Anda di halaman 1dari 2

M. K.

Analisis Meteorologi
Nama : Adilah Yuri Okta Putri Asisten Praktikum
NRP : G24160045 1. Agung Baruna S N (G24150027)
Tanggal : 25 Februari 2019 2. Danang Alfath A (G24150077)

TRAJEKTORI MASSA UDARA


Analisis trajektori massa udara dapat menggunakan model HYSPLIT dari
NOAA USA. Model HYbrid Single-Particle Lagrangian Integrated Trajectory
(HYSPLIT) dengan menggunakan data meteorologi untuk mensimulasikan
pergerakan lintasan dan konsentrasi baik maju atau mundur dalam jangka waktu
dan interval yang teratur (Draxler 1998). Model HYSPLIT berbasiskan PC yang
digunakan untuk penelitian bidang polusi udara. Model ini mengkaitkan hubungan
antara dispersi polutan dengan komponen meteorologi wilayah kajian yang
dikembangkan oleh NOAA. Menurut Draxler (1998) pendekatan yang digunakan
pada model HYSPLIT yaitu lagrangian dan eularian. Pendekatan lagrangian yaitu
didasarkan pada parsel udara yang mengalir pada suatu lintasan yang dipengaruhi
oleh faktor meteorologi. Pendekatan eularian yaitu didasarkan pada penggunaan
grid di dalam model, di mana perubahan konsentrasi polutan diperhitungkan
dalam pendekatan ini.

Gambar 1 Trajektori mundur sebaran massa udara berdasarkan 24 jam dan tiba 00
UTC 1 Januari 2019 di Stasiun Kuala Lumpur, Malaysia
Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat lintasan pergerakan massa udara sejak
24 jam yang lalu dan sampai pada 00 UTC 1 Januari 2019 di Stasiun Kuala
Lumpur. Masa udara menyebar dari stasiun Kuala Lumpur ke arah tenggara dari
ketinggian 500 m dan terus begerak naik menyebar hingga titik 1000 m AGL lalu
dispersi habis meninggalkan daratan Malaysia. Penurunan trajektori yang terjadi
disebabkan karena pada saat tersebut atmosfer berada pada kondisi yang sedikit
labil (keadaan tidak stabil namun hampir mendekati stabil). Pada kondisi tersebut
terjadi pengangkatan massa udara sampai ketinggian tertentu yang kemudian akan
turun kembali. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan stull (2000), yang
menyatakan bahwa pada keadaan atmosfer yang stabil gaya buoyancy berlawanan
arah dengan gaya ke atas, sehingga massa udara yang mengalami pengangkatan
sampai ketinggian tertentu akan turun kembali.
Arah dan kecepatan angin akan menentukan ke mana dan seberapa jauh
massa udara bergerak meninggalkan sumbernya. Semakin cepat angin bergerak,
maka pencemar akan semakin cepat meninggalkan jauh dari sumbernya. Menurut
Geiger (1995) terdapat dua jenis pergerakan angin, yaitu pergerakan angin secara
laminar dan turbulen. Pergerakan angin secara laminar merupakan pergerakan
angin yang tenang sepanjang lapisan yang sejajar. Sedangkan pergerakan angin
secara turbulen yaitu pergerakan angin yang acak dan baur. Berdasarkan analisis
gambar diatas, termasuk kedalam pergerakan sebaran massa udara tergolong
secara laminer.

DAFTAR PUSTAKA

Draxler, R.R., and Hess, G. D. 1998. An Overview of the Hysplit_4 Modelling


System for Trajectories, Dispersion, and Deposition. USA : NOAA Air
Resources Laboratory, Silver Spring, Maryland.
Geiger A. Rudolf, Aron, Robert H, Todhunter, Paul. 1995. The Climate Near the
Ground. SpringerVieweg.
Stull RB. 2000. Meteorology for Scientists and Engineers. 2d ed. Brooks/Cole
Division, Thompson Learning Company, 490 pp.

Anda mungkin juga menyukai