Anda di halaman 1dari 2

9.

KOMPLIKASI SYNCOPE
a. Kematiandan sudden death
Komplikasi syncope adalah kematian dan sudden death (kematian mendadak).
Cardiac syncope memiliki angka kematian tahunan mencapai 18-33%, sebesar 14-24%
dari angka kematian tersebut merupakan sudden death. Non-cardiac syncope umumnya
memilki angka kematian 0-12% pertahun, 3% dari angka kematian tersebut merupakan
sudden death, sedangkan syncope denganetiologi yang tidak diketahui (undetermined
aetiology) memilki angka kematian 3-6% pertahun, 4 % dari angka kematian tersebut
merupakan sudden death (Silvia, 2014).
Menurut Tintinalli (2016), berdasarkan Framingham Heart Study, cardiac syncope
merupakan jenis syncope yang paling berbahaya karana memiliki risiko kematian 2 kali
lebih tinggi daripada non-cardiac syncope dan dapat menyebabkan terjadinya sudden
death (kematian mendadak). Neurologic syncope meningkatkan risiko kematian sebesar
50%, sedangkan syncope dengan penyebab yang tidak diketahui meningkatkan risiko
kematian sebesar 30%. Individu dengan neural/reflex-mediated atau vasovagal syncope
tidak memiliki peningkatan risiko kematian. Neural syncope memiliki risiko stroke
sebanyak tiga kali lipat. Vasovagal syncope memiliki risiko reccurensi yang tinggi.
b. Cedera Fisik
Cedera fisik pada syncope diakibatkan karna adanya trauma minor ataupun mayor
saat syncope terjadi. Fraktur dan kecelakaan lalulintas dilaporkan pada 6% pasien, dan
cedera minor seperti laserasi dan hematom pada 29% kasus. Sinkop rekuren
dihubungkan dengan fraktur dan cedera jaringan lunak pada 12% pasien. Pada pasien
yang masuk ke unit gawat darurat (UGD), dilaporkan sebanyak 29.1% kasus mengalami
trauma minor dan 4.7% kasus mengalami trauma mayor, prevalensi tertinggi (43%)
diobservasi pada pasien yang lebih tua dengan sindroma sinus karotis Morbiditas yang
tinggi didapatkan pada lansia dan bervariasi mulai dari kehilangan kepercayaan diri,
depresi, dan ketakutan untuk jatuh, hingga fraktur dan perawatan lanjut (Moya A, et al,
2009).
PROGNOSIS SYNCOPE
Prognosis syncope tergantung dari etiologi yang mendasari syncope, khususnya
keberadaan dan tingkat keparahan penyakit jantung. Non-cardiac syncope umumnya memilki
prognosis yang baik dengan angka kematian 0-12% pertahun, 3% dari angka kematian tersebut
merupakan sudden death, sedangkan pada cardiac syncope angka kematian tahunan dapat
mencapai 18-33%, sebesar 14-24% dari angka kematian tersebut merupakan sudden death.
Syncope dengan etiologi yang tidak diketahui (undetermined aetiology) memilki angka kematian
3-6% pertahun, 4 % dari angka kematian tersebut merupakan sudden death (Silvia, 2014).
Menurut Tintinalli (2016), berdasarkan Framingham Heart Study, cardiac syncope
merupakan jenis syncope yang paling berbahaya karana memiliki risiko kematian 2 kali lebih
tinggi daripada non-cardiac syncope, dapat menyebabkan terjadinya sudden death (kematian
mendadak) serta memiliki tingkat rekurensi yang tinggi. Neurologic syncope meningkatkan
risiko kematian sebesar 50%, sedangkan syncope dengan penyebab yang tidak diketahui
meningkatkan risiko kematian sebesar 30%. Individu dengan neural/reflex-mediated atau
vasovagal syncope tidak memiliki peningkatan risiko kematian. Neural syncope memiliki risiko
stroke sebanyak tiga kali lipat. Vasovagal syncope memiliki risiko reccurensi yang tinggi.
Pada studi populasi, sekitar sepertiga pasien mengalami rekurensi sinkop pada follow-up
3 tahun. Jumlah episode sinkop selama kehidupan adalah predictor terkuat rekurensi. Pada pasien
dengan diagnosis yang belum jelas, resiko rendah dan usia>40 tahun, riwayat satu atau dua
episode sinkop selama kehidupan diprediksi mengalami 15 dan 20% rekurensi setelah1 dan 2
tahun, secara respektif. Sedangkan riwayat 3 episode sinkop selama kehidupan diprediksi
mengalami rekurensi 36 dan 42% setelah 1 dan 2 tahun, secara respektif (Moya A, et al,
2009).Oleh karena itu,sangat penting untuk mengidentifikasi penyebab dan risiko stratifikasi
syncope untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas syncope.

DAFTAR PUSTAKA
Moya A, et al. 2009. Guidelines for The Diagnosis and Management of Syncope: The Task Force for
The Diagnosis and Management of Syncope of The European Society of Cardiology (ESC).
European Heart Journal 30: 2646.
Silvia, Rose. 2014. Syncope: Epidemiology, Etiology and Prognosis. Frontiers in Physiology Mini
Review Ariticle. Vol 5. Artikel 471: 1-5.
Tintinalli, Judith. 2016. Tintinalli'sEmergencyy Medicine A Comprehensiive Study Guide. Edisi 8.
United States: Mc Graw Hill Education.

Anda mungkin juga menyukai