Anda di halaman 1dari 9

Materi esensial USBN PPKn 2019

1. PENTINGNYA NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI LANDASAN DALAM


PRAKTEK PENYELENGGARAAN NEGARA

2. DIMENSI NILAI PANCASILA DALAM PRAKTIK PENYELENGGARAAN


NEGARA (SPIRITUAL, KULTURAL DAN INSTITUSIONAL)
- Dimensi spiritual mengandung makna bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan Kepada Tuhan YME sebagai landasan keseluruhan nilai
dalam falsafah negara.
- Tata nilai kultural atau dimensi kultural mempunyai makna bahwa Pancasila
merupakan landasan falsafah negara, pandangan hidup bernegara, dan dasar negara
yang terbentuk dari kebudayaan dan nilai-nilai luhurnya.
- Dimensi institusional mengandung makna bahwa Pancasila harus sebagai landasan
utama untuk mencapai cita-cita, tujuan bernegara, dan dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
3. PELAKSANAAN PASAL 27 UUD NRI TAHUN 1945
Pasal27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. **)

Penerapan :
a. Semua warga negara sama dimata hukum dan harus menaati hukum
b. Warga negara mendapat pekerjaan yang layak
c. Menjaga kedaulatan NKRI, wajib melakukan pembelaan terhadap negara, gotong royong
guna pembangunan bangsa

4. WILAYAH EKSTRA TERITORIAL


Darat : Kantor kedutaan besar Indonesia di negara yang ditempati
Udara : Pesawat yang melintas di wilayah udara negara lain
Laut : Kapal berbendera negara lain yang melintasi perairan Indonesia

5. PENGGOLONGAN HUKUM
A. Sumber : Hukum undang-undang (hukum yang ada dalam perundang-undangan), Hukum
kebiasaan( hukum yang berlaku di dalam peraturan- peraturan atau kebiasaan), Hukum
traktat(ditetapkan oleh negara-negara melalui suatu perjanjian antar negara),Hukum
yurisprudensi(muncul karena adanya keputusan hakim.)
B. Waktu : Ius Constitutum/H.Positif ( Berlaku pada masa sekarang, ex: UU, UUD 1945) dan Ius
Constituendum/H.Negatif (Berlaku di masa yang akan datang, ex : RUU)
C. Fungsi : Hukum material (Hukum yang berisi larangan/perintah, ex KUHP) dan Hukum formal
( Hukum yang berisi cara mempertahankan dan melaksanakan hukum material/cara
penyelesaian/seperti sanksinya, ex : KUHAP)

6. NILAI PANCASILA DALAM KASUS UJI KEPATUTAN DAN KELAYAKAN


PENGANGKATAN KAPOLRI
7. PENGAMALAN NILAI SILA KEEMPAT PANCASILA
- Tidak boleh memaksakan kehendak terhadap orang lain
- Musyawarah untuk mufakat
- Menghargai setiap usulan yang ada
- Melaksanakan hasil keputusan dengan tanggung jawab dan iklas
8. CONTOH PENGINGKARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA DI
LINGKUNGAN SEKOLAH
- Membolos saat pelajaran
- Tidak melaksanakan tugas piket
- Tidak mengerjakan PR
9. KOMPONEN SISHANKAMRATA
- **Pasal 30 ayat 2 UUD 1945 : “usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisisan Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan
rakyat sebagai kekuatan pendukung.”
10. NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PENYELENGGARAAN NEGARA SESUAI
DENGAN SILA KEDUA
1) Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makluk Tuhan.
2) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa
3) Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. yaitu perlu pelurusan dan
penegakan hukum yang kuat jika terjadi penyimpangan-penyimpangan
11. PENTINGNYA PERSAMAAN DI DALAM HUKUM BAGI WNI
Pasal 27 ayat 1
1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
12. MANFAAT KERJASAMA ASEAN
- Memenuhi kebutuhan masing-masing negara
- Mempererat hubungan antar negara ASEAN
- Menambah devisa negara
- Terciptanya kedamaian di wilayah Asia Tenggara
13. DASAR HUKUM PELAKSANAAN HAK WARGA NEGARA DALAM BIDANG
PENDIDIKAN
Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. ****)
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya. ****)
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. ****)
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen
dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. ****)
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia. ****)

14. UPAYA PEMAJUAN HAM PERIODE 1998 SAMPAI SEKARANG


TAP MPR NO XVII/ MPR/1998 tentang HAM
disahkannya sejumlah konvesi
HAM yaitu:
- konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan kejam lainnya dengan UU no5/19999;
- konvensi penghapusan segalah bentuk diskriminasi rasial dengan UUNo.29/1999;
- konvensi ILO No 87 tentang kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk nerorganisasi
dengan kepres No 83/1998;
- konvensi ILO No.105 tentang penghapusan kerja paksa dengan UU No 19/1999 konvensi ILO
No 111 tentang diskirminasi dalam pekerjaan dan jabatan dengan UU no 21/1999;
- konvensi ILO No 138 tentang usia minimum untuk diperbolehkan bekerja dengan UU No
20/1999.
- Program “rencana aksinasioanal HAM pada 15 agustus 1998 yang didasarkan pada empar pilar
yaitu:
1. Persiapan pengesahan perangkat internasional dibidang HAM .
2. Desiminasi informasi dan pendidikan bidang HAM.
3. Penentuan skala prioritas pelaksanan HAM.
4. Pelaksanaan isi perangkat internasional dibidang HAM yang telah diratifikasi melalui
perundang undangan nasional.
15. CONTOH KASUS KEJAHATAN HAM DI INDONESIA
Genosida: Pembantaian Anggota PKI (1965-1966)
Pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan (1946-1947)
Pembantaian Massal Saat Membangun Jalan Raya Pos (1808-1809)
Pembantaian Etnis Tionghoa (1740)
Pembantaian Mandor Oleh Tentara Jepang (1943-1945)
Kejahatan kemanusiaan : Salim kancil, munir, penculikan aktivis, tragedi Trisakti
16. ALASANPENTINGNYA PERLINDUNGAN HAM DALAM NEGARA HUKUM

17. PERAN POLRI


Pasal 30 ayat 4 UUD 1945 : “Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum.”

18. ALASAN PENERAPAN POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF


- Alinea ke-4 UUD 1945, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
- Bebas dalam arti bebas menentukan sikap ke masalah-masalah internasional dan lepas
dari pengaruh blok timur dengan paham komunisnya dan blok barat dengan paham
liberalnya. Sedangkan arti kata aktif adalah selalu aktif dalam membina perdamaian
dunia internasional.

19. PENTINGNYA PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM


- Tegaknya supremasi hukum
- Tegaknya keadilan
- Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat
20. DAMPAK POSITIF KEMAJUAN IPTEK (ekonomi)
1) Makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara kita.
2) Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri
3) Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efi siensi dan menghilangkan biaya
tinggi.
4) Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara.
5) Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
6) Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
21. MAKNA RULE OF LAW
- Pertama, kekuasaan negara Republik Indonesia itu harus mengandung, melindungi,
serta mengembangkan kebenaran hukum (legal truth) bukan demokrasi ugal-ugalan,
demokrasi dagelan, atau demokrasi manipulatif.
- Kedua, kekuasaan negara itu memberikan keadilan hukum (legal justice) bukan
demokrasi yang terbatas pada keadilan formal dan pura-pura.
- Ketiga, kekuasaan negara itu menjamin kepastian hukum (legal security) bukan
demokrasi yang membiarkan kesemrawutan atau anarki.
- Keempat, kekuasaan negara itu mengembangkan manfaat atau kepentingan hukum
(legal interest), seperti kedamaian dan pembangunan, bukan demokrasi yang justru
mempopulerkan fitnah dan hujatan atau menciptakan perpecahan, permusuhan, dan
kerusakan.
22. ANCAMAN TERHADAP NKRI DI BIDANG POLITIK
- Non militer : intimidasi, provokasi, dan blokade politik (luar negeri)
korupsi,kolusi,nepotisme,isu-isu politik (dalam megeri)
- Militer : Menumbangkan pemerintah yang berkuasa, negara lain ikut campur urusan
dalam negeri suatu negara.
23. ASPEK ALAMIAH WAWASAN NUSANTARA
24. PERILAKU YANG MENCERMMINKAN KOMITMEN TERHADAP PERSATUAN
DAN KESATUAN BANGSA

25. PERILAKU YANG MEMBANGUN DEMOKRASI

26. BERSIKAP SELEKTIF DALAM MENGHADAPI KEMAJUAN IPTEK

27. BHINNEKA TUNGGAL IKA

28. DAMPAK POSITIF PERKEMBANGAN IPTEK

29. PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA YANG BERKEADILAN SOSIAL


Prinsip ke sepuluh berarti demokrasi ini menggariskan keadilan sosial di antar berbagai
kelompok, golong dan masyarakat. Artinya, semua masyarakat mendapat perlakuan yang
sama, tanpa melihat tingkat sosial maupun golongan ekonomi tertentu.

30. STRUKTUR LEMBAGA NEGARA DALAM KETATANEGARAAN INDONESIA


PASCA AMANDEMEN

31. PENYELENGGARA URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH


32. TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR (PP NO.33 TAHUN 2018)
Tugas Gubernur
Gubernur sebagai wakil Pemerintah memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan meliputi:
a) Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah provinsi dengan
instansi vertikal, dan antarinstansi vertikal di wilayah provinsi yang bersangkutan;
b) Kordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah provinsi dengan
pemerintah daerah kabupaten/kota di wilayah provinsi yang bersangkutan;
c) Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antarpemerintahan daerah kabupaten/kota di
wilayah provinsi yang bersangkutan;
d) Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota;
e) Menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara serta memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
f) Menjaga dan mengamalkan ideologi Pancasila dan kehidupan demokrasi;
g) Memelihara stabilitas politik;
h) Menjaga etika dan norma penyelenggaraan pemerintahan di daerah; dan
i) Koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di daerah
provinsi dan kabupaten/kota.
Wewenang Gubernur
Gubernur sebagai wakil Pemerintah memiliki wewenang meliputi:
a) Mengundang rapat bupati/walikota beserta perangkat daerah dan pimpinan instansi
vertikal;
b) Meminta kepada bupati/walikota beserta perangkat daerah dan pimpinan instansi vertikal
untuk segera menangani permasalahan penting dan/atau mendesak yang memerlukan
penyelesaian cepat;
c) Memberikan penghargaan atau sanksi kepada bupati/walikota terkait dengan kinerja,
pelaksanaankewajiban, dan pelanggaran sumpah/janji;
d) Menetapkan sekretaris daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e) Mengevaluasi rancangan peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, pajak daerah, retribusi daerah, dan tata ruang wilayah kabupaten/kota;
f) Memberikan persetujuan tertulis terhadap penyidikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah kabupaten/kota;
g) Menyelesaikan perselisihan dalam penyelenggaraaan fungsi pemerintahan
antarkabupaten/kota dalam satu provinsi; dan
h) Melantik kepala instansi vertikal dari kementerian dan lembaga pemerintah
nonkementerian yang ditugaskan di wilayah provinsi yang bersangkutan.

33. CONTOH KERJASAMA ANTARA EKSEKUTIF DENGAN LEGISLATIF


Hubungan Antara Eksekutif dan legislative :

1. MPR melantik presiden yang dipilih oleh rakyat.


2. Pada pasal 11 UUD 45, presiden dalam kekuasaan eksekutif meminta persetujuan
DPR untuk menyatakan perang, membuatn perdamaian dan perjanjian dengan Negara
lain
3. Presiden dalam kekuasan eksekutifnya meminta pertimbangan DPR sebagai
kekuasan legislative dalam mengangkat duta dan menempatkan duta dari Negara lain.
4. Pada pasal 5 UUD 1945 presiden pula mempunyai kekuasaan membentuk undang
undang dengan persetujuan DPR
5. Sebaliknya DPR dalam kerangka badan legislative memunyai control terhadap
jalanya pemerintahan, dimana mempunyai Hak bertanya, Hak interplasi, dan Hak angket
6. Legislative khususnya MPR mempunyai hak impeachment atau memberhentikan
presiden dalam masa jabatanya. Manakala terbukti melanggar hokum
7. Presiden memberikan abolisi dengan pertimbangan DPR
34. LEMBAGA NEGARA PEMBENTUK UNDANG – UNDANG
lembaga negara pembentuk undang-undang adalah lembaga negara yang ikut dalam proses
pembentukan undang-undang, yaitu terdiri dari DPR, Presiden dan DPD. Hanya saja
kekuasaan untuk membentuk undang-undang,berada ditangan DPR.
35. KEKUASAAN KONSTITUTIF
Kekuasaan Konstitutif yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan Undang-undang Dasar.
Kekuasaan ini dijadikan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagaimana ditegaskan
dalam Pasal 3 ayat (1) UUD 1945
36. KEKUASAAN PRESIDEN RI
TUGAS SEBAGAI KEPALA NEGARA :
1. Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara.
2. Dengan adanya persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat untuk menyatakan perang,
membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
3. Presiden menyatakan negara dalam keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya
negara dalam keadaan bahaya yang ditetapkan dalam undang-undang.
4. Memberikan grasi (potongan masa tahanan) dan rehabilitasi dengan
memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung (MA).
5. Presiden berwenang memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan
yang diatur undang-undang.
TUGAS SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN :
1. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan tertinggi menurut UUD.
2. Presiden mempunyai hak untuk mengangkat dan memberhentikan menteri.
3. Presiden menetapkan peraturan pemerintah.
4. Presiden menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (dalam
kepentingan yang memaksa).
5. Presiden berhak mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian
persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.
37. NILAI DASAR PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
1. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak mempunyai
kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara ("Eenheidstaat"), yang berarti
kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia tidak akan
terbagi di antara kesatuan-kesatuan pemerintahan; dan
2. Nilai dasar Desentralisasi Teritorial, dari isi dan jiwa pasal 18 Undang-undang Dasar
1945 beserta penjelasannya sebagaimana tersebut di atas maka jelaslah bahwa Pemerintah
diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi(penyerahan Kekuasaan Pemerintahan
Daerah oleh Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonom) dan
dekonsentrasi (sebuah kegiatan penyerahan berbagai urusan dari pemerintahan pusat kepada
badan-badan lain). di bidang ketatanegaraan.
38. PENDAPATAN ASLI DAERAH
- Pendapatan Asli Daerah:
1. Pajak daerah
2. Retribusi daerah
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
- Dana Perimbangan :
1. Dana bagi hasil
2. Dana alokasi umum
3. Dana alokasi khusus
- Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah :
1. Pendapatan hibah
2. Pendapatan dana darurat

39. BENTUK KERJASAMA EKSEKUTIF DENGAN YUDIKATIF


- Pemberian grasi presiden dengan pertimbangan MA
-
40. KONSEKUENSI DESENTRALISASI
Penyerahan Kekuasaan Pemerintahan Daerah oleh Pemerintah Pusat kepada daerah
otonom berdasarkan Asas Otonom.
Bagi yang optimis akan melihat desentralisasi sebagai upaya peningkatan efektivitas
pemerintahan, sedangkan yang pesimis melihat desentralisasi akan meningkatkan
kekerasan dan korupsi.

ESSAY :

41. UPAYA PENCEGAHAN PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN


KEWAJIBAN
a. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan.
b .Mengoptimalkan peran lembagalembaga selain lembaga tinggi negara yang berwenang
dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti KPK, Lembaga Ombudsman
Republik Indonesia, Komnas HAM KPAI, dan Komnas Perempuan.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
d. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap setiap
upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
e. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat
melalui lembaga pendidikan formal
f. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dala masyarakat
agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing.
42. KASUS PELANGGARAN HAK TERKAIT DENGAN PELAKSANAAN NILAI
PANCASILA
43. STRATEGI MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
DARI ASPEK TRIGATRA (Geografis, SDA, SDM, Kependudukan)
1. Dengan adanya komposisi penduduk yang beraneka ragam dijadikan suatu anugerah dan
sarana saling melengkapi guna pembangunan bangsa.
2. Letak geografis Indonesia menjadikan Indonesia beragam suku budaya namun tetap satu
identitas yaitu sebagai bangsa Indonesia
3. Laut yang memisahankan kepulauan di Indonesia bukan dijadikan sebagai pemisah
daerah namun sebagai alat pemersatu antar daerah
4. Adanya transmigrasi untuk mempererat persatuan antar suku bangsa satu dengan yang
lainnya

44. ARGUMENTASI YANG MENDUKUNG PEMBAGIAN KEKUASAAN DI


INDONESIA
1. Pembagian kekuasaan secara horizontal (embagian kekuasaan menurut fungsi
lembaga-lembaga tertentu/sederajat)
- Konstitutif MPR Pasal 3 ayat (1) UUD 1945
Mengubah dan menetapkan UUD
- Legislatif DPR Pasal 20 ayat (1) UUD
Membentuk undang-undang
- Eksekutif Presiden Pasal 4 ayat (1) UUD
Memegang kekuasaan pemerintahan
- Yudikatif MA MK Pasal 24 ayat (2) UUD 1945
Menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan
- Eksaminatif/Inspektif BPK Pasal 23 E ayat (1) UUD
Penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara.
- Moneter BI Pasal 23 D UUD
yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara
kestabilan nilai rupiah.
2. Pembagian kekuasaan secara vertikal
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut
tingkatnya, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan. Pasal 18
ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerahdaerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. Oleh karena itu
Indonesia menganut sistem desentralisasi serta otonomi daerah
45. DAMPAK POSITIF PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH

Anda mungkin juga menyukai