Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi


salah satu pusat pariwisata di Indonesia. Bali memiliki keindahan
alam dan budaya yang beraneka ragam. Keragaman budaya menjadi
salah satu daya tarik yang paling diminati di Bali. Wisatawan
mancanegara ataupun domestik tertarik dengan budaya Bali yang
cenderung rutin untuk dilaksanakan, seperti odalan dan ngaben.
Bahkan, Bali kini dikenal sebagai daerah pariwisata yang cukup
digandrungi oleh wisatawan domestik ataupun mancanegara. Potensi
yang dimiliki Bali menjadi faktor pendukung untuk dikembangkannya
berbagai objek wisata yang memiliki prospek yang cukup besar. Hal
tersebut membuat sektor pariwisata menjadi salah satu sektor
penyumbang pendapatan terbesar pagi Provinsi Bali.

Melihat potensi terbesar Bali adalah keindahan alam dan


keanekaragaman budayanya, maka hal tersebut perlu untuk
dikembangkan seiring dengan berkembangnya pariwisata di Bali.
Sampai saat ini, budaya Bali, salah satunya adalah keseniannya
memang sudah dikembangkan dan menjadi salah satu alat penarik
minat wisatawan. Contohnya adalah tari kecak yang biasa
dipertunjukan di daerah Uluwatu. Pengunjung yang datang harus
membayar untuk menikmati Tari Kecak dan wisata ini dikelola oleh
masyarakat di Desa Adat setempat. Hal yang serupa juga dilakukan
di Puri Ubud, Gianyar. Puri Ubud pada hari-hari tertentu menyajikan
pertunjukan tari-tarian tradisional Bali yang menarik minat
wisatawan.

Pengembangan potensi seperti itu tentu memberi banyak


manfaat, baik bagi masyarakat desa setempat ataupun pemerintah
daerah. Masyarakat diberikan peluang berupa kesempatan kerja. Di

1
Uluwatu misalnya, pertunjukan tari kecak tersebut dilaksanakan
secara rutin dan dalam satu kali pentasnya memerlukan penari dan
kru yang cukup banyak, perias wajah dan tata busana, dan
kesempatan kerja lain seperti berdagang di sekitar areal tempat
pertunjukan. Selain itu adanya wisata yang mengembangkan potensi
budaya dan kesenian di Bali akan secara tidak langsung membuat
masyrakat Bali tetap melestarikan Budaya dan kesenian yang
dimiliki. Apalagi di era globalisasi ini yang cenderung melupakan
budaya lokal dan malah mengikuti budaya-budaya asing yang masuk
ke Indonesia.

Beragamnya budaya dan kesenian Bali tentunya perlu untuk


dipertahankan kelestariannya. Hal ini dilakukan agar keragaman yang
dimiliki Bali tidak tergerus oleh budaya asing yang masuk ke Bali.
Masyrakat Bali malah belum mengetahui sepenuhnya apa saja ragam
budaya dan kesenian yang dimilikinya. Contoh salah satu kesenian
bela diri Bali yang unik adalah Mepantigan. Mepantigan adalah
bentuk seni bela diri tradisional Bali yang melibatkan teknik fisik
mirip dengan yang ditemukan dalam seni bela diri tradisi di seluruh
dunia. Namun, seni bela diri tradisional Bali ini justru lebih redup
pamornya dibandingkan karate dan taekwondo yang berasal dari luar
negeri. Selain itu masih banyak kesenian dan budaya Bali lainnya
yang sangat berpotensi untuk dikembangkan dan diperkenalkan
kepada seluruh masyrakat di Bali khususnya dan di Mancanegara
pada umumnya.

Berdasarkan pemaparan tersebut, saya tertarik untuk membuat


sebuah ide bisnis pariwisata yang dapat menampung berbagai
macam kesenian dan kebudayaan Bali dan dapat menjadi wadah
untuk memperkenalkannya kepada dunia melalui obyek wisata
‘Rumah Budaya Bali’. Rumah Budaya Bali ini dibuat agar masyarakat
terutama generasi muda mulai belajar, atau paling tidak memiliki
perhatian terhadap kesenian khas Bali.

2
B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan proposal bisnis pariwisata ini adalah sebagai


berikut :

1. Untuk memberi inovasi baru dalam bidang pariwisata.

2. Untuk memberi informasi dan membantu upaya pelestarian


budaya Bali.

3. Untuk mendapat keuntungan maksimal dari beroperasinya bisnis


ini.

4. Untuk menambah pendapatan di sektor pariwisata dengan jenis


wisata baru yang belum pernah dikembangkan sebelumnya.

BAB II DESKRIPSI USAHA

2.1 Deskripsi Ide Pariwisata

Rumah Budaya dan Seni Bali ini adalah bisnis yang bergerak di sektor
pariwisata yang merupakan inovasi baru pariwisata di Bali. Tujuan dari bisnis
ini tentu untuk memperkenalkan wisata baru yang menarik dan tentunya
bermanfaat bagi masyarakat. Bisnis pariwisata ini memadukan pariwisata yang
berkembang di Bali dengan Budaya dan kesenian khas Bali yang beragam dan
memiliki kunikan tersendiri. Bisnis ini dikembangkan bukan hanya untuk
memperoleh keuntungan namun juga sebagai upaya untuk melestarikan
budaya dan kesenian Bali agar tidak terlupakan oleh gnerasi muda.

Ketertarikan untuk membangun bisnis ini adalah karena banyak bisnis di


sektor pariwisata yang berkembang saat ini cederung merupakan bisnis
pariwisata yang bersifat modern dan memiliki unsur budaya asing yang
melekat, seperti café, diskotik dan hiburan malam lainnya. Padahal tidak jarang
juga wisatawan yang ingin mengetahui adat istiadat, kebudayaan dan seni

3
yang ada di Bali. Selain itu, fenomena dimana masyarakat khususnya generasi
muda justru mengikuti arus modernisasi tersebut sampai melupakan budaya
dan kesenian Bali. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat dengan sedikitnya generasi
muda yang tertarik menarikan tarian tradisional. Kebanyakan generasi muda
justru lebih bangga menari modern.

Untuk itu, melalui bisnis pariwisata yang saya kembangkan ini diharapkan
mampu membawa rasa kepedulian dan kecintaan, utamanya generasi muda
dan para wisatawan, untuk ikut melestarikan kebudayaan dan kesenian
tradisonal Indonesia, khususnya di Bali. Rumah Budaya ini menjadi media
untuk memperkenakan budaya Bali yang terlupakan dan mungkin masih belum
dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Sehingga kemudian akan mampu
menumbuhkan rasa kecintaan dan melestarikan budaya tersebut agar tidak
tergerus oleh arus globalisasi yang cukup cepat.

Konsep dari bisnis pariwisata Rumah Budaya Bali ini adalah berbagai
pertunjukan atau pementasan kebudayaan khas Bali. Dalam hal ini
kebudayaan Bali yang disajikan adalah Tarian Tradisional dan Mepantigan.
Tarian tradisional khas Bali yang dipentaskan adalah tarian yang khusus
dipentaskan untuk menyambut tamu dan acara pergelaran tertentu.
Sedangkan, budaya lain yang dipertunjukan adalah Mepantigan yaitu suatu
seni bela diri khas Bali. Seni bela diri mepantigan ini adalah seni bela diri yang
diciptakan oleh seniman bela diri asal Bali, I Putu Winset Widjaya, yang
mengambil gerakan pencak kuno Bali sebagai dasarnya.

Dalam bagian deskripsi ide pariwisata ini, akan dijelaskan secara lebih
terperinci mengenai Mepantigan karena masyarakat cenderung kurang
mengetahui mengenai seni bela diri ini. Secara teknis, Mepantigan dilakukan
oleh dua orang petarung di arena Mepantigan yang biasanya digunakan
kubangan lumpur sebagai arenanya. Mepantigan dipimpin oleh seorang wasit.
Di pinggir lapangan lumpur duduk beberapa juri. Satu pertandingan
berlangsung dua ronde, setiap ronde memiliki durasi tiga menit. Pengatur
waktunya terbuat dari bambu berisi air yang memancur. Bila air di bambu
habis, maka habis pula waktu satu ronde. Meski belum banyak dikenal, namun
mepantigan sudah diikutsertakan dalam kejuaraan dunia.

4
2.2 Analisis SWOT

1. Strenght

Keunggulan obyek wisata ini adalah adanya unsur rekreasi yang


dipadukan dengan unsur edukasi atau pembelajaran mengenai kesenian
dan kebudayaan Bali. Obyek wisata ini memberi wawasan dan imbauan
kepada wisatawan dan masyarakat Bali untuk menjaga keajegan Budaya
Bali. Wisatawan dapat menikmati pertunjukan berupa tari-tarian dan
gambelan khas Bali serta seni bela diri Mepantigan yang merupakan seni
Bela diri asal Bali. Bukan hanya sekedar menonton pertunjukan saja,
Rumah Budaya juga membuka kesempatan bagi pengunjung yang ingin
belajar menari Bali. Rumah Budaya mengajak banjar adat yang ada di Bali
untuk ikut serta dalam pertunjukan, misalnya ikut menyumbang pertunjukan
baik tari tradisional ataupun tari kotemporer dan kesenian khas Bali
lainnya. Dengan mengikutsertakan Banjar Adat Bali tentu akan
meningkatkan rasa kepedulian terhadap kebudayaan Bali.

2. Weakness

Obyek wisata ini juga memiliki beberapa kelemahan. Obyek wisata ini
memerlukan cukup banyak ahli seni dan kebudayaan Bali untuk ikut serta

5
dalam mengatur dan menjalankan wisata ini. Hal tersebut diperlukan untuk
memberi arahan kepada para penari hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dipertontonkan mengingat tari tradisional Bali banyak yang bersifat sakral.
Selain itu, perlu banyak seniman Bali yang menguasai berbagai jenis tarian
dan gambelan Bali.

3. Opportunity

Sedikitnya jumlah obyek wisata yang bersifat mengedukasi dan memiliki


unsur kebudayaan yang sangat kental di Bali. Hadirnya obyek wisata
Rumah Budaya ini memiliki peluang dan prospek yang besar untuk
berkembang. Apalagi minat wisatawan asing maupun lokal terhadap
kebudayaan Bali cukup tinggi.

4. Threats

Obyek Wisata Rumah Budaya ini masih baru memasuki sektor pariwisata
sehingga tentu akan menghadapi berbagai ancaman dari obyek wisata lain
yang sudah terlebih dahulu memasuki sektor pariwisata yang mengusung
tema yang sama seperti Tari Kecak yang ada di Uluwatu dan Pertunjukan
Seni yang biasanya di gelar di Puri Ubud, Gianyar.

2.3 Dampak Usaha

Dampak usaha ini dalam bidang ekonomi tentunya mampu


menghasilkan keuntungan dari hasil penjualan yang diperoleh, baik
keuntungan pribadi atau keuntungan pendapatan lain di sektor pariwisata.
Selain itu, berkembangnya usaha dengan mengambil tema kebudayaan Bali ini
dapat menjadi salah satu upaya untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan
Bali yang sudah semakin jarang dipelajari oleh masyarakat Bali khususnya,
padahal apabila dikembangkan hal tersebut dapat memberi keuntungan dan
nilai tambah bagi masyarakat.

Dengan mengajak Desa dan Banjar Adat untuk ikut serta dalam
pertunjukan juga membuka pintu yang lebar bagi masyarakat untuk kembali

6
mencintai budaya Bali, bukan sekedar untuk dinikmati namun juga untuk
digunakan dan dilestarikan.

BAB III ANALISA PRODUK DAN JASA

3.1 Jenis Produk/Jasa

Jenis bisnis ini adalah bisnis jasa yang bergerak di sektor pariwisata.
Jasa yang diberikan adalah berupa atraksi wisata yaitu tari Bali dan seni
bela   diri   tradisional   khas   Bali.   Obyek   wisata   ini   menggabungkan   tiga
unsur penting yaitu rekreasi atau hiburan, edukasi dan budaya. 

3.2 Nama dan Karakteristik Produk/Jasa

Nama  : Rumah Budaya Bali

Karakteristik :

1. Bisnis ini merupakan bisnis jasa di bidang pariwisata yang mengedukasi
dan memberi hiburan bagi wisatawan.

7
2. Bisnis ini menawarkan harga yang terjangkau bagi berbagai kalangan.

3. Bisnis ini merupakan inovasi baru yang masih sedikit jumlahnya di Bali

4. Bisnis ini merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kebudayaan
Bali

3.3 Keunggulan dan Keunikan 

 Keunggulan : Tersedia   berbagai   fasilitas   dalam   satu


tempat yang memudahkan pengunjung.
  Keunikan : Menggabungkan   antara   rekreasi,   budaya   dan
edukasi serta menyajikannya dalam suatu pertunjukan serta
membuka   kesempatan   untuk   berlatih   kesenian   khas   Bali.
Adanya   satu   pertunjukan   seni   bela   diri   khas   Bali   yaitu
Mepantigan yang masih sangat sedikit yang mengetahui. 

BAB IV RENCANA PEMASARAN

4.1 Target Konsumen

Target konsumen dari Rumah Budaya Bali adalah masyarakat


Bali baik golongan atas atau menegah dan wisatawan asing serta
domestik yang berkunjung ke Bali. Oleh karena tiket menonton
pertunjukan termasuk dalam kategori terjangkau, masyarakat umum
tentu dapat menikmati fasilitas-fasilitas tersebut.

4.2 Media Pemasaran


Promosi yang kami lakukan untuk menarik minat pengunjung
adalah melalui media-media sebagai berikut :

8
a. Media Social
Media social merupakan salah satu media yang strategis untuk
mempromosikan obyek wisata ini. Di jaman globalisasi ini, hampir
seluruh masyarakat menggunakan social network melalui internet
khususnya, baik untuk mengakses informasi atau berhubungan
dengan orang lain. Selain itu, kami membuat website resmi yang
dapat dikunjungi agar masyarakat dapat mengetahui informasi
mengenai fasilitas dan jadwal pertunjukan atau pementasan apa
saja yang akan diselenggarakan sehingga pengunjung tertarik
untuk datang berkunjung. Selain itu media sosial lebih efektif
digunakan karena dapat diakses dimana saja dan kapan saja tidak
terbatas ruang dan waktu.

b. Travel Agency
Selain sosial media Rumah Budaya Bali juga melakukan promosi
melalui Travel agency dengan cara bekerja sama dengan agen
travel untuk memasukkan Rumah Budaya Bali ke dalam paket
wisata yang mereka tawarkan kepada pelanggan mereka. Travel
agen yang kami pilih untuk bekerjasama tentunya harus
terpercaya dan juga sudah berpengalaman di bidangnya. Hal ini
dilakukan untuk menghindari praktik kejahatan yang
kemungkinan akan berpengaruh terhadap Rumah Budaya Bali.

9
c. Iklan TV

Promosi melalui televisi dilakukan dengan cara membuat sebuah


iklan yang menampilkan obyek wisata ini secara menarik dan
menampilkannya di stasiun TV lokal setempat. Iklan dibuat
dengan menarik agar masyarakat tertarik untuk berkunjung ke
obyek wisata Rumah Budaya. Selain itu, dicantumkan pula jadwal
pementasan yang akan berlangsung setiap minggunya.

4.3 Bauran Pemasaran


1. Produk/Jasa

Obyek wisata yang ingin kami kembangkan adalah obyek wisata


rekreasi dan edukasi dengan nama Rumah Budaya Bali. Sesuai
dengan namanya, obyek wisata ini menawarkan jasa hiburan
berupa tarian tradisional khas Bali dan seni bela diri Mepantigan
yang sudah sangat jarang dilakukan di Bali. Untuk mendukung
berkembangnya obyek wisata ini, terdapat berbagai fasilitas yang
disediakan. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain :

10
Mepantigan adalah bentuk seni bela diri
tradisional Bali. Peserta memakai seragam
yang terdiri dari pakaian tradisional Bali, yaitu
kain dililitkan seperti celana dan Udeng untuk
bagian kepala jika bertanding atau pertunjukan.
Pertunjukan dilakukan di ruangan terbuka
(biasanya di arena yang berlumpur untuk
menghindari cidera akibat benturan).

Selain Mepantigan, kesenian khas Bali yang


dipentaskan adalah Tari Bali diantaranya Tari
Kecak, Tari Barong, Tari Cendrawasih, Tari
Oleg, Tari Topeng, Tari Janger, Joged
Bumbung dan berbagai jenis tari Bali lain
yang khusus untuk dipentaskan dan
menyambut tamu.

Gamelan Bali merupakan salah satu


pertunjukan yang dipentaskan di Rumah
Budaya. Selain menjadi pengiring dalam
tarian Bali, gamelan juga dipentaskan secara
tersendiri atau instrumental (Gong Kebyar).
Paduan bunyi alat music Bali yang indah
menjadi salah satu produk dari Rumah Budaya
dan Seni Bali.

Rumah Budaya Bali juga menyediakan Food


Court dengan menu makanan khas Bali dan
Indonesia. Keunikan yang dimiliki Bali salah
satunya adalah makanannya seperti Laklak, Rujak
Kuah Pindang, Betutu dan lainnya. Tentu
penjualan makanan berupa Babi akan dipisahkan
tempatnya mengingat target konsumen juga
wisatawan domestik yang mungkin berasal dari
luar Bali yang tidak mengkonsumsi Babi. Hal ini
salah satu bentuk toleransi antar umat beragama.

11
Rumah Budaya Bali juga menyediakan
tempat berbelanja berupa Art Shop. Kerajinan
tangan khas Bali merupakan salah satu
kesenian yang dimiliki oleh Bali. Wisatawan
dapat menonton pertunjukan sekaligus
membeli oleh-oleh khas Bali di satu tempat.
Masyarakat sekitar yang memiliki bisnis
kerajinan tangan dapat ikut berpartisipasi
membuka toko di Obyek wisata ini.

Rumah Budaya juga membuka kursus menari


Bali bagi masyarakat lokal, domestik ataupun
mancanegara yang ingin belajar menari tari
Bali. Fasilitas ini merupakan salah satu
bentuk kepedulian terhadap kelestarian Tari
Bali dan sekaligus mengajak masyarakat,
khususnya masyarakat Bali untuk menekuni
kembali Tari Bali. Peserta kursus dapat tampil
dalam pementasan apabila dinilai sudah baik.

2. Place

Obyek wisata ini terletak di Kabupaten Gianyar. Dipilihnya


kabupaten ini adalah untuk tetap menciptakan suasana pedesaan
yang asri dan nyaman untuk berlibur dan rekreasi. Selain itu
Kabupaten Gianyar dikenal juga sebagai Kabupaten yang memiliki
nilai seni yang tinggi dan banyak sekali kesenian khas Bali yang
masih berkembang di Gianyar.

3. Price
Harga yang ditawarkan untuk pengunjung menikmati fasilitas
yang tersedia di Rumah Budaya adalah sebagai berikut :
Tiket Menonton Pertunjukan
- Pengunjung Domestik : Rp. 50.000/orang/1x pertunjukan

12
- Pengunjung Mancanegara : Rp. 120.000/orang/1x
pertunjukan

4. Relation
Dalam upaya peningkatan fasilitas dan pemasaran atau promosi,
Rumah Budaya Bali bekerja sama dengan berbagai pihak,
diantaranya :
1. Agen Travel
Rumah Budaya bekerja sama dengan agen travel yang
memiliki reputasi yang cukup baik sekaligus menjadi tempat
untuk memasarkan jasa. Wisatawan yang menggunakan jasa
agen travel tersebut akan diarahkan untuk berkunjung ke
Rumah Budaya.
2. Sekolah
Rumah Budaya Bali juga bekerja sama dengan sekolah-
sekolah dan perguruan tinggi, khususnya yang mendalami
mengenai kesenian, seperti SMK Jurusan Kesenian (SMK 5
Denpasar) dan ISI (Institut Seni Indonesia). Hal ini
dimaksudkan agar Rumah Budaya menjadi salah satu wadah
untuk mengembangkan minat dan bakat generasi muda.
Selain itu juga dapat menjadi pedoman dan referensi dalam
proses pembelajaran.
3. Desa Adat di Bali
Kerjasama dengan Desa Adat di Bali dilakukan dengan
mengundang Teruna-Teruni Banjar bersangkutan untuk ikut
tampil dalam pementasan dengan menyajikan kesenian khas
Bali. Hal ini secara tidak langsung dapat memotivasi generasi
muda untuk belajar dan tetap melestarikan budaya dan
kesenian khas Bali.
4. Usaha Penyewaan Kostum dan Perias Wajah
Kerjasama dengan usaha penyewaan Kostum tari dan perias
wajah dilakukan agar dalam beroperasinya Rumah Budaya ini

13
dapat dijalankan dengan lebih efektif dan efisien. Apabila
Rumah Budaya memiliki perias wajah dan kostum tari sendiri
akan lebih menghemat biaya dan akan lebih cepat proses
persiapannya.

BAB V RENCANA OPERASIONAL

5.1 Ilustrasi Wisata

Rencana operasioanal saat Rumah Budaya ini beroperasi dapat


dijelaskan secara singkat dengan membuat ilustrasi wisata. Ilustrasi
wisata ini menggambarkan rute-rute atau teknis yang akan dilalui
oleh wisatawan bila berkunjung ke Rumah Budaya Bali. Berikut
merupakan harga tiket masuk :

Harga Tiket

1. Tiket Menonton Pertunjukan


a. Wisatawan Domestik : Rp.
50.000
b. Wisatawan Mancanegara : Rp.

Terdapat perbedaan harga antara wisatawan domestic dengan


wisatawan mancanegara. Hal tersebut dilakukan karena adanya

14
perbedaan nilai mata uang antara mata uang luar negeri dengan
mata uang Indonesia. Rute yang dialui pengunjung saat berkunjung
ke objek wisata Rumah Budaya Bali adalah pengunjung yang datang
diarahkan trlebi dahulu ke tempat penjualan tiket dan memilih
pertunjukan yang diinginkan. Setelah membayar tiket, pengunjung
diarahkan untuk menuju ke panggung tempat pertunjukan di gelar.
Sembari menunggu pertunjukan dimulai, pengunjung dapat
menikmati berbagai fasilitas yang disediakan seperti food court, Art
shop atau berfoto-foto disekitar area obyek wisata. Rute-rute tersebut
dapat dijelaskan secara singkat melalui skema sebagai berikut :

Pengunjung dapat mendaftar untuk


Pengunjung memilih mengikuti kursus kesenian Bali
pertunjukan yang ingin ditonton

Pengunjung membeli
tiket masuk

Pengunjung dapat menikmati


makanan khas Bali dan Indonesia

15
BAB VI MANAJEMEN

6.1 Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas

Untuk memudahkan dalam mengoperasikan objek wisata ini


maka dibentuk sebuah struktur organisasi. Struktur organisasi ini
dibuat untuk memudahkan pekerjaan karyawan. Dengan
terstrukturnya tugas kerja maka objek wisata ini akan dapat
beroperasi dengan baik dan memuaskan. Struktur organisasi dalam
menjalankan Rumah Budaya Bali secara umum adalah sebagai
berikut :

GENERAL
MANAGER

MANAGER MANAGER MANAGER


PERSONA KEUANGA PEMASAR
LIA N16 AN
Deskripsi tugas dan tanggung jawab dari skema organisasi yang dibentuk
di atas adalah sebagai berikut :

 General Manager atau Manager Umum memiliki tugas untuk


mengarahkan, mengawasi, serta mengevaluasi kegiatan yang
dilakukan oleh semua manager yaitu manager personalia, manager
keuangan, dan manager pemasaran. General Manager yang
bertanggungjawab secara penuh terhadap setiap keputusan yang
diambil dan berpengaruh terhadap ketiga manager lainnya.

 Manager Personalia memiliki tugas untuk merekrut dan mengawasi


kinerja karyawan Rumah Budaya. Adapun karyawan-karyawan tersebut
antara lain petugas resepsionis dan karyawan yang bertugas di
panggung. Selain itu Manager Personalia juga mengurusi kebutuhan
akan Ahli Budaya, Pekerja Seni dan setiap peserta yang akan tampil
dalam pertunjukan.

 Manager Keuangan memiliki tugas mengawasi kinerja karyawan yang


bertugas dalam pembayaran tiket masuk dan fasilitas lain yang
diperlukan. Selain itu Manager Keuangan melaporkan secara berkala
mengenai penggunaan dan pemasukan kas perusahaan serta
membuat laporan keuangannya. Manager Keuangan juga
memperhatikan masalah pengeluaran dalam pembiayaan berbagai
keperluan lainnya.

 Manager Pemasaran memiliki tugas untuk melakukan promosi obyek


wisata Rumah Budaya agar lebih dikenal oleh wisatawan mancanegara
dan domestic. Pemasaran dapat dilakukan baik melalui media cetak
ataupun elektronik dan melaksanakan tugas lain berkaitan dengan hal
pemasaran.

17
BAB VII RENCANA KEUANGAN

7.1 Analisa Keuangan


1. Sumber Keuangan

Sumber keuangan atau pendanaan dalam membangun obyek


wisata Rumah Budaya Bali adalah bersumber dari Modal pribadi
yaitu sebesar 70% dan investasi pihak swasta sebesar 30%.

2. Perkiraan Pengeluaran Pembangunan

Pembangunan Rumah Budaya ini memiliki dua opsi. Pertama


adalah memanfaatkan bangunan yang sudah ada. Misalnya

18
seperti Puri Ubud di Gianyar yang sekalius menjadi tempat
pertunjukan. Bangunan yang dipergunakan adalah melalui
kerjasama dengan pihak Puri atau rumah tradisional Bali di
Gianyar ataupun Pemerintah Kabupaten Gianyar. Rumah
tradisional Bali dipilih karena secara umum rumah tradisional Bali
memiliki arsitektur yang unik dan menunjukkan unsure budaya
Bali. Kemudian, yang menjadi pilihan kedua adalah membangun
gedung baru yang dikhususkan untuk obyek wisata Rumah
Budaya. Untuk pilihan pertama hanya menghabiskan biaya untuk
operasional, pengadaan barang dan pemeliharaan saja.
Sedangkan untuk pilihan kedua menghabiskan biaya sebagai
berikut :

No Jenis Pengeluaran Biaya


1 Tanah ± 1 hektar Rp. 6.000.000.000,00
2 Bangunan dan Furniture Rp. 6.000.000.000,00
1. Toilet dan Ruang Ganti
2. Kantor
3. Food Court
4. Panggung Terbuka
5. Panggung Tertutup
6. Lapangan Parkir
3 Biaya lain-lain Rp. 200.000.000,00
Total Biaya Pembangunan Rp. 12.200.000.000
Berdasarkan besar pengeluaran tersebut maka dapat dihitung
besar biaya yang ditanggung oleh masing-masing pihak :

a. Modal Pribadi Rp. 12.200.000.000 x 70% = 8.540.000.000

b. Investasi pihak swasta Rp. 12.200.000.000 x 30% =


3.660.000.000

3. Perkiraan Pendapatan per Bulan dengan Target Minimal


Penjualan

No Jenis Pendapatan Keterangan Jumlah


1 Tiket pertunjukan ( dengan 20 orang wisatawan Rp.

19
estimasi sebanyak 2 domestik x Rp. 60.000.000
pertunjukan setiap harinya) 50.000 x 2 x 30 hari

20 orang wisatawan
mancanegara x Rp.
Rp.
120.000 x 2 x 30 hari
144.000.000

2 Pendapatan Sewa Toko Art Rp.


Shop per bulan (estimasi 12.500.000
pendapatan sewa atas 5 toko
art shop,
@2.500.000/toko/bulan)
3 Pendapatan Sewa Foodcourt Rp.
per bulan (estimasi 15.000.000
pendapatan sewa atas 10
outlet, @Rp.
1.500.000/outlet/bulan)
Total Pendapatan Per Bulan Rp.
231.500.000

4. Perkiraan Pengeluaran Per Bulan Selama Beroperasi

No Jenis Pengeluaran Jumlah


1 Gaji Karyawan Rp. 20.000.000
2 Pemeliharaan Rp. 5.000.000
3 Listrik dan Air Rp. 30.000.000
Total Pengeluaran Rp. 55.000.000

Apabila pembangunan Obyek Wisata Rumah Budaya Bali ini


dilakukan dengan menggunakan pilihan pertama (menggunakan
bangunan yang sudah ada) maka yang perlu dilakukan hanya pembiayaan
pada poin 4 yaitu pengeluaran per bulan selama beroperasi sebesar Rp.
55.000.000 ditambah dengan biaya sewa tempat apabila diperlukan,
namun kondisinya harus disesuaikan dengan bangunan yang ada. Namun
apabila dilakukan dengan membangun gedung baru maka jumlah

20
pengeluaran yang diperlukan adalah biaya operasi ditambah biaya
pembangunan yang sudah dirinci pada poin 2 dan poin 4.

BAB VIII PENUTUP

8.1 Kesimpulan

21
Berdasarkan perencanaan dan konsep yang telah dipaparkan diatas,

maka saya berharap Rumah Budaya Bali ini dapat terealisasikan dengan

lancar dan sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga dapat

memberikan manfaat bagi masyarakat secara umum dan kelestarian budaya

Bali dapat tetap terjaga sejalan dengan berkembangnya sektor pariwisata

di Bali. Terealisasinya pembangunan Rumah Budaya Bali ini kemudian dapat

beroperasi dan mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

22

Anda mungkin juga menyukai