Vital Sign :
N : 140x/menit (reguler, isi cukup) T : 38 oC RR : 30x/menit SpO2: 93%
1
Keadaan umum: lemah Kesadaran : compos mentis GCS : 4-5-6
BB : 7 kg
Mata : Reflek pupil +/+ , konjunctiva anemis -/-, ikterus -/-, cowong -/-
THT : Telinga: sekret (-)
Hidung : sekret (+) berwarna putih encer, darah (-), nafas cuping hidung (-),
Tenggorokan : sulit dievaluasi
Bibir : sianosis (-)
Thorax : simetris , retraksi (-)
Cor : S1S2 normal reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : bronkovesikuler +/+, wheezing +/+, rhonki +/+ diseluruh lapangan paru
Abd :
Inspeksi : flat, distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Palpasi : Hepar/lien tidak teraba
Perkusi : tymphani (+)
Turgor (+) baik
2
Riwayat Persalinan: Penderita lahir spontan, ditolong oleh dokter, cukup bulan, dengan berat badan lahir
2900 gram, panjang badan lahir keluarga lupa, segera menangis dan kelainan tidak
ada.
Riwayat Imunisasi: Lengkap imunisasi BCG: 1x, Hepatitis B: 3x, Polio: 3x, DTP: 2x,
Campak: -
Riwayat Nutrisi:
ASI : 0 – sekarang
Susu Formula : 0 – sekarang
Riwayat Tumbuh Kembang:
Menegakkan kepala : 3 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Daftar Pustaka
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V
Nicholas,. 2013. Pneumonia. Available at www.emedicine.medscape/article/96822/overview
Hasil Pembelajaran
1. Penanganan lini pertama bronkopneumonia
2. Penegakkan diagnosis bronkopneumonia
3. Mengevaluasi pemberian antibiotik pada bronkopneumonia
4. Mengevaluasi diagnosis banding bronkopneumonia
SUBYEKTIF :
Pasien dikeluhkan mengalami sesak nafas sejak ± 1 minggu yang lalu. Sesak nafas ini disertai batuk
berdahak berwarna putih kekuningan. Pilek (+). Pasien dikatakan mengalami kesulitan dalam
mengeluarkan dahak. Selain itu juga dikatakan terdapat riwayat demam sumer-sumer sejak sesak muncul,
dikatakan terjadi tiba-tiba dan hilang timbul. Pasien juga mengalami diare kurang dari 2x sehari sejak 1
minggu yang lalu berwarna kuning konsistensi cair, darah (-), lendir (+), namun sejak sehari SMRS pasien
dikatakan belum BAB. BAK (+) kuning jernih. Tidak terdapat Mual/muntah maupun kejang. ASI (+) kuat.
Pasien sebelumnya pernah diajak berobat ke puskesmas dan kemudian dibawa ke RS Parama Sidhi.
Riwayat kebiasaan merokok pada keluarga (+) yaitu ayah pasien dan terdapat riwayat kontak dengan
penderita batuk (+) yaitu kakek pasien dan dengan penderita TBC (+) yaitu nenek pasien.. Sejak berusia 2
bulan, pasien sering diajak berpergian oleh ibunya dengan menggunakan sepeda motor.
Riwayat Imunisasi pasien lengkap sesuai dengan umur.
3
OBYEKTIF
Berdasarkan pemeriksaan fisik pasien ditemukan nadi 140x/menit (reguler, isi cukup), suhu 38 oC,
RR : 30x/menit, SpO2: 93% tanpa menggunakan oksigen. Tidak ditemukan mata cowong, namun pada
pemeriksaan hidung ditemukan adanya sekret berwarna putih encer. Nafas cuping hidung tidak terdapat
dan gambaran sianosis tidak tampak pada bibir pasien. Pada pemeriksaan dada tidak ditemukan retraksi,
namun pada auskultasi paru ditemukan wheezing yang minimal serta adanya rhonki di seluruh lapangan
paru. Sedangkan pada pemeriksaan abdomen ditemukan adanya bising usus yang meningkat, dan turgor
(+) baik.
ASESSMENT
Berdasarkan anamnesis pasien dikatakan mengalami sesak nafas selama 1 minggu serta batuk
berwarna putih yang disertai pilek. Selain itu pasien juga dikatakan mengalami demam sumer-sumer. Hal
ini dapat mengarahkan bahwa telah terjadi infeksi saluran nafas atas. Nadi pasien cepat (140 x/menit) dan
respirasi pasien didapatkan 30x/menit, namun pasien belum dapat di kategorikan mengalami takipneu (≥30
x/menit), selain itu juga tidak tampak adanya retraksi dan tanda-tanda sianosis. Hal ini menunjukkan pasien
hanya mengalami distress nafas derajat ringan pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya wheezing yang
minimal dan rhonki pada kedua lapangan paru, jadi kemungkinan pasien menderita pneumonia khususnya
bronkopneumonia.
Faktor risiko yang dapat memperkuat diagnosis bronkopneumonia pada pasien antara lain: riwayat
kebiasaan merokok pada keluarga (+) yaitu ayah pasien dan terdapat riwayat kontak dengan penderita TBC
(+) yaitu nenek pasien. Sejak berusia 2 bulan, pasien sering diajak berpergian oleh ibunya dengan
menggunakan sepeda motor yang dapat mengarahkan pasien sudah sejak lama terpapar udara polusi.
Selain sesak nafas, pasien juga dikeluhkan mengalami diare namun frekuensinya kurang dari 2x
dalam sehari tanpa darah namun disertai lendir. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya bising usus yang
meningkat dan turgor pasien masih baik. Hal ini kemungkinan mengarahkan adanya komplikasi akibat
ekspansi kuman melalui pembuluh darah yang menimbulkan gangguan pencernaan karena meningkatnya
flora normal dalam usus sehingga terjadi malabsorbsi (diare).
PLAN
Diagnosis : Foto Thorax, darah rutin, dan kultur dahak
Monitoring : Vital Sign dan keluhan