Anda di halaman 1dari 28

MENGENAL

DASAR-DASAR FOTOGRAFI

Disusun guna memenuhi tugas makalah mata kuliah Fotografi Pembelajaran

Disusun Oleh :

Nimas Susetyowati (1102414076)

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Mengenal Dasar-Dasar Fotografi”
ini tepat waktu.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rafika B. Kusumandari dan
Bapak Sugeng Purwanto selaku dosen pembimbing mata kuliah Fotografi Pembelajaran, atas
bimbingan dan ilmu yang telah diberikan. Begitu pula kepada berbagai pihak yang telah
membantu kelancaran penulisan makalah ini. Akhir kata, penulis bersedia menerima kritik dan
saran yang dapat membangun baik penulis maupun pembaca agar dapat berkarya dengan lebih
baik lagi. Selain itu penulis meminta maaf jika terdapat kekurangan dalam makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat.

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Kata Pengantar................................................................................................. ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2

2.1 Pengertian Fotografi................................................................................... 2

2.2 Jenis-Jenis Kamera...................................................................................... 2

2.3 Komponen Kamera..................................................................................... 5

2.4 Pencahayaan............................................................................................... 7

2.5 Efek Kecepatan Rana................................................................................. 8

2.6 Diafragma................................................................................................... 10

2.7 Depth of Field............................................................................................ 10

2.8 Komposisi................................................................................................... 11

BAB III PENUTUP....................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 13

3.2 Saran........................................................................................................... 13

Daftar Pustaka.................................................................................................. 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi dikenal
sebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagi masyarakat dunia. Seiring berjalannya
waktu dan jaman kini fotografi perkembangannya demikian pesat. Perkembangan teknologi yang
canggih pengambilan gambar saat ini bisa dilakukan setiap hari hampir 24 jam, dengan teknik
pencahayaan pengambilan gambar akan terlihat mudah.

Makalah ini disusun untuk memberikan pengetahuan secara praktis dan teoritis bagaimana
menggunakan suatu kamera, serta mendapatkan gambar atau potret yang memberikan makna
pemberian pesan yang lebih efektif dalam setiap informasi yang akan disampaikan.

Dalam makalah ini akan membahas tentang pengertian fotografi, anatomi kamera, pencahayaan,
serta proses dan teknik pengambilan gambar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut didapatkan rumusan masalah sebagai


berikut ini :

1. Apa yang dimaksud dengan fotografi ?

2. Bagaimanakah anatomi kamera ?

3. Bagaimanakah teknik pencahayaan dalam fotografi ?

4. Bagaimanakah proses dan teknik pengambilan gambar ?

1.3 Tujuan

1. Sebagai tugas mata kuliah Fotografi Pembelajaran.

2. Mengetahui pengertian fotografi.

3. Mengetahui anatomi kamera.

4. Mengetahui teknik pencahayaan dalam fotografi.


5. Mengetahui proses dan teknik pengambilan gambar.
JENIS- JENIS ALAT FOTOGRAFI, PERAWATAN PERALATAN FOTOGRAFI DAN PENGERTIAN
KARTU MERAWAT BESERTA KETERANGANNYA

1. ALAT BANTU PEMROTETAN

A. Filter

Sesuai dengan namanya alat ini cara kerjanya sama seperti filter pada umumnya yaitu sebagai
penyaring, jika di dalam rokok berguna menyaring asap tapi disinifilter berfungsi menyaring cahaya yang
masuk sehingga menimbulkan efek-efek yang kita inginkan. Penggunaannya dengan cara
dipasang diujung lensa. Bentuk filter ada dua yaitu square (kotak) dan circle(bulat). Jika
menggunakan filter square, kita harus menambahkan ring khusus di depan lensa. Untuk
penggunaan filter yang bentuknya bulat, kita harus memperhatikan diameter dari lensa kamera yang kita
gunakan. Macam – macam antara lain :

-) Fillter PL -) Filter UV

-) Filter ND -) Filter warna

-) Filter soft -) Filter diffuser

-) Filter cross -) Filter multi image

-) Filterr multi expose -) Filter gradasi

b. Tudung Lensa

Alat yang dipasang pada lensa ini berfungsi menghilangkan cahaya/sinar yang tidak diinginkan masuk
kedalam lensa karena cahaya tersebut biasanya dapat menyebabkan flare pada hasil
pemotretan. Flare dapat merusak hasil foto karena menurunkan kontras dan mengurangi saturasi
warna. Alat ini sangat berguna terutama pada pemotretan yang berhadapan langsung dengan arah
datangnya cahaya.

c. Tripod

Tripod atau biasa disebut kaki tiga berfungsi sebagai peyangga kamera saat pemotretan agar kamera
tidak mengalami guncangan (shaking). Biasanya digunakan pada pemotretan yang menggunakan
kecepatan (speed ) rendah/lambatdan untuk menopang lensa-lensa panjang.

d. Monopod

Mempunyai fungsi yang sama dengan tripod tetapi hanya bentuknya yang berbeda yaitu hanya satu kaki
sehingga lebih praktis.

e. Kabel Release
Bentuknya hampir seperti injeksi yang lentur berfungsi untuk menghindari goncangan saat shutter ditekan
karena saat memakai alat ini kita tidak perlu menekanshutter secara langsung. Penggunaannya dipasang
pada soket kabel release yang biasanya terdapat pada tombol shutter. Biasanya ini soulmate-nya tripod
dan biar penggunaan tripod lebih afdol.

f. Background

Kain atau latar belakang yang digunakan untuk pemotretan studio dengan berbagai macam gambar, pola
dan warna.

g. Stand Background
Alat penyangga background, dan dalam penggunaannya paling tidak ada 2 stand. Alat ini bisa dinaik –
turunkan sesuai kebutuhan.

2. ALAT BANTU PENCAHAYAAN

a. Flash atau Blitz


Diperlukan dalam pemotretan apabila cahaya yang ada dirasa kurang/ minim, misalnya pemotretan pada
malam hari. Meskipun demikian, tidak diharamkan bagi kita untuk menggunakan flash pada siang hari,
saat cahaya yang ada sudah cukup banyak/terang. Penggunaan flash pada siang hari biasanya untuk fill
in. Sumber tenaga flash berasal dari baterai. Flashdapat digunakan sesuai dengan kekuatannya,
jaraknya, hingga fasilitas lebih yang dimilikinya.

b. Slave Unit

Dapat disebut sebagai alat sensor. Cara kerja slave unit adalah menangkap cahaya dari main
light (sumber cahaya utama) untuk kemudian menyalakan sumber cahaya lainnya yang terhubung
dengan slave unit tersebut.

c. Sincro Cable/Kabel Sinkro

Kabel yang digunakan untuk membantu menyalakanflash tambahan atau sumber cahaya pemotretan
yang lain. Cara penggunaan kabel sinkro yaitu dengan cara menghubungkannya dari sumber cahaya
tambahan ke body kamera.
d. Holder atau Braket

Alat ini digunakan jika kita merasa perlu menggunakanflash tambahan. Holder berfungsi sebagai
penyangga flash tambahan dan slave unit. Penggunaannya dengan cara dipasang pada body kamera.

e. Strobo atau Strobe

Alat ini hampir mirip dengan flash, tapi bentuknya lebih besar dan cahaya yang dihasilkan juga lebih
besar. Strobo dapat menyimpan cahaya dengan sumber tenaga yang berasal dari tenaga listrik AC atau
baterai kering. Strobo memiliki sensor yang dapat menangkapmain light sumber cahaya utama. Jadi
strobo akan menyala secara otomatis ketika ada main light yang dinyalakan. Jika tidak
menggunakan main light, strobo dapat diaktifkan dengan cara menghubungkan kabel sinkro langsung
dari strobo ke kamera. Ukuran kekuatan cahaya yang dihasilkan strobo dapat kita atur sesuai selera kita.
Alat ini lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor.

f. AC Slave
Hampir mirip dengan strobo cara kerja dan penggunaannya. Tetapi sifat arah cahaya dari AC Slave lebih
melebar atau menyebar ke segala arah.

g. Snoot
Alat ini berfungsi mengarahkan cahaya pada satu titik agar tidak menyebar/terpusat. Bentuk snoot
menyerupai corong dan juga lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor. Biasanya juga
digunakan untuk pemotretan double dan multi expose.

h. Payung Reflektor

Sifat cahaya yang dihasilkan lebih luas sehingga bayangan dan cahaya keseluruhan menjadi lebih
lembut. Payung reflektor memiliki bermacam-macam warna. Warna standardnya putih, tapi ada juga yang
berwarna perak (menghasilkan cahaya yang lebih kuat) dan emas(menghasilkan cahaya yang hangat) .
Sumber cahaya alat ini berasal dari strobo.

i. Reflektor
Digunakan untuk memberi cahaya tambahan yang merupakan pantulan cahaya dari main light. Biasanya
berbentuk bundar dan kotak. Pada umumnya memiliki 3 warna yaitu putih, perak dan emas. Kita juga
dapat menggunakan sehelai kain putih, styrofoam dan kertas mengkilap sebagai reflektor yang berguna
pada saat pemotretan.

j. Soft Box

Sebuah kotak yang terbuat dari kain dengan kedudukan atau rangka yang berbentuk seperti pyramid.
Cahaya yang dihasilkan softbox lebih lembut daripada cahaya yang dihasilkan payung reflektor maupun
reflektor. Softbox memiliki bermacam-macam ukuran(semakin besar ukurannya semakin lembut cahaya
yang dihasilkan). Sumber cahaya Soft Box juga berasal dari strobo.

k. Barndoors
Berbentuk segi empat dan bewarna gelap. Biasanya dipasang pada soft box. Kegunaan dari barndoors
adalah untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari sumber cahaya.

l. Honeycomb/Sarang Tawon

Alat ini sejenis dengan filter dan bentuknya bundar seperti sarang tawon, tapi dipasang pada
lampu/sumber cahaya. Berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh ke arah obyek..

m. Light Stand
Alat yang digunakan untuk menyangga lampu studio.

n. Flash Meter

Berfungsi sebagai pengukur kekuatan sumber cahaya dalam pemotretan indoor atau outdoor. Alat ini
lebih akurat daripada light meter yang ada pada kamera.

o. Infrared Sender
Mengirimkan sinar infrared untuk memancing nyala flash atau lampu studio

p. Trigger

Menyalakan flash/lampu studio dengan gelombang elektro


Memahami Karakteristik Jenis Kertas
Dalam Dunia Percetakan
by admin | Jan 19, 2018 | Business, Tips & Inspirations

Di dunia percetakan, mengenali jenis kertas adalah salah satu faktor penting. Ragamnya memang
banyak, dan karakter kertasnya tentu juga berbeda-beda. Dengan mengenal ukuran kertas, jenis,
hingga fungsinya, kita bisa lebih mengerti proses percetakan. Ketika ini dipahami, maka kita bisa
lebih mudah melakukan kalkulasi dalam menentukan hasil akhir cetakan yang ingin dibuat.

Standar dimensi ukuran kertas yang umum


digunakan
Sebelum membawa materi cetak ke percetakan, sebaiknya pahami dulu dimensi kertas yang
tersedia. Ukuran kertas di pasaran sudah mengikuti standar ISO yang terdiri dari ISO A, ISO B, ISO
C, ISO D, ISO R, dan ISO F.
Di Indonesia, standar ISO yang digunakan adalah ISO A, ISO B, ISO C, ISO R dan ISO F. Dalam
percetakan umumnya menggunakan ISO A seperti A6, A5, A4, dan lainnya.

Berbeda dengan ukuran kertas di perkantoran yang menggunakan ISO F, contohnya F4 atau
lebih dikenal sebagai kertas folio dengan ukuran 210x330mm.
Art Paper
Bahan art paper tidak cocok untuk dijadikan media menulis karena permukaannya licin. Karena
itu, art paper kerap digunakan untuk cetakan yang sifatnya promosional dan berukuran kecil, seperti
kartu undangan atau kartu nama. Gramasi yang populer digunakan 85 gr, 100 gr, 115 gr, 120 gr,
dan 150 gr. Selain beratnya, gramasi juga mempengaruhi ketebalan art paper.
Art paper merupakan jenis kertas yang sangat terkenal dan umunya digunakan dalam pembuatan
kalender dinding, brosur, flyer atau poster untuk keperluan promosi.
Art Carton
Art carton memiliki sifat yang mirip dengan art paper, namun bahan dasarnya adalah karton. Selain
itu, art carton memiliki gramasi yang lebih berat sehingga lebih tebal dari art paper. Gramasi yang
populer digunakan 190 gr, 210 gr, 230 gr, 260 gr, 310 gr, 350 gr, dan 400 gr.

Jenis kertas ini sangat cocok untuk


membuat kalender, company profile, kartu nama, kartu undangan, katalog atau booklet.
Fancy Paper
Bahan lain yang bisa jadi pertimbangan adalah fancy paper. Jenis kertas ini sangat cocok untuk
membuat kartu undangan, karena teksturnya yang unik sehingga dapat memberi kesan premium.
Gramasi yang tersedia dipasaran adalah 80 gr, 100 gr, 220 gr, dan 300 gr.
Fancy Paper Polos

Fancy Paper
Fancy Paper Vanguard
Corugated
Bahan yang satu ini memiliki bentuk mirip kardus -tapi lebih tipis- dengann lapisan kertas
bergelombang di dalamnya. Corugated cukup tebal sehingga bisa digunakan untuk kemasan produk
atau kartu undangan eksklusif untuk berbagai acara formal. Tapi umunya corugated hanya tersedia
warna cokelat saja, sehingga agak sulit untuk dikreasikan.

Ivory
Ivory memiliki sifat mirip dengan art carton dan art paper. Namun warna kertas ivory lebih buram
dan hanya satu sisi yang permukaannya licin. Gramasi yang biasa digunakan 210 gr, 230 gr, 250 gr,
310 gr, dan 400 gr. Jenis kertas ini sangat cocok untuk poster, buku agenda dan kemasan produk
makanan seperti paper tray atau box kebab.
Kertas BW / BC / Manila
Di luar art carton, kertas BW juga bahan yang lazim digunakan untuk kartu nama, booklet atau
kalender. Kertas BW (blues white) memiliki beberapa nama seperti kertas BC atau kertas manila.
Jenis kertas ini tersedia beberapa warna dengan tekstur halus pada permukannya. Gramasi yang
populer digunakan 160 gr, 220 gr, dan 250 gr.

Kertas Samson
Kertas ini sebenarnya adalah hasil daur ulang dan lebih sering digunakan untuk bahan paper
bag atau amplop surat. Jenis kertas ini cukup mudah ditemui karena banyak dijual secara gulungan
di toko alat tulis dan fotocopy. Umumnya, kertas samson berwarna cokelat dengan pilihan gramasi
70 gr 80 gr, 150 gr, dan 220 gr.
Kertas Duplex
Jenis kertas yang paling mudah dikenali dan paling sering digunakan untuk kemasan makanan,
seperti kotak kue, kemasan nasi kotak dan lainnya. Kertas duplex terdapat dua varian, ada yang
satu sisi berwarna putih dan sisi lainnya berwarna abu-abu dan yang berwarna putih pada kedua
sisinya. Kertas duplex juga memiliki beberapa tipe gramasi, yaitu 230gr, 250gr, 270gr 300gr, 350gr,
dan 400gr.

Jasmine
Jenis kertas jasmine bisa menjadi pertimbangan bila Anda ingin memunculkan kesan mewah bila
digunakan untuk kartu undangan. Kesan mewah muncul karena karakteristik kertas jasmine yang
memiliki butiran gliter di permukaannya. Selain itu, kertas jasmine juga cocok dijadikan amplop
untuk keperluan kantor.
Concorde
Kertas concorde bisa jadi alternatif lain. Memiliki gramasi 160 gr, 220 gr, 220 gr, dan 250 gr.
Tersedia berbagai warna dan umumnya dijual per pack dengan isi 20 lembar. Jenis kertas ini cocok
untuk kartu nama dan booklet karena memiliki terkstur lembut saat dipegang.

Kertas Linen / Buffalo


Jenis kertas bertekstur dengan berbagai piihan warna dan cukup tebal. Kertas linen sangat mirip
dengan kertas buffalo, bahkan sering dianggap jenis kertas yang sama. Gramasi yang umum
dipasaran adalah 220gr dan 250gr. Kertas linen sering digunakan untuk cover agenda, notes atau
buku.

Board Paper
Kertas tebal dan sangat kaku, umumnya tersedia warna cokelat dan kuning. Board Paper sendiri
termasuk kertas karton hanya saja ketebalannya bervariasi dari ketebalan 0,4 mm hingga yang
paling tebal 4,3 mm. Jenis kertas ini biasa digunakan sebagai bahan cover buku. Fungsi lainnya
bisa digunakan untuk papan pengumuman di sekolah atau kantor.

Kertas NCR
Sebagian orang menyebut kertas ini adalah kertas karbon, justru kertas NCR dibuat untuk
menggantikan kertas karbon. Secara fungsi kertas karbon dan kertas NCR memang sama, yaitu
untuk menyalin tulisan.

NCR sendiri kepanjangan dari Non Carbon Required. Sangat berguna dalam pembuatan nota,
kwitansi atau bukti transaksi lainnya. Tujuan utamanya untuk menyalin dokumen menjadi beberapa
rangkap. Kertas NCR ada berbagai warna, bertekstur lembut dan sangat tipis. Berikut ilustrasi cara
kerja kertas NCR.
Kertas HVS
Kertas HVS adalah jenis kertas yang paling terkenal dan sangat sering digunakan. Berwarna putih
dengan tekstur yang agak kasar sehingga sangat cocok digunakan untuk menulis, cetak dokumen
atau buku, dan keperluan kantor lainnya. Ukuran kertas HVS juga bervariasi, tersedia ukuran A4
hingga A0, ukuran F4, dan ukuran Q4. Gramasi yang tersedia dipasaran adalah 70gr, 80gr, dan
100gr.
Mengenali jenis kertas menjadi hal yang perlu diutamakan. Dengan mengetahui karakterisasi bahan
yang beredar, maka pemilihan bahan akan lebih saksama dan lebih tepat lagi. Tapi ingat! Tidak
semua percetakan menggunakan penamaan jenis kertas yang sama jadi sebaiknya Anda
meminta sample kertasnya dulu agar lebih yakin.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fotografi

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya
dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media
cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar
atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada
media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa
cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu
membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas
cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium
pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan
bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang
fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO
Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma &
Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula
digunakan berkembang menjadi Digital ISO.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama dalam bidang ilmu
alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia menghasilkan film. Asal mulanya kedua
penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain dan sebelum masing – masing sampai kepada
kesempurnaannya seperti yang telah kita kenal sekarang serta melahirkan penemuan baru yaitu
fotografi, telah panjang yang ditempuh baik oleh kamera maupun oleh film.

Untuk mendalami bidang fotografi, siapa pun harus punya pengetahuan dasar yang baik tentang cahaya
(light). Hal ini penting karena cahaya memegang kunci utama dalam penentuan eksposur yang diatur
oleh shutter dan aperture pada kamera. Setelah memahami tentang cahaya, tahap selanjutnya adalah
mengerti tentang pencahayaan (lighting) sehingga mampu menghasilkan foto yang lebih baik dalam
berbagai kondisi pemotretan.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini tentunya sangat jauh dari idealnya sebuah pembahasan maka penulis
mengharapkan saran dan kritik sebagai masukan kepada penulis untuk lebih mengembangkan
pembahasan yang telah ditulis, sehingga penulisan dalam sebuah makalah mendekati kepada sebuah
idealnya pembahasan materi.

DAFTAR PUSTAKA

· Pramana, Roy Darwis. Fotografi Digital Untuk Pemula. Yogyakarta: Klik Publishing

· Chiawono, Agus. Teknik Fotografi Digital Blitz for Dummies. www.situsfoto.net

· (Basic) Kombinasi Shutterspeed, Diafragma, dan ISO. www.alvinfauzie.com

· Glossary. www.library.thinkquest.org

· www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai