Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Tepung Ikan
Praktikum kali ini, bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tepung
ikan adalah daging ikan patin. Kandungan gizi pada daging ikan patin adalah 68,6%
protein, 5,8% lemak, 3,5% abu, dan 51,3% air (Komariyah dan Setiawan 2009).
Karakteristik tepung ikan patin yang dihasilkan berwarna agak kekuningan dan
bertekstur halus, serta memiliki bau amis. Sebelum dilumatkan, kulit pada daging
dihilangkan karena kulit ikan patin sulit dihancurkan. Daging ikan patin dilumatkan
dengan alat penggiling, kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar
matahari selama 7 hari.
Karakteristik daging lumat yang telah kering adalah berwarna coklat,
teksturnya keras, transparan dan aroma amis tetapi tidak terlalu menyengat. Daging
yang sudah kering harus dihancurkan menggunakan alat penggiling sampai halus
untuk menghasilkan tepung ikan. Tekstur tepung ikan yang dihasilkan adalah halus
dan berserat. Menurut Mervina (2009) tepung ikan yang dihasilkan memiliki
rendemen sebesar 23,6% dengan warna tepung agak kekuningan dan bertekstur
halus. Kandungan gizi pada tepung ikan patin, yaitu 67,76% protein, 8,74%
karbohidrat, 9,8% lemak, 10,4% air dan 3,3% abu.

Tepung Lemna
Praktikku, kali ini, bahan baku yang digunakan selain tepung jagung dan
tepung ikan ada juga tepung Lemna sp. Karakteristik bahan baku Lemna sp. adalah
bersifat hosmofolitan, memiliki umur hidup 10 hari, tingkat produktifitasnya tinggi,
dan biomassa tumbuhan lemna dapat dikeringkan dan disimpan untuk waktu yg
lama. Kandungan nutrisi dari lemna basah adalah 10 - 40% protein, 7 - 14% serat,
35% karbohidrat, 3 - 7% lemak, 29,92% dan kandungan vitamin dan mineral yang
cukup tinggi (Iqbal 1999). Proses pembuatan tepung lemna dilakukan mulai dengan
pemanenan lemna, kemudian ditiriskan selama 15 menit sampai tidak ada air yang
menetes. Setelah itu lemna disusun di wadah pengeringan lalu dijemur selama
kurang lebih 3 hari, selama dilakukan pengeringan lemna dibolak – balik hingga
kering merata. Lemna yang sudah kering dicacah untuk proses penepungan.
Terakhir difermentasi menggunakan probiotik EM4 sebanyak 1 ml dan molase
dengan perbandingan 1:1 kedalaman 100 ml air dan didiamkan selama kurang lebih
3 jam. Karakteristik hasil pengeringan lemna berwarna coklat, memiliki bobot yang
lebih ringan dan mudah hancur bila diremas.

DAFTAR PUSTAKA
Iqbal, S. 1999. Duckweed Aquaculture: Potential, Possibilities and Limitation For
Combined Wastewater Treatment and Animal Feed Production in
Developing Countries.SANDEC Report No. 6/99. Switzerland.
Komariyah dan A. I. Setiawan. 2009. Pengaruh Penambahan Berbagai Dosis
Minyak Ikan yang Berbeda pada Pakan Butan Terhadap Pertumbuhan Benih
Ikan Patin (Pangasius pangasius). PENA Akuatika. 1(1): 19-29.
Mervina. 2009. Formulasi Biskuit dengan Substitusi Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus) dan Isolasi Protein Kedelai (Glycine max) sebagai Makanan
Potensial untuk Anak Balita Kurang Gizi. Skripsi. Departemen Gizi
Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai