Anda di halaman 1dari 3

7.

Diagnosis Banding Syncope


a. Kejang

Kejang Syncope
Posisi pasien Berbagai posisi Jarang dalam posisi berbaring
Warna kulit Tidak berubah, bisa sianosis Pallor (pucat)
Gejala prodromal Didahului aura Tanpa aura, didahului mual dan
berkeringat
Gerakan Umumnya tonik-klonik, mata melirik -
keatas, menggigit lidah
Periode tidak sadar Lebih lama Lebih singkat
Inkontinensia urin Sering Jarang
Waktu untuk kembali Beberapa menit 10-30 detik
sadar
Sekuele Bingung, pusing, mengantuk, nyeri Lemas
otot
Kejadian berulang Mungkin -
Gambar X. Perbandingan Temuan Klinis Pada Kasus Kejang dan Pingsan
Sumber: ESC Guidelines for The Diagnosis and Treatment of Syncope, 2018; Guide to The Essentials
in Emergency Medicine: 2nd Edition, 2015
b. Hiperventilasi
Hiperventilasi merupakan penyebab umum terjadinya penurunan kesadaran, ditandai dengan
gejala pusing, nafas pendek, kebas, dan penurunan kekuatan otot. Keadaan hiperventilasi
dapat menyebabkan hipoksia dan mengakibatkan penurunan kesadaran yang umumnya
terjadi pada wanita berusia 30-40 tahun dalam keadaan berbaring (Simon, 1975).
c. Histeria
Terjadi pada pasien muda dan memiliki riwayat reaksi hysteria terhadar stress. Jarang
didahului dengan keadaan prodromal, namun ditemukan postur dan gerakan yang tidak wajar
(Simon, 1975).
d. Chalastic attacks
Kehilangan kekuatan otot akibat relaksasi sehingga pasien terjatuh. Umumnya tanpa disertai
kehilangan kesadaran. Dipicu oleh kerusakan lobus frontalis (Bassetti, 2014).
e. Hiperekpleksia
Peningkatan respon terhadap suara dan stimulasi taktil tak terduga yang disertai jatuh dan
kekakuan anggota badan. Etiologi yang mendasari meliputi kelainan genetik dan lesi pada
batang otak (Bassetti, 2014).
f. Cataplexy
Kehilangan kekuatan otot secara mendadak dan dalam waktu singkat yang dipicu oleh emosi
pasien dengan narkolepsi. Jarang menyebabkan pasien jatuh, hanya menyebabkan pasien sulit
untuk bergerak (Bassetti, 2014).
g. Cryptogenetic drop attacks in women
Terjadi pada wanita hamil dan menopause dengan frekuensi jatuh bervariasi. Temuan klinis
berupa (Bassetti, 2014):
1) Pasien hanya akan terjatuh saat berjalan
2) Tidak didahului gejala prodrormal
3) Jatuh kedepan dengan risiko luka pada lutut, tangan, dan wajah
4) Pasien bias berdiri spontan setelah terjatuh
h. Kelainan metabolic atau neuroendokrin
Hipoglikemia, hyponatremia, hipotiroidisme bias menyebabkan penurunan kesadaran dengan
durasi yang lebih lama daripada syncope (Bassetti, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Bassetti, Claudio L. 2014. Transient Loss of Consciousness and Syncope. Switzerland:
Elsevier
European Heart Journal. 2018. ESC Guidelines for The Diagnosis and Treatment of Syncope.
Spain: European society of Cardiology
Ooi, Shirley dan Peter Manning. 2015. Guide to The Essentials in Emergency Medicine: 2nd
Edition. Singapore: Mc Graw Hill Education
Simon, Roger P. 1975. Syncope and Transient Loss of Consciousness: Differential Diagnosis
and Treatment. California: West J Med

Anda mungkin juga menyukai