Karsinoma Nasofaring
kriteria Diagnosis
untuk tindakan radiasi penderita telah dilengkapi hasil PA dari dokter spesialis THT
Diagnosis Banding
-
Pemeriksaan Penunjang
Foto kepala termasuk water s, CT kepala, simulator dan laboratorium
Terapi
Dengan pesawat Co-60 atau Lineac yang berenergi megavolt, lapangan radiasi di sesuaikan dengan stadia
tumor, dilakukan radiasi 4 kali setiap minggu selama 4-5 minggu
Konsultasi
Dokter spesialis THT
Perawatan RS
Kalau diperlukan
Standar RS
Tipe A dan B
Penyulit
Keadaan umum yang menurun dan reaksi lokal yang berlebihan
Informed consent
Tertulis tidak perlu
Standar Tenaga
Dokter Spesialis Radiologi Plus
Lama tindakan
5 minggu
Masa Pemulihan
Bergantung stadium
Luaran
Sembuh dan berkembang lanjut bergantung stadium
PA
-
Autopsi
-
Nama penyakit/Diagnosis
Karsinoma Mamma
kriteria Diagnosis
untuk tindakan radiasi penderita telah dilengkapi hasil PA dari dokter Ahli Bedah Tumor
Diagnosis Banding
-
Pemeriksaan Penunjang
Mammografi, foto toraks, USG, bone survey, isotope bone scanning, laboratorium rutin, serta simulator
Terapi
Dengan pesawat Co-60 atau Lineac yang berenergi megavolt, lapangan radiasi di sesuaikan dengan stadia
tumor, dilakukan radiasi 5 kali setiap minggu selama 4-5 minggu
Konsultasi
Dokter Spesialis Bedah Tumor dan Penyakit Dalam
Perawatan RS
Kalau diperlukan
Standar RS
Tipe A dan B
Penyulit
Keadaan umum yang menurun dan reaksi lokal yang berlebihan
Informed consent
Tertulis tidak perlu
Standar Tenaga
Dokter Spesialis Radiologi Plus
Lama tindakan
5 minggu
Masa Pemulihan
Bergantung stadium
Luaran
Sembuh atau meninggal bergantung stadium
Nama penyakit/Diagnosis
Keganasan Primer Serviks Uteri
kriteria Diagnosis
untuk tindakan radiasi penderita telah dilengkapi hasil PA dari dokter spesialis Kandungan dan Kebidanan
Diagnosis Banding
-
Pemeriksaan Penunjang
IVP, Foto Toraks, Laboratorium, serta Simulator
Terapi
Dengan pesawat Co-60 atau Lineac(teleterapi) serta brakiterapi yang berenergi megavolt, lapangan radiasi
di sesuaikan dengan stadia tumor, dilakukan radiasi 5 kali setiap minggu selama 4-5 minggu
Konsultasi
Dokter spesialis Kandungan
Perawatan RS
Selama dilakukan radiasi internal 1-4 hari
Standar RS
Tipe A dan B
Penyulit
Sistitis, proktitis, sigmoiditis, enteritis, lekopeni, trombositopeni, anemia, cedera usus halus, fistulasi,
nekrosis puncak vagina
Informed consent
Perlu tertulis, untuk brakiterapi, lisan untuk teleterapi
Standar Tenaga
Dokter Spesialis Radiologi Plus
Lama tindakan
5 minggu
Masa Pemulihan
- Sekitar 1-2 bulan
- Bergantung stadium
Luaran
Sembuh total dan sembuh parsial atau tumor berkembang
Nama penyakit/Diagnosis
Batu Traktus Urinarius, Yaitu
- Batu pada kalik
- Batu pada leher kalik
- Batu pada pelvis renis (staghorn stone)
- Batu pada parenkim ginjal (nefrolitiasis)
- Batu pada ureter
- Batu pada vesika urinaria
kriteria Diagnosis
klinis
- Pegal dan nyeri pinggang
- Kolik pada pinggang menjalar kedepan bawah
- Hematuria
Radiologis
- USG ginjal, ureter (1/3 proksimal dan 1/3 distal) dan vesika urinaria
- Foto Polos Abdomen (FPA) dan Pielografi Intravena (PIV)
- Pemeriksaan renogram
A. Hasil Penafsiran Pemeriksaan USG
1. Dapat mendeteksi batu radioopak dan radiolusen
2. Gambaran Batu : merupakan bayangan hiperekoik dengan bayangan akustik
dibelakangnya
3. Biasanya sukar menilai batu dalam ureter, kadang-kadang dapat mendeteksi Batu ureter
1/3 atas dan 1/3 bawah (prevesikal)
4. Dapat mengevaluasi komplikasi dari batu terhadap korteks, parenkim dan sistem
pelviokalises ginjal
B. Hasil Penafsiran Pemeriksaan FPA-PIV
1. Dapat menilai batu radioopak, lokasi dan jumlahnya
2. Batu Radiolusen kadang-kadang dapat dinilai pada foto-foto setelah diberi kontras
3. Dapat mengevaluasi keadaan korteks, parenkim dan sistem pelviokalises ginjal, serta
komplikasi yang disebabkan oleh batu ginjal
C. Hasil Penafsiran Pemeriksaan renogram dapat mengevaluasi fungsi ginjal
Diagnosis Banding
- Klasifikasi bukan karena batu , misalnya pada TBC ginjal
- Gumpalan darah (diagnosis banding /batu radiolusen)
Pemeriksaan Penunjang
- USG
- Foto Polos Abdomen
- Pielografi Intravena
- Retrograde Pielografi
- Renogram
- Urografi infuse (drip)
- CT scan ginjal, ureter dan vesika urinaria
Terapi
Oleh Doter Urologi/Bedah
Konsultasi
Dokter Ahli Radiologi, Ahli Urologi/Bedah
Perawatan RS
Dokter Klinis (ahli bedah) urologi
Standar RS
Minimal RS tipe D
Penyulit
- Sewaktu penderita kolik hebat
- Penderita tidak kooperatif
- Penderita alergi kontras menderita asma, alergi, neurodermatitis, alergi bila minum obat/ suntikan
penisilin dan lain-lain
Informed consent
Tertulis tidak perlu
Standar Tenaga
Dokter Umum Plus, Dokter Ahli Radiologi
Lama Pemeriksaan
30-45 menit
Masa Pemulihan
Beberapa kali kontrol dengan pemeriksaan USG dan foto X-Ray
Luaran
- Diagnosis atau diagnosis banding yang dikirim ke dokter yang merawat
- Bergantung stadium
PA
-
Autopsi
-
Nama penyakit/Diagnosis
Batu Traktus Biliaris, yang Meliputi
- Batu Kandung Empedu
- Batu Saluran Empedu Intra dan Ekstrahepatik
kriteria Diagnosis
Klinis
- Discomfort atau nyeri perut kanan atas
- Nyeri epigastrium
- Mual, muntah
- Perut kembung
Radiologis
Diagnosis Banding
- Polip didalam kandungan empedu atau pada saluran empedu
- Hemangioma hati
- Klasifikasi hati
Pemeriksaan Penunjang
- USG
- Foto polos abdomen kanan
- Kolesistografi oral
- Kolesistografi infuse (drip)
- Kolesistografi intraoperatif
- Kolesistografi perkutaneus transhepatik
Terapi
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Dokter Spesialis Bedah
Konsultasi
- Dokter Ahli Radiologi
- Ahli Bedah
- Ahli Penyakit Dalam
Perawatan RS
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Dokter Spesialis Bedah
Standar RS
Minimal RS Tipe D
Penyulit
Penderita alergi baik alergi kontras atau menderita penyakit alergi seperti asma, alergi bila minum obat
tertentu atau suntikan penisilin dan lain-lain
Informed consent
Tertulis tidak perlu
Standar Tenaga
- Dokter Umum Plus
- Dokter Spesialis Radiologi Plus
Lama Pemeriksaan
30-45 menit
Masa Pemulihan
Kontrol USG dan foto X-Ray
Luaran
- Diagnosis atau diagnosis banding yang dikirim kedokter yang merawat
- Bergantung stadium
PA
-
Autopsi
-
Nama penyakit/Diagnosis
Mitral Stenosis
kriteria Diagnosis
Klinis
- Berdebar –debar
- Sering sesak nafas
- Cepat lelah
- Kadang-kadang rasa seperti semaput
Ragiologis
- Foto analisis jantung (cor analysis) dengan barium, toraks AP dan lateral
- Indeks kardiotoraksis 50%
- Jantung membesar kekiri
- Pinggang jantung menonjol
- Aortic knob relative mengecil
- Atrium kiri membesar dengan tanda-tanda: kontur ganda, bifurkasio trakea melebar kekanan atau
kebelakang, identasi barium
Diagnosis Banding
- Kelainan jantung bawaan
- Kelainan jantung lain, misalnya mitral insufficiency (MI)
Pemeriksaan Penunjang
- Foto Analisis Cor
- Ekokardiografi
- CT Scan jantung
- Angiokardiografi
Konsultasi
- Dokter Spesialis Radiologi
- Dokter Spesialis Kardiologi
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Perawatan RS
Dokter Spesialis kardiologi atau Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Standar RS
Minimal RS Tipe C
Penyulit
Oleh karena keadaan penderita, sukar membuat posisi foto yang diperlukan
Informed consent
Tertulis tidak perlu
Standar Tenaga
- Dokter Umum plus
- Dokter Spesialis Radiologi Plus
Lama pemeriksaan
10 menit
Masa Pemulihan
Kontrol foto dan pemeriksaan ekokardiografi
Luaran
Diagnosis atau diagnosis banding yang dikirim kedokter yang merawat
PA
-
Autopsi
-
Nama penyakit/Diagnosis
Nyeri Epigastrium
kriteria Diagnosis
Klinis
Nyeri epigastrium (hilang timbul atau menetap) yang disertai mual atau muntah
Radiologis
a. pemeriksaan USG pada sistem traktus biliaris
b. pemeriksaan USG pada pancreas
c. pemeriksaan esophagus, lambung-duodenum (maag-duodenum)
A. Hasil penafsiran USG traktus biliaris
Kelainan traktus biliaris yang menyababkan nyeri epigastrium:
1. Kolesistitis: penebalan/berlapis dinding kandung empedu atau saluran empedu
2. Kolesterolase: multiple polyp didalam kandung empedu merupakan internal echo tanpa
bayangan akustik
3. Tumor dalam kandungan empedu dan saluran empedu merupakan massa kompleks yang
meliputi hiper/iso/hipoekik dalam kandungan empedu atau saluran empedu
4. Sludge (lumpur) dalam kandung empedu, merupakan bayangan hiperkoik, berbentuk
bintik-bintik halus dapat mengisi seluruh atau sebagian kandungan empedu, tanpa
bayangan acustic echo
B. Hasil penafsiran USG Pancreas
Kelainan pancreas yang menyebabkan nyeri epigastrium
1. Pancreatitis Akut/Pancreatitis kronis
2. Distribusi echo pada jaringan pancreas hiperekoik, tidak merata, pancreas melebar,
batas-batas tidak rata, kadang-kadang ada klasifikasi
3. Pancreatitis dengan pseudokista (flegmon) gambaran USG idem dengan pancreatitis
ditambah dengan gambaran pseudokista, berupa daerah hipoekik, batas tidak tegas
4. Karsinoma kaput pancreas tampak sebagai massa kompleks densitas hiper-iso dan
hipoekoik, massa dapat melebar pada daerah kaput pancreas
C. Pemeriksaan esophagus, lambung-duodenum (maag duodenum)
Esofagitis
Tampak daerah fundus melebar kebelakang (posterior) sehingga membentuk kantung yang ireguler
Divertikel pada esophagus, lambung/duodenum
Tampak daerah additional defect, bertangkai keluar dari dinding esophagus/lambung/duonemum. Dinding
divertikel dapat rata (divertikulosis) atau tidak rata (ireguler) disebut diverticulitis
Gastritis
Mukosa lambung yang disebut magen strasse menebal dan melebar, dapat juga berupa garis terputus-
putus. Pada gastriris atropikan dapat berupa gambaran lingkaran/elips dengan titik tengahnya
Tampak gambaran radioopak sejajar atau membentuk lingkaran pada lambung atau bulbus duodeni
Diagnosis Banding
- Kolesistitis
- Batu kandung empedu dan saluran empedu
- Kelosterolase
- Tumor kandung empedu
- Pancreatitis/ Pankreatitis kronis
- Pancreatitis dengan pseudokista (flegmon)
- Karsinoma kaput pancreas (stadium awal)
- Kaskade lambung
- Divertikel pada esophagus, lambung dan duodenum
- Gastritis
- Ulkus jinak/ulkus ganas (karsinoma gaster stadium permulaan)
- Cacing dalam lambung bulbus duodeni dan duodenum
Pemeriksaan Penunjang
- USG atas (kandung/saluran empedu, pancreas)
- Pemeriksaan esophagus, lambung, duodenum
- Pemeriksaan oral, intravena atau kolesistografi infuse
- Pemeriksaan kolesistografi intraoperatif
- Pemeriksaan CT Scan abdomen atas
- Pemeriksaan kolangiografi perkutaneus transhepatik
- Pemeriksaan ERCP
Terapi
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Dokter Spesialis Bedah
Konsultasi
- Dokter Spesialis Radiologi
- Dokter Spesialis Bedah
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Perawatan RS
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Dokter Spesialis Bedah
Standar RS
Minimal RS Tipe D
Penyulit
Penderita tidak kooperatif
Informed consent
Tertulis tidak perlu
Standar Tenaga
- Dokter Umum Plus
- Dokter Spesialis Radiologi Plus
Lama Pemeriksaan
Variable (10 menit-1jam)
Masa Pemulihan
Kontrol foto abdomen dan toraks
Luaran
Diagnosis atau diagnosis banding yang dikirim kedokter yang merawat
PA
-
Autopsi
-
Nama penyakit/Diagnosis
Keganasan Sekunder
kriteria Diagnosis
Klinis
Nyeri pada tulang atau pada daerah tertentu, malaise, sesak nafas, hemoptoe, hematemesis dan melena
Radiologis dan imejing
Bone survey I
Pemotretan os kepala AP dan lateral, toraks, pelvis, femur kanan-kiri AP dan lateral, humerus kanan-kiri
AP lateral, kruris dan kaki kanan-kiri AP dan leteral, serta kolumna vertebralis (daerah yang nyeri)
Bone survey II
- Pemotretan antebraki dan tangan kanan-kiri AP dan lateral
- Pada foto tampak tanda-tanda metastasis berupa:
a. Osteosklerosis
b. Osteoporosis
c. Fraktur patalogis
- Foto toraks untuk menilai metastasis pada paru
Pada foto tampak coin lesion pada paru dan osteoporotic atau fraktur patologis pada iga.
Pemeriksaan USG abdomen meliputi hati, kandung empedu, pancreas, ginjal, kelenjar limfe,
paraaortal dan inguinal. Pada hasil USG tampak:
a. Hati : Bayangan hiperekoik dan hipoekik soliter maupun multiple
b. Pancreas : Bayangan hipoekik berbatas tidak tegas
c. Ginjal : Bayangan kompleks batas tidak tegas pada ginjal kanan-kiri
d. Kelenjar limfe : Bayangan bundar densitas kompleks (campur) batas tidak rata, menekan
aorta dan a. iliaka
Diagnosis Banding
Bergantung lokasinya
Pemeriksaan Penunjang
- Bone survey I dan II
- Foto toraks
- USG abdomen
Terapi
Dokter Spesialis Bedah, Penyakit Dalam Dan Ortopedi
Konsultasi
- Dokter Spesialis Radiologi
- Dokter Spesialis Bedah
- Dokter Spesialis Penyakit Dalam
- Dokter Spesialis Ortopedi
Perawatan RS
Dokter tersebut di atas
Standar RS
Minimal RS Tipe C
Penyulit
Penderita tidak kooeperatif
Informed consent
Tertulis tidak perlu
Standar Tenaga
Dokter Spesialis Radiologi
Lama Pemeriksaaan
15 menit
Masa Pemulihan
- Kontrol foto dan USG
- Kontrol CT Scan
Luaran
Diagnosis dan diagnosis banding yang dikirim ke dokter yang merawat
PA
-
Autopsi
-
Nama penyakit/Diagnosis
Penentuan Kehamilan
kriteria Diagnosis
Klinis
Terlambat dating bulan, mual, muntah
Radiologis
- dilakukan pemeriksaan USG trans-abdominal dan trans vaginal
- Tampak gambaran kantong gestasi (gestasional stic), bundar atau lonjong, hipoekik dan berbatas
tegas dengan internal echo yang hiperekoik di dadalamnya
- Usia kehamilan dini yang dapat terdeteksi
a. Dengan pemeriksaan USG trans-abdominal
b. Dengan pemeriksaan USG trans-vaginal
Diagnosis Banding
- Bukan kehamilan
- Kehamilan diluar kandungan
- Molahidatidosa
Pemeriksaan Penunjang
USG
Terapi
Dokter Umum Plus atau Dokter Spesialis kandungan
Konsultasi
Dokter spesialis Radiologi atau Dokter Spesialis Kandungan
Penyulit
-
Informed consent
Tertulis tidak perlu
Standar Tenaga
Dokter Umum Plus, Dokter Spesialis Radiologi
Lama Pemeriksaan
5 menit
Masa Pemulihan
Kontrol USG sampai pasien partus (bergantung indikasi)
Luaran
Diagnosis dan diagnosis banding yang dikirim ke dokter yang merawat
PA
-
STANDAR PELAYANAN
PENUNJANG
PATOLOGI
PATOLOGI KLINIK
Demam Berdarah Dengue
Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis
1. Hematologi
Bahan pemeriksaan
- Untuk Ht, Trombosit dan sediaan apus ditambah EDTA 1mg/ml darah
- Untuk pemeriksaan koagulasi dan D dimer dipakai darah dengan antikoagulan Natrium Sitrat 0.109
M (1:9)
2. Serologi
a. Hemaglutination inhibition test (HIT)
b. IgM Dengue IgG Dengue
c. Dengue blot
3. Isolasi Virus
Darah diambil pada masa akut yaitu waktu terjadi viremia
- CK
- CKMB
- LDH
- Troponin T
3. Pemeriksaan untuk menyingkirkan penyebab hipertensi
- Hematologi rutin dan urinalisis dimaksudkan untuk menyingkirkan anemia yang dapat menambah
beban jantung, jumlah leukosit dapat dipakai untuk memantau pengobatan. Urinalisis diperlukan
untuk mamantau keadaan ginjal
- Diabetes mellitus merupakan factor resiko penyakit jantung koroner, kadar gula darah dapat pula
menjadi petunjuk kearah sindroma cushing, hipertiroidisme dan feokromositoma
- Kadar ureum dan kreatinin menilai adanya gangguan faal ginjal, memberi petunjuk kearah
penyebab hipertensi
- Hipokalemia dapat memeberi petunjuk kearah penyakit korteks adrenal. Pemeriksaan kalium serum
dapat dipakai sebagai fase line pada terapi diuretic
- Penetapan profil lemak darah diperlukan untuk menilai factor resiko penyakit jantung koroner
- Asam urat serum dapat member petunjuk tidak langsung tentang viskositas darah
- Faal hati diperlukan untuk jadikan nilai dasar terapi metildopa
- Penetapan kadar renin untuk menentukan etiologi renovaskuler dan terapi yang tepat
- Pemeriksaan status tiroid untuk menentukan hipertiroidisme/hipotiroididme
Gagal jantung
Hasilnya pemeriksaan laboratorium pada gagal jantung bergantung pada beratnya penyakit. Pada
umumnya dijumpai kelainan yang menunjukkan gangguan faal organ akibat kegagalan sirkulasi, misalnya:
- Gangguan faal paru, dapat terjadi retensi CO2 sehingga terjadi asidosis respiratoris
- Gangguan faal ginjal, penurunan GFR mengakibatkan peningkatan produksi renin dan aldosteron
dengan akibat retensi yang berakibat ekskresi K hingga terjadi hipokalemia dan alkalosis. Jika
berlanjut menjadi ggal ginjal maka mungkin terjadi asidosis matabolik. Menurunnya GFR juga
mangakibatkan oliguri dengan berat jenis urin yang tinggi dan proteinuri. Selain itu dapat terjadi
peningkatan kadar ureum dan kreatinin darah serta penurunan bersihan kedua zat
- Gangguan faal hati, peningkatan tekanan vena sistemis mengakibatkan bendungan sirkulasi darah di
hati yang dapat dilihat dari peningkatan aktivitas SGOT,SGPT,LDH dan fosfatase lindi. Dapat
terjadi hiperbilirubinemia ringan yang disebabkan bendungan dan hemolisis intravaskuler .
dapat juga terjadi gangguan sintesis protein dihati.
Enzim tersebut menunjukkan sensitivitas yang tinggi untuk infark miokard akut, tetapi tidak spesifik.
Spesifitas dapat ditingkatkan dengan aktivitas isoenzimnya seperti: CK-MB, LDHI, Dan LDH2
Pemeriksaan laboratorium untuk follow up