan karakteristik yang terlihat
sangat berhubungan sekali dengan kejadian ISK. Sosiodemografi ini
terdiri dari (1) Usia 30 tahun atau lebih, (2) tidak bisa baca, tingkat
pengetahuan rendah,(3) sosial ekonomi rendah, (4) prilaku higien
yang rendah, dan (5) penggunaan pakaian dalam dengan bahan dasar
selain katun. Selain sosiodemografi faktor resiko lainnya adalah
wanita hamil yang multigravida ≥ 4, memiliki anak lebih dari satu,
dan memiliki riwayat ISK sebelumnya.29-33
1.1.4 Patofsiologi
Bakteri dari luar yang masuk ke tubuh melalui jalur eksogen akan
segera diserang sistem imun non spesifik berupa fagosit, komplemen,
APP-Acute Phase Protein atau di netralkan antibodi spesifik yang sudah
ada didalam darah. E.coli merupakan mikroorganisme ekstraseluler,
8

mikroba ini dapat ditemukan dipermukaan sel epitel yang dapat diserang
oleh IgA dan sel inflamasi nonspesifik.42,44
Antibodi dan komplemen dapat juga berperan sebagai opsonin,
oleh karena fagosit memiliki Fc-γ R dan CR. Baik sel poli morfonuklear
maupun makrofag memiliki Fc-αR untuk IgA. Sitokin inflamasi seperti
IFN- γ dapat meningkatkan ekspresi reseptor tersebut dengan cepat, Jalur
ekstrasel infeksi dan imunologi yaitu: 44
1. Bakteri masuk melalui mukosa epitel, lalu dia mengeluarkan toxin,
lalu antibodi menetralisasi toxin yang dikeluarkan bakteri.
2. Bakterinya akan mengaktivasi jalur komplemen untuk melisiskan
bakteri tersebut dengan rute

Gambar 2.2 Respon imun terhadap bakteri dalam aktivasi komplemen


Jika sesuatu yang dianggap antigen, lalu berikatan dengan antibodi
maka nanti pada reseptor Fc untuk tempat komplemen itu akan
memanggil agar komplemen untuk datang yang disebut early step.
Maka c3 ini akan di konsumsi dengan cara melepaskan c3 menjadi
c3a untuk inflamasi, c3b untuk opsonisasi dan memfagosit bakteri
tersebut. Akibatnya c3b yang teraktivasi membuat c5 terpanggil dan
komplemen ini juga akan di konsumsi jadi c5b dan c5a, dimana c5a
tetap akan membuat proses inflamasi bertambah sedangkan c5b
9

melakukan proses aktivasi MAC (membrane attact complex) agar


membuat permukaan sel dari bakteri itu berlubang.
C3a dan C5a pada jalur komplemen tadi akan memacu terjadinya
degranulasi sel mast lokal, sehingga melepaskan mediator-mediator
yang menimbulkan vasodilatasi dan ekstravasasi netrofil dan limfosit.
Selain itu akibat aktivasi komplemen-komplemen tadi menyebabkan
kemotaktik untuk netrofil dan makrofag.
3. Persalinan prematur dapat dipicu oleh beberapa keadaan seperti
infeksi, iskemik pada janin dan distensi uterus, karena pada
permukaan plasenta dan membran amnion banyak mengandung
makrofag.

Infeksi saluran kemih

TNF-α, IL-β, IL-6, IL-8

Prostaglandin

Peningkatan PGE2 PGF2α


 Protease
 kolagenase

Membran plasenta Serviks Uterus

Pecah Penipisan Kontraksi

Persalinan prematur
Bagan 2.1 Patofisiologi Persalinan Prematur * Telah diolah kembali

Bila ada invasi bakteri akan dihasilkan produk-produk bakteri


seperti Phospholipase A2 (PLA2), endotoksin, dan collagenase, Selain
itu terjadi peningkatan produksi lipoxygenase, cycloxygenase, dan
sitokin ( IL-1, IL-6, IL-8, TNF). Peningkatan Phospholipase (PLC,
10

PLA2) akan melepaskan asam arakidonat yang dipakai untuk


mensintesis COX-1 dan COX-2 pada jalur sintesis prostaglandin, ini
diaibatkan karena makrofag yang berada dipermukaan plasenta dan
membran amnion akan mensintesis prostaglandin, enzim protease dan
collagenase yang akan menyebabkan penipisan serviks dan kontraksi
otot miometrium sehingga menginduksi persalinan prematur 38-41, 43

Gambar 2.3
Permukaan desidua/ kulit ketuban banyak mengandung makrofag yang kaya
akan sintesis prostaglandin (PG) dan tromboksan (Tx) yang terlibat pada
terjadinya persalinan prematur. Phospholipase (PLC,PLA2) dapat diaktivasi
oleh sejumlah reseptor (R), pelepasan asam arachidonat untuk sintesis prostanoid
lewat jalur cyclo-oxygenase. Pelepasan PG dan mediator inflamasi oleh
makrofag merupakan penyebab terjadinya kontraksi miometrium.(Dikutip dari
Husslein P, Lamont R, 2003)29 [Modifikasi gambar]

Endotoksin dalam air ketuban akan merangsang sel desidua


untuk menghasilkan sitokin dan prostaglandin yang dapat
menginisiasi proses persalinan. Proses persalinan preterm ini yang
dikaitkan dengan infeksi diperkirakan diawali dengan pengeluaran
produk sebagai andil dari aktivasi monosit. Berbagai sitokin,
adalah produk sekretorik yang dikaitkan dengan persalinan
prematur. Sementara itu ada juga teori yang menyebutkan Platelet
Activating Faktor (PAF) yang ditemukan dalam air ketuban terlibat
11

secara sinergik pada aktivasi jalinan sitokin tadi, PAF diduga


dihasilkan dari paru dan ginjal janin.
Dengan demikian, janin memainkan peran sinergik dalam
mengawali proses persalinan prematur yang disebabkan oleh
infeksi dan bakteri sendiri mungkin menyebabkan kerusakan
membran lewat pengaruh langsung dari protease.
Sedangkan infeksi saluran kemih sendiri, umumnya bakteri
yang menyebabkan terjadinya infeksi berasal dari tubuh penderita
sendiri. Ada 3 cara terjadinya infeksi yaitu: 19
a) Melalui aliran darah yang berasal dari usus halus atau organ
lain ke bagian saluran kemih
b) Penyebaran melalui saluran getah bening berasal dari usus
besar ke kandung kemih atau ke ginjal
c) Secara ascendens yaitu migrasi mikroorganisme melalui
sealuran kemih yaitu urethra, vesika urinaria, ureter lalu ke
ginjal

Berdasarkan pengamatan klinis, cara ascendens adalah


pathogenesis yang sering terjadi dalam hal penyebaran infeksi.
Sebagai faktor presdiposisi adalah uretra wanita yang pendek dan
mudahnya terjadi kontaminasi yang berasal dari vagina dan
rectum

Pengaruh hormon progesteron terhadap tonus dan aktivitas


otot-otot, dan obstruksi mekanik oleh pembesaran uterus dalam
kehamilan merupakan faktor presdiposisi meningkatkan kapasitas
vesika urinaria dan terdapatnya sisa urin setelah berkemih pada
ibu hamil. Perubahan pH urin yang disebabkan meningkatkan
ekskresi bikarbonat memberikan kemudahan untuk pertumbuhan
bakteri.10

Sedangkan glukosuria juga sering terjadi pada kehamilan


disebabkan peningkatan GFR dan penurunan reabsorbsi pada
tubular terhadap glukosa yang nantinya menjelaskan mengapa
12

banyak perempuan dengan metabolisme karbohidrat normal dapat


bermanifestasi glukosuria selama kehamilan yang merupakan
salah satu faktor presdiposisi berkembangnya bakteri dalam
urin.10, 42

2.1.5 Diagnosis Persalinan Prematur & ISK


2.1.5.1 Diagnosis Persalinan Prematur
Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman
persalinan prematur. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan
tidak benar-benar merupakan merupakan ancaman proses persalinan.
Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai sebgai diagnosis ancaman
persalinan preterm yaitu (1) Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8
menit sekali atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit (2) Adanya nyeri pada
punggung bawah LBP(low back pain) (3) Bercak pendarahan (4) Perasaan
menekan daerah serviks (5) Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi
pembukaan sedikitnya 2 cm dan penipisan 50-80 % (6) Presentasi janin
rendah, sampai mencapai spina isciadika (7) Selaput ketuban pecah dapat
merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm (8) Dimana hal-hal
diatas terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu.12
2.1.5.2 Diagnosis Infeksi Saluran Kemih
Diagnosis dari infeksi saluran kemih dapat diketahui dengan
adanya keluhan (simptomatik) yang didapat dari anamnesis, dalam hal ini
sistitis berupa disuria, polakisuria, nokturia, disuria, strangiuria, dan pada
laboratorium ditemukan bakteriuria, pyuria, ,uji nitrit pada urin positif,
leukosit esterase urin positif, serta antibody coated bacteria pada Infeksi
saluran kemih bagian atas. Selain anamnesis dilakukan pemeriksaan fisik
diantaranya: 46
 Diawali dengan memeriksa apakah pasien tampak sakit ringan
atau berat
 adakah tanda-tanda infeksi sistemik ,demam takikardi seta
nyeri pinggang
 apakah kandung kemih membesar dengan cara palpasi dan
perkusi
13

 jika diperlukan, melakukan pemeriksaan vagina untuk


mengetahui adakah kelainan pada vagina
 mencari tanda neurologis abnormal, periksa dengan teliti untuk
mencari tahu misalnya sensasi perifer termasuk area sakral dan
adanya reflek tendon.
Untuk mendeteksi bakteriuria diperlukan pemeriksaan
bakteriologis yang secara konvensional dilakukan dengan metode biakan.
Metode biakan ini tidak selalu dapat dilakukan laboratorium sederhana,
karena tidak semua laboratorium mempunyai kemampuan untuk
melakukan pembiakan seperti itu oleh karena biayanya yang cukup tinggi
serta membutuhkan waktu yang lama. Sehingga yang dapat dilakukan
adalah pemeriksaan mikroskopik pewarnaan secara Gram, dengan
ditemukannya kuman batang Gram – negative, akan tetapi cara ini
membutuhkan keahlian khusus.
Seperti telah disebutkan diawal selain cara diatas bisa juga kita
melakukan dengan hitung jumlah lekosit dalam urin untuk membantu
diagnosis bakteriuria yang infektif dengan spesifitas 70% dan sensitifitas
80%.19 Bahan pemeriksaan adalah urin porsi tengah yang diambil pada
pagi hari, saat itu merupakan waktu yang ideal dalam memperoleh urin
untuk pemeriksaan laboratorium pada infeksi, sebelum atau bersamaan
dengan buang air kecil pertama, karena pada saat ini mikroorganisme
penginfeksi berada dalam jumlah terbanyak, serta bisa membedakan antara
temuan secara klinis yang bermakna dengan yang tidak bermakna akan
lebih mudah.
Kepada subyek dijelaskan mengenai cara-cara menampung dan
mengirim sampel urin yang dibutuhkan yaitu: sebelum berkemih genitalia
eksterna dibersihkan dahulu dengan air sabun kemudian dibilas dengan air.
Air kemih yang pertama dibiarkan terbuang dan yang di tengah-tengah
ditampung sebanyak 20 ml di dalam tempat steril yang telah disediakan.
Subyek juga diminta untuk menjaga agar tempat tampung urine tidak
menyentuh paha, genitalia atau pakaian, serta tidak memegang bagian
dalam dari tempat tampung. Sampel urin setelah diperoleh dilakukan
14

pengiriman spesimen ke laboratorium dengan benar yaitu dengan cara


menyimpan spesimen pada suhu 4o C setelah pengambilan dan selama
pengiriman merupakan merupakan tindakan efektif. Tabung yang berisi
asam borat bisa menstabilkan hitung koloni pathogen dan pencemarserta
bermanfaat apabila spesimen diperkirakan berada didalam suhu kamar
yang cukup lama.17,18,21
Pemeriksaan bakteriologis
(i) Pemeriksaan mikroskopis langsung dilakukan terhadap sediaan
hapus yang dibuat dari sampel urin yang tidak disentrifugasi,
dipulas dengan pewarnaan Gram dan dihitung jumlah kuman yang
tampak per lapang pandang besar (LPB) serta dicatat ada atau
tidaknya lekosit. Pewarnaan Gram adalah metode pemeriksaan
penyaring yang cepat dan sering dilakukan dengan hasil sensitivitas
90% dan sepesifisitas 88%. Bilamana pada pemeriksaan
mikroskopik urin dari subyek wanita didapatkan banyak sel epitel
skuamosa dengan flora normal vagina maka sampel urin tersebut
menggambarkan adanya kontaminasi.
(ii) Biakan kuman cara konvensional untuk hitung koloni dilakukan
secara kuantitatif. Untuk biakan ini 0,00l ml urin yang tidak di
sentrifugasi diambil dengan memakai sengkelit baku (1 / 1000) atau
dengan cara pengenceran urin terlebih dahulu dengan buffered
water dan kemudian ditanamkan pada lempeng agar darah dan
MacConkey. Urin pada lempeng agar tersebut disebar merata
dengan spatel gelas dan lempeng agar itu kemudian diinkubasi pada
suhu 37o C selama 18-20 jam. Koloni-koloni yang tumbuh dihitung
dan dicatat. Interpretasi hitung koloni bakteri adalah jika hitung
koloni satu jenis lebih besar dari 100.000 cfu/mL mengisyaratkan
infeksi, jika hitung koloni antara 10.000 dan 100.000 cfu/mL
mungkin mengisyaratkan infeksi, hitung koloni yang kurang dari
10.000 cfu/mL biasanya tidak mengisyartkan infeksi, dan jika
ditemukan spesimen yang menumbuhkan lebih dari satu jenis
15

organisme umumnya menunjukkan adanya pencemaran oleh flora


periuretra atau feses.18
Pemeriksaan lekosit dalam urin
Sepuluh ml sampel urin yang telah dikocok merata dan
disentrifugasi dengan kecepatan 1500 - 2000 rpm selama 5 menit. Cairan
yang terdapat di atas tabung pemusing dibuang, ditinggalkan endapannya.
Satu tetes dari endapan diletakkan di atas kaca objek, kemudian ditutup
dengan kaca penutup. dilihat di bawah mikroskop dengan lapangan
pandang besar (LPB).18,21 Penilaian dilakukan dengan melihat beberapa
kali dalam beberapa Lapangan Pandang Besar (LPB), yaitu piuria terjadi
bila ditemukan 10 lekosit/ LPB.21
19, 31
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi dari persalinan prematur yang terering adalah IBBLR.
Sedangkan komplikasi ISK tergantung dari tipe yaitu ISK tipe sederhana
(uncomplicated) dan tipe berkomplikasi (complicated).
1) ISK sederhana (uncomplicated).ISK akut tipe sederhana (sistitis)
yaitu non-obstruksi dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit
ringan (self limited self) dan tidak menyebabkan akibat lanjut jangka
lama.
2) ISK tipe berkomplikasi(complicated) yang terdiri dari dari ISK pada
Diabetes mellitus dan Masa kehamilan.
Komplikasi ISK yang akan dibahas disini adalah ISK selama
kehamilan dari umur kehamilan yaitu:
Tabel 2.1 Morbiditas ISK selama Kehamilan
Kondisi Risiko potensial
Bakteriuria asimtomatik Pielonefritis
(BAS) yang tidak diobati Bayi Prematur
Anemia
Pregnancy-Induced hypertension
ISK trimester tiga Bayi dengan retradasi mental
Pertumbuhan bayi lambat
Cerebral Palsy
Fetal Death
Basiluria asimptomatik (BSA) merupakan resiko untuk
pielonefritis diikuti dengan penurunan laju filtrasi glomerolus (GFR).
16

2.1.7 Tatalaksana10,19,21-23, 41,43


Ibu hamil yang memiliki resiko untuk terjadi presalinan prematur
dan atau menunjukkan tanda-tanda pesalinan prematur perlu dilakukan
intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan neonatal outcomes.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan prematur,
terutama mencegah morbiditas dan mortalitas yaitu:
a) Mencegah proses persalinan prematur dengan memberikan
tokolisis.
Dengan tujuan agar mencegah mortalitas & morbiditas pada
bayi prematur, memberi waktu agar kita bisa memberikan terapi
kortikosteroid untuk menstimulasi pematangan surfaktan paru
janin. Contoh obatnya adalah Ca- blocker Nifedipin 10 mg/oral
diulang 2-3 kali/jam,dilanjutkan sampai kontraksi hilang, dan obat
ini dapat diberikan lagi jika timbul kontraksi berulang .
Absorbsi nifedipin terjadi di usus. Walaupun dikatakan bahwa
absorbsinya nyaris sempurna setelah pemberian peroral,
bioavalibilitasnya setelah pemberian peroral kurang lebih sebesar
65%. Konsentrasi puncak tercapai dalam 30 menit. Efek nyata dari
obat ini akan nampak 30-60 menit setelah pemberian oral. Obat ini
hampir 70-99% berikatan dengan plasmaprotein dan waktu paruh
dalam plasma berkisar sekitar 2 jam
Nifedipin mengalami metabolisme di hepar dimana 70-80%
dari metabolitnya akan diekskresikan melalui ginjal sedangkan
sisanya melalui feses. Pada penderita dengan kelainan hepar seperti
sirosis hati, bioavalibilitas dan waktu paruh mungkin akan
memanjang sehingga perlu dipertimbangkan untuk pemberian
dosis yang lebih rendah.
Nifedipin dipergunakan secara luas sebagai obat antihipertensi
yang diberikan secara oral ataupun sublingual, selain itu ada juga
efeknya pada uterus yaitu sebagai tokolitik. Penelitian invitro
menunjukkan bahwa nifedipin secara signifikan menghalangi
aktifitas kontraksi otot polos uterus pada wanita hamil dan pasca
17

persalinan dengan menghalangi aliran kalsium pada membran sel


otot. Miometrium terdiri dari otot polos dimana kontraksi terjadi
karena interaksi aktin dan miosin. Interaksi ini tergantung pada
kalsium sehingga peka terhadap obat-obat yang dapat
mempengaruhi aliran kalsium sel seperti golongan obat antagonis
kalsium. Obat antagonis kalsium akan mengurangi konsentrasi
kalsium bebas di sitoplasma sehingga menghambat kontraksi otot
polos uterus
Nifedipin menghalangi aktifitas kontraksi spontan sebaik
potasium, oksitosin, prostaglandin dan vasopressin. Nifedipin lebih
efektif mengurangi aktifitas kontraksi miometrium pada kehamilan
dibanding tidak hamil. Banyak penelitian dengan angka
keberhasilan yang tinggi pada penggunaan nifedipin sebagai
tokolitik Sebagian besar manfaat yang dicatat dalam penelitian
tersebut adalah berkurangnya jumlah efek samping pada ibu dan
janin yang menggunakan nifedipin dibanding dengan obat-obat
lainnya.
Efek samping nifedipin merupakan akibat vasodilatasi yang
berlebihan berupa pusing, mual, flushing, hipotensi, edema paru
dan gagal jantung. Penurunan tekanan darah pada wanita
normotensi yang sedang diberi tokolitik pada umumnya terjadi
tetapi asimtomatik dan secara klinik tampaknya tidak bermakna.
Dikatakan bahwa semua efek samping ini biasanya timbul dalam
waktu singkat, ringan dan reversibel bila terapi dihentikan
Sebenarnya masih ada pilihan obat lain seperti β-mimetik
seperti salbutamol, terbutalin. Akan tetapi yang paling banyak
digunakan adalah nifedipin karena efek sampingnya lebih kecil
b) Membantu pematangan surfaktan paru janin
Dengan memberikan kortikosteroid bertujuan seperti yang
telah disebutkan sebelumnya yaitu pematangan surfaktan paru
janin demi menurunkan insidensi Respiratory Distress Syndrome
18

(RDS), mencegah pendarahan intraventrikuler, yang implikasinya


akan menurunkan mortalitas neonatus.
Preparat yang bisa berikan adalah deksametason 2 x 12 mg
i.m. dengan jarak pemberian 24 jam atau betametason 4 x 6 mg
i.m. dengan jarak pemberian 12 jam. Pemberian kortikosteroid ini
tidak diulang sebab memiliki resiko terhadap terjadinya
pertumbuhan janin terhambat.
c) Bila perlu pemberian antibiotik untuk mecegah infeksi.10,23
Antibiotik ini diberikan bila kehamilan mengandung resiko
seperti pada kasus ketuban pecah dini dengan pilihan eritromisin 3
x 500 mg selama 3 hari.
Jika telah lahir, maka yang diperhatikan juga adalah perawatan
neonatus seperti keadaan umum, biometri, kemampuan bernafas,
kelainan fisik, serta kemampuan minum. Kondisi-kodisi kritis yang
mesti dihindari seperti kedinginan, pernafasan tidak adekuat, atau
trauma.
Dibutuhkan suasanya yang hangat pada suhu neonatus agar tidak
terjadi keadaan hipotermia, yaitu suhu neonatus di bawah 36,5 o C .
Selain itu dibutuhkan perencanaan pengobatan serta asupan cairan dan
air susu ibu. Dari paparan diatas bagi persalinan prematur dibutukan
fasilitas yang memadai, seperti pelayanan perinatal dengan personil dan
alat-alat yang adekuat yaitu perawatan perinatal intensif.
Sedangkan prinsip manajemen ISK secara umum meliputi intake
cairan yang banyak, antibiotik yang adekuat, dan kalau perlu terapi
simptomatik untuk alkalinisasi urin. Hampir 80 % pasien akan
memberikan respon setelah 48 jam dengan antibiotik tunggal seperti
ampisilin 3 gram, trimetropin 200 mg. Bila infeksi menetap disertai
kelainan urinalisis misalnya leukosuria diperlukan terapi konvensional
selama 5-10 hari. Pemeriksaan mikrosopik urin dan biakan urin tidak
diperlukan bila semua gejala hilang dan tanpa leukosuria.19
19

Tabel 2.2 Overview of Outpatient


Antimicrobial Therapy for Lower Tract Infections in Adults21
Indication Antibiotic Dose Interval Duration

2 DS* Single
Trimethoprim- Tabs Dose 1 day
sulfamethoxazole 1 DS** Twice a 3 days
Tabs Day
Lower tract
Twice a
infections Ciprofloxacin 250 mg 3 days
Day
uncomplicated
Twice a
Norfloxacin 400 mg 3 days
Day
Levofloxacin 250 mg Once a day 3 days
6x 500
Single dose 1 days
Amoxicillin mg
Twice a day 3 days
500 mg
Trimethoprim 100 mg Twice a day 3 days
Trimethoprim- 1 DS
Twice a day 7–10 days
sulfamethoxazole tablet
Trimethoprim 100 mg Twice a day 7–10 days
250–500
Ciprofloxacin Twice a day 7–10 days
Complicated mg
Levofloxacin 250 mg Once a day 7–10 days
Amoxicillin- Every 8
500 mg 7–10 days
clavulanate hours
Nitrofurantoin 50 mg Once a day 6 months
Trimethoprim 100 mg Once a day 6 months
Trimethoprim- 1/2 SS
Once a day 6 months
sulfamethoxazole tablet
Recurrent Trimethoprim- 1 DS
Twice a day 14 days
infections sulfamethoxazole tablet
Ciprofloxacin 500 mg Twice a day 14 days
Levofloxacin 500 mg Twice a day 14 days
Amoxicillin- Every 8
500 mg 14 days
clavulanate hours

*DS, double strength; SS, single strength.


**Dosing intervals for normal renal function.
Pada pasien yang reinfeksi berulang (frequent re-infection) jika
disertai dengan faktor presdiposisi. Terapi antibiotik yang intensif diikuti
koreksi faktor resiko, sedangkan jika tanpa faktor presdiposisi yang
diperlukan adalah asupan cairan yang banyak, cuci setelah melakukan
20

senggama diikuti terapi antibiotik takaran tunggal, misalnya trimetropin


200 mg) selama 6 bulan. Dasar terapi empiris dari ISK pada ibu hamil
dijelaskandibawah ini :
Tabel 2.3 Evidence-Based Empirical Treatment of Urinary Tract Infections.21-23

2.3 Kerangka Teori 12,23

Infeksi saluran kemih

TNF-α, IL-β, IL-6, IL-8

Prostaglandin

Peningkatan PGE2 PGF2α


 Protease
 kolagenase

Membran plasenta serviks Uterus

Pecah Penipisan Kontraksi

Persalinan prematur

2.4 Kerangka Konsep


Variabel Independent Variabel Dependent

Infeksi Saluran kemih Partus Prematur

KERANGKA KONSEP INFEKSI SALURAN KEMIH PADA IBU HAMIL TERHADAP


PARTUS PREMATUR
21

2.5 Definisi Operasional


Definisi Operasional
1. Partus Prematur 16
Suatu proses persalinan yang tengah berlangsung pada
ibu dangan usia kehamilan 28 minggu dan kurang dari 37
minggu, dengan kontraksi uterus setidaknya sekali dalam 10
menit, berlangsung selama 30 detik atau pembukaan serviks lebih
dari 4 cm atau penispisan serviks 75%.
2. Infeksi saluran kemih17,19-21
Infeksi saluran kemih dengan atau tanpa keluhan dan
pada pemeriksaaan laboratorium ditemukan leukosit >10 LPB
2.6 Hipotesis
Terdapat hubungan antara infeksi saluran kemih pada ibu hamil
terhadap partus prematur.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan studi korelasi dengan
rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. 3,5
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi : Rumah Sakit Adjidarma kabupaten Lebak-Banten
WaktuPenelitian : Periode Januari hingga Desember 2010
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Seluruh pasien yang melahirkan dengan status prematur dan
aterm di Rumah Sakit Umum Daerah Adji Darma kabupaten Lebak
Provinsi Banten periode Januari-Desember 2010
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang melahirkan
dengan status prematur dan aterm di Rumah Sakit Umum Adjidarmo
Keabupaten Lebak Provinsi Banten yang berjumlah 96 yang diperoleh
dari hasil perhitungan besar sampel dengan enggunakan rumus uji
hipotesis beda dua proporsi berikut: 3

n=
Z 1 / 2 2 P(1  P)  Z 1  P1 (1  P1 )  P2 (1  P2 ) 
2

( P1  P2 )

Keterangan :

N = Jumlah sampel yang dibutuhkan


Z1 / 2 = Nilai Z pada derajat kepercayaan 1-α/2 atau derajat
kepercayaan α pada uji dua sisi (two tail), yaitu sebesar 5%
= 1,96
Z1 = Nilai Z pada kekuatan uji 1-β, yaitu 80% = 0,84

P = Proporsi rata-rata (P1-P2)/2)


P1 = Probabilitas dari pasien dengan infeksi saluran kemih yang
mengalami partus prematurus [a/(a+b) ]

22
23

P2 = Probabilitas dari pasien dengan infeksi saluran kemih yang


tidak mengalami partus prematurus [ c/(c+d) ]

(Nilai P1 dan P2 berasal dari Tesis Yanto, 2001)

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel sebanyak

96 yang kemudian ditambahkan 10% sehingga jumlah sampel menjadi

109.

3.3.3 Cara pengambilan sampel


Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

metode sampel acak sistematik,4 dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Pasien yang terdiagnosis partus prematur dan aterm di catat nomor

rekam mediknya, nomor rekam medik in diambil dari ruang Verlos

Kamer

b) Penentuan sampling dengan cara membuat gulungan kertas yang

berlebel 1 hingga 109, lalu di acak nomor yang akan diambil untuk

pengambilan sampel pertama, lalu untuk sampel selanjutnya diambil

sesuai kelipatan

c) Adapun kerangka sampelnya adalah nomor urut rekam medik yang

telah tercatat di Verlos Kamer sesuai dengan waktu kedatangan

pasien

d) Peneliti mengambil rekam medik sesuai dengan nomor rekam medik

sesuai dengan metode sampel acak sistematik dari kerangka sampel

yang telah di buat


24

e) Peneliti mencatat nomor rekam medik, nama, umur, status paritas,

berat badan, tinggi badan, diagnosis dan hasil pemeriksaan leukosis

urin.

f) Peneliti menyalin di dalam buku induk besar yang telah di tabelkan

hingga sampel terpenuhi

i. Kriteria sampel
1. Kriteria Inklusi
a) Pasien ibu hamil yang melahirkan dengan usia
kehamilan 28-36 minggu di rumah sakit Adjidarma
Lebak Kabupaten Banten periode Januari-Desember
2010
b) Pasien ibu hamil yang melahirkan dengan usia
kehamilan lebih dari 36 minggu (aterm) di rumah sakit
Adjidarma Lebak Kabupaten Banten Periode Januari-
Desember 2010
c) Pasien Ibu hamil yang terdiagnosis Infeksi saluran
kemih
a. Kriteria Ekslusi
Pasien ibu hamil dengan infeksi sifilis, tifoid,
malaria, pneumonia, dan hepatitis.
25

3.4 Alur Penelitian

Bagan 3.1 Alur Penelitian


Hubungan Infeksi Saluran Kemih pada Ibu hamil terdapar Partus Prematur

3.5 Pengumpulan Data


Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti yang berjumlah 1 orang
mahasiswa semester 5 jurusan Pendidikan Dokter. Dalam
pengumpulannya, data sekunder diperoleh dari arsip status rekam medik
Pasien Rawat jalan Rumah sakit Adjidarma lebak –Banten
3.5.1 Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam
penelitian. Oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar.
Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah melakukan proses
editing yaitu memeriksa data hasil pengisian pencatatan oleh peneliti.
Setelah proses editing selesai, tahap selanjutnya adalah proses meng-
entry data ke perangkat lunak computer lalu dilakukan coding yaitu
26

mengkatagorikan data serta dilakukan proses cleaning data untuk


membersihkan kesalahan data yang dimasukkan.6 Setelah data benar-
benar bersih, baru dilakukan analisa lebih lanjut terhadap data dengan
menggunakan perangkat lunak pengolah data. Berikut bagan yang
menjelaskan proses pengolahan data :

Editing Entry Data Coding Cleaning


Data Data
Data ke Komputer Data

Bagan 3.2 Proses Pengolahan Data

3.5.2 Analisis Data


3.5.2.1 Analisis univariat
Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan jumlah
pasien yang melahirkan dengan status prematur, tidak prematur,
serta pasien yang pernah terdiagnosa infeksi saluran kemih
dengan menyajikan data dalam bentuk tabel.
3.5.2.2 Analisis Bivariat
Analisis ini merupakan suatu analisis untuk melihat
hubungan antara variabel dependen dan independen dengan
melakukan uji chi square. Uji chi square dilakukan untuk
menganalisis hubungan variabel dependen (partus prematur)
dengan variabel independen infeksi saluran kemih pada ibu
hamil), dimana kedua variabel ini bersifat kategorik.6
Dengan Rumus Chi Square:
O  E 
2
X2 
E

dF = (k - 1)(b - 1)

Keterangan:

X2 = Chi square
O = Nilai observasi
E = Nilai ekspektasi
k = Jumlah kolom
b = Jumlah baris
27

Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p,

dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan

sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna

jika mempunyai nilai p ≤ 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha

diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p >

0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika variabel independen terdiri dari dua kategori dan

dijumpai nilai E<5, maka nilai p dapat dilihat dari nilai fisher

exact. Jika tidak dijumpai nilai E<5, maka nilai p dapat dilihat

dari nilai continuity correction. Untuk variabel independen yang

lebih dari dua kategori, maka nilai p dapat dilihat dari nilai

pearson chi square.6


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian diambil dari 109 sampel yang telah di dapat dari
rancangan sampel acak sistematik. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam
medik RSUD Adjidarma Lebak Jakarta pada bulan Februari 2011. Pada
penelitian ini, data yang didapat adalah rekam medik pasien persalinan di RSUD
Adjidarma Lebak Januari-Desember 2010

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara infeksi saluran


kemih terhadap kejadian prematur di RSUD Adjidarma Lebak tahun 2010.

4.1 Analisis Univariat

Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari masing-

masing variabel yang diteliti, baik variabel dependen maupun independen.

Selanjutnyan hasil analisis univariat akan dijelaskan pada sub-bab berikut ini:

4.1.1 Partus Prematur dan tidak prematur

Distribusi ibu hamil yang melahirkan prematur dan tidak

prematur di Rumah Sakit Adjidarma Lebak-Banten periode Januari-

Desember 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Distribusi Ibu hamil
di Rumah Sakit Adjidararma Lebak-Banten periode 2010
Status Prematur N %
Ya 73 67,0
Tidak 36 33,0
Total 109 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel diketahui bahwa lebih banyak ibu hamil yang
melahirkan dengan persalinan prematur (67,0%) daripada yang tidak
prematur (32,0%).

28
29

Sampai saat ini mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi


prematur masih sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ
pada bayi lahir seperti paru, otak, dan gastrointestinal. Di negara Barat
sampai 80 % dari kematian neonatus adalah akibat prematuritas, dan
bayi yang selamat 10 % mengalami permasalahan dalam jangka panjang
seperti serebral palsi, retinopati, retradasi mental, dan juga disfungsi
neurobehavior dan prestasi sekolah yang kurang baik.10-12 Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian kami yang menggambarkan bahwa masih
tingginya angka persalinan prematur di RSUD Adjidarma Lebak selama
tahun 2010 yaitu sebanyak 67,0%
Anantyo dalam bukunya ilmu kebidanan Sarwono Prawiroharjo
menyebutkan angka persalinan prematur pada umumnya adalah sekitar
6-10%. Hanya 1,5 % persalinan terjadi pada umur kehamilan kurang dari
32 minggu dan 0,5 % pada kehamilan kurang dari 28 minggu. Namun
kelompok ini merupakan duapertiga dari kematian neonatal. Kesulitan
utamanya adalah perawatan bayi prematur itu sendiri, yang semakin
muda usia kehamilan seseorang maka semakin besar morbiditas dan
mortalitas, salah satunya berimplikasi terhadap AKB.
Drive & Magowan mengatakan bahwa 35% prematur terjadi
tanpa diketahui penyebab yang jelas, 20 % dikarenakan persalinan
elektif,10 % akibat kehamilan ganda dan sebagian lainnya akibat kondisi
ibu dan janin.10
Karena permasalahan pada persalinan prematur bukan hanya
terbatas kepada kematian perinatalnya saja, melainkan kelainan-kelainan
yang akan dialami oleh perinatal. Dengan melihat permasalahan yang
dapat terjadi pada bayi prematur, alngkah baiknya menunda persalinan
prematur bila mungkin sehingga memberi suatu keuntungan yaitu
menurunkan angka morbiditas & mortalitas baik ibu maupun janinnya.
30

4.1.2 Infeksi Saluran Kemih saat kehamilan

Distribusi ibu hamil yang mengalami infeksi saluran kemih di

Rumah Sakit Adjidarma Lebak-Banten periode Januari-Desember 2011

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2
Distribusi Infeksi Saluran Kemih pada ibu hamil
di Rumah Sakit AdjidararmaLebak-Banten periode 2010
Status ISK N %
Ya 39 35,8
Tidak 70 64,2
Total 109 100
Data primer

Berdasarkan tabel diketahui bahwa banyak ibu hamil yang tidak

mengalami infeksi saluran kemih (64,2%) daripada yang mengalami

infeksi saluran kemih (35,8%).

Hasil penelitian diketahui bahwa lebih banyak ibu hamil yang

tidak mengalami infeksi sebanyak 64,2% dibandingkan dengan ibu

hamil yang mengalami infeksi saluran kemih. Hal ini tidak sejalan

dengan El-Sokkary mengenai insiden Asimtomatik bakteriuria 23.5%

dan yang tidak 16.9%. Hal ini juga di katakan oleh I gede putu surya

yang menyebutkan bahwa ibu hamil sangat peka dengan infeksi dari

berbagai mikrorganisme. Secara fisiologis sistem imun pada ibu hamil

menurun, hal ini kemungkinan diakibatkan oleh toleransi sistem imun

pada ibu terhadap bayi yang merupakan jaringan semi-alogenik,

meskipun tidak memberikan pengaruh secara klinik.14-15


31

Ketika wanita hamil telah terjadi beberapa perubahan diantaranya

dari segi anatomi dan fisiologi ibu hamil seperti misalnya pada ginjal

dan saluran kencing sehingga mempermudah terjadinya infeksi.12

Meskipun hasil penelitian kami menyatakan penderita infeksi

saluran kemih pada ibu hamil masih rendah hanya 35,8% ini sesuai

dengan teori bahwa dilaporan prevalensi bakteriuria Hooton and

colleagues menyebutkan insiden bakteriuria pada kehamilan 2 – 7 %

yang tergantung dari paritas, ras, dan status sosialekonominya.10 Begitu

juga dengan Shahira R. Dimetry, Hanan M. El-Tokhy dalam

penelitiannya Urinary Tract Infection and Adverse Outcome of

Pregnancy bahwa insiden ISK pada ibu hamil sebanyak 31.3% yaitu 78

dari 249 sampel pasien.31

Rendahnya kejadian dari infeksi saluran kemih di akibatkan


karena pasien sendiri tidak menjalani pemeriksaan rutin selama
kehamilan dengan alasan ekonomi serta masih banyak infeksi lain yang
terjadi yaitu infeksi menuar seksual sehingga infeksi saluran kemih
kurang diperhatikan.
4.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan

analisis uji Chi Square. Melalui uji statistik chi square akan diperoleh nilai p,

dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05.

Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p ≤

0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna

jika mempunyai nilai p >0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.5-6

Selanjutnyan hasil analisis bivariat akan dijelaskan pada sub-bab berikut ini:
32

4.2.1 Hubungan Infeksi Saluran Kemih dengan Partus Prematur

Infeksi saluran kemih adalah komplikasi umum yang banyak


terjadi selama kehamilan, serta merupakan kelompok yang tersering yang
menyebabkan komplikasi kehamilan.
Meskipun insiden ISK tidak begitu meningkat pada kehamilan, tapi
dianggap penting karena ini akan progresi menjadi pielonefritis dan
berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. El- Sokkary
7
dalam Journal of American Science menyebutkan prevalensi
asimptomatik bakteriuria pada wanita hamil di Kairo menyebabkan
komplikasi yang serius seperti pielonefritis, penyakit hipertensi, BBLR,
kelahiran prematur, dan anemia, dimana hal ini akan menyebabkan
tingginya morbiditas ibu dan janin.
Hasil analisis bivariat antara Infeksi Saluran Kemih dengan Partus
prematur di Rumah Sakit Adjidarma Kabupaten Lebak Banten periode
Januari hingga Desember 2010 dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4.3
Hubungan Partus Prematur dengan Infeksi Saluran Kemih

Prematur Total
Odd Ratio p-
Ya Tidak
N % 95%CI value
N % N %
ISK 32 82,1 7 17,9 39 35,8
3,233 0,022
Tidak ISK 41 58,6 29 41,4 70 64,2
1,25-8,33
Total 73 104,7 36 59,3 109 100
Sumber ;Data Primer

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 73 pasien yang


mengalami prematur 32 pasien pernah mengalami infeksi saluran kemih
saat kehamilan, sedangkan 41 pasien tidak memiliki riwayat infeksi
saluran kemih. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p =0,022 (p <
0,05).
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara infeksi
saluran kemih pada wanita hamil dengan kejadian prematur. Hal ini
sejalan dengan Yanto dalam tesisnya yang berjudul hubungan ISK
asimptomatik terhadap persalinan prematur menyatakan bahwa kejadian
33

ISK lebih banyak terdapat pada pasien yang mengalami partus prematur,
sehingga ada hubungan positif antara kejadian ISK dengan terjadinya
partus prematurus atau partus prematurus imminens dengan p value =
0,047. Selain itu El-Sokkary M dalam tulisannya Prevalence of
Asymptomatic Bacteriuria in Antenatal Women with Preterm Labor at an
Egyptian Tertiary Center,7 hasil dari studi ini menjelaskan bahwa pasien
dengan bakteriuria asimptomatik akan lebih berpotensi terjadinya
persalinan prematur daripada ibu hamil yang sehat.
Hal ini juga sejalan dengan peneliti Shahira R. Dimetry, Hanan M.
El-Tokhy, Nagla M. Abdo, Moustafa A. Ebrahim, dan Mohamed Eissa
31
dalam Urinary Tract Infection and Adverse Outcome of Pregnancy
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan ISK
terhadap persalinan dengan didapatinya nilai p-value < 0.001.
Hal ini dijelaskan pula oleh Urinary tract
8
infection in pregnancy yaitu sekitar 90 % wanita hamil mengalami
dilatasi uretra yang disebabkan oleh hormon progesterone timbul pada 6
minggu kehamilan dan mencapai puncaknya selama minggu ke 22-24
kehamilan. Peningkatan volume kandung kemih, penurunan tonus
kandung kemih yang sejalan dengan penurunan tonus ureter sehingga
uretra menjadi statis. Keadaan ini di hubungakan dengan faktor mekanik
yang timbul pada uterus ibu hamil yang mempermudah infeksi traktus
bagian bawah naik sehingga meningkatkan kecenderungan pielonefritis
pada kehamilan.8
Shahira R. Dimetry, Hanan M. El-Tokhy dalam tulisan Urinary
31
Tract Infection and Adverse Outcome of Pregnancy menyatakan bahwa
probabilitas persalinan prematur bagi ibu dan BBLR pada bayinya terlihat
sangat jelas meningkat pada orang yang punya riwayat ISK selama
kehamilan, ini sesuai dengan hasil penelitian kami bahwa ibu yang
memiliki infeksi saluran kemih memiliki peluang 3,23 kali untuk
mengalami persalinan prematur dari pada yang tidak ada riwayat ISK
selama kehamilan (OR=3,23; 95%CI=1,25-8,33). Ini pula dianalisis
dengan metode kohort Sahira menyatakan hubungkan ISK merupakan
34

salah satu dari kontributor terhadap persalinan prematur yaitu ibu dengan
ISK pada masa kehamilan akan memiliki resiko persalinan prematur 2,2
kali daripada yang tidak ada riwayat ISK selama kehamilan (RR = 2,2 ;
95% CI=1,35-3,58).
BAB V
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
a) Pada penelitian ini diketahui bahwa dari 73 pasien yang mengalami
prematur terdapat 32 pasien yang pernah mengalami infeksi saluran
kemih saat kehamilan (82,1%), sedangkan 41 pasien tidak memiliki
riwayat infeksi saluran kemih (58,6%)
b) Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan infeksi saluran kemih
terhadap prematur, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
infeksi saluran kemih terhadap prematur dengan di perolehnya nilai p-
value sebesar 0,022. (p < 0,05)
c) Ibu hamil yang pernah mengalami infeksi saluran kemih memiliki
resiko 3,22 lebih besar untuk melahirkan dengan persalinan prematur
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak pernah mengalami ISK
selama kehamilan (OR=3,23; 95%CI=1,25-8,33).
3.1 Saran
a) Ibu
Untuk pencegahan persalinan prematur disarankan agar ibu melakukan
pemeriksaan urin pada program kunjungan rutin ANC, sehingga jika pada usia
kehamilan terdeteksi ISK lebih dini bisa dilakukan penatalaksanaan yang tepat
dan mencegah terjadinya persalinan prematur yang akan mengurangi
morbiditas dan mortalitas pada bayi.
b) Rumah Sakit
Karena persalinan prematur dipengaruhi oleh riwayat ibu yang semasa
hamilnya mengalami ISK, hendaknya RSUD Dr.Adjidarmo Lebak-Banten
untuk mempersiapkan strategi dalam menurunkan kejadian persalinan
prematur sehingga meningkatkan indikator kesehatan yang dalam hal ini
menurunkan AKB dan morbiditas Ibu

35
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta


Departemen Kesehatan RI. 2009.Jakarta hal. 24-140
2. William, Obstetri. Section VII .Medical Surgical Complication Chapt 48.
Renal Urinary tract disorder.Mc-Graw Hill.2005
3. Ariawan, Iwan. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan.
Depok: Jurusan Biostatistik dan Kependudukan, FKM UI.1996
4. Dahlan, Sopiyudin. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam
penelitian kedokteran & kesehatan ed.2 jakarta : Penerbit Salemba
Medika.2009
5. Sastroasmoro, Sudigdo & Ismael,S ofyan. Dasar-dasar Metodelogi
Penelitian Klinis ed.3. Jakarta: Sagung seto.2010
6. Hastono,Susanto P. Modul Analisis Data. Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univiersitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. Jakarta: UIN SYAHID .2001
7. El-Sokkary M. Prevalence of Asymptomatic Bacteriuria in Antenatal
Women with Preterm Labor at an Egyptian Tertiary Center. Dalam Journal
of American Science, 2011;7 (4).
8. Gilstrap LC, Faro S: Urinary tract infection in pregnancy ed2. New York:
Wiley-Liss. 1997. p21.
9. S Ray, Deepak. Pregnancy and Urinary Tract Infection. Medicine Update
2005. p. 172
10. Mochtar , Anantyo Binarso. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirihardjo.
Edisi IV. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008
11. Golden, berg RL. The management of preterm labor. In-high risk
preganancy series. Obstet Gynecol;An expert’s view. 2002 ;100 p.1020-
1037
12. Cuningham FG et.al .Preterm birth in Williams obstetric 22nd edition New
York : McGraw-Hill.2005 p.855-873
13. Hill,a volpe JJ. Prematur birth and neurologic complication. Medicine of
fetus and mother.jb LIPPICONT Philadelphia,1992; p.1515-1523

36
37

14. Wiknjosastro, Hanifa . Ilmu kandungan. ed 2 cetakan 6.jakarta: PT Bina


Pustaka.2008.
15. William, Obstetri. Medical Surgical Complication Chapt 58 Urinary tract
infections .Mc-Graw Hill:New York. 2005
16. Current OB/GYN. Normal Pregnancy & Prenatal Care- Normal Pregnancy
Chapter 9. The McGraw-Hill:New York. 2006
17. Paul Boekitwetan. Komplikasi bakteriuria pada kehamilan. Bagian
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. J Kedokter
Trisakti, September-Desember 2000-Vol.19, No.3.page-89-95
18. Ronald a.sacher. ricahrd a.mc Pherson. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan
laboratorium. Edisi 11 cet.1 Jakarta: EGC. 2004
19. Sudoyo, A. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Jakarta : FKUI.2008
20. Longmore,Murray et all. Oxford Handbook of Clinicalal medicine. Ed.8.
London: Oxford University Press; 2010.
21. Dipiro, Joseph T et all.Pharmacotherapy A patophysiologic approach. 7th
New York :Mc-Graw Hill. 2008. p.1902
22. Gilman,Godman. Dasar farmakologi terapi. edisi 10 jilid 1. EGC : Jakarta
.2008
23. Gilman,Godman. Dasar farmakologi terapi. edisi 10 jilid 2. EGC :
Jakarta .2008
24. RK , Creasy. Preterm birth prevention: where are we. Am. J. Obstet
Gynecol. 1993; 168: p.1223-1230
25. Greenhagen JB et al, Value of fetal fibronectin as a predictor of preterm
delivery for a low-risk population. Am J. Obstet Gynecol 1996;
175:p.1054-1056
26. Krisnadi SR. Program pencegahan persalinan prematur dalam Kumpulan
makalah POGI cabang Bandung pada Pertemuan Ilmiah Tahunan XII
Palembang, 2001; hal.36-43
27. Husslein P, Lamont R. Strategies to prevent the morbidity and mortality
associated with prematurity. Br J Obstet Gynaecol 2003; 110: p.1-135 .
28. Kedokteran Fetomaternal POGI. Manajemen persalinan preterm : Panduan
kinik. Semarang : Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI. 2005.
38

29. Philip, Steer. The epidemiology of preterm labour. Br J Obstet Gynaecol


2005;112:1-354.
30. Nuada, I Nyoman. Karkata, Made Kornia. Suastik, Ketut. Risiko Partus
Prematurus Iminen pada Kehamilan dengan Infeksi Saluran Kemih.
Cermin Dunia Kedokteran No. 145.2004. hal.26-30
31. R, Shahira et.all. Urinary Tract Infection and Adverse Outcome of
Pregnancy . J Egypt Public Health Assoc Vol. 82 No. 3 & 4.2007
32. Z, Hamdan. Haliem M Ziad, Abdel. Ali, Salah K & Adam, Ishag.
Epidemiology of urinary tract infections and antibiotics sensitivity among
pregnant women at Khartoum North Hospital. Ann Clin Microbiol
Antimicrob. 2011; 10: 2.
33. Haider G et all. Risk factors of urinary tract infection in pregnancy. J Pak
Med Assoc. Pubmed.2010 Mar;60(3): p.213-6.
34. Saeed, sabahat & Tariq, Perween. Symptomatic and asymptomatic Urinary
Tract Infection During Pregnancy.intenational Journal of microbiological
Research IDOSI publications 2 (2): 101-104,2011
35. SJ, Bacak. WM, Callaghan. PM, Dietz. C, Crouse. Pregnancy-associated
hospitalizations in the United States, 1999-2000. Am J Obstet Gynecol.
PubMed.2005; 192 (2):p.592–597.
36. Masinde A, Gumodoka B, Kilonzo A, Mshana SE. Prevalence of urinary
tract infection among pregnant women at Bugando Medical Centre,
Mwanza, Tanzania. Tanzan J Health Res. PubMed. 2009; 11(3):154–9.
37. MS, Mikhail. A, Anyaegbunam. Lower urinary tract dysfunction in
pregnancy: a review. Obstet Gynecol Surv 1995;50:675-83
38. P, Husslein. R, Lamont R. Strategies to prevent the morbidity and
mortality associated with prematurity. Br J Obstet Gynaecol 2003;
110:p.1-135 .
39. Rust OA. Preterm delivery: risks versus benefit intervention. Current
Women’s Health Report 2002;2: p.59–64
40. M,Sakai. K,Tanebe. Y,Sasaki. K,Momma. S,Yoneda. S,Saito. Evaluation
of the tocolytic effect of a selective cyclooxygenase-2 inhibitor in a mouse
39

model of lipopolysaccharide-induced preterm delivery. Molecular Human


Reproduction 2001; 7: p.595–602
41. W,Winkler . Role of cytokines and other inflammatory mediators. Br J
Obstet Gynecol 2003;110:p.118-23
42. Jawets. Melnick. & Adelberg. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta :
EGC.2007
43. Kumar, Vinai. Buku ajar Patologi ed.7 vol.1. Jakarta EGC.2007
44. Abbas, abdul K. Basic Immunology functions and disorders of the immune
system.3rd edition. Philadelphia: Sunders Elseiver Inc. 2009
45. Kusnawara, Yanto. Hubungan ISK dengan Partus Prematur. Tesis PPDS
Program Studi Obstetric & Ginekologi FKUNDIP. Semarang. 2001. Hal
21-34
46. Jonathan gleadle. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta:
Erlangga. 2007
40

Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Miftahul Jannah


Tempat Tanggal Lahir : Curup, 24 Oktober 1990
Alamat : Jl. Jambi km.29 komplek SPPN Sembawa
Banyuasin Sumatera Selata 30010
Email : Jannah.riset@gmail.com
No.Telpon : 085273091985
Riwayat Pendidikan
 TK Al-Qur’an Al-Muchlisin Curup-Bengkulu (1995-1996)
 SDN 9 Rejang Lebong Curup-Bengkulu (1996-2002)
 Mts.Ponpes Arrahmah Air meles atas Curup-Bengkulu (2003-2005)
 MAN 2 Curup-Bengkulu (2005)
 MAN 2 Palembang (2005-2008)
 FKIK Prodi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-
Sekarang)
Karya Ilmiah : Sirkumsisi pada Perempuan dalam Perspektif
Islam (Juara I Lomba Karya Tulis Kesehatan
Islam I )
41

Lampiran 2
DATA MENTAH ANALISIS DATA
UNIVARIAT
Statistics

statusPREM

N Valid 109

Missing 0

Mean .3303

Median .0000

Std. Deviation .47248

Variance .223

statusPREM

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PREMATUR 73 67.0 67.0 67.0

nonPre 36 33.0 33.0 100.0

Total 109 100.0 100.0

Statistics

statISK

N Valid 109

Missing 0

Mean .6422

Median 1.0000

Std. Deviation .48157

Variance .232

statISK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Isk 39 35.8 35.8 35.8

nonISK 70 64.2 64.2 100.0

Total 109 100.0 100.0


42

BIVARIATS
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
statISK * statusPREM 109 100.0% 0 .0% 109 100.0%

statISK * statusPREM Crosstabulation

statusPREM

PREMATUR nonPre Total


statISK Isk Count 32 7 39
Expected Count 26.1 12.9 39.0
% within statISK 82.1% 17.9% 100.0%
nonISK Count 41 29 70
Expected Count 46.9 23.1 70.0
% within statISK 58.6% 41.4% 100.0%
Total Count 73 36 109
Expected Count 73.0 36.0 109.0
% within statISK 67.0% 33.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square a
6.242 1 .012
b
Continuity Correction 5.226 1 .022
Likelihood Ratio 6.612 1 .010
Fisher's Exact Test .019 .010
Linear-by-Linear Association 6.185 1 .013
b
N of Valid Cases 109
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.88.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper


Odds Ratio for statISK (isk /
3.233 1.255 8.328
nonISK)
For cohort statusPREM =
1.401 1.096 1.791
PREMATUR
For cohort statusPREM =
.433 .210 .896
nonPre
N of Valid Cases 109
43

Lampiran 3
status umur status
No no RM Nama Umur leukosit
paritas kehamilan isk
1 oo82145 nurfatimah 28 g2p1a0 38 12 Isk
2 oo62239 uninurhayati 30 g1pp0a0 38 6 nonISK
3 oo82115 iyat 29 g2p1a0 38 2 nonISK
4 oo82569 eneng 39 g3p2a0 38 6 nonISK
5 oo76352 titihasanah 24 g1pp0a0 38 150 Isk
6 oo73033 sitinurlela 34 g3p2a0 39 2 nonISK
7 oo73126 lisdawijaya 30 g2p1a0 38 0 nonISK
8 oo73340 lastri 21 g1pp0a0 38 4 nonISK
9 oo74090 muniroh 31 g6p5a0 36 11 Isk
10 oo74115 jariah 45 g10p8a1 29 2 nonISK
11 oo75078 levi 26 g2p1a0 36 0 nonISK
12 oo75111 nurjanah 26 g2p1a0 28 11 Isk
13 oo75118 sarnah 30 g5p4a0 28 0 nonISK
14 oo73354 Leniaprianti 27 g2p1a0 28 3 nonISK
15 oo75700 suhartini 33 g2p1a0 36 15 Isk
16 oo73962 eni 23 g3p2a0 32 5 nonISK
17 oo76625 herawati 19 g1p0ao 29 15 Isk
18 oo77300 nurhasanah 19 g1p0ao 34 11 Isk
19 oo77465 susicita 23 g1p0ao 36 0 nonISK
20 oo75961 ipon 35 g8p6a1 28 3 nonISK
21 oo72761 ani 25 g1p0ao 36 12 Isk
22 oo78282 murnasih 23 g1p0ao 32 12 Isk
23 oo78292 jniawati 22 g2p1a0 34 11 Isk
24 oo78329 rohman 35 g3p2a0 32 11 Isk
25 oo78834 aminah 33 g1p0ao 32 20 Isk
26 oo78108 fitria 17 g1p0a0 38 3 nonISK
27 oo78834 juju 16 g1p0a0 28 11 Isk
28 oo79024 kurniawati 27 g1p0a0 35 0 nonISK
29 oo72989 diana 27 g2p1a0 28 11 Isk
30 oo79137 masnah 26 g2p1a0 34 15 Isk
31 oo79322 tuti 22 g1p0a0 32 10 nonISK
32 oo79703 desin 23 g1p0a0 33 0 nonISK
33 oo79071 iting 28 g3p2a0 28 11 Isk
34 oo79806 eni 28 g1p0a0 31 0 nonISK
35 oo73148 ecih 24 g6p5a0 36 11 Isk
36 oo79875 ciah 18 g1p0a0 38 0 nonISK
37 oo66312 sukayati 24 g4p3a0 28 11 Isk
38 0066315 hafifah 19 g1p0a0 32 0 nonISK
39 oo66427 ema 31 g2p1a0 32 20 Isk
40 oo6558 umayah 30 g1p0a0 33 0 nonISK
44

41 oo66427 sutiah 37 g4p3a0 28 13 Isk


42 oo66738 ucu 25 g3p1a1 38 0 nonISK
43 oo67132 menah 29 g1p0a0 38 3 nonISK
44 oo67333 suhayati 18 g1p0a0 32 0 nonISK
45 oo67331 ita 38 g7p6a0 29 2 nonISK
46 oo67943 lina 32 g3p2a0 39 2 nonISK
47 oo68564 enjuwi 18 g1p0a0 35 6 nonISK
48 oo68574 ita 38 g7p1a5 28 2 nonISK
49 oo68598 nami 25 gp1a0 39 11 Isk
50 oo68657 emi 19 g p1a0 32 11 Isk
51 0068679 juniar 20 g1p0a0 39 5 nonISK
52 oo69142 dede 31 g2p1a0 29 10 nonISK
53 oo62838 ikasari 21 g1p0a0 32 11 Isk
54 oo63031 enung 25 g4p2a1 28 0 nonISK
55 oo63354 fitria 17 g1p0a0 32 15 Isk
56 oo64123 juji 16 g1p0a0 30 0 nonISK
57 oo65771 enceng 26 g2p1a0 28 0 nonISK
58 oo6774 anah 18 g1p0a0 28 0 nonISK
59 oo65959 dewi 24 g2p1a0 32 0 nonISK
60 oo60099 tina 32 g4p3a1 39 0 nonISK
61 oo60280 masyitah 27 g3p2a1 32 12 Isk
62 oo60646 deti 33 g3p0a2 32 0 nonISK
63 oo60796 aniah 27 g2p1a0 32 0 nonISK
64 oo60823 asmiah 27 g4p3a0 28 2 nonISK
65 oo60944 eem 26 g2p1a0 32 1 nonISK
66 oo60974 dwiokta 31 g3p2a0 28 15 Isk
67 oo61000 ucu 37 g8p4a3 29 0 nonISK
68 oo60505 adekurniawan 26 g5p1a3 28 11 isk
69 oo61506 dede 26 g2p1a0 28 15 isk
70 ooo1222 sumiah 25 g2p1a0 36 0 nonISK
71 OO61742 nerlela 18 g1p1a0 34 13 isk
72 oo61749 umi 45 g8p7a0 28 0 nonISK
73 oo61815 nia 18 g1p0a0 32 11 isk
74 OO61817 rumiati 37 g4p1a2 28 0 nonISK
75 OO61735 elin 30 g5p3a1 32 11 isk
76 oo60830 armi 35 g5p4a0 28 11 isk
77 oo62241 retno 40 g2p0a1 31 0 nonISK
78 oo62576 indah 40 g6p5a0 38 0 nonISK
79 oo56089 diah 19 g1p0a0 32 0 nonISK
80 oo56894 wati 21 g2p1a0 33 0 nonISK
81 oo8307 ikasari 21 g1p0a0 32 0 nonISK
82 oo55939 engkus 21 g1p0a0 28 11 Isk
83 oo51084 enung 25 g4p2a1 28 0 nonISK
45

84 oo45185 rdian 30 g2p1a0 29 0 nonISK


85 oo45081 lilis 20 g1p0a0 28 3 nonISK
86 oo47506 resanovianti 17 g0p1a0 28 11 Isk
87 oo69540 nina 32 g2p1a0 39 0 nonISK
88 oo70322 desin 18 g1p0a0 28 5 nonISK
89 oo70808 umiaty 33 g2p1a0 32 3 nonISK
90 oo70962 munah 38 g5p3a1 32 0 nonISK
91 oo72365 teti 21 g1p0a0 39 3 nonISK
92 oo57635 desi 23 g1p0a0 38 0 nonISK
93 oo59133 wiwin 34 g2p2a0 32 120 Isk
94 oo52369 rukiah 24 g1p0a0 39 5 nonISK
95 oo57303 warsih 40 g5p4a0 39 2 nonISK
96 OO57059 muhanah 36 g3p2a0 39 11 Isk
97 OO56856 jaeni 37 g3p2a0 38 45 Isk
98 oo56540 sitiaisyyah 18 g1p0a0 39 5 nonISK
99 oo51592 atikah 30 g2p3a0 39 3 nonISK
100 OO56500 nining 25 g2p1a0 39 1 nonISK
101 OO71120 saroh 20 g1p0a0 38 2 nonISK
102 oo74880 iktanuroktav 30 g2p1a0 38 2 nonISK
103 oo74458 icih 39 g5p3a2 39 11 Isk
104 oo55560 rohmawati 19 g1p0a0 39 13 Isk
105 oo722261 evamuryaning 40 g5p4a0 38 2 nonISK
106 oo45169 erlin 19 g1p0a0 39 0 nonISK
107 OO53504 armi 23 g1poa0 38 6 nonISK
108 oo56114 balqis 22 g1p0a0 38 1 nonISK
109 oo69360 ida 31 g6p5a0 38 10 nonISK

Anda mungkin juga menyukai