Diajukan Oleh :
Maria Ulfa
20080310125
Disetujui Oleh :
Mengetahui
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadyah Yogyakarta
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan Saya juga tidak terdapat karya /
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam pustaka.
Tanda Tangan
Maria Ulfa
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Allah SWT
iv
HALAMAN MOTTO
(Noerudin M. Djani)
(Al-Furqon)
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan berkah,
rahmah dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
FAKTOR RESIKONYA. Dengan karya tulis ilmiah yang sederhana ini, penulis
berharap dapat menyumbangkan sesuatu hal yang dapat berperan dalam kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat diambil manfaatnya untuk meningkatkan
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada :
1. Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
2. dr. H. Ardi Pramono, SpAn., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
penyusunan karya tulis ilmiah ini, saya mengucapkan terima kasih atas
5. Panti Sosial Tresna Werdha “Budhi Luhur”, terima kasih atas izinnya karena telah
vi
vii
6. Bapak (H. Badarudin), Ibu (Hj. Fahnur) tercinta, yang selalu ingin anaknya
menjadi manusia yang berguna, terima kasih atas doa, kasih sayang, dan
semuanya. Semoga Allah membalas keridloan-Nya. “You are the best parents
that I have and I am grateful to have you mom, dad. Love you.”
7. Kakak-kakak tersayang Mas Wijdan Hilal beserta Istri (Mbak Latifah), Mas
Wildan Fu’adi beserta Istri (Mbak Nurul Ulfa) dan keponakan tercinta (Kireina
Thohirrotunnida dan Khanza Indra Alvaro), terima kasih atas semangat dan
doanya.
8. Keluarga besar Bani Kasbollah dan Bani Dahlan, terima kasih untuk semangat,
9. Rekan seperjuangan sekaligus sahabat saya, “my BFF” (Mayang, Nopi, Shorea,
Sari, Lintang, Fetty) terima kasih untuk persahabatannya, terima kasih sudah
10. Sahabat saya Rizqi Novita Hudy, terima kasih atas kebersamaannya selama 4
tahun ini dan selalu ada untuk saya dalam suka maupun duka.
11. Rekan saya Triyanita Susana, terima kasih untuk kerjasama dan bantuannya
12. Mas dr. Febri Ahmad Belinda terima kasih untuk saran, kritikan, dan kejahilannya
selama ini.
13. Teman-teman yang sudah membantu dalam penelitian dan pembuatan KTI ini
(Aa Wowo Masthuro, Kurnia Eka, Alfina, Sakinah, Dina Eka, Doni Revai,
15. Semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Masih banyak kekurangan baik dalam segi isi maupun penulisannya, untuk itu
penulis memohon maaf dan demi kebaikan karya tulis ilmiah ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata,
penulis mengharapkan agar karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
ix
x
Tabel 8. Hasil penelitian berdasarkan kategori usia dan jenis kelamin ........... 34
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian Panti Sosial Tresna Werdha “Budhi Luhur”..... 52
xiii
PROFIL ANEMIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
“BUDHI LUHUR” DAN HUBUNGANNYA DENGAN FAKTOR-FAKTOR
RESIKONYA
Intisari
Lansia merupakan keadaan alamiah yang dialami oleh setiap orang ketika
telah mencapai umur tertentu. Menurut UU no. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lansia yang dimaksud dengan kelompok lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun atau lebih. Anemia terjadi ketika tidak cukupnya sel darah
merah yang sehat dalam tubuh. Kondisi ini bisa dideteksi ketika ada angka
hemoglobin dalam darah dibawah normal. Oleh Badan Kesehatan Dunia telah
ditetapkan batasan anemia yaitu untuk wanita apabila konsentrasi hemoglobinnya di
bawah 12 gr/dL (hematokrit 38%) dan untuk pria apabila konsentrasi hemoglobinnya
di bawah 13 gr / dL (hematokrit 36%).
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah berupa penelitian
observasional dengan pendekatan cross sectional, untuk mengetahui prevalensi, jenis
dan faktor resiko kejadian anemia pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha “Budhi
Luhur”. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampel darah dan
alat yang digunakan adalah spuit 3 cc dan ABX Micros 60 Hematology Analyze.
Penelitian berhasil mendapatkan 30 orang lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha “Budhi Luhur”. Setelah para lansia menyetujui dan mengisi lembar informed
consent, didapatkan subyek untuk penelitian ini berjumlah 30 orang lansia, yaitu laki-
laki sebanyak 14 orang (46,7%) dan perempuan sebanyak 16 orang (53,3%).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan prevalensi anemia pada lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha “Budhi Luhur” sebanyak 12 orang (40%) dengan jumlah
laki-laki 6 orang (50%) dan perempuan 6 orang (50%). Karakteristik anemia
berdasarkan morfologi darah tepi, didapatkan hasil berdasarkan nilai MCV, yaitu: 2
orang (16,7%) mengalami anemia mikrositik, 10 orang (83,3%) mengalami anemia
normositik, dan 0 orang (0%) mengalami anemia makrositik. Jenis anemia
berdasarkan kemungkinan etiologinya, yaitu: anemia peyakit kronik pada 5 orang,
anemia penyakit kronik atau perdarahan kronik pada 1 orang, anemia perdarahan
kronik pada 1 orang, anemia aplastik pada 1 orang, anemia karena defisiensi nutrisi
pada 1 orang, dan terdapat 3 orang mengalami anemia yang tidak diketahui
penyebabnya .
xiv
The Profile Anemia on Elderly at Tresna Werdha “Budhi Luhur” Social
Institution and Its Relation with Risk Factors
Abstract
Elderly is a nature statue and suffered by any person when it has reached a
certain age. According to Law no. 13, 1998 on Elderly Welfare is a group of elderly
who has attained by the age of 60 years or more. Anemia occurs when it doesn’t have
enough healthy red blood cells in the body. This condition can be detected when there
are a number of hemoglobin in the blood below normal. By the World Health
Organization, it has set limits for women are anemic when hemoglobin concentration
below 12 g / dL (hematocrit 38%) and for men when the concentration of hemoglobin
below 13 g / dL (hematocrit 36%).
This type of research is conducted in this study is observational research with
cross sectional approach and it determines the prevalence, types and risk factors in
the incidence of anemia in elderly in tresna werdha "Budhi Luhur" social institution.
The materials in this study using blood samples and instruments were 3 cc syringes
and ABX Micros 60 Hematology Analyze.
The study has gotten 30 people in the elderly in tresna werdha "Budhi Luhur"
social institution. The elderly agree and complete an informed consent, the subjects
obtained for this study are 30 elderly people, there are men are 14 people (46.7%) and
women are 16 people (53.3%).
The research results can be concluded that the prevalence of anemia in the
elderly in tresna werdha "Budhi Luhur” social institution are 12 people (40%) by the
number of men are 6 people (50%) and females are 6 people (50%). The
characteristics of anemia is based on morphology of erythrocyte, the obtained results
based on the value of MCV, there are 2 people (16.7%) had microcytic anemia, 10
people (83.3%) had normocytic anemia, and 0 people (0%) had macrocytic anemia.
This type of anemia based on the possibility of etiology, there are anemia cronic
disease was 5 people, anemia of chronic disease or chronic bleeding was 1 person,
anemia of chronic bleeding was 1 person, aplastic anemia was 1 person, anemia due
to nutritional deficiencies was 1 person, and there were 3 people who have anemia of
unknown causes.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lansia merupakan keadaan alamiah yang dialami oleh setiap orang ketika
telah mencapai umur tertentu. Menurut UU no. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lansia yang dimaksud dengan kelompok lansia adalah seseorang yang telah
Pada tahun 2000 jumlah orang lansia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada
tahun 2020 sebesar 11,34% (BPS, 1992). Dari data USA-Bureau of the Census,
Anemia terjadi ketika tidak cukupnya sel darah merah yang sehat dalam
tubuh. Kondisi ini bisa dideteksi ketika ada angka hemoglobin dalam darah dibawah
normal (Anonim, 2009). Oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO: World Health
Organization) telah ditetapkan batasan anemia yaitu untuk wanita apabila konsentrasi
Berdasarkan pengamatan klinik dan laboratorik, didapatkan bukti bahwa pada batas
anemia tertinggi (57,9%) terjadi pada lansia, kemudian diikuti oleh remaja (57,1%)
1
2
dan ibu hamil (50,9%) (Kurniawan, 2006). Prevalensi anemia pada lansia adalah
sekitar 8–44%, dengan prevalensi tertinggi pada laki–laki usia 85 tahun atau lebih.
Dari beberapa hasil studi lainnya dilaporkan bahwa prevalensi anemia pada laki–laki
lansia adalah 27–40% dan wanita lansia sekitar 16–21% (suryadi, 2003). Dari tiga
sebanyak 17% (30-50%), dan terdapat 12% (3-25%) dalam masyarakat, 47% (31-
50%) pada panti jompo, dan 40% (40-72%) kasus terjadi di rumah sakit (Gaskell, et
al, 2008) . Prevalensi Anemia meningkat dengan usia, sedikit lebih tinggi pada pria
daripada wanita, dan lebih tinggi pada orang kulit hitam dari putih. Anemia pada
meningkatnya risiko mortalitas tersebut bahkan meningkat dua kali lipat jika
dibandingkan dengan lanjut usia dengan kadar hemoglobin yang normal (Prasetyo,
2008).
kronik, peradangan gigi, dan kekurangan gizi yang mungkin terjadi pada waktu yang
sama. Peningkatan prevalensi anemia berkaitan dengan fakta bahwa penduduk lansia
umumnya kurang mandiri dan memiliki gangguan fisik yang berlebih sehingga
membuat para lansia membutuhkan perawatan dari orang lain (Anonim, 2010).
Adapun proses yang mendasari terjadinya anemia pada lansia adalah karena proses
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
Proses menua merupakan hal yang mutlak dialami oleh semua manusia
termasuk kita sendiri juga akan mengalami proses menua, oleh karena itu kita harus
selalu menghormati orang tua kita. Hal ini disebutkan dalam firman ALLAH SWT
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur
keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
penyakit kronik dengan prevalensinya sekitar 35%, diikuti oleh anemia defisiensi besi
sekitar 15%. Penyebab lainnya yaitu defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat,
pasien – pasien lansia yang menderita anemia dengan hemoglobin < 12 gr / dL,
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahannya adalah:
3. Faktor-faktor resiko apa saja yang mempengaruhi terjadinya anemia pada lansia?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. TUJUAN UMUM
2. TUJUAN KHUSUS
D. MANFAAT PENELITIAN
3. Bagi Masyarakat
4. Bagi Peneliti
E. KEASLIAN PENELITIAN
1. Yudha Fitrian Prasetyo. (2008) hubungan usia terhadap anemia pada pasien
geriatri dengan penyakit kronik. Penelitian tersebut menunjukkan dari 161 pasien
Rata-rata usia pasien adalah 69,90 dengan usia termuda adalah 60 tahun dan usia
dengan kadar hemoglobin terendah adalah 7,2 dan tertinggi adalah 16,1.
6
ada korelasi positif antara fungsi kognitif dan hemoglobin, berat badan, ADL dan
kejadian anemia diamati dalam 30% dari subyek, 3,9% dari mereka telah
positif antara skor fungsi kognitif dan fisik dan hemoglobin, kadar albumin pada
pasien usia lanjut. Hasil ini menunjukkan bahwa pemulihan tingkat hemoglobin
dan albumin dapat meningkatkan status fungsional kognitif dan fisik pada
Deposit State and Risk Factors for Anemia in The Elderly. Penelitian
menunjukkan bahwa indeks massa tubuh, albumin serum, dan asupan kalori
merupakan faktor risiko anemia pada lansia tersebut. Deposit besi dalam batas
normal 57,9% pada lansia pria dan wanita 55,6%. Adapun presentase anemia
dengan deposit besi tinggi pada lansia laki-laki 42,1% dan 44.4% pada
perempuan.
tersebut adalah Anemia merupakan kejadian umum yang terjadi pada gagal
kompleks.
Anemia pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha “Budi Luhur” dan
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANEMIA
1. Definisi
hemoglobin biasanya kurang dari 13,5 g/dl pada pria dewasa dan kurang dari
volume, PCV) akan tetapi kedua parameter tersebut mungkin normal pada
2. Epidemiologi
lapangan. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau 1500 juta orang
8
9
(Bakta, 2007).
Serikat memiliki tingkat hemoglobin yang kurang dari ideal. NHANES III
menemukan kurang lebih 10,6% terjadi anemia pada 36,3 juta penduduk
anemia.
10
waktunya (hemolisis).
Anemia sideroblastik
Anemia aplastik
Anemia mieloptisik
Anemia diseritropoietik
D. Anemia hemolitik
: (Suryadi, 2003)
4. Gejala Klinis
Gejala anemia (sindrom anemia) adalah gejala yang timbul pada setiap
harga tertentu. Gejala umum anemia bisa timbul karena anoksia organ dan
yaitu:
Sindrom anemia terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga
nafas dan dispepsia. Pada pemeriksaan pasien tampak pucat yang mudah
bawah kuku.
14
Contoh:
vitamin B12
kasus tertentu sering gejala penyakit dasar lebih dominan, seperti misalnya
(Bakta, 2007).
5. Penentuan Diagnosis
awal. Indeks sel darah merah (mean corpuscular volume = MCV; mean
width = RDW) dan jumlah sel darah merah (SDM x 1012/L-1) akan
Retikulosit adalah sel darah merah tidak berinti dan imatur yang
menahan RNA. Sel ini dapat dihitung dengan hitung diferensial manual
pada slide yang diwarnai khusus dan dinyatakan sebagai persentase sel
Gambar 2. Retikulosit (pewarnaan brilliant cresyl blue) dengan untai RNA berwarna
biru
diwarnai adalah cara yang sangat baik untuk memeriksa morfologi sel
meskipun saat ini hal tersebut biasanya dilakukan secara otomatis dengan
dalam sirkulasi.
Kadar hematinik (yaitu vitamin B12, folat, feritin, besi dalam serum, dan
B. LANSIA
1. Definisi
ketika telah mencapai umur tertentu. Menurut UU no. 13 tahun 1998 tentang
paralisis/lumpuh separuh badan, TBC paru, patah tulang, dan kanker. Lebih
daripada kaum pria, kecuali bronchitis (pengaruh rokok pada pria). Diagnosis
penyakit pada lanjut usia pada umumnya lebih sukar daripada usia remaja/
pun tidak khas dan tidak jelas, atipik dan tidak jarang asimtomatik.
selalu harus diperbaiki bersama secara total patient care. Apalagi di negara-
negara sedang berkembang faktor sosio ekonomik/ finansial ini hampir selalu
termasuk kekurangan gizi. Anemia defisiensi besi pada lansia bisa disebabkan
karena kehilangan darah, perdarahan kronik yang berasal dari gastro intestinal
penggunaan salisilat, dan obat golongan anti inflamasi non steroid, keganasan
defisiensi besi juga bisa disebabkan oleh adanya penyakit kronik seperti
(Anonim, 2010).
vitamin B12 dan asam folat. Hal itu disebabkan karena terdapat kelainan pada
faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel parietal lambung, sedangkan asam
usia lanjut maupun pada orang dewasa muda, termasuk penilaian pada
kronik (seperti endokarditis subakut), penyakit ginjal atau hati, dan penyakit
kronik lainnya.
20
kronik, akan tetapi ada pula suatu kasus yang tidak teridentifikasi
besi tidak diketahui, tetapi para ahli berspekulasi bahwa hal ini mirip
pertumbuhan bakteri dan juga tidak tersedia besi untuk eritropoiesis, yang
besi. Bedanya adalah bahwa produksi besi normal atau meningkat pada
kekurangan zat besi. Orang tua mengalami kekurangan zat besi karena
pada 5-10% pasien lanjut usia. Hanya sekitar 60 persen pasien dengan
dengan kadar vitamin B12 serum rendah normal mengalami anemia dan
penyakit neurologis.
vitamin B12 terjadi pada 10-30% pasien yang telah memiliki parsial
gastrectomy. Bisa juga terjadi pada pasien dengan gangguan usus kecil
makrositik klasik, meskipun proporsi yang signifikan 25% dari pasien usia
E. KERANGKA KONSEP
LANSIA
Kekurangan
Degenerasi Penyakit dan perdarahan gizi
kronik
Kelainan
absorbsi Perubahan
pada hormonal:
duodenum, testosteron dan
ileum dan eritropoietin
jejenum
Anemia penyakit
Kekuranga kronik
n vitamin
B12 dan
asam folat
Anemia
megaloblastik
ANEMIA
Diagnosis :
Keterangan: : Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 3. Kerangka Konsep
24
F. HIPOTESIS
2. Jenis anemia yang ditemukan pada populasi lansia di Panti Sosial Tresna
normokromik.
di Panti Sosial Tresna Werdha “Budhi Luhur” berupa pola makan yang
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah berupa penelitian
dan faktor resiko kejadian anemia pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha “Budhi
Luhur”.
C. SUBYEK PENELITIAN
1. POPULASI TARGET
2. POPULASI TERJANGKAU
- Kooperatif
25
26
3. BESAR SAMPEL
orang, maka besar sampelnya yaitu 72 orang. Akan tetapi karena keterbatasan
a. Kriteria Inklusi
4. Kooperatif
b. Kriteria Eksklusi
2. Tidak kooperatif
27
E. VARIABEL PENELITIAN
Data demografi meliputi identitas subyek, dalam penelitian ini usia dan
G. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Bahan penelitian
Sampel darah
2. Alat penelitian
a. Spuit 3 cc
1. Tahap persiapan
darah.
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap akhir
4. Etika Penelitian
- Semua informasi dan data dalam penelitian ini hanya dipakai untuk
kerahasiaannya.
31
Alur penelitian
anamnesis
Mikrositik Normositik
Makrositik
Hipokromik Normokromik
Normokromik
Analisa Data
I. ANALISIS DATA
oleh ketepatan alat ukur dan ketepatan cara perhitungan atau pengukuran. Uji
validitas dilakukan dengan menera semua alat yang akan digunakan dalam penelitian.
J. RENACANA PENELITIAN
Perijinan
Penetapan
sampel
penelitian
Penandatan
ganan
persetujuan
pasien
Pelaksanaan
program
Pengolahan
data dan
analisis data
Penyusunan
laporan
Pengiriman
Laporan
BAB IV
A. HASIL
1. JALANNYA PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 juli 2011 dalam 1 hari, pengukuran darah
pada kriteria inklusi yaitu lansia usia > 60 tahun, memiliki faktor resiko terhadap
kejadian anemia, kesadaran diri, tempat, waktu masih utuh, dan kooperatif.
didapatkan subyek untuk penelitian ini berjumlah 30 orang lansia, yaitu laki-laki
33
34
3 kelompok, yaitu : kelompok usia 60-70 tahun sebanyak 6 orang (50%), kelompok
usia 71-80 tahun sebanyak 3 orang (25%), dan kelompok usia lebih dari 80 tahun
orang lansia (75%) mengalami anemia ringan, 2 orang lansia (16,7%) mengalami
didapatkan hasil berdasarkan nilai MCV, yaitu: 2 orang (16,7%) mengalami anemia
etiologinya, yaitu: anemia peyakit kronik terjadi pada 5 orang, anemia aplastik pada 1
orang, anemia penyakit kronik atau perdarahan kronik pada 1 orang, anemia
perdarahan kronik pada 1 orang, anemia karena defisiensi nutrisi pada 1 orang, dan
B. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian didapatkan prevalensi anemia pada lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha “Budhi Luhur” sebanyak 40%. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang
saya jelaskan diawal bahwa prevalensi anemia pada lansia berkisar 31-50%. Hal ini
didukung oleh penelitian Gaskell dkk,. (2008) yang menyatakan bahwa prevalensi
rata-rata terjadinya anemia pada lansia dalam keseluruhan populasi sebanyak 30-50%
dan pada panti jompo berkisar antara 31-50% dan juga didukung oleh penelitian
Suryadi (2003) yang menyatakan bahwa prevalensi anemia pada lansia berkisar
antara 8-44% dan sebagai penyebab tersering anemia pada lansia adalah anemia
penyakit kronik dengan prevalensi sekitar 35% diikuti dengan anemia defisiensi besi
15% dan penyebab lainnya yaitu defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat,
aplastik, defisiensi nutrisi, dan anemia yang tidak diketahui penyebabnya. Sesuai
38
dengan hasil penelitian Smith (2000) mengatakan bahwa anemia penyakit kronik
adalah bentuk paling umum dari anemia pada lansia. Banyak penyakit yang
berhubungan dengan anemia penyakit kronik, akan tetapi ada pula suatu kasus yang
diketahui. Pasien dengan anemia penyakit kronis memiliki anemia ringan sampai
normositik, namun sekitar sepertiga dari pasien dengan anemia penyakit kronis
memiliki microcytosis.
penyakit kronik sampai dengan sekarang masih banyak yang belum bisa dijelaskan
walaupun telah dilakukan banyak penelitian. Akan tetapi ada pendapat yang
mengatakan bahwa sitokin–sitokin proses inflamasi seperti tumor nekrosis faktor alfa
(TNF α), interleukin 1 (IL-1) dan interferon gama (γ) yang diproduksi oleh sumsum
eritropoiesis. Pada pasien anemia penyakit kronik, kadar eritropoetin memang lebih
rendah dari pasien anemia defisiensi besi, tetapi tetap lebih tinggi dari orang–orang
yang terdiri dari abses paru, tuberculosis paru, pneumonia, endokarditis subakut,
meningitis, osteomyelitis kronik, infeksi saluran kemih, infeksi pelvis kronik, infeksi
jamur kronik, AIDS, dan lain-lain. 2) Peradangan kronik, meliputi; reumatoid artritis,
kanker, kanker sumsum tulang. 4) Penyakit ginjal; gagal ginjal kronik. 4) Penyakit
sumsum tulang dalam memproduksi komponen sel-sel darah. Tanda utama dari
anemia aplastik ini, yaitu pansitopenia dan hiposeluler sumsum tulang. Adapun
etiologi dari anemia aplastik adalah sebagai berikut: 1) Anemia aplastik yang
NSAIDs, obat anti tiroid, obat-obatan untuk diabetes mellitus, diuretik, obat untuk
malaria, allopurinol, obat anti kejang. Anemia aplastik yang diperolah juga bisa
congenita.
menyebabkan anemia defisiensi besi. Pada awal perdarahan, morfologi darah tepi
40
akan menunjukkan anemia normositik, namun sumsum tulang akan dirangsang untuk
tubuh. Setelah terjadi penurunan kadar besi yang sangat drastis, maka sintesis
hemoglobin akan terganggu dan terjadi perubahan morfologi darah tepi yang semula
kanker esofagus, kanker usus, varises esofagus, penggunaan obat aspirin, ibuprofen,
Pada hipotesis dikatakan juga bahwa anemia pada lansia dapat terjadi karena
pola makan yang kurang teratur, tapi pada penelitian didapatkan bahwa anemia dapat
terjadi pada lansia yang memiliki pola makan yang teratur. Kemungkinan ini terjadi
karena kebutuhan kalori pada setiap lansia di panti jompo tersebut berbeda sedangkan
makanan yang disediakan dalam porsi yang sama, sehingga dapat terjadi anemia pada
lansia yang membutuhkan kalori yang lebih banyak dari yang lainnya.
BAB V
A. KESIMPULAN
1. Prevalensi anemia pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha “Budhi Luhur”
sebanyak 12 orang (40%) dengan jumlah laki-laki 6 orang (50%) dan perempuan
6 orang (50%).
anemia makrositik.
pada 5 orang, anemia penyakit kronik atau perdarahan kronik pada 1 orang,
anemia perdarahan kronik pada 1 orang, anemia aplastik pada 1 orang, anemia
karena defisiensi nutrisi pada 1 orang, dan terdapat 3 orang mengalami anemia
B. SARAN
1. Perlu kiranya upaya menurunkan prevalensi kejadian anemia pada lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha “Budhi Luhur” melalui upaya preventif seperti mengetahui
41
42
individu lansia.
4. Penelitian ini jauh dari sempurna, diharapkan masukan agar mendapatkan hasil
Anonim. 2009. The Free Dictionary By Farlex. Diakses 6 juni 2011, dari
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/chronic+disease
Anonim. 2010. Aplastic Anemia. American Cancer Society. Diakses 26 Desember
2011, dari
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/002279-pdf.pdf
Bakta, I made. 2007. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia. Dalam Aru W. Sudoyo,
Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, et al. (Eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid II. Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 622-623
Besral, Lia Meilianingsih, Junaiti Sahar. 2007. Pengaruh Minum Teh Terhadap
Kejadian Anemia Pada Usila di Kota Bandung. Makara, Kesehatan.
11(1):39. Diakses 31 Maret 2011, dari
http://www.scribd.com/doc/39568684/Anemia-Lansia
Chen, Yi-Bin. 2011. Iron Deficiency Anemia. Medline Plus. Diakses 26 Desember
2011, dari http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000584.htm
Darmojo, R.Boedhi. 2009. Teori Proses Menua. Dalam H. Hadi Martono, Kris
Pranarka (Eds). Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut). Edisi IV. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 3
Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi: 29, 268. EGC.
Jakarta
Eliana, Fatimah, Czeresna H Soejono, et al. 2005. Iron Deposit State and Risk
Factors for Anemia in The Elderly. Acta Med Indones-Indones J Intern Med.
37(3): 118-119. Diakses 31 Maret 2011, dari
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/37305118125.pdf
43
44
Gaskell, Helen, Sheena Derry, R. Andrew Moore, et al. 2008. Prevalence of anemia
in older persons: systematic review. BMC Geriatrics. Diakses 28 April 2011,
dari http://www.biomedcentral.com/1471-2318/8/1
Guyton and Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC. Jakarta. p.
175
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok materi metopen dan aplikasinya. Ghalia Indonesia.
Jakarta. p. 63
Hoffbrand, A.V., J.E. Pettit, P.A.H. Moss. 2005. Kapita Selekta Hematologi. Edisi
IV. EGC. Jakarta. p. 18-22
Mehta, Atul, Victor Hoffbrand. 2008. At a Glance Hematologi. Edisi II. Erlangga:
Jakarta. p. 24-25
Murray, Robert K., Daryl K. Granner, Peter A. Mayes, Victor W. Rodwell. 2003.
Biokimia Harper. Edisi: 25. EGC: Jakarta. p. 828-829
Ohta, Masatsugu. 2009. Management of anemia in elderly. The Journal of the Japan
Medical Association. Diakses 24 Desember 2011, dari
http://www.med.or.jp/english/journal/pdf/2009_04/219_223.pdf
Panjaitan, Suryadi. 2003. Beberapa Aspek Anemia pada Penyakit Kronik pada Lanjut
Usia. Penelitian Cross Sectional di Bagian / SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran USU/ RSUP H. Adam Malik. Medan
Prasetyo, Yudha Fitrian. 2008. Hubungan Usia Terhadap Anemia pada Pasien
Geriatri dengan Penyakit Kronik. Penelitian Karya Tulis Ilmiah Program
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang.
Diakses 31 Maret 2011, dari http://eprints.undip.ac.id/24348/1/Yudha.pdf
Setiati, Siti, Kuntjoro Harimurti, Arya Govinda Roosheroe. 2007. Proses Menua dan
Implikasi Kliniknya. Dalam Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi,
et al (Eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III. Edisi IV. Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta. 1335-1336
Smith, Douglas L., MD. 2000. Problem Oriented Diagnosis Anemia in the Elderly.
American Academy of Family Physicians. Diakses 13 April 2011, dari
http://www.aafp.org/afp/20001001/1565.html
Steensma, David P., MD, Ayalew Tefferi, MD. 2007. Anemia in the Elderly: How
Should We Define It, When Does It Matter, and What Can Be Done?.
www.mayoclinicproceedings.com. 82(8): 958-961. Diakses 31 Maret 2011, dari
http://www.mayoclinicproceedings.com/content/82/8/958.full.pdf+html
Suharti P., C., Soenarto. 2009. Kelainan Hematologi Pada Usia Lanjut. Dalam H.
Hadi Martono, Kris Pranarka (Eds). Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut). Edisi IV. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.327-330