TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1.1.1 Tonsil Lingualis
7
berbentuk segitiga pada dinding lateral orofaring diantara
8
Gambar 2.3: Tonsil Palatina (Sumber : Viswanatha B, 2015)
palatum molle.
9
Arteri yang mendarahi tonsila adalah arteri
(Snell, 2006).
2010).
bagian dari sistem imun selain sumsum tulang, limpa, timus, adenoid,
10
memproduksi, menyimpan, atau memproses limfosit. Jaringan limfoid
bersama dengan tonsil faring Atau adenoid, tonsil lingual, dan jaringan
2012).
produksi antibodi yang dihasilkan oleh sel plasma yang berasal dari
Pada tonsil terdapat sel B dan sel T sebagai sistem imun. Sel B
2014).
11
2.2 Tonsilitis Kronik
2.2.1 Definisi
pertama kali kurang dari 14 hari dan tonsilitis kronis apabila keluhan
2.2.2 Epidemiologi
12
mengenai prevalensi tonsilitis kronis pada keluarga, didapatkan 335
anak usia 1-15 tahun dari 321 keluarga mengalami penyakit tonsilitis
tahun (66,3%), berasal dari status sosial ekonomi rendah (61,2%), dan
2.2.3 Etiologi
saluran nafas atas yang berubah menjadi patogen atau adanya invasi
penyebab terdiri dari bakteri aerob gram positif maupun gram negatif.
13
Penyebab terbanyak adalah Streptococcus β hemolyticus group A
yang sehat dengan tonsillitis akut. Dari 15 pasien tonsilitis akut bakteri
anaerob diisolasi pada 93,7% tonsil, dan pada tonsil sehat (kontrol)
dalam kripta tonsil. Hal ini dapat menyebabkan infeksi yang kronis
pada tonsil atau dapat juga sebagai sumber infeksi berikutnya. Kondisi
14
seperti ini memungkinkan terjadi perbedaan bakteri yang terdapat di
15
Streptococcus viridans dan Branhmella catarrhalis sebesar 71,43%
16
2.2.4 Patofisiologi
2005).
kumpulan leukosit, bakteri yang mati dan epitel yang terlepas. Secara
klinis detrius ini mengisi kriptus tonsil dan tampak sebagai bercak
kripti ini tampak diisi oleh detritus. Proses berjalan terus sehingga
jaringan di sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan
17
kripta, juga terjadi penurunan integritas epitel kripta sehingga
tonsil. Pada tonsil yang normal jarang ditemukan adanya bakteri pada
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ivan tahun 2013 pada
kronis pada anak yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini
adalah nyeri menelan berulang sebanyak (64%). Hal ini terjadi karena
kepada pasien berupa rasa nyeri saat menelan karena sesuatu yang
tidur ngorok, sesak nafas, bengkak pada leher dan nyeri telinga serta
menyebabkan obstruksi parsial atau total jalan nafas, hal tersebut dapat
18
dan mendengkur, yang dikenal dengan istilah Obstructive Sleep Apnea
pasien, ini bisa terjadi akibat komplikasi dari infeksi pada tonsil
2.2.6 Diagnosis
2010).
19
Standar pemeriksaan tonsil, diklasifikasikan
(Srikandi, 2013).
udara.
T1: Tonsil sedikit keluar dimana ukuran tonsil <25% dari diameter
T3: Ukuran tonsil >50% s/d <75% dari diameter orofaring yang di
T4: Ukuran tonsil >75% dari diameter orofaring yang di ukur dari
20
plika anterior kiri dan kanan.
2010).
21
gold standar yaitu metode kultur untuk mendeteksi keberadaan
dini, selain itu juga agar dapat mengetahui pola jenis kuman
22
tambahan darah dan serum, kandungan timidin, suhu inkubasi,
bakteri.
1. Metode Dilusi
23
serum dan cairan tubuh lainnya untuk mendapatkan
(Soleha, 2015).
24
minimum/ MIC (minimal inhibitory concentration)
(Soleha, 2015).
b. Dilusi agar
2015).
25
obat dan distribusi antimikroba akan mempengaruhi
(Soleha, 2015).
26
efisien karena pengerjaannya termasuk persiapan
2. Metode difusi
antara log MIC, seperti yang diukur oleh metode dilusi dan
2015).
27
yang bias digunakan, (sensitif, intermediet, dan resisten)
2.2.7 Penatalaksanaan
28
komplikasi seperti abses peritonsilar, otitis akut, dan sinusitis
(Stelter, 2014).
A. Cefadroxil
(Katzung, 2014).
29
peptidoglikan, kecuali bakteri mycoplasma. Dinding sel
2014).
30
Hilman, 2012). Golongan antibiotik sefalosfarin lebih
B. Cotrimoxazole
kronik.
31
Tabel 2.1: Standar Ukuran Zona Hambat, Kadar MIC (Minimal
Inhibitory Concentration) Cefadroxil pada Cefadroxil dan
Cotrimoxazol (Ramadhani, 2016, Jamali, 2011 dan Andrews,
2001)
No Antibiotik Parameter S I R
1 Cotrimoxazole Standar Ukuran ≥ 16 11-15 ≤ 10
Zona Hambat mm mm mm
Kadar MIC ≤2 - ≥4
(Minimal Inhibitory μg/ml μg/ml
Concentration)
2.2.7.2 Operatif
32
(AAO-HNS) merilis indikasi klinis untuk melakukan
pengobatan.
streptococcus B hemoliticus.
33
2.3 Kerangka Teori
Bakteri
Resisten Sensitif
Meningkatkan Terapi
pelepasan mediator
inflamasi
Infeksi Berulang
Tonsilitis Kronik
34
2.4 Kerangka Konsep
ANTIBIOTIK
COTRIMOXAZO
LE
Gambar 2.6: Kerangka Konsep
2.5 Hipotesis
35