Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM WAJIB PUSKESMAS

UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK

Disusun oleh
Nurita Hartati

Dian Rahmah sari

Eny Potu
UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)

BAB I

PENDAHULUAN
Program Pelayanan Kesehatan Ibu Anak (bayi) dan Pelayanan Medik
KB merupakan bagian integral dari seluruh program upaya kesehatan yang ada
di masyarakat dalam rangka menciptakan keluarga sehat dan mandiri Indonesia
Sehat 2015. Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.Pemberdayaan Masyarakat
bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun
sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari
aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan. Kesehatan ibu dan anak
merupakan salah satu perhatian dari World Health Organisation (WHO) karena
angka kematian ibu dan anak merupakan bahagian dari negara Asean yang
mempunyai angka kematian Ibu dan Anak yang masih tinggi dibandingkan
dengan negara lain.

Menurut SDKI angka kematian ibu (AKI) di Indonesia 307 per 100.000
kelahiran hidup yaitu 3-6 kali lebih tinggi dari negara ASEAN lainnya. AKI di
Indonesia bahkan lebih jelek dari negara Vietnam yaitu 95 per 100.000 kelahiran
hidup. AKI di Indonesia sekitar 18.000 setiap tahun yang berhubungan dengan
kehamilan dan persalinan, hal ini berarti setiap setengah jam seorang perempuan
meninggal yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan, hal ini berarti
setiap setengah jam seorang perempuan meninggal yang berhubungan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas. Kematian ibu tersebut erat kaitannya dengan
karakteristik ibu yang meliputi umur, pendidikan, paritas dan perilaku yang
berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ibu selama hamil yang dapat
mempengaruhi proses persalinan normal atau patologis. Resiko terjadi komplikasi
pada persalinan terjadi 12% pada usia kurang dari 20 tahun dan 26% pada usia 40

1
tahun. Sementara kematian ibu karena komplikasi persalinan akibat perdarahan
sebelum dan sesudah persalinan meningkat dengan bertambahnya paritas.
WHO mengembangkan konsep melalui empat pilar safe motherhood
yaitu keluarga berencana, asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman serta
pelayanan obstetri dasar. Tujuan upaya ini adalah untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin dan nifas, disamping menurunkan
angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir. Untuk mencapai tujuan tersebut
Depkes RI melakukan upaya safe motherhood yaitu berupaya menyelamatkan
wanita agar setiap wanita yang hamil dan bersalin dapat dilalui dengan sehat dan
aman serta menghasilkan bayi yang sehat dan aman. Di Indonesia kejadian
persalinan patologis dengan tindakan seksio sesaria meningkat terus, baik di
rumah sakit pendidikan, maupun rumah sakit swasta. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Gulardi dan Basamalah terhadap 64 rumah sakit di Jakarta tercatat
17.665 kelahiran hidup, sekitar 35,7-55,3 % melahirkan dengan seksio sesaria. Di
Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 1999-2000 dari
404 persalinan per bulan 30 % seksio sesaria. Sementara di Rumah Sakit Haji
Adam Malik Medan tahun 2005-2006 tercatat dari 712 persalinan, 45,4 %
diantaranya adalah persalinan patologis bedah sesaria dan vakum.
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan program kesehatan ibu anak
(bayi) dan Pelayanan Medik KB meliputi beberapa fase antara lain : Masa janin
dalam kandungan, masa menyusui dan masa balita. Dari ruang lingkup ini dapat
diketahui bahwa Program Kesehatan Ibu Anak (bayi) dan Pelayanan Medik KB
untuk mendukung meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Keluarga berencana adalah usaha untuk menjarangkan atau


merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Untuk
dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk
mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.

2
BAB II

PENGERTIAN

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
melakukan pelayanan dalam upaya memelihara kesehatan ibu hamil secara teratur
dan terus menerus selama kehamilan, persalinan, maupun nifas, menyusui serta
pemeliharaan anak dari mulai lahir sampai masa pra sekolah.

Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi


masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan
persalinan.

Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada


masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi
serta pembinaan kesehatan akan di taman kanak-kanak.

3
BAB III

TUJUAN

Tujuan Umum

Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat


kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk atau mempercepat
pencapaian target Pembangunan Kesehatan Indonesia yaitu Indonesia Sehat 2015,
serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya.

Tujuan Khusus

a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam


mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, Kelurahan Wisma,
penyelenggaraan Posyandu dan sebagainya.
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara
mandiri di dalam lingkungan keluarga, kelurahan,Posyandu dan Karang
Balita, serta di sekolah TK.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dalam keluarganya.

BAB IV

4
KEGIATAN DAN SASARAN

KEGIATAN DAN SASARAN DI PUSKESMAS SEI PANAS

A. Kegiatan
I. Pelayanan Kesehatan Ibu
I.1. ANC (Ante Natal Care) atau Asuhan Keperawatan Kehamilan
a) Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan,
menganjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1 kali
kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga, sebagai berikut:

Trimester Jumlah Kunjungan Waktu Kunjungan yang


Minimal Dianjurkan
I 1x Sebelum minggu ke-16
II 1x Antara minggu ke 24-
28
III 2x Antara minggu 30-32
Antara minggu 36-38

b) Menganjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke dokter setidaknya 1 kali


untuk deteksi kelainan medis secara umum.
c) Untuk memantau kehamilan ibu, gunakan buku KIA. Buku diisi setiap
kali ibu melakukan kunjungan antenatal, lalu berikan kepada ibu untuk
disimpan dan dibawa kembali pada kunjungan berikutnya.
d) Berikan informasi mengenai perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K) kepada ibu.
e) Anjurkan ibu mengikuti Kelas Ibu
f) Pada kunjungan pertama, melengkapi riwayat medis ibu.
g) Pada kunjungan berikutnya, selain memperhatikan catatan pada kunjungan
sebelumnya, menanyakan keluhan yang dialami ibu selama kehamilan
berlangsung
h) Kunjungan pertama harus memenuhi persyaratan 7 T ( Timbang berat
badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi
( Tetanus Toksoid ) TT lengkap, pemberian tablet besi minimal 90 tablet

5
selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual, Temu wicara
dalam rangka persiapan rujukan) atau memenuhi pemeriksaan kadar Hb.

I.2. Asuhan Ibu Selama Nifas


Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kira-
kira 6 minggu.
- Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol/kunjungan masa nifas
setidaknya 4 kali yaitu:
- 6-8 jam setelah persalinan (sebelum pulang)
- 6 hari setelah persalinan
- 2 minggu setelah persalinan
- 6 minggu setelah persalinan
- Periksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi perineum, tanda
infeksi, kontraksi uterus, tinggi fundus, dan temperatur secara rutin
- Nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit kepala, rasa
lelah, dan nyeri punggung.
- Tanyakan ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan yang
didapatkannya dari keluarga, pasangan, dan masyarakat untuk perawatan
bayinya
- Tatalaksana atau rujuk ibu bila ditemukan masalah
- Lengkapi vaksinasi tetanus toksoid bila diperlukan
- Minta ibu segera menghubungi tenaga kesehatan bila ibu menemukan
salah satu tanda berikut:
• Perdarahan berlebihan
• Sekret vagina berbau
• Demam
• Nyeri perut berat
• Kelelahan atau sesak
• Bengkak di tangan, wajah, tungkai, atau sakit kepala atau pandangan
kabur
• Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau perdarahan putting

II. Pelayanan Kesehatan Neonatal


a) Perawatan bayi baru lahir
 Penanganan bayi segera setelah lahir
- Usahakan bernafas spontan
- Menjaga bayi tetap hangat
- Mulai Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan memberi cukup
waktu untuk melakukan kontak kulit ibu-bayi (di dada ibu
minimal 1 jam).

6
- Setelah kontak kulit ibu-bayi dan IMD selesai:
• Timbang dan ukur bayi.
• Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika
profilaksis (tetrasiklin 1% atau antibiotika lain).
• Suntikkan vitamin K1 1 mg (0,5mL untuk
sediaan 2 mg/mL) IM di paha kiri anterolateral bayi.
• Pastikan suhu tubuh bayi normal (36,5-37,5oC).
• Berikan gelang pengenal pada bayi yang
berisi informasi nama ayah, ibu, waktu lahir, jenis
kelamin, dan tanda lahir jika ada.

• Lakukan pemeriksaan untuk melihat adanya


cacat bawaan (bibir sumbing/langitan sumbing,
atresia ani, defek dinding perut) dan tanda-tanda bahaya
pada bayi.

 Bila menemukan tanda bahaya, hubungi dokter spesialis


anak. Bila dokter spesialis anak tidak ada, segera
persiapkan rujukan
 Satu jam setelah pemberian vitamin K1, berikan suntikan
imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral bayi
 Perawatan lanjutan pada bayi baru lahir
- Dilakukan rawat gabung (rooming in) yaitu ibu dan bayi berada
dalam satu ruangan
b) Perawatan neonatal dini (1-7 hari)
 Timbang, pantau keadaan umum, mekonium keluar dalam 24 jam
pertama
c) Pelayanan neonatal lanjut (8-28 hari)
 Timbang, imunisasi, pantau keadaan umum
 Bila terjadi penyulit segera dirujuk
 Kunjungan rumah bagi yang memerlukan

III. Pelayanan Kesehatan Dasar Balita dan Anak Pra Sekolah


a) Pelayanan kesehatan dasar
 Pemeriksaan berkala fisik dan tumbuh kembang
- Umur 1 bulan – 11 bulan: 4 kali
- Umur 1 tahun – 2 tahun : 3 kali
- Umur 2 tahun – 6 tahun : 2 kali
 Imunisasi dasar

7
- BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Campak dan Hepatitis
(sesuai jadwal rekomendasi IDAI)
 Konsultasi dokter ahli
 Rujukan kasus
b) Pemantauan gizi balita
 Timbang badan dan pantau dengan KMS
 Pemberian vitamin A setiap 6 bulan (Februari dan Agustus)
 Pemberian supleman Fe
c) Deteksi dan stimulasi tumbuh kembang
 Dipantau sesuai kelompok umur
- 1 – 3 bulan
- 3 – 6 bulan
- 6 – 9 bulan
- 9 – 12 bulan
- 1 – 2 tahun
- 2 – 3 tahun
- 3 – 4 tahun
- 4 – 5 tahun
 Konsultasi dokter ahli
 Rujukan khusus ulang
d) Pengobatan ringan infeksi, diare, dan gangguan makan
e) Membuat pencatatan dan pelaporan
IV. Pelayanan Keluarga Berencana
Prinsip pelayanan kontrasepsi saat ini adalah memberikan kemandirian
pada ibu dan pasangan untuk memilih metode yang diinginkan. Pemberi
pelayanan berperan sebagai konselor dan fasilitator,.
- Memberikan informasi yang obyektif dan lengkap tentang berbagai
metode kontrasepsi: efektivitas, cara kerja, efek samping, dan komplikasi
yang dapat terjadi serta upaya-upaya untuk menghilangkan atau
mengurangi berbagai efek yang merugikan tersebut (termasuk sistem
rujukan).

Tabel Pemilihan Kontrasepsi Berdasarkan Tujuan Pemakainya

8
Urutan Fase Menunda Fase menjarangkan Fase tidak hamil
Kehamilan kehamilan lagi (anak ≥2)
(anak≤2)
1 Pil AKDR Steril
2 AKDR Suntikan AKDR
3 Kondom Minipil Implan
4 Implan Pil Suntikan
5 Suntikan Implan Kondom
6 Kondom Pil

B. Sasaran
I. Pelayanan Kesehatan Ibu
a) Langsung : Ibu hamil, bersalin dan nifas
b) Tidak langsung : Masyarakat ( Tokoh, Kader, Petugas) dan keluarga ibu
hamil
II. Pelayanan Kesehatan Anak
Bayi, balita dan anak sekolah.

BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN

PELAKSANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS SEI PANAS

9
No Jenis Sasaran Tempat Waktu Pelaksana
Kegiatan
1. Pemeriksaan Ibu hamil - Poli KIA Senin- Jumat - Dokter
ANC - Bidan
- Posyandu Sesuai Jadwal - Perawat
Lokasi Posyandu
Kelurahan

4. Pelayanan Ibu hamil - Puskesmas- 24 Jam - Dokter


ibu bersalin Ruang bersalin - Bidan
(VK) - Perawat
5. Pelayanan Ibu nifas - Rumah Pada minggu - Bidan
ibu nifas Bersalin-bagian pertama dan kedua - Perawat
nifas masa nifas jam
- Poli KB kerja Senin-Jumat
6. Perawatan Neonatus - Ruang Bersalin 24 Jam - Dokter
bayi baru - Ruang Rawat - Bidan
lahir Inap Rumah - Perawat
Bersalin

7. Perawatan Neonatus - Poli Imunisasi Senin-Jumat - Dokter


neonatal dini - Poli MTBS - Bidan
(1-7 hari) (Manajemen - Perawat
Tatalaksana
Bayi Sakit)
- Posyandu Sesuai Jadwal
Lokasi Posyandu
Kelurahan
9. Perawatan Neonatus - Poli Imunisasi Senin-Jumat - Dokter
neonatal - Poli MTBS - Bidan
lanjut (8-28 (Manajemen - Perawat
hari) Tatalaksana
Bayi Sakit)
- Posyandu Sesuai Jadwal
Lokasi Posyandu
Kelurahan
11. Pelayanan - 1-11 - Poli MTBS Senin-Jumat - Dokter
kesehatan bln (Manajemen - Bidan
dasar anak - 1-2 thn Tatalaksana - Perawat
- 2-6 thn Bayi
Sakit)
- Poli Imunisasi
- Posyandu Sesuai Jadwal
- Taman Kanak- Puskesmas
kanak (tentatif)
- Kelompok bina
keluarga balita
- Tempat
penitipan anak

10
13. Pemantauan Balita - Posyandu Sesuai Jadwal - Dokter
gizi balita Lokasi Posyandu - Ahli Gizi
Kelurahan - Perawat
- Poli Gizi Senin-Jumat - Bidan
- Kader
- Rawat Inap 24 Jam
Puskesmas-
Terapi
Feeding
Center
16. Deteksi dan - 1-3 bln - Poli Spesialis Sesuai dengan jam - Dokter
stimulasi - 3-6 bln Anak kerja puskesmas Spesialis Anak
tumbuh - 6-9 bln - Posyandu (Poli Spesialis - Bidan
kembang - 9-12 - Taman Kanak- Anak setiap Selasa- - Kader
bln kanak Kamis)
- 1-2 thn - Kelompok bina
- 2-3 thn keluarga balita
- 3-4 thn - Tempat
- 4-5 thn penitipan anak

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Upaya wajib KIA dapat memberikan masyarakat kesempatan untuk


memahami kondisi mereka dan melakukan aksi dalam mengatasi masalah mereka
ini disebut dengan pendekatan belajar dan melakukan aksi bersama secara

11
partisipatif (Participatory Learning and Action -PLA). Pendekatan ini tidak hanya
memfasilitasi masyarakat untuk menggali dan mengelola berbagai komponen,
kekuatan-kekuatan dan perbedaan-perbedaan, sehingga setiap orang memiliki
pandangan yang sama tentang penyelesaian masalah mereka, tetapi pendekatan ini
juga merupakan proses mengorganisir masyarakat sehingga mereka mampu untuk
berpikir dan menganalisa dan melakukan aksi untuk menyelesaikan masalah
mereka. Ini adalah proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu
melakukan aksi untuk meningkatkan kondisi mereka. Jadi, ini merupakan proses
dimana masyarakat merubah diri mereka secara individual dan secara kolektif dan
mereka menggunakan kekuatan yang mereka miliki dari energi dan kekuatan
mereka.

SARAN

Puskesmas harus lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada


masyarakat dalam upaya peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat
menghadapi masalah-masalah kesehatan, memandirikan masyarakat dalam
mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, puskesmas harus
menjadikan program-program KIA sebagai budaya masyarakat agar angka
kematian ibu dan anak dapat menurun.

12

Anda mungkin juga menyukai