A. Kesimpulan
1. Pengertian
Kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan
tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah dilakukan di BAB sebelumnya.
Kesimpulan berisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada bagian rumusan masalah.Keseluruhan
jawaban hanya terfokus pada ruang lingkup pertanyaan dan jumlah jawaban disesuaikan dengan jumlah
rumusan masalah yang diajukan.
Kesimpulan berasal dari fakta-fakta atau hubungan yang logis.Pada umumnya kesimpulan terdiri atas
kesimpulan utama dan kesimpulan tambahan.Kesimpulan utama adalah yang berhubungan langsung
dengan permasalahan. Dengan demikian, kesimpulanutama harus bertalian dengan pokok permasalahan
dan dilengkapi oleh bukti-bukti. Pada kesimpulan tambahan, penulis tidak mengaitkan pada kesimpulan
utama, tetapi tetap menunjukkan fakta-fakta yang mendasarinya.Dengan sendirinya, penulis tidak
dibenarkan menarik kesimpulan yang merupakan hal-hal baru, lebih-lebih jika dilakukan pada
kesimpulan utama.Jika penulis bermaksud menyertakan data atau informasi baru maka hendaknya
dikonsentrasikan pada bab-bab uraian dan bukannya pada kesimpulan.Pendek kata, kesimpulan adalah
berisi pembahasan tentang kesimpulan semata.
Pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis, maka pada kesimpulan utamanya
harus dijelaskan apakah hipotesis yang diajukan memperlihatkan kebenaran atau tidak. Kesimpulan
utama pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang memerlukan hipotesis tidaklah sedetil kesimpulan
yang terdapat pada bab analisis. Sebaliknya, pada tulisan ilmiah dari hasil penelitian yang tidak
memerlukan hipotesis, maka kesimpulan merupakan uraian tentang jawaban penulis atas pertanyaan
yang diajukan pada bab pendahuluan.
2. Tujuan
Tujuan penulisan kesimpulan adalah untuk memberikan kesempatan dan informasi kepada para
pembaca guna mengetahui secara cepat teatang apa hasil akhir yang diperoleh dari penelitian yang telah
dilakukan.
3. Tipe kesimpulan
1.Penyimpulan Langsung
Penyimpulan langsung adalah penyimpulan yang di dalamnya kita secara langsung bergerak dari suatu
premis tunggal menuju suatu kesimpulan.
Penyimpulan langsung berakhir hanya dalam suatu proposisi baru dan bukan dalam suatu kebenaran
baru. Dari kebenaran atau kesalahan suatu proposisi yang ada, kita menarik kebenaran atau kesalahan
proposisi yang lain yang perlu mengikutinya. Misalnya, jika 1 adalah anggota bilangan asli benar, maka 1
bukan bilangan asli adalah salah
Penyimpulan tidak langsung adalah penyimpulan yang di dalamnya kita memperoleh suatu kesimpulan
dari dua atau lebih premis.Disebut tidak langsung, karena penyimpulan ini diperoleh dengan media yang
disebut term antara atau term tengah (M).Dengan term antara (M), kita dapat membandingkan premis
mayor dan premis minor. Dengan demikian, kita mengetahui alas an mengapa subjek sama dengan
predikat atau mengapa subjek tidak sama dengan predikat.
Contoh :
bilangan prima adalah bilangan yang habis dibagi dengan satu dan bilangan itu sendiri
5 adalah bilangan yang habis dibagi satu dan bilangan itu sendiri, maka 5 adalah bilangan prima.
Hukum-hukum yang berlaku untuk penyimpulan tidak langsung adalah sebagai berikut:
b. Jika premis-premis salah, maka kesimpulan dapat salah, tetapi dapat juga benar.
d. Jika kesimpulan benar, maka premis-premis dapat benar tetapi dapat juga salah.
4. Langkah-langkah penyusunan kesimpulan
a. Sebagai langkah pertama, penulis menguraikan garis besar permasalahan dan kemudian memberi
ringkasan tentang segala sesuatu yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
b. Penulis harus menghubungkan setiap kelompok data dengan permasalahan untuk sampai pada
kesimpulan tertentu.
c. Langkah terakhir dalam menyusun kesimpulan adalah menjelaskan mengenai arti dan akibat-akibat
tertentu dari kesimpulan-kesimpulan itu secara teoritik maupun praktis.
a. Apabila anda menulis tentang suatu persoalan, maka kesimpulannya ialah jawaban.
b. Apabila anda menulis tentang suatu masalah,(misalnya pembicaraan), maka kesimpulan yang harus
anda mencapai ialah suatu rancangan tindakan.
c. Apabila anda menulis tentang suatu pemerihalan, yakni perbincangan tentang suatu pengwujudan,
maka kesimpulannya ialah suatu generalisasi tehadap apa yang telah diperihalkan
B. Implikasi
Implikasi berfungsi membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil penelitian yang baru
dilakukan.
Macam-macam implikasi:
1. Implikasi Teoritis
Pada bagian ini peneliti menyajikan gambar lengkap mengenai implikasi teoretikal dari penelitian
ini.Bagian ini bertujuan untuk meyakinkan penguji pada mengenai kontribusi terhadap ilmu
pengetahuan dalam teori-teori yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, tetapi juga
implikasinya bagi teori-teori yang relevan dengan bidang kajian utama yang disajikan dalam model
teoretis.
2. Implikasi Manajerial
Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai implikasi kebijakan yang dapat dihubungkan dengan temuan-
temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini.Implikasi manajerial memberikan kontribusi praksis bagi
manajemen.
3. Implikasi Metodologi
Bagian ini bersifat opsional dan menyajikan refleksi penulis mengenai metodologi yang digunakan dalam
penelitiannya.Misalnya pada bagian ini dapat disajikan penjelasan mengenai bagian-bagian metode
penelitian mana yang telah dilakukan dengan sangat baik dan bagian mana yang relatif sulit serta
prosedur mana yang telah dikembangkan untuk mengatasi berbagai kesulitan itu yang sebetulnya tidak
digambarkan sebelumnya dalam literatur mengenai metode penelitian. Peneliti dapat menyajikan dalam
bagian ini pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian lanjutan atau penelitian
lainnya untuk memudahkan atau untuk meningkatkan mutu dari penelitian
C. Saran
Saran adalah suatu yang diberikan kepada pembaca yang didasarkan atas hasil temuan dalam studi yang
telah dilakukan dan bukan berupa pendapat atau tinjauan idealis pribadi peneliti.
Saran hanya berisi rekomendasi yang dirumuskan oleh peneliti namun bukan untuk menjawab
permasalahan dalam pokok penelitian, saran dirumuskan berdasarkan penelusuran yang menurut
penulis dapat bermanfaat secara praktis maupun bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
berdasarkan kedekatan objek.
Saran yang diajukan hendaknya saran yang konstruktif dengan mengacu terpenuhinya beberapa
persyaratan saran yang baik, antara lain yaitu:
5. Berupa imbauan untuk melakukan penelitian sejenis yang menekankan pada pendalaman
Contoh:
BAB V
Setelah semua tahap penelitian dilakukan, mulai dari pembuatan proposal penelitian, kemudian
pengkajian teori, penyusunan instrument penelitian yang disertai dengan uji coba dan penyempurnaan
instrument penelitian, sampai dengan pengumpulan data, pengolahan dan analisis data.
Pada akhirnya peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian tentang analisis kebutuhan pendidikan
multikultural yakni; Pertama, rumusan kompetensi akademik sosial siswa yang terdiri dari kompetensi
standar dan dasar dinyatakan relevan dengan kebutuhan akademik sosial siswa yang berada dalam
masyarakat multikultural; dari 14 rumusan kompetensi yang dirumuskan peneliti oleh Ahli/Pakar
dikelompokkan menjadi tiga, yakni rumusan kompetensi akademik, rumusan kompetensi budaya dan
rumusan kompetensi sosial; Kedua, rumusan materi pendidikan multikultural yangterdiri dari lima tema
besar yakni nilai-nilai multikultural, demokrasi, mendahulukan kepentingan orang banyak, persamaan
derajat dan persamaan kewajiban, penting diberikan kepada siswa sebagai materi pendukung
pencapaian kompetensi standar dan kompetensi dasar pendidikan multikultural; Ketiga, materi
pendidikan multikultural dapat diintegrasikan pada semua mata pelajaran siswa Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama di Mataram, baik itu melalui kegiatan sehari-hari ataupun melalui kegiatan yang terprogram
dengan baik, serta mendukung tebentuknya suasana dan lingkungan pendidikan multukultural.
B. Implikasi
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa pendidikan multicultural penting diberikan dalam rangka
memenuhi kebutuhan akademik social siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di
Mataram.Dengandemikian rumusan kompetensi standar dan kompetensi dasar yang relevandengan
kebutuhan akademik sosial siswa, menjadi komponen utama untukmewujudkan pendidikan
multikultural.Berdasarkan rumusan kompetensistandar dan kompetensi dasar dirumuskan materi
pendidikan multicultural yang dapat mendukung tercapainya kompetensi-kompetensi tersebut.Dalam
mentransmisikan materi pendidikan multikultural pada siswa, materipendidikan multikultural dapat
dijadikan mata pelajaran tersendiri dandapat pula diintegrasikan dalam mata pelajaran lain pada
SekolahLanjutan Tingkat Pertama di Mataram.
Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain: (1) implikasi terhadap perencanaan dan
pengembangan kurikulum pendidikanmultikultural yang berbasis kompetensi untuk Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP), (2) implikasi terhadap pengembangan dan penyusunansilabus pendidikan
multikultural, (3) implikasi terhadap cara pandang guruterhadap siswa, (4) implikasi terhadap pendidikan
tenaga kependidikan dan(5) implikasi terhadap usaha sadar sebagai peran penting intitusipendidikan
dalam turut merumuskan, mengembangkan serta mewujudkanmasyarakat multikultur, melalui sekolah
sebagai pilar utama.
1. Pengembangan kurikulum pendidikan multikultural berbasiskompetensi di SLTP hendaknya
dirancang dengan cermat,disesuaikan dengan keberagaman kondisi dan kebutuhan siswa, baikyang
menyangkut kemampuan atau potensi siswa maupun yangmenyangkut potensi lingkungan, sehingga
sesuai dengan tujuanprogram pendidikan multikultural. Tujuan program pendidikanmultikultural adalah
untuk membantu siswa: (1) memahami latarbelakang diri dan kelompok dalam masyarakat, (2)
menghormati danmengapresiasi kebhinekaan budaya dan sosio-historis etnik, (3)menyelesaikan sikap-
sikap yang terlalu etnosentris dan penuhpurbasangka, (4) memahami faktor-faktor sosial,
ekonomis,psikologis, dan historis yang menyebabkan terjadinya polarisasi etnikketimpangan dan
keterasingan etnik, (5) meningkatkan kemampuanmenganalisis secara kritis masalah-masalah rutin dan
isu melaluiproses demokratis melalui sebuah visi tentang masyarakat yang lebihbaik, adil dan bebas dan
(6) mengembangkan jati diri yang bermaknabagi semua orang.
Pada dasarnya siswa dapat diklasifikasikan ke dalam tigakelompok, yaitu kelompok normal, sedang dan
tinggi. Kurikulumpendidikan multikultural berbasis kompetensi dikembangkan dandisesuaikan untuk
masing-masing kelompok dengan tujuan sebagaiberikut; (1) pada kelompok normal, diharapkan
dapatmengembangkan pemahaman tentang prinsip dan aplikasi,mengembangkan kemampuan praktikal
akademik yang berhubungandengan interaksi dalam masyarakat multikultural; (2) pada
kelompoksedang, diharapkan dapat mengembangkan kecakapan komunikasi,kecakapan menggali
potensi dan aplikasi dalam kesehariannya,mengembangkan kecakapan akademik dan kecakapan
interaksi sosial;(3) pada kelompok tinggi, diharapkan dapat mengembangkanpemahaman tentang
prinsip, teori dan aplikasi, mengembangkankemampuan akademik untuk memasuki pendidikan yang
lebih tinggi.Dengan adanya kelompok-kelompok siswa tersebut membawaimplikasi terhadap
penyusunan dan pengembangan silabuspendidikan multikultural baik yang dibuat oleh Dinas
Pendidikansetempat atau oleh sekolah sendiri.
2. Penyusunan dan pengembangan silabus pendidikan multicultural mengacu pada kurikulum berbasis
kompetensi dan perangkatkomponen-komponennya yang di susun oleh Pusat Kurikulum,
BadanPenelitian dan pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional.Sekolah yang mempunyai
kemampuan mandiri dapat menyusunsilabus yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan akademik social
siswa setelah mendapatkan persetujuan dari Dinas PendidikanSetempat (propinsi, kabupaten/kota).
Penyusunan silabus pendidikanmultikultural berbasis kompetensi dapat dilakukan dengan
melibatkanpara ahli atau instansi yang relevan di daerah setempat seperti tokohmasyarakat, budayawan,
tokoh agama, akademisi, psikolog, instansipemerintah, instansi swasta termasuk perusahaan dan
industri.Dengan demikian daerah atau sekolah memiliki cukup wewenanguntuk merancang dan
menentukan hal-hal yang akan diajarkan,pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar dan
menilaikeberhasilan suatu proses belajar dan mengajar.
3. Implikasi terhadap cara pandang guru pada siswa. Guru harusmenyadari bahwa siswa memiliki
perbedaan satu sama lain. Siswaberbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman,
carabelajar, status sosial ekonomi dan latar belakang budaya. Karena itukegiatan pembelajaran,
organisasi kelas, materi pembelajaran, waktubelajar, alat belajar dan cara penilaian perlu beragam sesuai
dengankarakteristik siswa.Guru harus menyadari tentang kondisi dan kebutuhan akademiksosial siswa
dengan berpedoman pada nilai-nilai pendidikanmultikultural yang mengutamakan kesederajatan,
kebersamaan,musyawarah mufakat, keadilan, saling menghargai, toleransi,demokrasi, bahwa semua
siswa memiliki hak yang sama untukmendapatkan bimbingan pengajaran dan pendidikan,
mengembangkankemampuan siswa dalam interaksi dan sosialisasi diri denganmenghargai perbedaan
pendapat, perbedaan sikap, perbedaankemampuan, perbedaan prestasi dan melatih siswa
untukmembudayakan musyawarah mufakat dan diskusi dalammenyelesaikan permasalahan.
5. Implikasi terhadap usaha sadar dan sekaligus sebagai peran pentinginstitusi pendidikan dalam turut
merumuskan, mengembangkan sertamewujudkan masyarakat multikultur, melalui sekolah sebagai
pilarutama. Sekolah adalah bentuk lain dari miniatur masyarakat, yangelemennya terdiri dari unsur yang
berlatar belakang berebeda,sehingga sekolah juga dapat membentuk diri seabagi krangkakehidupan
berdemokrasi dalam setiap interaksi maupun sosalisasiditengah-tengah aktivitas pendidikan. Oleh sebab
itulah, makainstitusi pendidikan merupakan bentuk instutusi epektif yang dapatdiharapkan dapat
mengembangkan gagasan kehidupan multkultursecara parktis, melalui jaringan pendidikan yang
sistematis danterprogram.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas dandalam upaya mengembangkan kurikulum
dan silabus pendidikanmultikultural berbasis kompetensi untuk siswa Sekolah LanjutanTingkat Pertama
(SLTP), dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.
1. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya kepada paraguru sebagai orang yang paling
dekat dengan siswa disarankanuntuk mempelajari dan memahami unsur-unsur pendidikanmultikultural,
sehingga senantiasa dapat bersikap dan berprilakuyang mencerminkan nilai-nilai multikulturalisme;
profesional,mengakui perbedaan siswa, adil dalam perlakuan dan penilaian,melatih siswa untuk peka
dan kritis, memiliki wawasan yang luasserta mampu memanfaatkan hasil tekhnologi dengan baik.
Apabilanantinya materi pendidikan multikultural diwujudkan menjadi suatumata pelajaran tersendiri
atau diintegrasikan pada mata pelajaranyang lain, oleh guru bukan merupakan hal yang aneh dan
baru,karena sebelumnya telah dipelajari, dipahami dan diaplikasikandalam aktifitas kesehariannya.
2. Kepada para pemegang kebijakan dalam pendidikan disarankanbeberapa hal sebagai berikut:
a. Dalam rangka usaha mentransmisikan nilai-nilaimultikulturalisme di sekolah, hendaknya disediakan
suatuperangkat pendukung berupa kurikulum pendidikanmultikultural yang berbasis kompetensi dan
juga diusahakanuntuk melakukan pengembangan silabus yang mengakomodirkebutuhan akademik sosial
siswa dalam masyarakat multikultur.
c. Meningkatkan komunikasi dan konsultasi dengan berbagai pihak;kepala sekolah, guru, karyawan
sekolah, orang tua, siswa,akademisi, budayawan, tokoh agama dan tokoh masyarakat,untuk
mensosialisasikan gagasan, konsep dan tujuan daripelaksanaan kurikulum pendidikan multikultural
berbasiskompetensi dan implikasinya terhadap siswa, sekolah danmasyarakat.
3. Dengan adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, kepadapeneliti lain diharapkan untuk
mengadakan penelitian sejenis lebihlanjut dengan mengambil wilayah penelitian yang lebih luas,
sampelyang lebih banyak dan menggunakan rancangan penelitian yanglebih kompleks seperti
eksperimen, etnografi dan lainnya,menggunakan mata pelajaran yang lebih banyak lagi, jugamelakukan
penelitian pada tingkat pendidikan yang lebih tinggiseperti pada siswa SMU atau Universitas, sehingga
dapat ditemukanhasil yang lebih optimal dan bisa digeneralisasikan pada wilayahyang lebih luas.
Berbagi
7 komentar:
Balas
Balas
Balas
Maacih
Balas
Maacih
Balas
Beranda
Mengenai Saya
Foto saya
Menu
Lanjut ke konten
Mari Berbagi
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kinerja Guru SD di Kecamatan Lebakwangi Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat tergolong tinggi,
hal ini terlihat dari data yang terkumpul menunjukkan bahwa rentangan skor sebesar 90 – 100 dan harga
rata-rata sebesar 95,23.
2. Hubungan antara Iklim Organisasi Sekolah dengan Kinerja Guru memiliki tingkat signifikansi tinggi. Hal
ini terlihat dari korelasi yang diperoleh r = 0,75 dan keberartian thitung = 2,52 > 1,70 = ttabel pada taraf
signifikansi 5%. Koefisien parsial X2 dengan Y sangat signifikan karena thitung = 7 < 1,68 = ttabel pada a =
0,05.
3. Diperoleh hitungan kadar sumbangan atau koefisien determinasi Kepemimpinan Kepala Sekolah
terhadap Kinerja Guru sebesar 0,68 atau 68%.
4. Diperoleh hitungan kadar sumbangan atau koefisien determinasi Iklim Organisasi Sekolah terhadap
Kinerja Guru sebesar 0,56 atau 56%.
B. Implikasi
Sebagai suatu penelitian yang telah dilakukan di lingkungan pendidikan maka kesimpulan yang ditarik
tentu mempunyai implikasi dalam bidang pendidikan dan juga penelitian-penelitian selanjutnya,
sehubungan dengan hal tersebut maka implikasinya adalah sebagai berikut :
Hasil penelitian mengenai variabel Iklim Organisasi Sekolah yang diduga mempunyai hubungan dengan
Kinerja Guru, ternyata menunjukkan hubungan yang signifikan, kedua variabel tersebut, variabel Iklim
Organisasi Sekolah memberikan kontribusi terhadap variabel Kinerja Guru, di mana Iklim Organisasi
Sekolah memberikan kontribusi sebesar 0,56 atau 56%. Kontribusi Iklim Organisasi Sekolah (X) tersebut,
ditentukan oleh indikator perencanaan yang kurang baik.
Berdasarkan pada hasil penelitian di atas bahwa memberikan kontribusi yang berarti terhadap Kinerja
Guru.
Selama ini masalah Kinerja Guru kurang mendapat perhatian yang serius baik dari pihak lembaga
maupun dari pihak guru. Maka dalam mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya usaha dan upaya
dari pihak lembaga dan dari pihak pimpinan, dalam rangka meningkatkan Kinerja Guru dengan cara
mengadakan perbaikan pada variabel Iklim Organisasi Sekolah yang dijalankan pada sekolah yang
bersangkutan. Dengan mengadakan perbaikan pada variabel tersebut diharapkan motivasi kerja guru
akan semakin meningkat.
Untuk itu perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan oleh lembaga di antaranya sebagai berikut :
1. Perilaku belajar atau Iklim Organisasi Sekolah tidak semata-mata dipengaruhi oleh faktor
Kepemimpinan Kepala Sekolah tetapi masih banyak faktor lingkungan internal mapun lingkungan
eksternal lain yang menentukannya. Pengaruh perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Iklim
Organisasi Sekolah dan Kinerja Guru. Sehubungan dengan hal itu perlu diteliti lebih lanjut terhadap
faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi terhadap perilaku belajar tersebut.
2. Aspek-aspek yang diteliti dan penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, maka untuk lebih
mendalam faktor-faktor apa saja yang turut berpengaruh terhadap Kinerja Guru tersebut. Perlu kiranya
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pendekatan kuantitatif.
C. Saran
1. Iklim Organisasi Sekolah ternyata berkontribusi positif terhadap Kinerja Guru. Hendaknya keadaan
seperti ini dipertahankan bahkan kalau bisa ditingkatkan.
Untuk menciptakan hal tersebut guru-guru perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang
kepemimpinan ini, baik atas inisiatif sendiri maupun prakarsa kepala sekolah atau pihak-pihak lain yang
terkait.
2. Bagi kepala sekolah, penilik, dan pengawas atau pihak terkait dalam memberikan bantuan, bimbingan,
dan pembinaan perlu memperhatikan faktor iklim organisasi ini. Akan lebih baik lagi apabila dilakukan
pelatihan-pelatihan khusus sehubungan dengan masalah-masalah kepemimpinan ini.
3. Disadari bahwa faktor iklim organisasi ini ditentukan oleh faktor-faktor internal dan juga faktor
eksternal. Lembaga pendidikan yang bertugas mempersiapkan calon guru yang kualitatif merupakan
salah satu faktor eksternal yang turut serta membentuk kepemimpinan calon guru tersebut.
4. Untuk itu perlu dilakukan suatu studi dalam menjembatani masalah Kepemimpinan Kepala Sekolah di
lapangan dengan program yang disusun dan dilaksanakan oleh lembaga pendidikan. Apabila studi ini
terlaksana maka tingkat kontribusi dari iklim organisasi akan dapat ditingkatkan secara terencana, yang
pada akhirnya nanti akan meningkatkan mutu pendidikan.
5. Untuk menciptakan iklim organisasi yang kondusif hendaknya mulai dipikirkan sekarang terutama bagi
para pemegang keputusan, agar lebih banyak memperhatikan komunitas yang ada di sebuah lembaga
pendidikan, seperti sekolah. Dengan demikian akan terjadi iklim organisasi yang kondusif di mana satu
sama lain anggotanya saling memperdulikan sehingga tercipta keadaan yang mendukung pembelajaran
dengan baik. Selanjutnya dari keadaan demikian akan meningkatkan mutu pendidikan kita yang sekarang
sedang terpuruk.
Iklan
Report this ad
Report this ad
Tinggalkan Balasan
Cari …
LAMAN
SMAKOS
LOKASI SMAKOS
PSB SMAKOS
ALBUM
Profil Smakos
Kepsek
Hut RI
Qurban
Bintall
Dance
Pramuka
RADIO KOS FM
Lokasi
Compani Profile
KARYA TULIS
KT Satu
KT Dua
KT Tiga
KT Empat
PTK Satu
PTK Dua
PTK Tiga
PTK Empat
PTK Lima
PDA
PDI
PE
THESIS
Bab 1- Pendahuluan
Bab 2- Deskripsi
Daftar Pustaka
Quesioner
2. Kepemimpinan-Iklim Organisasi
Bab 1- Pendahuluan
Bab 2- Deskripsi
Bab 1- Pendahuluan
Bab 2- Deskripsi
Bab 1- Pendahuluan
Bab 2- Deskripsi
Kepustakaan
ANGKET
Persepsi…Kepempinan KS
2. Sikap Gr…PBM
PERATURAN DIKNAS
UU Sisdiknas
UU BHP
Standar Isi
Pelaksanaan SI-SKL
Standar Proses
Standar Pengawas
Standar Pengelolaan
Standar Penilaian
Buku
ANIMASI
Juni 2018
S S R K J S M
« Mei
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
TULISAN TERAKHIR
(tanpa judul)
(tanpa judul)
TULISAN TERATAS
UU Sisdiknas
Standar Isi
Bab 1- Pendahuluan
Standar Penilaian
Standar Proses
KATEGORI
Berita
Pendidikan
Pribadi
Uncategorized
BLOG TETANGGA
Agus Sadeli
Awan Sundiawan
Dede Mulyana
Dikmenti Jabar
Dikmenum Diknas
Diknas Jabar
Uhar Saputra
SITUS PENTING
Dunia Guru
E-Dukasi
ARSIP
Mei 2012
April 2012
Maret 2012
Oktober 2011
Mei 2011
April 2011
Maret 2011
Januari 2011
Agustus 2010
Oktober 2009
September 2009
April 2009
Maret 2009
Februari 2009
Agustus 2007
Juli 2007
Juni 2007
Mei 2007
April 2007
Maret 2007
META
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
BLOG STATS
1,279,866 hits
Iklan
Report this ad
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
:)