Berikut enam ciri-ciri daya tahan tubuh melemah yang bisa Anda perhatikan:
Ditemukan fakta bahwa para penderita flu babi memiliki ciri khas yang sama, yaitu
indeks massa tubuhnya lebih dari 40. Kelebihan berat badan dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon, peradangan, dan mengganggu kemampuan tubuh melawan
infeksi.
Hidung yang tersumbat tentu sangat mengganggu kenyamanan. Tapi, jika rongga
hidung kita terlalu kering, itu juga tidak baik. Sebab, lendir di dalam hidung berguna
untuk membantu menjebak dan membersihkan virus yang masuk. Tak adanya lendir di
dalam hidung, sama artinya memberi jalan masuk bagi kuman untuk menyerang
pertahanan tubuh kita.
3. Tidak cukup minum
Ada alasan mengapa dokter selalu mendorong kita banyak minum ketika sakit. Tubuh
membutuhkan banyak air putih untuk mengeluarkan racun. Kebutuhan minum setiap
orang berbeda-beda, tergantung dari kondisi tubuh dan aktivitas masing-masing. Cara
mengetahui apakah kita sudah cukup minum atau belum adalah dengan melihat warna
urine. Kondisi warna urine yang baik adalah berwarna jernih atau kuning muda jernih.
4. Stres berkepanjangan
Bukan kebetulan jika kita menjadi pilek saat pekerjaan di kantor sedang
menumpuk. American Psychological Association melaporkan, stres jangka panjang
dapat melemahkan respons kekebalan tubuh kita. Jika stres saat sedang flu, bisa
dipastikan gejala yang akan kita alami pasti akan lebih buruk lagi.
Biasanya, orang dewasa mengalami flu sekitar 2-3 kali dalam setahun. Jika kita
mengalaminya lebih dari jumlah ini, sudah bisa dipastikan kondisi tubuh sedang di level
yang rendah dan perlu segera ditindaklanjuti dengan istirahat dan makanan bergizi.
Mikroorganisme dan zat-zat asing yang menyerang tubuh disebut sebagai antigen
alias bibit penyakit. Saat antigen terdeteksi, serangkaian respon imun akan terjadi
untuk melindungi tubuh dari terinfeksi.Pada proses tersebut, beberapa macam sel
bekerja sama untuk mengenali antigen dan memberikan respon. Sel-sel ini kemudian
merangsang limfosit B untuk menghasilkan antibodi. Antibodi adalah protein yang
didesain khusus untuk menempel pada antigen tertentu. Setelah itu, sel T mencari
antigen yang telah ditumpangi dan menghancurkannya. Sel T juga membantu
memberi sinyal pada sel-sel lain (seperti fagosit) untuk melakukan tugasnya.Begitu
dihasilkan, antibodi akan berada dalam tubuh seseorang selama beberapa waktu,
sehingga apabila antigen atau bibit penyakit kembali, antibodi sudah tersedia untuk
melakukan misinya.Antibodi juga dapat menetralkan racun yang dihasilkan oleh
organisme dan mengaktifkan sekelompok protein yang disebut komplemen.
Komplemen adalah bagian dari sistem imun yang membantu membunuh bakteri,
virus atau sel-sel yang terinfeksi.Bersama, semua sel-sel khusus dan bagian sistem
imun menghasilkan perlindungan bagi tubuh terhadap penyakit. Proteksi inilah yang
disebut imunitas.
Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang
tubuh sendiri. Normalnya, sistem kekebalan tubuh menjaga tubuh dari serangan
organisme asing, seperti bakteri atau virus. Namun, pada seseorang yang menderita
penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuhnya melihat sel tubuh yang sehat sebagai
organisme asing. Sehingga sistem kekebalan tubuh akan melepaskan protein yang disebut
autoantibodi untuk menyerang sel-sel tubuh yang sehat.
Belum diketahui apa penyebab penyakit autoimun, namun beberapa faktor di bawah ini
dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini.
1. Etnis.
2. Gender.
Wanita lebih rentan terserang penyakit autoimun dibanding pria. Biasanya penyakit
ini dimulai pada masa kehamilan.
3. Lingkungan.
Paparan dari lingkungan, seperti cahaya matahari, bahan kimia, serta infeksi virus
dan bakteri, bisa menyebabkan seseorang terserang penyakit autoimun dan
memperparah keadaannya.
4. Riwayat keluarga.
Umumnya penyakit autoimun juga menyerang anggota keluarga yang lain. Meski
tidak selalu terserang penyakit autoimun yang sama, mereka rentan terkena penyakit
autoimun yang lain.
1. Kelelahan.
2. Pegal otot.
3. Ruam kulit.
4. Demam ringan.
5. Rambut rontok.
6. Sulit berkonsentrasi.
7. Kesemutan di tangan dan kaki.
Masing-masing penyakit autoimun memiliki gejala yang spesifik, misalnya sering merasa
haus, lemas, dan penurunan berat badan pada penderita diabetes tipe 1.
7. Kolitis ulseratif dan Crohn’s disease; nyeri perut, diare, BAB berdarah, demam,
dan penurunan berat badan.
Gejala penyakit autoimun dapat mengalami flare, yaitu timbulnya gejala secara
tiba-tiba dengan derajat yang berat. Flare timbul karena dipicu oleh suatu hal,
misalnya paparan sinar matahari atau stres.