Anda di halaman 1dari 18

Ahmad_trian.

Biologi

Rabu, 11 November 2015

RPP Pencemaran Lingkungan (AIR)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA NEGERI 22 PALEMBANG

Mata pelajaran : BIOLOGI

Kelas/Semester : X IPA / 2

Materi Pokok : Pencemaran Lingkungan Air

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, peduli, santun, responsif, dan pro aktif,
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menerapkan pengetahuan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, berdasarkan


rasa ingintahuannya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humanoira dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena dan kejadian serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD)


1. 3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan – perubahan tersebut
bagi kehidupan.

2. 4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan
upaya pelestarian.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. KD 3.10

1. Siswa dapat mencari dan menulis akibat dampak dari pencemaran air.

2. Siswa dapat Menjelaskansumber-sumber pencemaran air.

2. KD 4.10

1. Siswa dapat melakukan penangulangan pencemaran lingkungan air.

2. Siswa dapat menyajikan data banyaknya kerusakan sumber air.

D. Materi Pelajaran

Air merupakan komponen penting dalam kehidupan. Air sebagai sumber daya alam sangat penting
dan mutlak diperlukan semua makhluk hidup, termasuk manusia. Air memiliki jumlah yang besar, yakni
dua pertiga dari seluruh luas permukaan bumi. Air juga merupakan unsur pembentuk utama dalam
tumbuhan, hewan dan manusia.

Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tersedia melimpah dalam jumlah yang
konstan dan memiliki siklus tetap. Jenis air yang paling banyak digunakan adalah air tawar.

Pencemaran atau polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari
kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti
semua air sudah terpolusi. Sebagai contoh, meskipun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil
dengan udara yang bersih dan bebas dari polusi, air hujan selalu mengandung bahan-bahan terlarut
seperti CO2, O2 dan N2, serta bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang
terbawa dari atmosfer.

Pencemaran air menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia,
sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya.
1. Sumber Pencemar Air

Sumber pencemar air dibagi menurut karakteristik masing-masing sumber pencemar. Sumber pencemar
berdasarkan asalnya dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Sumber Pencemar Domestik

Limbah domestik adalah semua buangan yang berasal dari kamar mandi, kakus, dapur, tempat cuci
pakaian, apotek, rumah sakit, rumah makan dan sebagainya. Limbah tersebut secara kualitatif dapat
mengandung bahan organik, garam terlarut, lemak, bakteri (terutama golongan fekal coli), jasad
patogen, parasit, hingga bahan berbahaya dan beracun.

b. Sumber Pencemar Non-domestik

Limbah non-domestik sangat bervariasi, terutama limbah yang berasal dari kegiatan industri. Kegiatan
bidang perindustrian pada umumnya menimbulkan pencemaran air. Beberapa jenis industri
menggunakan air dengan volume sangat besar, yang diperoleh baik dari sumber air tanah maupun air
permukaan.Penggunaan air ini berpengaruh terhadap sistem hidrologi sekitar, sedangkan limbah
pertanian biasanya terdiri atas bahan padat bekas tanaman yang bersifat organis, bahan pemberantas
hama dan penyakit (pestisida), serta bahan pupuk yang mengandung diantaranya nitrogen, fosfor, sulfur,
dan mineral.

Berdasarkan bentuk sebarannya, sumber pencemaran air dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Sumber pencemaran tersebar (non point source pollution). Merupakan sumber


pencemar yang tidak terlokalisasi secara definitif. Sumber pencemaran ini biasanya berasal dari daerah
pinggiran kota (sub-urban), kota-kota besar, rumah-rumah pedesaan (rular homes), pertanian dan
peternakan. Sumber pencemaran ini tersebar dari beberapa daerah dan tidak langsung mencemari
badan air. Biasanya, pencemar ini terlebih dahulu mencemari air tanah atau saluran air (saluran air
terbuka maupun tertutup), yang kemudian bermuara di badan air, seperti sungai dan lau

b. Sumber pencemaran titik (point source pollution). Merupakan sumber pencemaran


yang berasal dari titik-titik tertentu di sepanjang badan air penerima (sungai). Sumber pencemaran ini
dapat diketahui dengan jelas lokasi sumbernya. Sumber pencemaran ini terutama berasal dari pipa-pipa
pembuangan limbah cair dari industri yang tidak mengolah limbahnya. Selain itu pencmaran ini juga
berasal dari buangan hasil pengolahan limbah di IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang tidak
memenuhi syarat baku mutu air limbah yang ditetapkan.

2. Polutan Air
Polutan air merupakan zat yang mencemari air. Polutan memiliki bentuk dan jenis yang beragam.
Menurut bentuknya, polutan air dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Padat, misalnya sampah, hasil erosi tanah dan sebagainya.

b. Cair, misalnya limbah cair dari industri dan rumah tangga, hujan asam.

c. Gas, misalnya gas karbon dioksida hasil pembakaran dari kendaraan atau asap pabrik, yang masuk
ke dalam air melalui pertukaran udara.

Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya atau
komponen yang mengakibatkan polusi. Contohnya air minum yang terpolusi mungkin rasanya akan
berubah meskipun perubahan baunya sukar dideteksi, kehidupan hewan air akan berkurang pada sungai
yang terpolusi berat, atau minyak yang terlihat terapung pada permukaan air laut menunjukkan adanya
polusi. Menurut Fardiaz (1992) polutan air dikelompokkan menjadi sembilan kelompok berdasarkan
perbedaan-perbedaan sifatnya :

a. Padatan

b. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (oxygen-demanding waste)

c. Mikroorganisme

d. Komponen organik sintetik

e. Nutrien tanaman

f. Minyak

g. Senyawa anorganik dan mineral

h. Bahan radioaktif

i. Panas

Pengelompokkan tersebut di atas bukan merupakan pengelompokan yang baku, karena suatu jenis
polutan mungkin dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelompok. Sebagai contoh, bakteri dapat
dimasukkan ke dalam kelompok mikroorganisme maupun kelompok padatan tersuspensi. Suatu limbah
atau bahan buangan mungkin mengandung lebih dari satu macam polutan. Sebagai contoh, sampah
organik adalah suatu bahan buangan yang membutuhkan oksigen, tetapi juga mengandung
mikroorganisme dan mungkin nutrien tanaman. Jadi pengelompokan di atas lebih bersifat untuk
memudahkan dalam pembahasan mengenai berbagai jenis polutan.

3. Indikator Pencemaran Air

Pencemaran air dapat diketahui dari aspek fisik-kimia dan/atau aspek biologi. Beberapa indikator
pencemar air aspek fisika-kimia adalah sebagai berikut :
A. pH (derajat keasaman)

pH sautu badan air merupakan indikasi keseimbangan antara asam (ditandai dengan ion H+) dan basa
(OH-). Keduanya merupakan ion pembentuk air (H2O). Air murni memiliki asam dan basa dalam jumlah
yang seimbang pada pH 7. Air bersifat asam bila pH-nya kurang dari 7, dan bila lebih dari 7 air akan
bersifat basa. Apabila pH air kurang dari 5 dan lebih dari 9, maka badan air tersebut telah dikatakan
tercemar.

B. Suhu

Suhu air berkisar pada 25oC Suhu air pada tiap badan air berbeda-beda tergantung pada ketinggian dan
kondisi geografis. Suhu air di daerah tropis berbeda dengan suhu air di daerah subtropis. Air dikatakan
tercemar apabila suhu air pada wilayah tersebut berubah secara drastis.

C. Warna

Air yang memenuhi syarat kesehatan secara umum adalah tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna
(jernih). Ketiga syarat tersebut bukan sekedar merupakan syarat estetika, tapi juga merupakan indikasi
apakah air tersebut tercemar atau tidak. Perubahan warna air bisa diakibatkan karena partikel terlarut
seperti lumpur, fitoplankton dan mikroorganisme yang bersifat mikroskopis. Sumber pencemaran warna
terutama berasal dari limbah cair industri cat, industri tekstil dan pencelupan kain, serta industi pewarna
pakaian dan makanan.

D. Disolved Oxygen (DO)

DO atau oksigen terlarut, adalah banyaknya oksigen yang terlarut dalam satu liter air (mg/l). Oksigen
merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk proses metabolisme. Kehidupan
tumbuhan dan organisme perairan tergantung dari kemampuan badan air mempertahankan jumlah
oksigen terlarut dalam air. Semakin rendah jumlah oksigen terlarut dalam air menunjukkan makin
tingginya tingkat pencemaran suatu perairan.

E. Biological Oxygen Demand (BOD)

BOD atau permintaan oksigen biologis, adalahh jumlah oksigen (dalam mg) yang diperlukan oleh
mikroorganisme (terutama bakteri) untuk proses penguraian/oksidasi dan stabilisasi bahan organik
secara biologis pada kondisi aerobik (kondisi dimana mikroba tidak dapat hidup tanpa oksigen) dalam
satu liter air limbah. BOD yang tinggi mengindikasikan adanya bahan organik yang tinggi pula, dan itu
berarti tingkat pencemaran di suatu badan air juga tinggi. hal ini dikarenakan mikroorganisme
memerlukan oksigen dalam jumlah besar untuk menguraikan bahan organik dalam jumlah besar pula.

F. Chemical Oxygen Demand (COD)

COD atau permintaan oksigen kimiawi merupakan pengukuran jumlah bahan organik dengan
menggunakan persamaan dari jumlah oksigen (dalam mg) yang diperlukan untuk mengoksidasikan
bahan organik secara kimiawi dalam satu liter air limbah. Nilai COD selalu lebih besar dari BOD. Hal ini
dikarenakan tidak semua bahan organik yang dihitung melalui persamaan kimia mampu diuraikan oleh
mikroorganisme.

G. Logam Berat

Logam tertentu sejatinya dibutuhkan oleh tubuh, namun dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebih,
seperti zat besi untuk pembentukan sel darah merah. Air dikatakan tercemar apabila kandungan logam
di dalam air tersebut melebih batas dan jumlah yang ditentukan sehingga bersifat racun dan berdampak
negatif terhadap sistem tubuh, jenis logam berat paling berbahaya adalah raksa, perak, tembaga.

Deterjen yang selama ini kita gunakan untuk mencuci pakaian sebenarnya merupakan hasil
sampingan dari proses penyulingan minyak bumi yang diberi berbagai tambahan bahan kimia seperti
fosfat, silikat, bahan pewarna dan bahan pewangi. Generasi awal deterjen pertama kali muncul dan
mulai diperkenalkan ke masyarakat sekitar tahun 1960-an dengan menggunakan bahan kimia pengaktif
permukaan (surfaktan) Alkyl Benzene Sulfonat (ABS) sebagai penghasil busa.

Awalnya inovasi yang dianggap cemerlang ini mendapatkan respon yang menggembirakan. Namun
seiring berjalannya waktu, ABS setelah diteliti lebih lanjut diketahui mempunyai efek destruktif (buruk)
terhadap lingkungan yakni sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Hal ini menjadikan sisa limbah deterjen
yang dikeluarkan setiap hari oleh rumah tangga akan menjadi limbah berbahaya dan mengancam
stabilitas lingkungan hidup kita.

Beberapa negara di dunia secara resmi telah melarang penggunaan zat ABS ini dalam pembuatan
deterjen dan memperkenalkan senyawa kimia baru yang disebut Linier Alkyl Sulfonat atau lebih sering
jika kita lihat di berbagai label produk deterjen yang kita pakai dengan nama LAS yang relatif lebih ramah
lingkungan. Akan tetapi penelitian terbaru oleh para ahli menyebutkan bahwa senyawa ini juga
menimbulkan kerugian yang tidak sedikit terhadap lingkungan. Menurut data yang diperoleh bahwa
dikatakan alam lingkungan kita membutuhkan waktu selama 90 hari untuk mengurai LAS dan hanya 50%
dari keseluruhan yang dapat diurai

Pembuangan limbah ke sungai/sumber-sumber air tanpa treatment sebelumnya, mengandung tingkat


polutan organik yang tinggi serta mempengaruhi kesesuaian air sungai untuk digunakan manusia dan
merangsang pertumbuhan alga maupun tanaman air lainnya. Selain itu deterjen dalam badan air dapat
merusak insang dan organ pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi ikan terhadap badan air yang
kandungan oksigennya rendah menjadi menurun. Ikan membutuhkan air yang mengandung oksigen
paling sedikit 5 mg/ liter atau 5 ppm (part per million). Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan
akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigen terlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang.
Apabila sungai menjadi tempat pembuangan limbah yang mengandung bahan organik, sebagian besar
oksigen terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam bahan organik
menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan
akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan kerang akan mati.
Keberadaan busa-busa di permukaan air juga menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas
sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dengan demikian akan menyebabkan organisme air kekurangan
oksigen dan dapat menyebabkan kematian (Ahsan et al, 2005).

Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah organisme air yang responsif atau peka terhadap perubahan yang
terjadi pada lingkungannya. Insang adalah alat yang digunakannya untuk bernafas. Pada insang terjadi
pertukaran O2 dan CO2. Mekanismenya adalah tutup insang menutup à mulut terbuka à air masuk
melalui mulut à lalu air melewati insang, terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida à mulut
menutup, tutup insang (operculum) terbuka dan akhirnya air keluar dari insang. Oksigen masuk ke aliran
darahnya. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-
1000 m diatas permukaan laut dengan suhu 20 oC-25 oC pH air antara 7-8 (Herlina, 2002).

E. Kegiatan pembelajaran

Pertemuan Pertama:

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)

1. Salam, doa, (Sebagai implementasi nilai religius)

2. absensi, pengkondisian kelas, (sebagai implementasi nilai disiplin)

3. apersepsi, motivasi, penyajian prasyarat.

4. Guru menentukan kelompok pada siswa untuk melakukan kegiatan diskusi.

b. Kegiatan Inti (110 menit)

1. Mengamati

Peserta didik memperhatikan pejelasan guru saat menerangkan materi ajar, kemudian peserta didik
membaca hasil studi dari berbagai laporan media mengenai perusakan lingkungan, mendiskusikan
secara kelompok untuk menemukan faktor penyebab terjadinya.

2. Menanya

Apa saja penyebab terjadinya pencemaran linkungan (air) beserta dampaknya?

3. Mengumpulkan informasi

Peserta didik mengumpulkan informasi sebagai bahan diskusi atau sebagai topic yang akan didiskusikan.
Dengan melakukan percobaan polusi air untuk menemukan daya tahan makhluk untuk kelangsungan
kehidupannya. Melalui kerja kelompok.

4. Mengasosiasikan
Peserta didik dalam kelompok menyimpulkan hasil pengamatan, diskusi, tentang dampak Pencemaran
Air, penyebab, pencegahan serta penanggulangannya sesuai dengan data yang diperoleh.

5. Mengkomunikasikan

Laporan hasil pengamatan secara tertulis (portofolio)

Presentasi secara lisan tentang kerusakan lingkungan

c. Penutup (10 menit)

1. Guru memberikan soal dan tugas/pr kepada siswa.

2. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari selanjutnya dan menutup pelajaran.

3. Refleksi /umpan balik.

F. Penilaian

1. Teknik penilaian

1. Tugas Individu

Contoh instrumen tes tertulis

1. Apa yang dimaksud dengan lingkungan?

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan?

3. Tuliskan bagaimana cara penanggulangan pencemaran linkungan ?

4. Tuliskan ciri-ciri Air yang telah tercemar ?

5. Tuliskan ulah manusia yang dapat menyebabkan pencemaran Air ?

2. Tugas Kelompok

Soal diskusi

Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan kolom :

1. Menggunakan kembali limbah.

2. Akibat dari penggunan pestisida yang secara berlebihan, dan dari limbah pabrik pabrik yang
dibuang begitu saja.
3. Pencemaran yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti E. Coli dan Salmonella thyposa.

4. Pengurangan penggunaan barang yang penyebab limbah.

5. Daur ulamg limbah

a. a. Nikagro

b. b. reduce

c. c. Euser

d. d. ira naramecpen

e. e. Clecyre

f. f. logiobi naramecpen

2. Instrumen penilaian

1. Instrumen Penilaian Individu

Materi : Pencemaran Linkungan (Air)

Kelas/Semester : X Ipa/2

No.

Nama

Disiplin

Kerja sama

Kejujuran

Kepedulian

Tanggung jawab

Jumlah Skor

Nilai

1.
2.

3.
4.

5.

6.
7.

2. Instrument penilaian Kelompok

No

Nama Kelompok

Waktu

Tugas Kelompok

Jumlah Score

ket

Kualitas rangkuman

makalah

Laporan Pengamatan
Laporan Eksperimen

1
2
3
G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media/alat

1. Laptop

2. Infokus

2. Bahan

1. Bahan dari internet yang relevan

2. Foto perubahan lingkungan

3. Charta lingkungan alami dan lingkungan perairan yang rusak

3. Sumber Belajar

1. Ensiklopedia teks book atau buku reverensi ilmiah

Mengetahui Palembang , 24 Oktober 2015

Kepala SMAN 22 palembang Guru Mata Pelajaran Biologi

Drs. Ulung Wibowo Ahmad Trian Azhari.

NIP. 195611291989031001 NIP.


Ahmad Trian di 23.54

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

Ahmad Trian

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai