Anda di halaman 1dari 36

REFERAT

HIPERTIROID
Preseptor : dr. Darmadi,
Sp.PD-KGEH

Oleh : Azizah Malik

BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RSUD CUT MEUTIA
2016

DEFINISI
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana
kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid
secara berlebihan, biasanya karena kelenjar
terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan
beberapa perubahan baik secara mental
maupun fisik seseorang, yang disebut
dengan tirotoksikosis.

Di Amerika Serikat, penyakit Graves adalah bentuk


paling umum dari hipertiroid. Sekitar 60-80% kasus
tiroktosikosis akibat penyakit Graves. Kejadian
tahunan penyakit Graves ditemukan menjadi 0,5
kasus per 1000 orang selama periode 20 tahun,
dengan terjadinya puncak pada orang berusia 20-40
tahun.
Gondok
multinodular
(15-20%
dari
tiroktosikosis) lebih banyak terjadi di daerah
defisiensi yodium.

Hipertiroid di Indonesia masih banyak dijumpai,


penyebab antara lain : penyakit Graves (75%),
struma toksik multinodular, adenoma toksik, tiroiditis
Hashimoto, tiroiditis pasca melahirkan, virus, obatobatan seperti amiodaron, hiperemis gravidarum,
adenoma hipofisis,

Tinjauan
Pustaka

Anatomi Kelenjar
Tiroid

Kelenjar
tiroid
mulai
terbentuk
pada
janin
berukuran
3,4-4
cm,
yaitu pada akhir bulan
pertama
kehamilan.
Kelenjar tiroid berasal
dari
lekukan
faring
antara branchial pouch
pertana
dan
kedua.
Kelenjar tiroid terletak
dibagian bawah leher,
terdiri atas dua lobus,
yang dihubungkan oleh
ismus yang menutupi
cincin trakea 2 dan 3

Pada orang dewas beratnyab


berkisar antara 10-20 gram.
Vaskularisasi kelenjar tiroid
termasuk amat baik.
A tiroidea superior berasal
dari a.karotis komunis atau
a.karotis eksterna, a.tiroidea
inferior dari a.subklavia dan
a.tiroid ima berasal dari
a.brakiosefalik salah satu
cabang dari arkus aorta

Aliran darah ke kelenjar tiroid diperkirakan 5 ml/gram


kelenjar/menit, dalam keadaan hipertiroidisme aliran ini akan
meningkat sehingga dengan stetoskop terdengar bising aliran
darah dengan jelas di ujung bawah kelenjar

Definisi
Hipertirodisme di gambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi
kelebihan sekresi hormon tiroid. Tirotoksikosis mengacu pada
manifestasi klinis yang terjadi bila jaringan tubuh di stimulasi oleh
peningkatan hormon ini

Tirotoksikosis mengacu pada manifestasi klinis yang terjadi bila


jaringan tubuh di stimulasi oleh peningkatan hormon ini.
Hipertirodisme merupakan kelainan endokrin yang dapat di cegah.
Seperti kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan
yang sangat menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita
empat kali lebih banyak dari pada laki-laki terutama wanita muda
yang berusia antara 20 tahun dan 40 tahun.

Etiologi
Grave Disease

Peyebab
Hipertiroid

Nodul Tiroid

Tiroiditis
Tiroiditis Subakut
Tiroiditis post partum
Tiroiditis Silent

Patofisiologi
Hipertiroidisme
- overfungsi keseluruhan kelenjar
- kondisi yang kurang umum, mungkin disebabkan oleh
fungsi tunggal atau multipel adenoma kanker tiroid
- pengobatan miksedema dengan hormon tiroid yang
berlebihan dapat menyebabkan hipertiroidisme.

Hipertiroidismeditandai oleh kehilangan


pengontrolan normal sekresi hormon tiroid (TH)
Karena kerja TH pada tubuh adalah merangsang,
maka hipermestabolisme, meningkatkan
aktivitas system saraf simpatis.
Jumlah TH yang berlebihan menstimulasi system
kardiak dan meningkatkan jumlah reseptor betaadrenergik takikardia dan peningkatan curah
jantung, volume sekuncup, kepekaan adrenergik,
dan aliran darah perifer.

Metabolisme sangat meningkat,


mengarah pada keseimbangan nitrogen
negatif, penipisan lemak dan hasil akhir
defesiensi nutrisi
Jika hipertiroidisme terjadi sebelum
pubertas, akan terjadi penundaan
perkembangan seksual pada kedua jenis
kelamin, tetapi pada pubertas
mengakibatkan penurunan libido baik
pada laki-laki maupun perempuan.
Setelah pubertas wanita akan juga
menunjukan ketidakteraturan
menstruasi dan penurunan fertilitas.

Penyakit graves (goiter difus


toksik)
Bentuk hipertiroidisme yang paling umum
Tiga tanda penting
- Hipertiroidisme
- Pembesaran kelenjar tiroid (goiter)
- Eksoptalmos (protrusi mata abnormal).
Penyakit Graves merupakan kelainan auto
imun yang di mediasi oleh anti bodi IgG
yang berkaitan dengan reseptor TSH aktif
pada permukaan sel-sel tiroid.

Patofisiologi di balik manisfestasi


penyakit hipertiroid Graves dapat
dibagi ke dalam dua kategori,
1.Sekunder akibat rangsangan
berlebih system saraf adrenergik dan
2.kedua, merupakan akibat tingginya
kadar TH yang bersirkulasi.

Manifestasi klinis
Sistem
Umum

Gejala Serta Tanda Hipertiroidisme Umumnya dan pada Penyakit Graves 2


Gejala dan Tanda
Sistem
Gejala dan Tanda
Tak tahan hawa panas, hiperkinesis, Psikis dan saraf
Labil. Iritabel, tremor, psikosis,
capek, BB turun, tumbuh cepat,
nervositas, paralisis periodik
toleransi obat, youth fullness
dispneu

Gastrointestinal

Hiferdefekasi, lapar, makan banyak, Jantung


haus, muntah, disfagia, splenomegali

Muskular

Rasa lemah

Genitourinaria

Oligomenorea, amenorea, libido turun, Skelet


infertil, ginekomastia

Kulit

Rambut rontok, berkeringat,


basah, silky hair dan onikolisis

hipertensi, aritmia, palpitasi,


gagal jantung

Darah dan limfatik Limfositosis,


anemia,
splenomegali, leher membesar

kulit

Osteoporosis, epifisis cepat


menutup dan nyeri tulang

Spesifik untuk penyakit Graves


ditambah dengan

Optalmopati (50%) edema


pretibial, kemosis, proptosis,
diplopia, visus menurun,
ulkus korne
Dermopati (0,5-4%)
Akropaki (1%)

Diagnosis Banding
Metastasis karsinoma tiroid fungsional,
struma oavarii, mutasi reseptor TSH, obat :
kelebihan iodium (fenomena Jod Basedow)
Tiroroksikosis tanpa hipertiroidsme :
tiroiditis subakut, tiroiditis silent, destruksi
tiroid (karena amiodarone, radiasi, infark
adenoma), asupan hormon tiroid
berlebihan (tirotoksikosis factitia)
Hipertiroidsime sekunder : adenoma
hipofisis yang mensekresi TSH, sindrom
reisistensi hormon tiroid, tumor yang
mensekresi HCG, tirotoksigosis gestasional

Diagnosis

Anamesis dan Pemeriksaan fisik


-

Indeks klinis Wayne

- Indeks New Castle


Pemeriksaan penunjang untuk
konfirmasi diagnosis anatomis,
status tiroid dan etiologi

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium : TSHs, T4 atau fT4, T3 atau


fT3, TSH Rab, kadar leukosit (bila timbul
infeksi pada awal pemakaian obat
antitiroid)
Sidik Tiroid/thyroid scan : terutama
membedakan penyakit Plummer dari
penyakit Graves dengan komponen nodosa
EKG
Foto Thoraks

Penatalaksanaan
Obat Antitiroid
PTU
Golongan Tionamid
Imidazol

Regimen umum terdiri dari pemberian PTU dengan dosis


awal 100-150 mg setiap 6 jam. Setelah 4-8 minggu, dosis
dikurangi menjadi 50-200 mg , 1 atau 2 kali sehari.
Methimazole mempunyai masa kerja yang lama sehingga
dapat diberikan dosis tunggal sekali sehari. Terapi dimulai
dengan dosis methimazole 40 mg setiap pagi selama 1-2
bulan, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 5 20 mg
perhari.

Obat Beta Bloker

Obat golongan penyekat beta, seperti propranolol


hidroklorida, sangat bermanfaat untuk mengendalikan
manifestasi klinis tirotoksikosis (hyperadrenergic state)
seperti palpitasi, tremor, cemas, dan intoleransi panas
melalui blokadenya pada reseptor adrenergik. Di
samping efek antiadrenergik, obat penyekat beta ini
juga dapat -meskipun sedikit- menurunkan kadar T-3
melalui penghambatannya terhadap konversi T-4 ke T-3.
Dosis awal propranolol umumnya berkisar 80 mg/hari.

Obat Beta Bloker


Di samping propranolol, terdapat obat baru golongan
penyekat beta dengan durasi kerja lebih panjang, yaitu
atenolol, metoprolol dan nadolol. Dosis awal atenolol
dan metoprolol 50 mg/hari dan nadolol 40 mg/hari
mempunyai efek serupa dengan propranolol.

Obat Obatan Lain

Obat-obat seperti iodida inorganik, preparat


iodinated radiographic contrast, potassium
perklorat dan litium karbonat, meskipun
mempunyai efek menurunkan kadar hormon
tiroid, tetapi jarang digunakan sebagai regimen
standar pengelolaan penyakit Graves. Obatobat tersebut sebagian digunakan pada
keadaan krisis tiroid, untuk persiapan operasi
tiroidektomi atau setelah terapi iodium
radioaktif.

Pembedahan

Tiroidektomi subtotal merupakan terapi pilihan pada


penderita dengan struma yang besar. Sebelum operasi,
penderita dipersiapkan dalam keadaan eutiroid dengan
pemberian OAT (biasanya selama 6 minggu). Disamping
itu , selama 2 minggu pre operatif, diberikan larutan
Lugol atau potassium iodida, 5 tetes 2 kali sehari, yang
dimaksudkan untuk mengurangi vaskularisasi kelenjar
dan mempermudah operasi. Sampai saat ini masih
terdapat silang pendapat mengenai seberapa banyak
jaringan tiroid yangn harus diangkat.

Pembedahan

Tiroidektomi total biasanya tidak dianjurkan, kecuali


pada pasein dengan oftalmopati Graves yang progresif
dan berat. Namun bila terlalu banyak jaringan tiroid
yang ditinggalkan , dikhawatirkan akan terjadi relaps.
Kebanyakan ahli bedah menyisakan 2-3 gram jaringan
tiroid. Walaupun demikan kebanyakan penderita masih
memerlukan suplemen tiroid setelah mengalami
tiroidektomi pada penyakit Graves.
Hipoparatiroidisme dan kerusakan nervus laryngeus recurrens
merupakan komplikasi pembedahan yang dapat terjadi pada sekitar
1% kasus.

Yodium Radioaktif ( I131)


Pemberian radiasi secara oral (minum) dilakukan
apabila ada kontra indikasi pemberian obat OAT,
tidak berespon dan sering relaps dengan OAT
Radioaktif harus diberikan bila fungsi jantung
normal dan dikontraindikasikan pada penderita
hamil
Terapi radiasi dianggap dapat menghentikan proses
autoimmune pada penyakit Graves namun
mempunyai efek samping hipotiroidisme yang
permanent.

KOMPLIKASI

krisis tiroktosis (thyroid storm)Infeksi.


penyakit jantung hipertiroid
oftalmopati Graves
dermopati Graves
infeksi karena agranulositosis pada
pengobatan dengan antitiroid
anak-anak dpt menyebabkan
gangguan pertumbuhan.

PROGNOSIS
Prinsip pengobatan tergantung dari etiologi
tirotoksikosis, usia pasien, riwayat alamiah penyakit,
tersedianya modalitas pengobatan, dan situasi
pasien.
Tirostatika remisi jangka panjang tanpa
hipotiroidisme namun angka residif cukup tinggi dan
memerlukan pengobatan jangka panjang dengan
kontrol yang sering
Tiroidektomi jika operasi tidak dipersiapkan dengan
baik membawa risiko krisis tiroid, keuntungannya
kemungkinan remisi jangka panjang tanpa
hipotiroidisme dan tetap memerlukan kontrol yang
sering.
Yodium radioaktif relatif cepat dan jarang residif,
sederhana, namun 50% hipotiroid pasca radiasi.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai