Anda di halaman 1dari 3

NAMA PESERTA: NURRAHMAWATI

NO PESERTA: 16

KASUS PENUGASAN PELATIHAN PPI DASAR

Nn. D (25 thn) no rm 01804128 dengan diagnose Medis Osteomyelitis Right Metatarsal Post
Debridement Dan Post Row Surface Dorsum Pedis Dextra Hari ke 21
Pada tanggal 21/12/2021 pasien datang ke poliklinik RSUP F dengan keluhan nyeri pada
punggung kaki kanan. Riwayat pasien sebelumnya pernah dirawat diruangan lantai III karena
mengeluh luka pada punggung kaki kanan, keluar cairan dan telah dilakukan tindakan operasi 2
kali, yaitu debridement dan row surface pada punggung kaki kanan. Riwayat sebelumnya 1
tahun yang lalu mengalami kecelakaan lalu lintas sehingga terdapat luka terbuka di kaki kanan
dan telah dilakukan tindakan operasi pemasangan wire serta aff wire di rs swasta
Anamnesa : Pasien mengatakan sejak setelah operasi pasien takut untuk menggerakan
pergelangan kaki kanan. Pasien mengatakan nyeri meningkat dengan skala nyeri 5 bila
menekukkan kaki ke dalam (dorsofleksi), dirasakan seperti ditusuk –tusuk selama 5 menit dan
hilang timbul tidak menentu.
Physical Assesment :
Look: terdapat luka post operasi pada punggung kaki kanan, sepanjang 1 cm dengan kedalaman
sekitar 1,5 cm, keluar cairan dari luka berwarna coklat, dasar luka agak kuning, bengkak (-).
Feel :Kaki terasa hangat, crt<2 detik , denyut arteri dorsalis (+) tapi lemah pada kaki kanan,
denyut nadi tibia posterior (+), TD= 110/80 mmHg, suhu= 36,2C. Nadi= 88 x/menit, RR= 18
x/menit. Skala morse 50(risiko rendah jatuh )
Movement : pergelangan kaki belum bisa dilakukan gerakan dorsofleksi . Diagnostic test :
Rontgen (+) .

Penugasan : Uraikan dengan singkat penerapan program


PPI dari kasus diatas antara lain :
1. Penerapan kewaspadaan isolasi

maka dapat di simpulkan bahwa kemungkinan pasien mengalami HAIs dan MRSA.
Kewaspadaan isolasi terdiri dari dua lapis yaitu lapis pertama Kewaspadaan standar dan
lapis kedua Kewaspadaan berdasarkan trasmisi

a. Kewaspadaan standar

Petugas waspada terhadap darah, dan cairan tubuh pasien. Menjaga kebersihan
tangan, menggunakan sarung tangan, masker, gaun saat kontak dengan pasien

b. Kewaspadaan berdasarkan trasmisi

Laksanakan kewaspadaan standar/lapis pertama

Menempatkan pasien di ruangan tersendiri, jika tidak memungkinkan


lakukan kohortin

Pasien senantiasa berada di ruangan, kecuali jika ada tindakan/terapi keluar


ruangan lain

Membersihkan ruangan 2X sehari dan SETIAP diperlukan ,dengan air dan


sabun, bilas air bersih. Bila ada darah dan cairan tubuh ( air dan sabun,klorin
1% tunggu 5-10 ‘,bilas air bersih)

2. Penatalaksaan alat kesehatan

Peralatan kesehatan, tensi meter,stetoscope,termometer dipakai tersendiri,segera


didisinfeksi atau dibuang setelah dipakai

Lepaskan permukaan alat dari semua kotoran,darah,cairan tubuh, disinfeksi dan


sterilisasi

Segera proses alat kesehatan yang sudah dipakai melalui proses pre-cleaning –
cleaning – disinfeksi –sterilisasi sesuai klasifikasi peralatan; kritikal-semi kritikal-
non kritikal
3. Penanganan linen
Peran pengelolaan manajemen linen di rumah sakit cukup penting. Diawali dari
perencanaan, salah satu subsistem pengelolaan linen adalah proses pencucian. Alur
aktivitas fungsional dimulai dari penerimaan linen kotor, penimbangan, pemilahan,
proses pencucian, pemerasan, pengeringan, sortir noda, penyetrikaan, sortir linen rusak,
pelipatan, merapikan, mengepak, atau mengemas, menyimpan, dan mendistribusikan ke
ruangan.

4. Pengunaan APD
Dengan semakin banyaknya kejadian infeksi nosokomial pemakaian APD menjadi sangat
penting dalam melindung petugas. Alat pelindung diri mencakup sarung tangan, masker,
alat pelindung mata, topi, gaun, apron, pelindung kaki, dan alat pelindung lainnya
1 Sarung tangan: dipakai jika kontak dengan pasien atau permukaan ruangan pasien
2 Gaun : jika diperkirakan pakaian akan tercemar saat kontak dg pasien, permukaan
lingkungan atau peralatan pasien
3. Masker atau pelindung wajah,jika tindakan kemungkinan ada percikan atau cipratan

5.Penerapan penggunaan antimikroba

1. melakukan tes darah lengkap dan kultur darah agar di ketahui penyebab penyakit tersebut. Entah
bakteri.virus atau lainnya.

2. Kemudian di lakukan uji sensitivitas antibiotik apakah sdh terjadi resistensi atau tidak

3. Jika sudah didapatkan hasil yg tetap, contohnya jika penyebabnya bakteri barulah di berikan
antibiotik yg sesuai dengan penyebabnya . Dan jika penyebabnya virus di beriakan obat sesuai dengan
virusnya dan begitu dengan mikroba yg lainnya seperti parasi dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai