Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki sumber daya alam
melimpah. Kondisi topografi berupa pegunungan, perbukitan, dataran rendah,
dan terdapat sungai-sungai besar yang mengalir hampir sepanjang tahun.
Intensitas hujan yang cukup tinggi hampir selalu terjadi dalam satu tahun.
Struktur batuan tanah di pegunungan yang stabil. Kondisi ini menunjukan
potensi yang sangat besar dalam pemanfaatan sumber daya air sebagai sumber
energi alternatif untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) skala besar atau
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) dalam skala kecil
Pemanfaatan air sebagai salah satu sumber energi terbarukan untuk
penyuplai energy listrik nasional masih sangat rendah. Data Direktorat Jendral
Listrik dan Pemanfaatan Energi ( DJLPE ) menunjukan bahwa Indonesia
memiliki banyak potensi air yang belum dimanfaatkan secara optimal, total
energy ± 75,67 GW yang ada baru sekitar 4,2 GW termanfaatkan.
Dalam usaha penyediaan energi listrik yang handal dan efisien inilah PT
INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN (UP) SAGULING SUB
UNIT PLTA KRACAK merupakan salah satu perusahaan yang
mengoperasikan mesin pembangkit listrik yang menggunakan mesin dengan
tenaga air dengan bahan utama air yang terdiri dari tiga unit, satu unit yaitu
6,48 Mega watt dan semuanya berjumlah 19.44 Mega Watt, listrik yang
dihasilkan dialirkan ke Kota Bogor dan Kota Rangkas Bitung.
Penstok adalah saluran dimana air dari reservoir bergerak menuju turbin
air. Aliran fluida pada penstock mempengaruhi unjuk kerja sebuah turbin air.
Pemilihan dimensi merupakan salah satu cara mengoptimalkan dimensi
penstock. Pada tugas akhir analisa pipa penstock turbin air bertujuan untuk
mendapatkan unjuk kerja optimum dalam pemanfaatan energi air pada suatu
kondisi operasi tertentu dan mengetahui kapasitas aliran air. Commented [WU1]: Maksunya apa? Dijelaskan secara
jelas tujuan dari tugas akhirnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam hal ini untuk mempermudah dalam pemahaman maka dibagi
beberapa pertanyaan seperti berikut:
a. Perhitungan pipa penstock ? Commented [WU2]: Perhitungan apa? Bila yang dihitung
kekuatan tulis kekuatan nya
b. Bagaimana cara mengetahui umur pipa penstock ?
Commented [WU3]: Sisa umur dikarnakan pipa sudah
c. Bagaimana cara mengetahui beban-beban pada pipa penstock ? digunakan

d. Seberapa kuat pipa penstock saat mengalami fenomena water


hammer?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan tugas akhir ini adalah :
a. Untuk mengetahui tekanan pada pipa penstock karena fenomena water
hammer.
b. Mengetahui kapasitas aliran pada pipa.
c. Mengetahui kekuatan elbow pada pipa penstock.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini adalah :
e. Data sekunder yang diperoleh berasal dari hasil pengukuran di PT
INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN (UP) SAGULING
SUB UNIT PLTA KRACAK.
f. Tidak membahas kekuatan material yang digunakan.
g. Penelitian ini hanya melakukan perhitungan pendetailan pada pipa
penstock Commented [WU4]: Apa maksud dari pendetailannya?
Bial perhitungan jelaskan secra rinci
h. Menganalisa pengaruh water hammer pada pipa penstock
Commented [WU5]: Bila hanya membahas water
hammer, kenapa kekuatan elbow gak dibatasi

1.5 State of The Art Bodang Penelitian


Berikut adalah beberapa laporan ilmiah yang berhubungan dengan analisa
pipa penstock yaitu sebagai berikut :

 Sulaeman dan Rammu Adi Jaya (2014). Dari pelaksanaan dan laporan
penelitian pembangunan sistem Pembangkit Listik Tenaga Mikro
(PLTMH) di Kinali ini didapatkan spesifikasi yang dapat bekerja dengan
baik. Dari hasil perhitungan yang dilakukan maka didapat hasil data-data
spesifikasi yang direncanakan pada bagian Turbin daya yang dihasilkan
turbin = 25 Kw, diameter pipa penstock = 0,34 m, panjang pipa = 10,4 m,
kecepatan aliran dalam pipa = 6,42 m/s, kerugian disepanjang pipa = 0,91
m. Pada bagian generator daya yang dihasilkan generator = 25 kW, jenis
generator yang digunakan = 3 Phasa 1500 rpm. Tipe transmisi sabuk-V
yang digunakan adalah tipe C, panjang keliling sabuk = 1972,788 mm,
kecepatan linier sabuk = 9,92 m/s.
 Berlian M, Made Mara, Yesung AP (2013). Penelitian ini berjudul
Perancangan Pipa Pesat, dan Daya Keluaran Pembangkit Listrik Tenaga
Air Kokok Putih Desa Bilok Petuang Kecamatan Sembalun Kabupaten
Lombok Timur. Pada perencanaan ini dilakukan perhitungan berupa
perhitungan dimensi pipa pesat, head loss pada pipa pesat, perhitungan
potensi daya keluaran yang nantinya akan digunakan untuk memilih turbin
dan generator yang cocok untuk pembangkit listrik tenaga air Kokok
Putih. Berdasarkan hasil perhitunga tebal pipa pesat maksimum pada level
turbin yaitu 374,56 m adalah 15,15 mm dan ketebalan minimumnya adalah
0,84 mm, sedangkan ketebalan pipa pesat yang terpasang pada PLTA koko
putih pada level 374,56 m adalah 15,0 mm dan ketebalan minimumnya
adalah 10 mm. Head losses total pada pipa pesat sebesar 37,117 m
sehingga head efektif yang didapat adalah 249,63 m. Daya keluaran turbin
pada PLTA koko putih adalah 3,9 MW yang nantinya dibagi dua masing-
masing 1.95 MW ini didasarkan pertimbangan debit minimum, sedangkan
yang terpasang yang terpasang pada PLTA koko putih memiliki kapasitas
2,1 MW berjumlah dua unit.

 Marlina Kamis, Ruslan Amir (2017). Penelitian ini berjudul Studi Pipa
Pesat Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan sudut belokan pipa
penstock dengan daya listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Berdasarkan
hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Hgrosss
maka semakin besar pula sudut belokan pipa pesat yang efektif
(memberikan daya listrik terbesar) artinya panjang pipa pesat semakin
pendek seperti pada kasus 1a dengan Hgross = 4 m maka sudut belokan
efektifnya 35° sedangkan untuk Hgross = 12 m adalah 50°. Semakin besar
debit maka semakin kecil pula sudut belokan pipa pesat yang efektif (
memberikan daya listrik terbesar) seperti pada kasus 1 dengan Q = 2 m
maka sudut belokan efektifnya untuk Hgross = 12 m adalah 50° sedangkan
untuk kasus 3 dengan Q = 1.4 m maka sudut belokan efektifnya untuk
Hgross = 12 m adalah 35°. Akan tetapi pipa pesat juga semakin panjang
akibat besarnya debit sehingga perlu dipertimbangkan juga terhadap
bbiaya konstruksi akibar hal terbebut.

 Titis Haryani, Wasis Wardoyo, Abdullah Hidayat SA. (2015) Air


merupakan sumber energi yang berpotensi besar sebagai pembangkit
listrik. Pembangkit listrik tenaga air semakin strategis sebagai salah satu
sumber energi terbarukan, mengingat potensi sumber energi dari fosil dan
batu bara akan semakin berkurang. Ada beberapa jenis pembangkit listrik
berdasarkan kapasitasnya yaitu sebagai berikut:
a. PLTA mikro < 100 kW
b. PLTA mini 100-999 kW
c. PLTA kecil 1000-10.000 kW
d. PLTA besar > 10.000 kW
Indonesia adalah negara kepulauan dimana masih banyak daerah terpencil
yang belum terjangkau oleh PLN sedangkan listrik sangat dibutuhkan agar
daerah tersebut maju dan meningkat produktifitas masyarakatnya. Oleh
karena itu untuk memenuhi kebutuhan listrik daerah terpencil perlu
diciptakan alat yang dapat menjangkau tempat terpencil yang murah dan
ramah lingkungan, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Dari
perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ini akan
menghasilkan daya sebesar 59,37 kW dan energi listrik yang dihasilkan
sebesar 358938, 69 KWH per tahun.
 Irfan Muhamad Ramadon, Adi Syuriadi (2016). Penelitian ini berjudul
Analisa Faktor Head Losses Penstock Terhadap Daya Yang Dihasilkan Di
PLTA Saguling. Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang
lingkaran yang digunakan untuk mengalirkan fluida dengan penampang
aliran penuh. Fluida yang di alirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau
gas dan tekanan bisa lebih besar atau lebih kecil dari tekanan atmosfer.
Faktor-faktor yang diperhitungkan tidak hanya kecepatan dan arah
partikel, tetapi juga pengaruh kekentalan (viscosity) yang menyebabkan
gaya gesek antara partikelpartikel zat cair dan juga antara zat cair dan
dinding permukaan pipa. Dari Analisis yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan beberapa faktor yang memengaruhi head losses, yaitu :
kekentalan fluida (viscosity), bilangan Reynold, massa jenis fluida,
kecepatan fluida, jenis aliran, kekasaran bahan pipa, nilai faktor gesekan
pipa, serta fitting dan valve yang ada di sepanjang jalur penstock 1 dan
penstock 2. Nilai head losses major penstock 1 (Unit 3 dan Unit 4) pada
debit 202 m3 /s didapat sebesar 36,401 m dan 36,098 m. , head losses
major penstock 2 (Unit 1 dan Unit 2) pada debit 202 m3 /s didapat sebesar
36,401 m dan 36,098 m., head losses minor penstock 1 (Unit 1 dan Unit 2)
dan penstock 2 (Unit 1 dan Unit 2) pada debit 202 m3 /sdidapat sebesar
9,081 m, head losses total penstock 1 (Unit 3 dan Unit 4) pada debit 202
m3 /s didapat sebesar 45,482 m 45,179 m dan penstock 2 (Unit 1 dan Unit
2) sebesar 43,644 m dan 43,333. Hubungan antara head losses penstock
dengan daya yang dihasilkan mempunyai nilai yang berbanding terbalik.

 Pondra Iswara (2017). Penelitian ini berjudul Evaluasi Keamanan Pipa


Pesat Waduk Kedungomo Terhadap Water Hammer. penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh water hummer yang terjadi di
sepanjang pipa pesat pada pola operasi saat ini dan mengetahui tingkat
keamanan pipa pesat di Waduk Kedungombo terhadap water hammer
dengan melakukan analisis terhadap metode penutupan katup pada pipa
pesat. Analisis dilakukan dengan trial lamanya waktu pembukaan dan
penutupan katup Waduk Kedungombo. Hasil yang diharapkan dapat
memperoleh metode pembukaan dan penutupan katup turbin yang lebih
efisien dan aman. Berdasarkan hasil analisis didapat bahwa besarnya
tekanan yang terjadi ketika penutupan katup selama 10 detik adalah
sebesar 187,879 m. Terjadi penambahan tekanan sebesar 129,879 m
dibandingkan sebelum dilakukan penutupan. Sedangkan untuk hasil
evaluasi pipa pesat didapatkan hasil bahwa pipa pesat aman terhadap water
hammer dengan faktor keamanan sebesar 10,533 di dekat valve, melebihi
faktor keamanan untuk pipa pesat yaitu > 3.

 Tri Adi Sisiwanto, Hari Prastowo, Beni Cahyono (2014). Penelitian ini
berjudul Analisa Pengaruh Water Hammer Terhadap Nilai Strees Pipa
Pada Sistem Loading-Offloading PT.DABN. Jalur perpipaan (pipeline)
merupakan bagian yang sangat penting di dalam industri minyak dan gas.
Jalur perpipaan berfungsi sebagai media mengalirnya fluida dari satu
tempat ke tempat lainnya. Ada beberapa tahap penting dalam siklus suatu
jalur perpipaan yang digunakan alat transportasi minyak atau gas: desain,
konstruksi, operasional dan pemeliharaan, dan terakhir perbaikan. Hasil
analisa menunjukan bahwa tegangan yang terjadi ketika fenomena water
hammer masih dapat diterima, tetapi kenaikan tekanan ketika terjadi
fenomena water hammer melebihi dari batas yang diizinkan sehingga
perlu dilakukan prosedur penutupan katup yang sesuai untuk menjaga agar
pada saat dioperasionalkan pipa dalam kondisi aman.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dibagi dalam 5 Bab, antara lain
sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, pokok
permasalahan, tujuan penelitian, pembatasan masalah, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisikan teori-teori yang menunjang dan berkaitan dengan
permasalahan yang akan dibahas dan dianalisis.

BAB 3 METODE PENELITIAN


Bab ini berisikan metodologi penelitian, yang mencakup populasi dan sampel
penelitian, variabel penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.

BAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISA


Bab ini berisikan pembahasan dan analisa hasil-hasil yang didapat baik dari
pengumpulan data maupun dari hasil perhitungan-perhitungan.

BAB 5 PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan juga berisi saran-saran
yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai