(KCP) PAMEKASAN.
syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan
mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi.2 Sebagai sebuah bank dengan
prinsip khusus, maka bank islam diharapkan dapat menjadi lembaga keuangan
yang menjembatani antara pemilik modal atau pihak yang memiliki kelebihan
dana dan dengan pihak yang membutuhkan dana. Fungsi yang dijalankan oleh
bank islam ini diharapkan dapat menutup kegagalan fungsi sebagai lembaga
layanan merupakan faktor kunci yang akan menjadi keunggulan daya saing. Hal
ini terjadi karena bank sebagai suatu perusahaan jasa, mempunyai ciri berupa
1 Putri Dwi Cahyani, Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Kualitas Layanan Perbankan Syariah di
Yogyakarta, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Volume 6 (2), Oktober 2016, hlm. 152
2 Hasan, Analisis Industri Perbankan Syariah, Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan, Juli 2011, Volume
mudah ditirunya suatu produk yang telah dipasarkan. Oleh karena itu bank syariah
mampu mendapatkan keunggulan kompetitif dari bank lain.4 Salah satu faktor
faktor promosi, dan kepuasaan nasabah ikut menentukan diterimanya bank syariah
produk, rasa responsivitas, biaya administrasi yang lebih hemat, ketepatan waktu
terkadang mereka tidak menyadari bahwa rencana, dan aktivitas yang sedang
dijalankan oleh perusahaan adalah merupakan salah satu strategi bersaing. Bentuk
dan strategi dapat bervariasi dari satu industri ke industri lain, dari perusahaan ke
4 Putri Cahyani, Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Kualitas Layanan Perbankan Syariah di Yogyakarta,
hlm. 152.
5 Nurhayati & Fatmasaris Sukesti, Peningkatan Loyalitas Nasabah Bank Syariah Melalui Peningkatan
Kualitas Layanan dan Kepuasan Dengan Variabel Religiusitas Sebagai Variabel Moderating, Jurnal
Economica, Volume VII/Edisi 2/Oktober 2016, hlm. 142
6
Ali hasan, Marketing Bank Syariah, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 91
3
perusahaan lain dan dari situasi ke situasi lain yang berbeda. Sehingga setiap
Pada dasawarsa ini, tidak dapat dipungkiri telah terjadi persaingan yang
sangat ketat pada industri perbankan. Oleh karena itu, perilaku perusahaan yang
terjadi pada jumlah perbankan yang masih banyak, tetapi juga pada persaingan
untuk memperoleh nasabah baru serta untuk mempertahankan nasabah yang sudah
pengetahuan, keyakinan dan penilaian terhadap merk, kinerja produk, citra, dan
pelayanan bank yang diterima oleh nasabah. Sekali penilaian terhadap merk,
panjang.9
syariah untuk dapat meningkatkan pendapatan bank yang berasal dari fee atas
Pelayanan yang dapat memuaskan nasabah ialah pelayanan jasa yang cepat dan
akurat. Harapan nasabah dalam pelayanan jasa bank ialah kecepatan dan
7 Budi Gautama Siregar, Strategi Bersaing Dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah PT. Bank Sumut Cabang
Syariah Padang Sidimpuan, FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol.03 No.1 Juni 2017, Dosen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Padang sidimpuan, hlm. 40
8 Aulia Danibrata, Pengaruh Strategi Bersaing Dengan Menggunakan Kualitas dan Kerelasian Pelanggan
Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Industri Perbankan, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.15, No.1, Juni
2013, hlm. 90
9 Aulia Danibrata, Pengaruh Strategi Bersaing Dengan Menggunakan Kualitas dan Kerelasian Pelanggan
beberapa dari nasabah yang merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan
oleh pihak bank. Salah satu contoh kualitas pelayanan dari karyawan kepada
nasabah masih kurang baik, ada beberapa nasabah yang mengeluhkan tentang
pelayanan di teller harus menunggu agak lama disaat melakukan transaksi, baik
ketika akan menabung, dan mengambil uang. Serta ada beberapa nasabah yang
yang sering mengalami eror system. Dan ada juga ada beberapa yang
pelayanan Customer Service kepada nasabah saya melihat sudah cukup baik.11
10 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011) Edisi Pertama, Cet-1, hlm 42-43
11 Hasil pengamatan langsung di Bank BRISyariah KCP Pamekasan tanggal 03 oktober 2017
12 Philip Kotler, Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 2004) Edisi ke-12, hlm.
293
5
PAMEKASAN”
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Asumsi Penelitian
memiliki dasar berpijak yang kokoh terhadap masalah yang diteliti. Adapun
orang lain.15
F. Hipotesis Penelitian
13 Tim Penyusunan Pedoman Karya Ilmiah, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Pamekasan: STAIN
Pamekasan, 2015), hlm. 10
14 Meyta Pritandhari, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan dan Dampaknya
Terhadap Keunggulan Bersaing (studi Pada BMT AMANAH UMMAH SUKOHARJO) jurnal Pendidikan
Ekonomi UM Metro Vol.3 No.1 2015, hlm. 53
15
Ibid, hlm. 53
7
G. Kegunaan Penelitian
16 Tim Penyusunan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Pamekasan,
STAIN Press,2015), hlm 10
17
Nanang Martono, Manajemen Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 63
8
diberikan, baik dalam memperbaiki kekurangan atau kelemahan yang ada maupun
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini berguna untuk menerapkan teori yang telah didapat selama
kuliah pada kenyataan yang ada, serta merupakan kesempatan untuk menambah
kepuasan kepada nasabah dan menciptakan loyalitas dalam bisnis jasa perbankan.
Ada empat variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu
terlalu luas dan membutuhkan pemahaman yang teliti, maka penulis perlu
1. Variabel Moderating/Moderasi
1) Transaksi berulang
18
Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 17
9
1) Kualitas produk
2) Kualitas pelayanan
3) Emosi
4) Harga
1) Keandalan (Reability)
4) Jaminan (Assurance)
5) Empati (Emphaty)
1) Kemampuan bersaing
2) Keluasan jaringan
19 J.F. Engel, R.D Blackwell, and P.W Miniard, Perilaku Konsumen Jilid 1, (Jakarta: Binapura Aksara, 1994),
hlm. 26
20 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Salemba Emban
Patria,2001), hlm. 3
21 Yenny Rachmawati Setiawan, Pengaruh Kepuasan Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah dan Strategi
Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Pada Bank Permata Cabang Yogyakarta, Skripsi Universitas
Diponegoro Semarang, 2006, hlm. 52
10
4) Keunggulan teknologi
4. Lokasi Penelitian
(KCP) Pamekasan yang berlokasi di Jln. Jokotole No.72, kec. Pamekasan, Kab.
Pamekasan.
I. Definisi Istilah
seperti:
menjadi kebiasaan yang telah ada keterkaitan dan keterlibatan tinggi pada
pelanggan.24
dan sumber daya suatu perusahaan untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi
22 Philip Kotler, Kevin Lane Keller, Marketing Management, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008), hlm. 136
23 Conny Sondakh, Kualitas Layanan, Citra Merek dan pengaruhnya terhadap Kepuasan dan Loyalitas
Nasabah Tabungan (Studi Pada Nasabah Taplus BNI Cabang Manad0), Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen
vol.3, No.1,2014, diakses pada, 24 November 2018 hlm. 24
24
Ibid, hlm. 21
11
J. Kajian Pustaka
1. Kajian Teoritik
Teori perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang atau
membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi. Perilaku konsumen ini terlihat
ketika mencari informasi tentang produk yang akan dibeli sampai akhirnya produk
keadaan dimana dirasakan tidak ada dalam diri seseorang, seperti kebutuhan akan
rasa aman, lapar, haus, dan kebutuhan lainnya. Dalam praktiknya kebutuhan
konsumen yang perlu dipelajari untuk mengetahui dan memahami motivasi yang
adalah teori ekonomi mikro, teori psikologis, teori sosiologi, dan teori
antropologi.28
barang yang akan memberikan kegunaan (kepuasan) paling banyak, sesuai dengan
2) Teori Psikologis
manusia, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung. Ada beberapa
teori yang termasuk teori dalam psikologis yang secara garis besar dapat dibagi
3) Teori Sosialis
Teori ini sering disebut juga teori psikologis social, dikemukakan oleh
ahli-ahli sosiologis yang lebih menitik beratkan pada hubungan dan pengaruh
28Basu Swatsha Dharmesta dan Hani Handoko, Manajemen Pemasaran dan Analisis Perilaku Konsumen,
(Yogyakarta: Penerbit Liberty, 1997), hlm.67
13
antara individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka. Jadi lebih mengutamakan
perilaku konsumen dari pada perilaku individu. Keinginan dan perilaku seseorang
4) Teori Antopologis
yang lebih diutamakan dalam teori ini adalah kelompok yang lebih besar atau
ruang lingkupnya luas, bukan kelompok kecil seperti keluarga. Yang termasuk
dalam kelompok besar ini antara lain kebudayaan, sub-culture, dan kelas-kelas
social.
keluarannya pada semua bank relatif sama. Hakikat dari kegiatan perbankan
syariah juga sama dengan bank lain, yaitu pelayanan jasa profesional yang
(berkelanjutan). Bank syariah bagi nasabah, bukan sekedar melepaskan diri dari
fenomenan agama, seperti haram dan riba dalam menitipkan uang, tetapi lebih
dari itu adalah sebagai mitra bisnis dalam membangun masa depan, dan
melakukan penarikan kembali saat diperlukan. Komoditas bank adalah uang, yang
mengambilnya. Semua aktifitas itu harus dilayani dengan baik dan memuaskan.29
29
Ali Hasan, Marketing Bank Syariah (Bogor: Ghalia Indonesia), hlm. 98
14
dari unsur riba, juga apakah produk yang ditawarkan oleh bank itu dapat
diperlukan oleh nasabah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
nasabah adalah:30
dengan kualitas produk atau jasa yang diterima dari suatu lembaga
suatu produk atau jasa, maka tentunya akan ada dorongan untuk
30
Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 17
15
afektif, dan juga penilaian bahwa fitur produk atau jasa itu sendiri memberi
tingkat Under-full fillment dan Over- full fillment menurut Fandy Tjiptono &
Gregorius Chandra.31
adalah persepsi individual terhadap performa barang atau jasa yang berhubungan
dipengaruhi oleh persepsi nilai, yaitu evaluasi menyeluruh dari kegunaan suatu
produk yang didasari oleh persepsi pelanggan terhadap sejumlah manfaat yang
31 Aulia Yusmi Rosda, Analisis Pengaruh Kepercayaan, Komunikasi, Komitmen, dan Penanganan Keluhan
Terhadap Loyalitas Nasabah Di PT Bank Negara Indonesia Syariah Kantor Cabang Sudirman Pekanbaru,
(Skripsi UIN SUSKA RIAU, RIAU, 2015), hlm. 28
32 RestyAvita Haryanto, “Strategi Promosi, Kualitas Produk, Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan Pada Restoran MCDONALD’S Manado”,ISSN 2303-1174, Jurnal EMBA Vol. 1 No.4 Desember
2013, diakses
16
berkualitas.
2. Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu pelanggan akan merasa puas bila
diharapkan.
diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi sosial atau self
33 Hatane Semuel, Nadya Wijaya, Service Quality, Perceive Value, Satisfaction, Trust Dan Loyalty, Pada PT.
Kereta Api Indonesia Menurut Penilaian Pelanggan Surabaya, Jurnal Manajemen Pemasaran, VOL.4, NO. 1,
April 2009: 23-37, diakses 01 Desember 2018
34 Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Salemba Empat, 2013,
hlm. 23
17
suatu perusahaan atau instansi, tin ngginya kualitas pelayanan yang diberikan
akan tercermin pada aspek kepuasan pengguna jasa. Saat ini konsep kualitas
pelayanan telah menjadi hal penting dan universal sehingga menjadi faktor yang
berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang
baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa,
1. Tangibles
35
Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 284
18
dan sarana fisik lainnya. Bukti fisik ini akan terlihat langsung oleh
nasabah, oleh karena itu bukti fisik harus terlihat menarik dan modern.
Dalam hal ini strategi penentuan lokasi, tata letak serta desain ruangan
2. Responsivitas
nasabah bank.
3. Assurance
kesopanan, dan sifat atau perilaku yang dapat dipercaya. Hal ini
penting agar nasabah yakin akan transaksi yang mereka lakukan benar
dan tepat sasaran. Karyawan bank harus mengerti dan paham pada
bank.
4. Reliabilitas
sangat diperlukan.
5. Empathy
Dalam hal ini masalah prosedur kerja dan dihubungkan dengan tingkat
serangkaian kegiatan berupa mutu atau kualitas pelayanan yang ditawarkan oleh
menjadi senang dengan pelayanan yang ditawarkan dan konsumen pun merasa
1. Performansi (Performance).
3. Kehandalan (Reliability).
5. Konformasi (Conformance).
7. Estetika (Aesthetics).
2. Credibility (kredibilitas).
36 Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran; Pendekatan Praktis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hlm. 88-90
37
Fajar Laksana, hlm. 90
21
3. Competence (kompeten).
4. Acces (akses).
5. Reliability (reliabilitas).
6. Responsiveness (responsif).
7. Courtesy (kesopanan).
8. Communication (komunikasi).
baik.38
mengikuti salah satu strategi ini dan berusaha untuk menjaga atau
38Sunarto, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing (Studi Pada Tabungan BRITAMA BRI KANCA KENDAL) (Tesis Universitas
Diponegoro, Semarang, 2006), hlm. 17
22
nilai lebih (lebih yang diberikan pesaing) yang dinilai penting oleh pelanggan.
Keunggulan bersaing pada dasarnya tumbuh dari nilai atau manfaat yang dapat
diciptakan perusahaan bagi para pembelinya yang lebih dari biaya yang harus
nilai untuk sebuah perusahaan dan saat ini tidak diterapkan oleh pesaing
sebagai berikut : rare (jarang digunakan), valuable (nilai lebih), dan not inimitable
(tidak bisa ditiru) berdasarkan sumber daya yang tersedia. Pada intinya
39 Sunarto, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing (Studi Pada Tabungan BRITAMA BRI KANCA KENDAL), hlm. 17
40 Sunarto, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing (Studi Pada Tabungan BRITAMA BRI KANCA KENDAL), hlm. 18
23
transaksional pendek menjadi hubungan jangka panjang, maka upaya menjaga dan
jangka panjang yang dalam kontek ini dicontohkan sebagai loyalitas pelanggan
perusahaan tersebut.43
41 Ibid, hlm. 19
42 Ibid, hlm. 19
43 Ibid, hlm. 19
44
Ibid, hlm 29
24
panjang.
panjang. Hal ini dapat dipahami mengingat dalam persaingan yang makin
pelanggan yang loyal sulit untuk dibujuk agar berpindah ke perusahaan lain.
Dalam penelitian Smith dan Wright pada industri personal computer juga
bersaing.45
45
Ibid, hlm. 20
25
hubungan yang erat dengan loyalitas pelayanan hal ini telah dikemukakan dalam
overall service quality and service quality and service loyalty acrossmultiple
dimaksud dengan overall service quality adalah dimensi kualitas pelayanan yang
Sedangkan yang dimaksudkan overall service loyalty adalah dimensi dari loyalitas
kesetiaan pelanggan diselidiki secara empiris oleh Boulding yang hasilnya “found
Zeithml yakni “Reported a positive relationship between service quality and the
antara mutu pelayanan dan dimensi kesetiaan, yaitu kesetiaan dalam penentuan
harga yang bervariasi serta kemauan membayar biaya lebih tinggi serta setia
loyalty”.46
memberikan pelayanan.
dijanjikan.
kepuasan keseluruhan adalah suatu evaluasi global yang terdiri atas kepuasan
konsumen maka antara konsumen dan perusahaan tidak akan menjadi hubungan
lainnya. Untuk itu keterikatan hubungan antara kepuasan dan loyalitas merupakan
suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan. Maka diharapkan akan tercapai
memiliki sumber pendapatan yang pasti (dari nasabah loyal) sehingga akan
membuat perusahaan tersebut mampu bersaing dalam jangka panjang. Hal ini
loyalitas nasabah menjadi faktor yang penting karena pelanggan yang loyal sulit
untuk dibujuk agar berpindah ke perusahaan lain. Dalam penelitian Smith dan
kajian empiris dari kerangka kajian teoritis bagi permasalahan sabagai dasar untuk
berikut:
pada program AMOS 4.01. Hasil analisa data menunjukkan bahwa model
bersaing.50
dengan 13 hipotesis untuk diuji dengan metode SEM. Sampel penelitian ini
adalah 100 orang responden yang merupakan nasabah Bank Permata Cabang
0.08 (≤0.08), GFI = 0.047 (≥0.90), AGFI = 0.994 (≥0.90), TLI = 0.991
50 Sunarto, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan dan Dampaknya Terhadap
Keunggulan Bersaing (Studi Kasus Pada Tabungan BRITAMA BRI KANCA BRI CABANG KENDAL), (Tesis,
Universitas Diponegoro, Semarang: 2006)
51 Yenny Rachmawati Setiawan, Pengaruh Kepuasan Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah dan Strategi
Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Pada Bank Permata Cabang Yogyakarta, (Tesis, Universitas
Diponegoro, Semarang: 2006)
30
keunggulan bersaing dapat dilihat dari seberapa banyak anggota BMT yang
maka semakin tinggi tingkat loyalitas dan keunggulan bersaing antar lembaga
nilai R Square sebesar 52,0% serta uji statistik Persial (uji t) variabel gaya
Regression Analysis (MRA) dengan metode uji statistik secara parsial (uji t)
hasil yang signifikan 0,000 lebih kecil dari α (0,000<0,05) dan nilai thitung=
signifikan 0,000 lebih kecil dari α (0,000<0,05) sedangkan fhitung= 36,200 dan
moderating.53
53
Sri Wahyuni Ningsih, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi
Sebagai Variabel Moderating Pada BPRS Bhakti Sumekar Sumenep, (Skripsi, Institut Agama Islam (IAIN)
Madura, 2018)
32
dengan regresi linie sederhana, pada uji statistik parsial (uji t) menunjukkan
diperoleh sebesar 0,929 (92,9%). Kedua, hasil analisis dengan uji interaksi
secara parsial (uji t) menunjukkan hasil yang tidak Sig (0,120>0,05) dengan
thitung<ttabel (1,658<2,1098).54
Bersaing.
2. Variabel yang digunakan ada tiga yaitu loyalitas nasabah sebagai variabel
Analysis (MRA).
K. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
54
Lifliyah, Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Sebagai Variabel
Moderating (Studi Kasus Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah Sarana Prima Mandiri Pamekasan)
33
penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian kausal,
yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat.55 Sedangkan analisis dalam penelitian
a. Populasi
55 Fatati Nuryana, Statistik Bisnis Jilid I (Surabaya: Pena Salsabila, 2013), hlm. 149.
56
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2006), hlm. 200
34
Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah
keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti.57
infinit. Dimana peneliti tidak mengetahui dengan pasti jumlah nasabah yang ada
bank.
b. Sampel
keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau sampel dapat didefinisikan sebagai
diharapkan dapat mewakili populasi. Menurut Bailey sampel juga harus dilihat
sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri.59
57 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantiatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder (Jakarta: Rajawali
Pers, 2012), hlm. 74
58 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 115
59 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi (Jakarta:
Ada beberapa rumus yang dapat digunakan oleh seorang peneliti untuk
subjek dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari
jumlah subjek tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi
100 hingga 150 orang, dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
bila dipandang orang yang bersangkutan layak digunakan sebagai sumber data.
Jadi, peneliti menggunakan teknik ini dengan ketentuan ukuran sampel yang layak
3. Instrumen Penelitian
a. Kuisioner (angket)
60 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 95.
61
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, hlm. 122.
36
untuk dijawabnya.62 Ada beberapa jenis kuesioner dalam penelitian yang dapat
responde sudah dalam bentuk pilihan ganda. Jadi kuesioner jenis ini
Pada penelitian ini jenis angket yang akan digunakan adalah angket atau
Bank BRISyariah KCP Pmekasan, dan di dalam kuisioner itu pula telah
b. Dokumentasi
Data yang kedua yaitu dokumentasi adalah mencari data yang diperoleh
dari sumber, baik dari literature, artikel, data perusahaan, dan lain-lain yang
dianggap relevan dengan penelitian.64 Mencari data sekunder yang diperoleh dari
berbagai sumber salah satunya dari data perusahaan. Peneliti menyelidiki benda-
62Sugiyo, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 142
63Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, hlm. 133.
64 Achmad Sani Supriyanto, Masyhur Mahfud, Metodologi Riset Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk memperoleh data teoritis untuk membangun landasan teori yang kuat guna
c. Observasi
penelitian sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian
tersebut.
4. Pengumpulan Data
Tabel 1
Kisi-Kisi Kuisioner
No Variabel Indikator No. Pertanyaan
2. Merekomendasikan kepada 2
orang lain
ditawarkan
2. Kualitas Pelayanan 6
3. Emosi 7
4. Harga 8
2. Reliability 11
3. Responsivitas 12
4. Assurance 13
5. Empathy 14
2. Keluasan jaringan 16
4. Keunggulan tekhnologi 18
a. Mencari informasi untuk dicatat sesuai dengan variabel penelitian yang telah
ditentukan.
1. Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dilakukan analisis data. Sehingga dari
Data mentah yang diperoleh merupakan data primer yaitu langsung dari
sumber yang diteliti berupa hasil angket dari nasabah Bank BRISyariah.
b. Statistik Deskriptif
65
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, hlm. 2.
40
kasus Bank BRISyariah KCP Pamekasan). Dalam hal ini peneliti menggunakan,
suatu data dapat diukur dengan Mean, Median, dan Modus. Berikut diberikan
1. Mean
Mean adalah suatu nilai pusat (keseimbangan) untuk suatu variabel kontinu.
dengan x-bar. Mean populasi dan Mean sampel masing-masing diberikan sebagai
x1 + x2 + ⋯ . +xN ∑N
i−1 xi x1 + x2 + ⋯ + xN ∑N
i−1 xi
𝜇= = dan 𝑥̅ = =
N N n n
sampel. Sebagai contoh, diberikan pengeluaran akhir tahun (dalam jutaan) dari
sembilan cabang suatu perusahaan, yaitu 30, 27, 40, 35, 25, 42, 37, 24, 32. Mean
∑N
i−1 xi 30 + 27 + 40 + 35 + 25 + 42 + 37 + 24 + 32
𝑥̅ = = = 32,44 juta
n 9
2. Median
Median adalah nilai didalam suatu himpunan data terurut yangmembagi data
kedalam dua bagian dengan ukuran yang sama. Nilai Median dapat ditemukan
dengan rumusan
66
Fatati Nuryana, Statistik Bisnis Jilid 1 (Surabaya: Pena Salasabila, 2013), hlm. 87.
41
Untuk banyaknya data ganjil, diberikan contoh dari kasus sebelumnya dengan
data yaitu 30, 27, 40, 35, 25, 42, 37, 24, 32 kemudian data diurutkan dan
Median
Nilai Median data adalah 32. Untuk banyaknya data genap, diberikan contoh
dari kasus sebeelumnya tanpa data terakhir yaitu: 30, 27, 40, 35, 25, 42, 37, 24, 32
Median
Nilai Median data adalah (30+35)/2 = 32,5 . Nilai ini juga dapat diperoleh
dengan rumusan Median ketika diketahui banyak data n=8, sehingga Median MD
3. Modus
Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam suatu himpunan data.
Himpunan data yang memiliki hanya satu modus disebut data unimodal;
kemudian himpunan data yang mempunyai dua modus disebut data bimodal;
selanjutnya himpunan data yang memiliki lebih dari dua modusdisebut data
sebagai data no model. Hal ini dapat ditunjukkan dari contoh kasus sebelumnya
dengan data, yaitu: 30, 27, 40, 35, 25, 42, 37, 24, 32; sehingga terlihat tidak ada
42
modus dalam himpunan data ini. Namun =, misalkan setiap nilai dari himpunan
data ini dibulatkan menuju bilangan kelipatan lima terdekat, maka himpunan data
akan menjadi seperti ini: 30, 25, 40, 35, 25, 40, 35, 25, 30 ; sehingga diperoleh
satu modus yaitu 25 karena nilai 25 paling sering muncul dalam himpunan data
sebanyak 3 kali.
Suatu data pengamatan akan memiliki bentuk distribusi Normal yang Simetris
ketika Mean, Median, dan Modus bernilai sama atau hampir sama, kemudian jika
terdapat perbedaan yang jauh antara ketiga ukuran tersebut maka distribusi
Mormal yang terbentuk akan Miring Kanan (Right-Skewed) atau Miring Kiri
(Left-Skewed); selanjutnya jika Mean dan Median bernilai sama atau hampir sama
1. Uji Validitas
instrumen mengukur apa yang harus diukur.68 Uji validitas untuk mengukur atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Butir kuisioner dikatakan valid jika kuisioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Untuk
67DennyNurdiansyah,“statistikadeskriptif”,(blogger,2011).http://www.statsdata.my.id/2014/04/statistika-
antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan r tabel.
Jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel atau r hitung> r tabel, maka item tersebut adalah
valid.69
hitung kita bandingkan dengan r table dimana df=n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel
< r hitung maka valid.71 Uji validitas menggunakan teknik korelasi Product
𝑁 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
𝑟=
√[𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥 2 )][𝑁 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦 2 )]
2. Uji Reliabilitas
suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Uji reliabilitas dapat
69 Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistik Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 348-353.
70 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, Edisi Kedua (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008), hlm. 287.
71 V. Wiratna Sujarweni, Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm.
177.
72
Uhar Suharsaputra, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, hlm. 104.
44
𝑟 𝑘 ∑ 𝜎𝑏 2
11=[ ][1− 2 ]
(𝑘−1) 𝜎1
Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk melihat atau menguji suatu model
yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi
klasik digunakan untuk menilai baik tidaknya model regresi yang dikembangkan
1. Uji Multikolineritas
korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel bebas yang disertakan dalam
luas yaitu untuk terjadinya korelasi linear yang tinggi di antara variabel-variabel
tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar
sesama variabel bebas sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
2) Menganalisis matrik korelasi variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada
korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini
lebih variabel bebas. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (I) nilai
tolerance dan lawannya (II) Variance Inflation Factor (VIF), kedua ukuran
dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIP tinggi, Karen VIF = 1/tolerance dan
dipakai adalah nilai tolerance 0.05 atau sama dengan nilai VIF diatas 5.75
2. Uji Autokorelasi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
75Imam Ghozali, Aplikasi Analisisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2001), hlm.39-40.
46
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Pada uji
uji Durbin-Watson (DW), yaitu: bila nilai DW terletak antara batas atas atau
upper bound (du) dan (4-du), maka kofisien autokorelasi sama dengan nol, berarti
tidak ada autokorelasi; bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau
lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berari
tidak ada autokorelasi positif; bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka
koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negative;
bilai nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW
3. Uji Heteroskedastisitas
pengamatan yang lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas dan jika berbeda
ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan cara melihat grafik plot antara nilai
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana
76
Imam Ghozali, Aplikasi Analisisis Multivariate dengan Program SPSS, hlm. 61-62.
47
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
4. Uji Normalitas
digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji
suatu berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan grafik
1) Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2) Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
5. Uji Hipotesis
Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi linier berganda dimana dalam
77 Ibid.,hlm. 69.
78
Ibid., hlm. 74-76.
48
independen).79
𝒀 = 𝒂 + 𝒃=a+bX1+b2X2+b3X1*Z+b4X2*Z
Keterangan:
Y= Keunggulan Bersaing
α= konstanta
Z= Loyalitas Nasabah
Uji F yaitu uji statistik bagi koefisien regresi yang serentak atau bersama-
sama mempengaruhi Y.
𝑅2 (∑ 𝑦2 )
𝑅 2 (𝑛−𝑘−1) 𝑘
Fo = atau Fo = (1−𝑅2 )(∑ 𝑦2 )
𝑘(1−𝑅 2 )
𝑛−𝑘−1
Keterangan:
n = Jumlah subjek
79
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2006), hlm. 200
49
c. Uji t (t-test)
Uji t (t-test) merupakan Uji individual, yaitu uji statistik bagi koefisien
regresi dengan hanya satu koefisien regresi yang mempengaruhi Y, yang termasuk
nilai varience (ragam) populasi tidak diketahui. Uji ini digunakan untuk
𝑏𝑖
𝑡 = 𝑠 =b^i/s_bi, i = 1,2,381
𝑏𝑖
Keterangan:
bi=Koefisien b ke-i
80Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm 107-108.
81Bilson Simamora, Riset Pemasaran, Falsafah, Teori, dan Aplikasi (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2004), hlm. 346.
50
Nilai tabel memiliki derajat kebebasan (db) = n-k yang mana n= jumlah
4) Membuat kesimpulan.82
nol dan satu, nilai R2 yang mendekati nol maka kemampuan variabel independen
𝑅𝑆𝑆
𝑅2 =
𝑇𝑆𝑆
Keterangan:
DAFTAR RUJUKAN
- Engel J.F, R.D Black Well, and P.W. Miniard, Marketing Management,
- Hasan Iqbal, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara,
2010.
2004.
Erlangga, 2008.
- Kuncoro Mudrajad, Metode Kuantitatif; Teori dan Aplikasi untuk Bisnis &
2009.
- Simamora Bilson, Riset Pemasaran, Falsafah, Teori, dan Aplikasi, Jakarta: PT.
- Subanti Sri, Arif Rahman Hakim, Ekonometri, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.
Trust Dan Loyalty, Pada PT. Kereta Api Indonesia Menurut Penilaian
2009.
Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Tabungan (Studi Pada Nasabah Taplus BNI
Bisnis dan Manajemen Vol.4, No.3, Edisi Khusus Pemasaran & Keuangan
2016.
55
2006.
KUISIONER
1. Identitas Responden
Nama :
56
Pendidikan Terakhir :
Jabatan :
2. Petunjuk Pengisian
Berilah tanda √ (check point) sesuai dengan pilihan jawaban yang ada
disediakan yaitu :
1. SS = Sangat Setuju
2. S = Setuju
3. N = Netral
4. TS = Tidak Setuju
No Pertanyaan Jawaban
SS S N TS STS
Loyalitas Nasabah (Z)
1. Apakah saudara/i sering melakukan
transaksi melalui Bank BRISyariah KCP
Pamekasan?
2. Apakah saudra/i bersedia untuk
merekomendasikan kepada
keluarga/orang lain untuk menjadi
nasabah dan bertransaksi di Bank
BRISyariah KCP Pamekasan?
3. Apakah saudara/i tidak terpengaruh
dengan produk-produk di lembaga
keuangan yang lain selain Bank
BRISyariah KCP Pamekasan?
4. Apakah saudara/i tidak akan
beralih/berpindah ke lembaga keuangan
yang lain selain di Bank BRISyariah KCP
57
Pamekasan?
Kepuasaan Nasabah (X1)
5. Apakah produk yang ditawarkan Bank
BRISyariah KCP Pamekasan sesuai
dengan kebutuhan orang banyak?
6. Apakah pelayanan yang diberikan oleh
karyawan Bank BRISyariah KCP
Pamekasan sesuai dengan harapan
nasabah?
7. Apakah saudara/i merasa puas dan
mendapatkan keyakinan bila
menggunakan produk di Bank BRISyariah
KCP Pamekasan?
8. Apakah saudara/i tidak perlu
mengeluarkan biaya tambahan dari setiap
produk yang digunakan?
9. Apakah saudara/i tidak perlu menunggu
waktu lama dalam menggunakan produk
di Bank BRISyariah KCP Pamekasan?
Kualitas Layanan (X2)
10. Apakah gedung kantor sangat nyaman dan
bagus?
11. Apakah pelayanan karyawan terhadap
nasabah sesuai dengan prosedur
peusahaan?
12. Apakah karyawan cepat dan tanggap
dalam menangani keluhan nasabah?
13. Apakah lembaga menjamin keamanan
nasabah?
14. Apakah saudara/i saat melakukan
transaksi langsung dilayani oleh karyawan
perusahaan?
Keunggulan Bersaing (Y)
15. Apakah Bank BRISyariah KCP
Pamekasan mempunyai kemampuan
untuk bersaing dengan lembaga keuangan
yang lain?
16. Apakah Bank BRISyariah KCP
Pamekasan memiliki jaringan yang luas?
17. Apakah Bank BRISyariah KCP
Pamekasan memiliki sumber dana yang
kuat dari pihak ketiga?
18. Apakah Bank BRISyariah memiliki
keunggulan tekhnologi yang canggih
untuk bisa memudahkan nasabah
melakukan transaksi?