Anda di halaman 1dari 35

EVALUASI

TEKNIK PERPIPAAN EPANET


KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga Laporan Evaluasi Teknik Perpipaan (Epanet) ini
dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Laporan Evaluasi Teknik Perpipaan (Epanet)
berisikan tentang sistem distribusi, sistem perpipaan distribusi, standart penyediaan air,
proyeksi penduduk, dimensi pipa, kecepatan aliran dan sisa tekanan.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak


yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan Laporan Evaluasi Teknik Perpipaan
(Epanet). Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada :

1. Orang tua kami terkasih dan tercinta yang selalu memberikan dukungan kepada saya

2. M. Hafiizh Imaaduddin, ST.MT selaku dosen pengampu

Penyusun menyadari bahwa Laporan Evaluasi Teknik Perpipaan (Epanet) ini


masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan berupa kritik dan saran sangat
membantu guna kesempurnaan dalam penyusunan Laporan Evaluasi Teknik Perpipaan
(Epanet) ini. Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan
ini.

Surabaya, 20 Desember 2016

Penulis

1
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1


DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................... 6
2.1 Sistem Distribusi ................................................................................................ 6
2.1.1 Sistem Distribusi Air .................................................................................. 6
2.1.2 Sistem Cabang atau Branch ........................................................................ 7
2.1.3 Sistem Melingkar atau Loop ...................................................................... 8
2.2 Sistem Perpipaan Distribusi ............................................................................... 9
2.2.1 Pipa Primer atau Pipa Induk (Supply Main Pipe) ....................................... 9
2.2.2 Pipa Sekunder (Arterial Main Pipe) ........................................................... 9
2.2.3 Pipa Tersier ................................................................................................. 9
2.2.4 Pipa Service ............................................................................................... 9
2.3 Standard Penyediaan Air ................................................................................... 9
2.3.2 Standard Penyediaan Air Domestik............................................................ 9
2.3.3 Fluktuasi Kebutuhan Air ......................................................................... 11
2.3.4 Kebutuhan Air Per Orang ........................................................................ 11
2.3.5 Kebutuhan Air per rumah ......................................................................... 11
2.3.6 Kebutuhan Air di Pipa Kuarter ................................................................. 12
2. 3.7 Kebutuhan Air Total ................................................................................ 12
2.4 Proyeksi Penduduk .......................................................................................... 12
2.4.1 Metoda Aritmatika.................................................................................... 12
2.4.2 Metoda Geometri ..................................................................................... 13
2.5 Dimensi Pipa .................................................................................................... 13
2.6 Kecepatan Aliran ............................................................................................. 13
2.7 Sisa Tekanan .................................................................................................... 14
BAB III ANALISIS PEMBAHASAN .......................................................................... 16
3.1 Kebutuhan Air .................................................................................................. 16

2
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

3.2 Fluktuasi Kebutuhan Air .................................................................................. 17


Grafik 1. Koefisien Fluktuasi Kebutuhan Air ............................................................. 18
Grafik 2. Fluktuasi Kebutuhan Air ............................................................................. 18
3.3 Skema Jaringan Pipa (Skema 1) ...................................................................... 19
3.4 Hasil Running Epanet Skema 1 ....................................................................... 19
3.5 Data Skema Jaringan Pipa (Skema 1) .............................................................. 20
3.6 Skema Jaringan Pipa (Skema 2) ..................................................................... 24
3.7 Hasil Running Epanet Skema 2 ....................................................................... 24
3.8 Data Skema Jaringan Pipa (Skema 2) .............................................................. 25
3.1 Hasil Running Epanet ...................................................................................... 32
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 33
Kebutuhan Air............................................................................................................. 33
Data Resevoir (Embung) ............................................................................................ 33
Total Head ................................................................................................................... 33
SARAN........................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 35

3
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu unsur lingkungan yang sangat dibutuhkan oleh
manusia, hewan dan tumbuhan. Tanpa adanya air maka kita sulit
mempertahankan kehidupan di muka bumi ini. Dewasa ini, kebutuhan akan air
minum semakin meningkat. Kenyataan ini tidak dapat disangkal, mengingat
pentingnya air minum bagi kehidupan manusia. Peningkatan kebutuhan air ini
sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan taraf kehidupan
masyarakat.

Dengan adanya kebutuhan mutlak akan air ini menyebabkan, manusia


selalu berusaha mendapatkannya dengan segala cara dan biaya yang murah.
Selain itu, air baku untuk air minum juga harus memenuhi persyaratan seperti
kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Untuk mendapatkan sumber air yang
memenuhi syarat atau setidaknya memenuhi syarat setelah diolah terlebih
dahulu, seringkali berasal dari lokasi yang jauh dari pemukiman/konsumen.

Permasalahan jauhnya sumber air bersih dari konsumen ini dapat diatasi
dengan pembuatan jaringan atau sistem perpipaan yang menghubungkan sumber
air dengan konsumen. Sistem perpipaan atau yang biasa kita sebut Sistem
Distribusi Air adalah pendistribusian atau pembagian air melalui sistem
perpipaan dari bangunan pengolahan (reservoir) ke daerah pelayanan
(konsumen). Dalam perencanaan distribusi air bersih ini, ada beberapa factor
yang harus diperhatikan. Faktor – faktor tersebut adalah daerah layanan dan
jumlah penduduk yang akan dilayani, Kebutuhan air, Letak topografi daerah
layanan, Jenis sambungan system, Pipa distribusi, Tipe pengaliran , Pola
Jaringan, Perlengkapan pipa distribusi air bersih, dan Deteksi kebocoran

4
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

Dalam merencanakan system distribusi air bersih ini ada beberapa


aplikasi atau software yang dapat menunjang dalam pengerjaan jaringan yang
baik dan sistematis. Salah satu aplikasi yang dapat digunakan yakni aplikasi
EPANET 2.0 . Aplikasi ini adalah sebuah program komputer yang
menggambarkan simulasi hidrolis dan kecenderungan kualitas air yang mengalir
di dalam jaringan pipa. Jaringan itu sendiri terdiri dari Pipa, Node (titik koneksi
pipa), pompa, katub, dan tangki air atau reservoir.

Oleh karena itulah dalam perencanaan system distribusi air yang hendak
kami lakukan di sebuah daerah dengan proyeksi total penduduknya sekitar 4.000
orang ini, kami ingin menggunakan aplikasi EPANET 2.0 sebagai penunjang
perencanaan system distribusi air bersih kami.

1.1 Rumusan Masalah


 Bagaimana hasil skema jaringan yang telah direncanakan (jika hanya
terfokus untuk 800 orang) ?
 Bagaimana kebutuhan air per orang dari skema yang telah dibuat ?
 Bagaimana hasil total head yang terjadi ?
 Bagaimana hasil running yang di dapat dari aplikasi Epanet 2.0?

1.2 Tujuan
 Mampu mengetahui dan memahami skema jaringan perpipaan yang
direncanakan
 Mampu mengetahui hasil kebutuhan air per orang
 Mengetahui hasil kehilangan energy yang terjadi di dalam skema jaringan
 Mengetahui hasil kerja dari Epanet 2.0

5
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Distribusi


2.1.1 Sistem Distribusi Air
Air yang disuplai melalui pipa induk akan didistribusikan melalui dua
alternatif sistem yakni :
a. Continuous System (Sistem Berkelanjutan)
Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplay dan didistribusikan kepada
konsumen secara terus-menerus selama 24 jam. Sistem ini biasanya diterapkan
bila pada setiap waktu kuantitas air baku dapat mensuplay seluruh kebutuhan
konsumen di daerah tersebut.
Keuntungan :
 Konsumen akan mendapatkan air setiap saat
 Air minum yang diambil dari titik pengambilan di dalam jaringan pipa
distribusi selalu didapat dalam keadaan segar
Kerugian :
 Pemakaian air cenderung lebih boros
 Jika ada sedikit kebocoran maka jumlah air yang terbuang besar

b. Intermitten System
Dalam sistem ini, air minum yang ada akan disuplay dan didistribusikan kepada
konsumen hanya selama beberapa jam dalam satu hari. Biasanya berkisar antara
2 hingga 4 jam untuk sore hari. Sistem ini biasanya diterapkan bila kuantitas dan
tekanan air yang cukup tidak tersedia.

Keuntungan :
 Pemakaian air cenderung lebih hemat
 Jika ada kebocoran maka jumlah air yang terbuang relatif kecil

6
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

Kerugian :
 Bila terjadi kebakaran pada saat tidak beroperasi maka air untuk pemadam
kebakaran tidak dapat disediakan.
 Setiap rumah perlu menyediakan tempat penyimpanan air yang cukup agar
kebutuhan air sehari-hari dapat terpenuhi
 Dimensi pipa yang digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air yang
disuplay dan didistribusikan dalam sehari hanya ditempuh dalam jangka
waktu yang pendek
Dari kedua sistem hidrolika distribusi diatas dapat diketahui bahwa sistem
berkelanjutan (Continous System) merupakan sistem distribusi air yang baik
dan ideal.

Sistem Jaringan Induk Distribusi


Sistem jaringan induk distribusi yang digunakan dalam pendistribusian ada 2
macam, yaitu :

2.1.2 Sistem Cabang atau Branch


Pada sistem ini, air hanya mengalir dari satu arah dan pada setiap ujung
pipa akhir daerah pelayanan
terdapat titik akhir (dead end). Sistem ini biasanya digunakan pada daerah
dengan sifat-sifat sebagai berikut:
 Perkembangan kota ke arah memanjang
 Sarana jaringan jalan tidak saling berhubungan
 Keadaan topografi dengan kemiringan medan yang menuju satu arah
Keuntungan :
 Jaringan distribusi relatif lebih searah
 Pemasangan pipa lebih mudah
 Penggunaan pipa lebih sedikit karena pipa distribusi hanya dipasang pada
7
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

daerah yang paling padat penduduknya

Kerugian :
 Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan di ujung
pipa tidak dapat dihindari sehingga setidaknya perlu dilakukan pembersihan
 Bila terjadi kerusakan dan kebakaran pada salah satu bagian sistem maka
suplay air akan terganggu
 Kemungkinan tekanan air yang diperlukan tidak cukup jika ada sambungan
baru
 Keseimbangan sistem pengaliran kurang terjamin, terutama jika terjadi
tekanan kritis pada bagian pipa yang terjauh

2.1.3 Sistem Melingkar atau Loop


Pada sistem ini, jaringan pipa induk distribusi saling berhubungan satu
dengan yang lain membentuk lingkaran-lingkaran, sehingga pada pipa induk
tidak ada titik mati (dead end) dan air akan mengalir ke suatu titik yang dapat
melalui beberapa arah. Sistem ini biasa diterapkan pada :
 Daerah dengan jaringan jalan yang saling berhubungan
 Daerah yang perkembangan kotanya cenderung ke segala arah
 Keadaan topografi yang relatif datar

Keuntungan :
 Kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan lumpur
dapat dihindari (air dapat disirkulasi dengan bebas)
 Bila terjadi kerusakan, perbaikan, atau pengambilan untuk pemadam
kebakaran pada bagian sistem tertentu, maka suplay air pada bagian lain tidak
terganggu

Kerugian :
 Sistem perpipaan yang rumit

8
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

 Perlengkapan pipa yang digunakan sangat banyak

2.2 Sistem Perpipaan Distribusi


Pada umumnya, macam-macam pipa yang ada dan digunakan dalam
perencanaan sistem distribusi air minum adalah sebagai berikut :
2.2.1 Pipa Primer atau Pipa Induk (Supply Main Pipe)
Pipa ini merupakan pipa yang berfungsi membawa air minum dari instalasi
pengolahan atau reservoir distribusi ke suatu daerah pelayanan. Pipa primer
ini memiliki diameter yang relatif besar.
2.2.2 Pipa Sekunder (Arterial Main Pipe)
Pipa sekunder merupakan pipa yang disambungkan langsung pada pipa
primer dan mempunyai diameter yang sama atau lebih kecil dari pipa primer.
2.2.3 Pipa Tersier
Pipa ini berfungsi untuk melayani pipa service karena pemasangan
langsung pipa servis pada pipa primer sangat tidak menguntungkan,
mengingat dapat terganggunya pengaliran air dalam pipa dan lalu lintas di
daerah pemasangan. Pipa tersier dapat disambungkan langsung pada pipa
sekunder atau primer.
2.2.4 Pipa Service
Pipa servis merupakan pipa yang dihubungkan langsung pada pipa
sekunder atau tersier, yang kemudian dihubungkan pada sambungan rumah
(konsumen). Pipa ini memiliki diameter yang relatif kecil.
2.3 Standard Penyediaan Air
2.3.2 Standard Penyediaan Air Domestik
Standard Penyediaan Air Domestik ditentukan oleh jumlah
konsumen domestik yang dapat diketahui dari data penduduk yang ada.
Standard Penyediaan Kebutuhan air domestik ini meliputi minum, mandi,
masak dan lain-lain. Kecenderungan meningkatnya kebutuhan dasar air

9
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

ditentukan oleh kebiasaan pola hidup masyarakat setempat dan didukung


oleh kondisi sosial ekonomi.
Jadi, kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan
untuk keperluan rumah tangga seperti :
 minum dan memasak
 cuci pakaian dan perabotan
 mandi dan kebersihan diri
 menyiram tanaman dan halaman
 mencuci mobil dan kendaraan lain

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkiraan besar kebutuhan air yang


digunakan untuk keperluan domestik adalah :
 ketersediaan air
 kebiasaan hidup
 perkembangan sosial ekonomi
 pola dan tingkat hidup masyarakat
 perbedaan iklim
 jumlah penduduk

Jenis pelayanan air memberikan pengaruh terhadap konsumsi air. Ada 2


kategori fasilitas penyediaan air minum yaitu :
a. Fasilitas perpipaan, meliputi :
Sambungan rumah dimana kran disediakan di dalam bangunan
Sambungan halaman dimana kran hanya disediakan hingga halaman rumah
saja. Sambungan umum yakni berupa kran umum atau bak air yang
digunakan bersama oleh sekelompok rumah/bangunan.
b. Fasilitas non perpipaan, meliputi sumur umum, mobil air dan mata air
Jumlah penduduk suatu kota sangat mempengaruhi kebutuhan air
perorangan. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut :

10
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

Tabel 1 Konsumsi Air Bersih


Sambungan Sambungan
Kehilangan
Kategori Kota Jumlah Penduduk Rumah Umum
air
(L/orang/hari) (L/orang/hari)
Metropolitan > 1000.000 190 30 20 %
Kota Besar 500.000-1.000.000 170 30 20 %
Kota Sedang 100.000-500.000 150 30 20 %
Kota Kecil 20.000-100.000 130 30 20 %
IKK < 20.000 100 30 20 %
Sumber : Kebijaksanaan operasional program air bersih, Direktorat Jenderal Cipta
Karya, DPU.

2.3.3 Fluktuasi Kebutuhan Air


Pada umumnya, masyarakat Indonesia melakukan aktifitas penggunaan
air pada pagi dan sore hari dengan konsumsi air yang lebih banyak daripada
waktu-waktu lainnya. Dari keseluruhan aktifitas dan konsumsi sehari tersebut
dapat diketahui pemakaian rata-rata air. Dengan memasukkan besarnya faktor
kehilangan air ke dalam kebutuhan dasar maka selanjutnya dapat disebut sebagai
fluktuasi kebutuhan air. Dan di dalam distribusi air minum, tolak ukur yang
digunakan dalam perencanaan maupun evaluasinya adalah kebutuhan air hari
maksimum dan kebutuhan air jam maksimum dengan mengacu pada kebutuhan
air rata-rata.

2.3.4 Kebutuhan Air Per Orang


Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan selama satu orang dalam satu hari.
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
1 orang x Jumlah pemakaian per orang = kebutuhan air per orang

2.3.5 Kebutuhan Air per rumah


Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan pada setiap rumah.

11
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

1 rumah x jumlah orang dalam 1 rumah x kebutuhan air per orang =


kebutuhan air per rumah
2.3.6 Kebutuhan Air di Pipa Kuarter
Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan pada suatu pipa kuarter.
1 pipa kuarter x jumlah rumah di pipa kuarter x kebutuhan air per rumah
= kebutuhan air di pipa kuarter
2. 3.7 Kebutuhan Air Total
Jumlah pipa kuarter di suatu wilayah x kebutuhan air di pipa kuarter =
kebutuhan air total

2.4 Proyeksi Penduduk

Dalam perencanaan suatu sistem distribusi air minum, diperlukan


beberapa kriteria sebagai dasar perencanaan. Tujuan dari pengajuan beberapa
kriteria perencanaan adalah untuk mendapatkan suatu hasil perencanaan yang
tepat dan terkondisi untuk suatu wilayah perencanaan.
Kebutuhan air bersih semakin lama semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk di masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan
proyeksi penduduk untuk tahun perencanaan. Walaupun proyeksi bersifat
ramalan, dimana kebenarannya bersifat subyektif, namun bukan berarti tanpa
pertimbangan dan metoda. Ada beberapa metoda proyeksi penduduk yang dapat
digunakan untuk perencanaan.

2.4.1 Metoda Aritmatika


Metoda ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk
yang selalu meningkat/bertambah secara konstan.

Rumus untuk perhitungannya :


Pn = Po + a . n …persamaan 2.1
Dimana :

12
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa)


Po = jumlah penduduk pada awal tahun dasar (jiwa)
a = rata-rata pertambahan penduduk (jiwa/tahun)
n = kurun waktu proyeksi (tahun)
2.4.2 Metoda Geometri
Proyeksi dengan metoda ini dianggap bahwa perkembangan
penduduk secara otomaris berganda dengan pertambahan penduduk.
Metoda ini tidak memperhatikan adanya suatu saat terjadi
perkembangan menurun dan kemudian mantap, disebabkan kepadatan
penduduk mendekati maksimum.

Rumus untuk perhitungannya :


Pn = Po ( 1 + r ) n

Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal tahun dasar (jiwa)
r = rata-rata pertambahan penduduk (%)
n = selisih antara tahun proyeksi dengan tahun dasar ( tahun)

2.5 Dimensi Pipa


Analisa jaringan pipa induk dapat dilakuka dengan 2 metode yakni :
 Metode Hardy Cross dengan cara manual
 Perhitungan dengan menggunakan komputer (EPANet, WaterCAD,
program LOOP)

2.6 Kecepatan Aliran


Nilai kecepatan aliran dalam pipa yang diizinkan adalah 0.3 – 2.5 m/detik
pada debit jam puncak. Kecepatan yang terlalu kecil menyebabkan endapan yang
ada dalam pipa tidak bisa terdorong. Selain itu, pemborosan biaya karena diameter

13
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

pipa yang besar. Sedangkan pada kecepatan terlalu besar mengakibatkan pipa
mudah aus dan mempunyai headloss yang tinggi, sehingga biaya pembuantan
elevated reservoir naik. Untuk menentukan kecepatan aliran dalam pipa
digunakan rumus :

dimana
Q = debit aliran (m3/detik)
V = kecepatan aliran (m/detik) D = diameter pipa (m)

2.7 Sisa Tekanan


Nilai sisa tekanan minimum pada setiap titik dalam jaringan pipa induk
yang direncanakan adalah sebesar 10 meter kolom air. Hal ini dimaksudkan agar
air dapat sampai di tangan konsumen dengan tekanan yang cukup deras/kuat.
Dengan persamaan Bernoulli yang mengasumsikan bahwa aliran air berada
dalam kondisi steady state, maka sisa tekanan minimum sebesar 10 meter kolom
air dapat diusahakan

kondisi steady state jika

14
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

dimana :
Z1 = elevasi pipa 1 datum
Z2 = elevasi pipa 2 dari datum
P1 = tekanan di titik 1
P2 = tekanan di titik 2
V1 = kecepatan aliran di titik 1
V2 = kecepatan aliran di titik 2
g = gaya gravitasi
γ air = massa jenis air
hf = headloss

15
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

BAB III
ANALISIS PEMBAHASAN
3.1 Kebutuhan Air
Direncanakan proyeksi jumlah penduduk sebanyak 4000 orang pada tahun
2020 yang terairi hanya 20% dari jumlah keseluruhan.
Jumlah yang terairi = 20% x 4000 orang = 800 orang
Dari Tabel 1 Konsumsi Air Bersih didapatkan bahwa daerah tersebut
memiliki jumah penduduk < 20000 orang yang termasuk kategori kota IKK
maka sambungan rumah/kebutuhan air sebesar 100 liter/orang/hari.
a. Kebutuhan air per orang
1 orang x 100 liter/orang/hari = 100 liter /hari = 0.00171875 liter/detik =
0.00000172 m3/detik = 0.0061875 m3/jam
b. Kebutuhan air per rumah
Diasumsikan 1 rumah terdiri dari 4 orang. Sehingga kebutuhan air per
rumah adalah :
4 orang x 100 liter /hari = 400 liter /hari = 0.006875 liter/detik =
0.00000688 m3/detik = 0.02475 m3/jam
c. Kebutuhan air per pipa kuarter
Diasumsikan:
 Untuk skema 1 : 1 kuarter terdapat 10 rumah
10 rumah x 400 liter /hari = 4000 liter /hari = 0.06875 liter/detik =
0.00006875 m3/detik = 0.2475 m3/jam
 Untuk skema 2 : 1 kuarter terdapat 8 rumah
8 rumah x 400 liter /hari = 3200 liter /hari = 0.055 liter/detik =
0.00005500 m3/detik = 0.198 m3/jam
d. Total kebutuhan air
 Untuk skema 1 : total kebutuhan air = 20 kuarter x 0.06875 liter/detik
=1.375 liter/detik = 0.00137500 m3/detik = 4.95 m3/jam
 Untuk skema 1 : total kebutuhan air = 25 kuarter x 0.055 liter/detik
=1.375 liter/detik = 0.00137500 m3/detik = 4.95 m3/jam.
16
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

3.2 Fluktuasi Kebutuhan Air

Koefisie Data Rata-Rata Pemakaian Air


No Waktu
n
m3/jam m3/jam
1 00.00 - 01.00 0,53 4,95 2,6235
2 01.00-02.00 0,45 4,95 2,2275
3 02.00 - 03.00 0,4 4,95 1,98
4 03.00 - 04.00 0,4 4,95 1,98
5 04.00 - 05.00 0,45 4,95 2,2275
6 05.00 - 06.00 0,62 4,95 3,069
7 06.00 - 07.00 0,9 4,95 4,455
8 07.00 - 08.00 1,4 4,95 6,93
9 08.00 -09.00 1,3 4,95 6,435
10 09.00 - 10.00 1,25 4,95 6,1875
11 10.00 -11.00 1,2 4,95 5,94
12 11.00 - 12.00 1,2 4,95 5,94
13 12.00-13.00 1,2 4,95 5,94
14 13.00 - 14.00 1,25 4,95 6,1875
15 14.00 - 15.00 1,3 4,95 6,435
16 15.00 - 16.00 1,3 4,95 6,435
17 16.00 - 17.00 1,42 4,95 7,029
18 17.00 - 18.00 1,5 4,95 7,425
19 18.00 - 19.00 1,55 4,95 7,6725
20 19.00 - 20.00 1,4 4,95 6,93
21 20.00-21.00 1,1 4,95 5,445
22 21.00-22.00 0,75 4,95 3,7125
23 22.00-23.00 0,6 4,95 2,97
24 23.00-24.00 0,53 4,95 2,6235

17
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

Grafik 1. Koefisien Fluktuasi Kebutuhan Air

Koefisien Fluktuasi Kebutuhan Air


1.8
1.6
1.4
1.2
Koefisien

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
00. 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
00 - 00- 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00- 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00- 00- 00- 00-
01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
Koefisien 0.5 0.5 0.4 0.4 0.5 0.6 0.9 1.4 1.3 1.3 1.2 1.2 1.2 1.3 1.3 1.3 1.4 1.5 1.6 1.4 1.1 0.8 0.6 0.5
Titik

Grafik 2. Fluktuasi Kebutuhan Air

Fluktuasi Kebutuhan Air


9

7
Kebutuhan Air (m3/det)

0
00. 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
00 - 00- 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00- 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00 - 00- 00- 00- 00-
01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
Series1 2.6 2.2 2 2 2.2 3.1 4.5 6.9 6.4 6.2 5.9 5.9 5.9 6.2 6.4 6.4 7 7.4 7.7 6.9 5.4 3.7 3 2.6
Titik

18
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

3.3 Skema Jaringan Pipa (Skema 1)

3.4 Hasil Running Epanet Skema 1

19
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

3.5 Data Skema Jaringan Pipa (Skema 1)

Data-data setiap junction pada saat jam 00:00

Data-data setiap pipa pada saat jam 00:00

20
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

Data-data setiap junction pada saat jam 06:00

Data-data setiap pipa pada saat jam 06:00

21
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

Data-data setiap junction pada saat jam 12:00

Data-data setiap pipa pada saat jam 12:00

22
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

Data-data setiap junction pada saat jam 18:00

Data-data setiap pipa pada saat jam 18:00

23
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

3.6 Skema Jaringan Pipa (Skema 2)

3.7 Hasil Running Epanet Skema 2

24
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

3.8 Data Skema Jaringan Pipa (Skema 2)

Data-data setiap junction


 Pada Jam 00.00

25
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

 Pada Jam 06.00

26
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

 Pada Jam 12.00

27
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

 Pada Jam 18.00

28
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

Data-data setiap junction


 Pada Jam 00.00

29
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

 Pada Jam 06.00

30
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

 Pada Jam 12.00

31
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

 Pada Jam 18.00

3.1 Hasil Running Epanet

32
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Kebutuhan Air
Dari hasil analisis perhitungan kebutuhan air dari daerah dengan proyeksi jumlah
penduduk pada tahun 2020 sebanyak 4000 orang (dengan focus pendistribusian air bersih
sebanyak 20% dari jumlah penduduk ) didapatkan hasil sebagai berikut :

 Kebutuhan air per orang = 0.0061875 m3/jam


 Kebutuhan air per rumah = 0.02475 m3/jam
 Kebutuhan air per kuarter Skema 1 = 0.2475 m3/jam
 Kebutuhan air per kuarter Skema = 0.198 m3/jam

Jadi dari hasil kebutuhan air diatas, maka total kebutuhan air untuk 800 orang adalah sebagai
berikut 4.95 m3/jam.

Data Resevoir (Embung)

Data reservoir (Embung) sebagai berikut :


 Elevasi Dasar embung sebesar +91.5
 Elevasi Muka Air Normal + 100.68
 Elevasi Muka Air Max +101.5
 Volume yang diketahui 70.800 m3

Total Head

Hasil total kehilangan energy di dalam skema jaringan 1 dan skema jaringan 2 yakni sebagai
berikut :

 Total Head Skema 1 :101.10 m


 Total Head Skema 2 :101.49 m

Hasil total kehilangan energy ini didapatkan dari hasil running di dalam EPANET
 Skema 1 tidak terjadi masalah dan running sukses.
 Skema 2 terjadi WARNING : Negative Pressure pada saat running. Pada jam 06.00 –
21.00. Pada titik :
1. Junc 1.7.3
2. Junc 1.7.4
3. Junc 1.3.4
4. Junc 1.4.4
5. Junc 1.4.3
6. Junc 1.4.2

33
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

SARAN

Skema 2 : Pada jam 06.00 – 21.00 dan di tiap titik yang mengalami minus
pressure (Junc 1.7.3, Junc 1.7.4, Junc 1.3.4, Junc 1.4.4, Junc 1.4.3, Junc 1.4.2) di
perlukan pemasangan pompa.

34
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
EVALUASI
TEKNIK PERPIPAAN EPANET
KELOMPOK 1 BANGUNAN AIR 2014

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010, Teori dan Konsep Sistem Penyaluran Air Minum Modul ajar Jurusan
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya,
http://envirodiary.com/id/modul-ajar/sistem-penyaluran-air-minum diakses tanggal 21
Desember 2012 pada puku 19:16

35
PROGAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Anda mungkin juga menyukai