Anda di halaman 1dari 5

Defenisi kejahatan dapat dilihat dari dua sudut pandang.

Pertama dari sudut pandang hukum


yang memandang kejahatan sebagai tingkah laku yang melanggar hukum pidana. Kedua dari
sudut pandang sosiologis yang berpendapat bahwa kejahatan adalah setiap perbuatan yang
melanggar norma-norma yang masih hidup di dalam masyarakat. (A.S Alam & Hasbi, 2005:2).
Secara sosiologis kejahatan disebabkan karena adanya disorganisasi sosial. Artinya,
dengan adanya disorganisasi sosial ini dapat mengakibatkan runtuhnya fungsi para pengontrol
dari lembaga/institusi sosial dan memberikan kemungkinan pada individu-individu untuk
bertingkah laku sesuai dengan keinginannya tanpa ada kendali, kontrol, dan tanpa penggunaan
pola susila tertentu. Dengan hilangnya fungsi kontrol tadi mengakibatkan disorganisasi dalam
masyarakat, dimana norma-norma institusional kehilangan efektifnya.
Ditinjau dari sudut pandang sosiologi, terdapat beberapa pendekatan yang menjelaskan
sebab-sebab terjadinya kejahatan. Pendekatan pertama menjelaskan bahwa individu yang
disosialisir secara kurang tepat tidak dapat menyerap norma-norma kultural ke dalam
kepribadiannya Karena tidak mampu membedakan perilaku yang pantas dan kurang pantas
menurut peradaban. Pendektan kedua menjelaskan kejahatan adalah akibat dari ketegangan yang
terjadi antara kebudayaan dan struktur sosial suatu masyarakat. Sedangkan pendekatan ketiga
menjelaskan individu melakukan kegiatan kejahatan karena belajar dari perbuatan kejahatan
sebelumnya.
Pada umumnya faktor penyebab kejahatan terdapat tiga kelompok pendapat (Gosita,
2004:143) yaitu:
a) Pendapat bahwa kriminlitas itu disebabkan karena pengaruh yang terdapat di luar diri
pelaku.
b) Pendapat bahwa krimnalitas merupakan akibat dari bakat jahat yang terdapat di dalam diri
pelaku sendiri.
c) Pendapat yang menggabungkan, bahwa kriminalitas itu disebabkan baik karena pengaruh
di luar pelaku maupun karena sifat atau bakat si pelaku.

Terdapat empat pendekatan yang pada dewasa ini masih ditempuh dalam menjelaskan latar
belakang terjadinya kejahatan, adalah : Pendekatan biogenik ; suatu pendekatan yang
mencoba menjelaskan sebab atau sumber kejahatan berdasarkan faktor-faktor dan proses
biologis, Pendekatan Psikogenik ; yang menekankan bahwa para pelanggar hukum memberi
respons terhadap berbagai macam tekanan psikologis serta masalah-masalah kepribadian
yang mendorong mereka untuk melakukan kejahatan. Pendekatan Sosiogenik ; yang
menjelaskan kejahatan dalam hubungannya dengan poses-proses dan struktur-struktur sosial
yang ada dalam masyarakat atau yang secara khusus dikaitkan dengan unsur-unsur didalam
sistem budaya. Pendekatan Tipologis ; yang didasarkan pada penyusunan tipologi penjahat
dalamhubungannya dengan peranan sosial pelanggar hukum, tingkat identifikasi dengan
kejahatan, konsepsi diri, pola persekutuan dengan orang lain yang penjahat atau yang bukan
penjahat, kesinambungan dan peningkatan kualitas kejahatan, cara melakukan dan hubungan
prilaku dengan unsur-unsur kepribadian serta sejauh mana kejahatan merupakan bagian dari
kehidupan seseorang.
Dari sudut pandang sosiologi maka dapatlah dikatakan bahwa kejahatan adalah salah satu
persoalan yang paling serius dalam hal timbulnya Disorganisasi sosial,karena penjahat-
penjahat itu sebenarnya melakukan perbuatan-perbuatan yang mengancam dasar-dasar dari
pemerintahan, hukum, ketertiban dan kesejahteraan umum. Maka dari itu diperlukan sarana
kontrol sosial untuk mengantisipasi atau mencegah dilakukanya tindakan kejahatan oleh
seseorang dalam masyarakat karena apabila kontrol sosial ini lemah berpotensi meningkatkan
angka kejahatan dalam masyarakat.

Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-
luasnya (kriminologi teoritis atau murni). Dalam teori kriminologi bahwa kejahatan merupakan
gejala individual dan bahwa kejahatan adalah sebagai gejala sosial, merupakan dua konsep
yang harus terus di kaji validitasnya. Mencegah lebih baik dari pada menyembuhkan,
demikianlah semboyan dari ilmu pengetahuan kedokteran sejak dahulu kala, kebenaran yang
sama juga berlaku bagi kriminologi. Mencegah kejahatan adalah lebih baik daripada mencoba
mendidik penjahat menjadi orang baik kembali, lebih baik disini juga berarti : lebih mudah, lebih
mencapai tujuannya, lebih murah. Kriminologi terutama digunakan untuk memberi petunjuk
bagaimana masyarakat dapat memberantas kejahatan dengan hasil yang baik dan lebih-lebih
menghindarinya. Apa dan Siapa Penjahat itu adalah orang/kelompok yang telah malakukan
suatu kejahatan. Dipandang dari sudut formil (menurut hukum) kejahatan adalah suatu
perbuatan yang oleh masyarakat (dalam hal ini Negara) yang diberi pidana. Menurut Mr. W. A.
BONGER kejahatan adalah perbuatan yang sangat antisosial yang memperoleh tentangan
dengan sadar dari negara berupa pemberian penderitaan (hukuman atau tindakan). Apa yang
menyebabkan seseorang / kelompok melakukan suatu kejahatan tidak lepas dari beberapa
faktor yang mendasarinya seperti faktor lingkungn, ekonomi, sosiologi, psychologi, bio-
sosiologi, dan spiritualis.

terimakasih atas jawabannya sebagai tambahan bahwa secara sosiologis kejahatan


disebabkan karena adanya disorganisasi sosial. Artinya, dengan adanya disorganisasi sosial ini
dapat mengakibatkan runtuhnya fungsi para pengontrol dari lembaga/institusi sosial dan
memberikan kemungkinan pada individu-individu untuk bertingkah laku sesuai dengan
keinginannya tanpa ada kendali, kontrol, dan tanpa penggunaan pola susila tertentu. Dengan
hilangnya fungsi kontrol tadi mengakibatkan disorganisasi dalam masyarakat, dimana norma-
norma institusional kehilangan efektifnya. Ditinjau dari sudut pandang sosiologi, terdapat
beberapa pendekatan yang menjelaskan sebab-sebab terjadinya kejahatan. Pendekatan
pertama menjelaskan bahwa individu yang disosialisir secara kurang tepat tidak dapat
menyerap norma-norma kultural ke dalam kepribadiannya Karena tidak mampu membedakan
perilaku yang pantas dan kurang pantas menurut peradaban. Pendektan kedua menjelaskan
kejahatan adalah akibat dari ketegangan yang terjadi antara kebudayaan dan struktur sosial
suatu masyarakat. Sedangkan pendekatan ketiga menjelaskan individu melakukan kegiatan
kejahatan karena belajar dari perbuatan kejahatan sebelumnya.
dalam banyak kasus, hampir semua pelaku kejahatan terdorong melakukan aksinya karena
diawali adanya niat. Ada yang dari awal berniat mencuri lalu mencari kesempatan. Ada pula
yang melihat kesempatan lalu muncul niatnya untuk mencuri. Atau memang niatnya terpaksa
melakukan kejahatan karena terdorong oleh keadaan. Apapun alasannya, niat yang muncul dari
dalam diri pelaku kejahatan biasanya dipicu oleh faktor eksternal. Apa saja itu? Paling banyak
yang dijadikan alibi oleh pelaku ketika melakukan aksinya adalah dorongan kebutuhan
ekonomi. Walaupun alasan ini terlalu klise, namun faktanya hampir rata-rata pelaku kejahatan
mengaku terpaksa melakukan karena tuntutan kebutuhan hidup.

terimakasih atas argumennya sebagai tambahan, selain faktor yang disebutkan diatas,
penyebab kejahatan sering kali dipicu dari niat pelaku, ditambah kesempatan sebagai
penyebab kelalaian korbannya, maka dengan mudah mengakibatkan terjadinya tindak
kejahatan yang tak diduga sebelumnya.

penting diingat bahwa penyebab kejahatan selain dipicu dari niat pelaku,
ditambah kesempatan sebagai penyebab kelalaian korbannya, maka dengan
mudah mengakibatkan terjadinya tindak kejahatan yang tak diduga
sebelumnya.
Secara sosiologis kejahatan merupakan suatu prilaku manusia yang diciptakan oleh
masyarakat. Walaupun masyarakat memiliki berbagai macam perilaku yang berbeda-beda,
akan tetapi ada di dalamnya bagian-bagian tertentu yang memiliki pola yang sama. Keadaan ini
dimungkinkan oleh karena adanya sistem kaedah dalam masyarakat. Gejala yang dinamakan
kejahatan pada dasarnya terjadi di dalam proses dimana ada interaksi sosial antara bagian-
bagian dalam masyarakat yang mempunyai kewenangan untuk melakukan perumusan tentang
kejahatan dengan pihak-pihak mana yang memang melakukan kejahatan.

terimakasih atas argumennya. hal lain yang penting bahwa penyimpangan nilai yang berlaku di
masyarakat dapat menjadi potensi terjadinya perilaku kejahatan yang mampu merugikan pelaku
kejahatan itu sendiri maupun masyarakat. Masyarakat itu sendiri memiliki peran penting dalam
mengendalikan tindak kejahatan yaitu melalui reaksi. Reaksi masyarakat terhadap kejahatan
sendiri menjadi sebuah kontrol dan menjelaskan seberapa pentingnya sanksi sosial terhadap
pelaku kejahatan dari gejala sosial tersebut.

terimakasih atas jawabannya, sebagai tambahan bahwa secara teknik yuridis, istilah kejahatan
hanya digunakan untuk menunjukan perbuatan-perbuatan yang oleh undang-undang
dinyatakan sebagai tindak pidana, akan tetapi bagi kriminologi harus ada kebebasan untuk
memperluas studinya di luar batasan pengertian yuridis, bukan saja untuk dapat digunakan
sebagai petunjuk dalam menelusuri apa yang dipandang sebagai kejahatan, namun juga
munculnya pemikiran yang menghasilkan model konflik dalam pembentukan undang-undang
kritis yang menghasilkan model konflik dalam pembentukan undang-undang sebagiamana
disebutkan diatas. Di samping itu, hukum tidak lain merupakan salah satu norma di antara
sistem norma yang lain yang mengatur tingkah laku manusia atau dalam bahasa psikoanalisa
hanya sebagai suatu tabu di antara tabu-tabu yang lain, yaitu norma agama, kebiasaan dan
moral.

terimakasih atas argumennya, bisa juga kunci yang paling utama terjadinya suatu kejahatan
adalah: keimanan kepada tuhan. jika iman lemah akan mudah tergoda dalam menghadapi
kesulitan hidup, namun jika iman telah ada niscaya perbuatan untuk melakukna kejahatan tidak
akan terjadi.

Adanya reaksi masyarakat terhadap kejahatan akan memberikan sanksi bagi para pelaku
kejahatan. reaksi masyarakat terhadap kejahatan itu sendiri di dasarkan pada beberapa landasan
yang mempengaruhi persepektif masyarakat itu sendiri. Nilai dan norma maupun ada istiadat
yang dianut oleh suatu masyarakat mampu mempengaruhi reaksi masyarakat terhadap suatu
tindak kejahatan. Maka dari itu perspektif dan reaksi suatu masyarakat mengenai suatu kejahatan
bersifat relatif dan dinamis. Reaksi masyarakat secara umum juga mampu membentuk suatu nilai
baru atau hukum baru yang berlaku di masyarakat. Selain nilai dan norma yang dianut oleh
masyarakat, perkembangan kondisi masyarakat serta dinamika sosial yang terjadi mampu
memberikan pengaruh yang nantinya menggeser dan merubah perspektif serta reaksi masyarakat
terhadap kejahatan yang terjadi.

terimakasih atas argumennya, secara umum, kejahatan dapat dikaji dalam berbagai
perspektif oleh karena itu sebab terjadinya suatu kejahatan juga akan menibulkan
banyak faktor, dansudut pandang yang berbeda pula mulai dari kenapa kejahatan
terjadi sampai pada sebab timbulnya suatu kejahatan.

terimakasih atas argumenya, sebagai tambahan bahwa dari sudut pandang


masyarakat (a crime from the social point of view), batasan kejahatan dari sudut
pandang ini memandang bahwa kejahatan sebagai setiap perbuatan yang melanggar
norma-norma yang masih hidup di dalam masyarakat.
secara umum ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya sebuah kejahatan.
Pertama adalah faktor yang berasal atau terdapat dalam diri si pelaku yang maksudnya
bahwa yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan sebuah kejahatan itu timbul
dari dalam diri si pelaku itu sendiri yang didasari oleh faktor keturunan dan kejiwaan
(penyakit jiwa). Faktor yang kedua adalah faktor yang berasal atau terdapat di luar
diri pribadi si pelaku. Maksudnya adalah: bahwa yang mempengaruhi seseorang untuk
melakukan sebuah kejahatan itu timbul dari luar diri si pelaku itu sendiri yang didasari
oleh faktor rumah tangga dan lingkungan.
terimakasih atas argumennya, secara umum, kejahatan dapat dikaji dalam berbagai
perspektif oleh karena itu sebab terjadinya suatu kejahatan juga akan menibulkan
banyak faktor, dansudut pandang yang berbeda pula mulai dari kenapa kejahatan
terjadi sampai pada sebab timbulnya suatu kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai